Bagaimana Menumbuh Kembangkan Minat Baca Anak.docx

  • Uploaded by: wahyu ratna
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bagaimana Menumbuh Kembangkan Minat Baca Anak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,757
  • Pages: 5
BAGAIMANA MENUMBUH KEMBANGKAN MINAT BACA ANAK A. Latar Belakang Wajah dunia dalam era kesejagatan sekarang ini banyak mengalami perubahan, yang terjadi karena pengaruh revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup dahsyat. Sebagai contoh, publikasi ilmiah yang dihasilkan revolusi iptek dewasa ini saja mencapai lebih dari 6 juta buah pertahun, yang berarti sekitar 17.000 buah perhari (Doddy Tisna Amijaya, 1988). Sementara itu Bambang Hidayat mengungkapkan bahwa dahulu teknologi dan kepatalisme memerlukan waktu 150 tahun yakni dari tahun 1750 hingga tahun 1900 untuk dapat mencengkram dunia dan menciptakan warna peradaban masa itu. Akan tetapi sekarang , apalagi di masa depan, perubahan peradaban zaman digerakkan oleh Iptek (selaku mesin pemacu modal dan pasar dunia ) dengan semakin radikal. Kedua informasi tersebut di atas mengisyaratkan bahwa revolusi Iptek telah mengantarkan umat manusia di segenap penjuru dunia ke situasi perkembangan global, yang pada akhirnya secara bertahap, akan membawanya ke terbentuknya masyarakat informasi. Situasi demikian harus di antisipasi sejak dini khususnya oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia . Situasi perkembangan global tersebut telah menghadirkan tantangan berat karena dinamika revolusi Iptek itu tidak pernah kompromistis terhadap sistemsistem pendidikan terutama di negaranegara yang sedang berkembang. Akibatnya terjadilah ketimpangan akselerasi antara revolusi Iptek dan

perkembangna dunia pendidikan. Namun demikian bahwa hal ini tidak perlu disesali karena semua itu terjadi secara alamiah dan ilmiah, sehingga visi dan misi kita kedepan harus tetap konsisten. Yaitu, bagaimana kita menghasilkan sumber daya menusia (SDM) yang memiliki komitmen dan motivasi yang besar serta kemampuan untuk mencari , menerima, mengolah, menemukan, memproduksi, mereproduksi, memanfaatkan, dan mengembangkan informasi untuk kesejahteraan dan perdamaian dunia. Sebuah tantangan yang menggelitik, agar dunia pendidikan di negeri ini terus menggeliat dan berputar cepat pada sumbu utamanya yang bernama pembelajaran. Pada sisi lain, dunia pendidikan kita masih dihadapkan dengan suatu kondisi masif tentang kurangnya gairah dan kemampuan para subyek didik untuk mencari, menggali, menemukan, mengolah, memanfaatkan dan mengembangkan informasi. Salah satu sebab etiologisnya yaitu lemahnya minat baca mereka. Inilah yang perlu dicermati perkembangannya serta diupakakan alternatif solusinya. B. Penumbuhankembangan Minat Baca Anak melalui Pembelajaran di Sekolah Minat merupakan salah satu disposisi (kecenderungan) individu yang berdasar pada kesenangan dan hasrat yang selalu timbul untuk memiliki atau melakukan sesuatu. Minat seseorang menimbulkan motivasi untuk mendapatkan atau melakukan apa yang diminatinya. Besar

atau kecilnya minat yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu berpengaruh pada kuat atau lemahnya motivasi yang dimilikinya. Dengan demikian, minat baca seorang siswa akan mempengaruhi motivasinya untuk membaca. Sementara itu apabila minat baca siswa dilihat sari segi obyeknya yakni bacaan yang diminatinya tentu ada beberapa macam yang dapat diketahui dalam kehidupan sehari- hari. Dalam hal ini ada anak yang berminat untuk membaca karangan-karangan fiksi dan ada yang berminat untuk membaca karangan non fiksi. Ada pula anak yang berminat membaca kedua-duanya. Bahkan pula anak yang berminat membaca kedua-duanya. Bahkan ada anak yang mempunyai minat yang lebih spesifik lagi, yang hanya tertuju pada suatu jenis buku atau bahan bacaan , atau media cetak tertentu. Minat baca anak lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman atau lesson learnt yang telah diperoleh dari lingkungan baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lingkungan pendidikan tersebut, lingkungan yang di pandang lebih potensial untuk menumbuhkembangkan minat baca anak adalah lingkungan pendidikan, terutama yang dikelola melalui jalur persekolahan. Akan tetapi persoalannya adalah lingkungan pendidikan sekolah yang bagaimana yang dapat menumbuhkembangkan minat baca anak?Tentunya adalah sekolah yang didalamnya tercipta situasi pembelajaran yang menyenagkan (Joyful), menumbuhkembangkan rasa ingin tahu (curiosity), mengaktifkan siswa, memberi kesempatan kepada mereka untuk berpikir kritis dan logis serta untuk mengembangkan kreativitasnya, dan yang memungkinkan mereka belajar secara efektif. Mengapa demikian?

Bagaimana pula menciptakan situasi pembelajaran seperti itu sehingga berdampak positif terhadap minat baca anak? Pertama, pembelajaran yang menyenangkan, yang dibangun guru melalui komunikasi awal yang baik dengan ekspresi wajahnya yang tulus dan menyenangkan, melalui cerita menarik, ataupun humor yang segar, penampilan gambar yang menarik, atau penggunaan alat peraga lain yang mengasyikkan siswa, pemberian perhatian kepada mereka dan pemberian reinforcement (penguatan) terhadap jawaban atau respons siswa, semuanya dapat menstimulasi dan meningkatkan minat baca siswa. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Untuk menelusurinya memang tidak mudah, tetapi bila diperhatikan cermat , keterkaitan antara pembelajaran yang menyenang-kan semacam itu dan minat baca siswa akan terlihat. Efek kinerja guru yang menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan terhadap minat baca siswa bersumber pada komponenkomponen sikap, pengetahuan, keterampilan, perbuatan atau perlakuan guru tersebut terhadap siswa. Guru yang mempunyai komitmen dan totlitas pengabdian yang besar akan berupaya memberikan perhatian yang sebaikbaiknya kepada para siswanya. Oleh sebab itu ketika ia mulai mengajar, ia berusaha membangun komunikasi awal yang menyenangkan secara tulus dan sungguh-sungguh. Selanjutnya ketika memasuki tahap kegiatan inti, ia mengajar dengan diselingi humor dan memberikan perhatian yang baik, tulus, dan proposional/didaktis kepada siswasiswanya, termasuk ketika memberikan reinforcement positif (misalnya pujian) terhadap respons siswa atau perilakunya yang baik. Sikap guru yang demikian ,apalagi disertai empatinya yang besar akan dapat menumbuhkan perasaanperasaan simpati siswa terhadapnya,

bahkan perasaan sayang siswa ini akan memperkuat hubungan batin kedua pihak yang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini turut memperbesar kewibawaan guru dan kepatuhan sejati siswa sehingga dalam diri siswa timbul kesediaan atau kerelaan untuk menerima dan melaksanakan tugastugas belajar dari gurunya dengan sungguh-sungguh termasuk tugas membaca ataupun tugas lain yang harus diselesaikan dengan membaca buku atau bahan lain yang diperlukan . Bahkan apabila seorang siswa mendapat pujian (positif reinforcement) dari guru mengenai kinerjanya baik yang bersifat lisan, tertulis, ataupun kegiatan yang berbasis pada hasil kegiatan membaca, maka siswa tersebut akan cenderung mengulangi atau memperkuatnya dengan lebih banyak dan lebih tekun membaca. Selain pengaruh sikap guru,penguasaan pengetahuan dan keterampilan guru yang ”terlihat” dan diakui oleh siswa-siswanya ketika ia bercerita (apalagi dengan mengungkapkan buku sumber ceritanya), atau ketika ia membelajarkan siswa-siswanya melalui ceramah, demonstrasi, eksperiment, atau pemecahan masalah juga dapat berdampak posituif terhadap penumbuhkembangan minat baca siswa. Fenomena kinerja guru yang kualitasnya diketahui dan diakui para siswa, apalagi pembelajaran yang dikelolanya itu menyenangkan , bahkan mengasyikkan mereka, dan pada gilirannya menumbuhkembangkan rasa ingin tahu mereka, tentu hal ini akan mendorong mereka untuk mencari sumber cerita, penjelasan guru, dan sumber pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan percobaan atau investigasi sederhana yang mereka lakukan. Curiosity tersebut merupakan generator yang mampu menggerakkan “ raksasa tidur” yang bernama otak, menjadi energi yang dahsyat dalam

pengembangan karir akademis siswa yang termotivasi secara intrinsik untuk membaca, dan membaca!. Sementara itu secara teknis operasional, Guru dapat juga menumbuhkembangkan minat baca siswa melalui pemberian latihan membaca (untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa), mengarang, membuat ringkasan atau rangkuman, atau membahas suatu masalah baik secara individual maupun kelompok. Pemberian tugas demikian harus diiringi dengan kontrol, pemberian bimbingan dan reinforcement. Dengan demikian hasil pekerjaan siswapun tidak cukup hanya dengan diberi skor semata-mata tetapi juga dikoreksi dengan teliti dan di beri komentar serta pujian dan bahkan cara memper-baiki atau menyempurnakannya. Lebih dari itu, hasil tersebut diinformasikan atau dikembalikan kepada siswa-siswa sebagai feedback (umpan balik) bagi mereka. Bahkan beberapa hasil tertulis siswa dapat dipajang atau ditampilkan di kelas. Beberapa cara yang di sebut terakhir merupakan salah satu bentuk penerapan perinsip rewards ( Imbalan) and punishment (hukuman). Keduanya harus diterapkan secara adil sesuai dengan kualitas , sikap dan kinerja siswa serta hasil kerjanya. Cara lain yang bisa dilakukan seorang guru adalah memberikan teladan kepada pada siswanya. Keteladanannya dapat dimanifestasikan antara lain melalui penguasaan materi pembelajaran secara mantap, penyajian cerita yang jelas dan menarik , dan kerajinan serta ketekunannya untuk membaca. Di samping itu ia pun dapat menampilkan atau memberi contoh anak-anak yang sukses dalam belajar atau tokoh-tokoh dunia yang prestasi besarnya tercapai berkat kerajinan, Ketekunan dan kepandaiannya dalam membaca.

Terakhir , Yang tak kalah pentingnya yaitu hendaknya pengelola dan stakeholder sekolah,khususnya komite sekolah menyediakan bukubuku bacaan yang menarik , bermakna, dan bervariasi dengan demikian minat baca siswa yang berbeda-beda dapat terlayani dengan baik. C.Menumbuhkembangkan Minat Baca Anak di Rumah Penumbuhkembangan minat baca anak tidak cukup dilakukan hanya oleh guru disekolah saja. Upaya ini perlu mendapat dukungan dari pihak keluarga di rumah, terutama orangtua siswa.Perlu ada partnership (kemitraan) antara guru dan orangtua dalam pembinaan pendidikan anak. Dengan demikian apabila ada tugas-tugas (PR dsb) bagi siswa untuk membaca, mengarang, membuat ringkasan, dan tugas lain yang harus diselesaikan melalui kegiatan membaca, maka seyogyanya orangtua memperhatikan, menyediakan sarana belajar (bagi orangtua yang mampu), serta memberikan dorongan dan bimbingan kepada anak mereka. Mereka hendaknya mengontrol anak pada waktu belajar yang terbaik baginya baik pagi, siang, petang, ataupun malam.Bahkan situasi penerangan, ventilasi, sikap duduk anak, jarak mata, dan buku yang dibacanya , diperhatikan orangtua. Dengan melakukan kontrol demikian , orangtua dapat menentukan, tindakan apa yang perlu dilakukannya terhadap anak agar ia dapat membaca dengan baik. Pada saat itulah orangtua dapat melakukan semacam “progress check” terhadap anak. Untuk itu bagi orang tua yang menguasai substansi yang terkandung dalam buku atau bahan lain yang dibaca anak serta menguasai keterampilan membaca yang baik dan mampu membelajarkan anak, mereka

dapat memberikan bimbingan secara langsung kepadanya. Sebaliknya, bila orangtua tidak dapat berbuat demikian , maka sekurang-kurangnya mereka memberikan dorongan kepada anaknya. Sementara itu, dalam rangka menjalankan prinsip dan upaya kemitraan untuk membina minat baca anak , orangtua dapat pula mendelegasikan wewenang dan tugas mereka kepada anggota-anggota keluarga lainnya, misalnya kakak, paman, atau bibi yang serumah dengan anak itu serta layak untuk melakukannya. Cara lain yang dapat ditempuh oleh orang tua, yaitu menyediakan buku-buku pelajaran atau buku-buku bacaan yang relevan dan menarik. Ini tentunya bagi orangtua yang mampu. Bagi yang tidak atau kurang mampu mereka dapat memberikan dorongan, saran, ataupun perintah untuk meminjam buku atau bacaan lain ke perpustakaan sekolah atau perpustakaan lain, atau kepada temannya. Kiat yang dapat di tempuh oleh orang tua adalah memberikan keteladanan kepada anak yakni mereka sendiri rajin membaca, mereka dapat juga menggerakkan anak-anak mereka yang lain untuk membaca (belajar). Disamping itu orangtua dapat juga menggunakan teknik rewards and punishment (pemberian imbalan dan hukuman ). Imbalan diberikan kepada anak ketika ia berbuat atau berperilaku sesuai dengan yang di kehendaki orangtuanya, misalnya rajin dan tekun membaca imbalan tersebut dapat berupa pujian, hadiah atau penghargaan. Sedangkan hukuman diberikan kepada anak apabila ia berbuat atau berperilaku yang tidak sesuai dengan yang kita kehendaki, misalnya tidak mau mengerjakan PR, tidak mau membaca buku dan sebagainya. Hukuman yang diberikan kepada anak yang tidak mau membaca dapat berupa antara lain

teguran, pemberian tugas membaca, tidak diajak berjalan-jalan, dan lainlain. Akan tetapi yang tidak jelas bahwa pemberian imbalan dan hukuman tersebut harus adil atau proporsional sesuai jenis dan taraf pelanggaran atau perbuatan yang menyimpang dari tujuan , serta karakteristik pribadi siswa. Hal ini berarti bahwa penggunaan keduanya tidak lain dalam rangka mendidik anak

ke arah perubahan kualitatif pada pengetahuan, keterampilan sikap dan perbuatan anak. Akhirnya perlu diingat bahwa pembinaan minat baca anak SD memerlukan kesinambungan pada jenjang pendidikan berikutnya. Disamping itu menumbuhkembangkan minat mereka juga perlu mendapat dukungan dari masyarakat setempat.

Related Documents


More Documents from ""