BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 13 Medan, pelaksanaan pengambilan data direncanakan mulai bulan April 2019 pada tahun ajaran 2018/2019.
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah seluruh data siswa kelas X SMA Negeri 13 Medan yang terdiri dari 8 kelas paralel berjumlah 240 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil dengan cara acak (cluster random sampling) yang terdiri dari 2 kelas yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model discovery learing dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran konvensoinal.
3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Bebas Variabel Bebas (X) yaitu model pembelajaran discovery learning dan model konvensional.
3.3.2. Variabel Terikat Variabel dependen/terikat (Y) dalam penelitian ini yaitu hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Gerak Harmonik Sederhana.
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 3.4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan akibat pengaruh dari βsesuatuβ yang dikenakan pada βsubyekβ yaitu siswa. Pengaruh yang dimaksudkan
adalah hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran yang telah ditentukan dapat dilihat dari hasil jawaban siswa pada tes hasil belajar.
3.4.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Two Group Pretes-Postest. Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberikan perlakuan yang berbeda. Satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan kelas lainnya dijadikan kelas kontrol. Hasil belajar siswa diketahui dengan cara memberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas tersebut, dan kemampuan siswa akan diukur baik sebelum dan sesudah perlakuan yaitu dengan diadakannya pretes dan postest. Design penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Two Group Pretes-Postest Design Kelompok/Kelas
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1
Y
T2
Keterangan : T1 : Pretes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan T2 : Postest diberikan setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol X
: Model pembelajaran discovery learning
Y
: Model pembelajaran konvensional
3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Pretes Pretest pada penelitian ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki siswa mengenai subkonsep Gerak Harmonik Sederhana yang akan dipelajari.
3.5.2. Posttest Posttest pada penelitian ini diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan diberikan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap subkonsep Gerak Harmonik Sederhana yang telah dipelajari. Hasil yang diperoleh sebagai skor posttest akan diambil sebagai hasil belajar kognitif.
3.6. Instrumen Penelitian 3.6.1. Instrumen Tes Hasil Belajar Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa digunakan tes hasil belajar pada materi Gerak Harmonik Sederhana yang terdiri dari 10 soal dalam bentuk esai. Sebelum tes diujikan kepada kelas sampel, terlebih dahulu tes tersebut diuji kevalidannya. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi yang diperiksa oleh tiga orang ahli yaitu dua dosen fisika dan satu guru fisika. Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Gerak Harmonik Sederhana No
Sub Materi
Klasifikasi dan Kategori C1
1
Elastisitas
dan
Jumlah C5
C6
Soal
C2
C3
C4
2
3
2
7
2
3
5
Hukum Hooke 2
Gerak
Harmonik
Sederhana Jumlah Soal
12
Keterangan : C1 = Mengingat
C2 = Memahami
C3 =Mengaplikasikan
C4 = Menganalisis
C5 = Mengevaluasi
C6 = Mencipta
3.7. Uji Validitas Tes Validasi isi adalah pengujian validitas dilakukan atas isinya untuk memastikan apakah butir tes hasil belajar mengukur secara tepat keadaan yang ingin
diukur
(Arikunto,
2012:82).
Validitas
isi
berhubungan
dengan
representativitas sampel butir dari semesta populasi butir. Validitas isi dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu menelaah butir instrumen, meminta pertimbangan ahli, dan analisis korelasi butir total. Dalam penelitian ini, tes hasil belajar dilakukan validitas isi dengan metode meminta pertimbangan ahli yang terdiri dari dua dosen fisika dan satu guru fisika.
3.8. Prosedur Penelitian Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Tahap-tahap persiapan antara lain : a. Berdiskusi dengan dosen pembimbing skripsi dan menentukan masalah, judul, lokasi, dan waktu penelitian. b. Menentukan populasi dan sampel c. Melakukan wawancara dengan guru fisika tentang gambaran proses pembelajaran di kelas (termasuk masalah-masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran) sarana dan prasarana dan hasil belajar siswa. d. Menganalisis hasil wawancara (menjadikan hasil tersebut ke dalam latar belakang masalah). e. Menyusun proposal penelitian RPP, dan instrument tes. f. Berdiskusi dengan dosen pembimbing skripsi mengenai proposal yang sudah disusun. g. Melakukan seminar proposal yang telah disusun.
2. Tahap Pelaksanaan Tahap Pelaksanaan antara lain : a. Melakukan validitas terhadap instrument tes. b. Menentukan kelas eksperimen dan kelas control dari populasi sebagai sampel. c. Melakukan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. d. Melakukan analisa data pretes, yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji t pada kelas control dan kelas eksperimen.
e. Melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning Gerak Harmonik Sederhana pada kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. f. Melakukan post tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. g. Menganalisis data post tes, yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.
Tahap Akhir Penelitian Tahap akhir penelitian adalah penyusunan laporan penelitian, antara lain :
a. Pemeriksaan uji normalitas. b. Pemeriksaan uji homogenitas. c. Pemeriksaan uji hipotesis penelitian. d. Menarik kesimpulan.
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Mulai Melakukan wawancara dan observasi Hasil wawancara dan observasi Menyusun instrumen soal
Uji Validitas
Menentukan Sampel
Pre test yes Uji t
Uji Normalitas dan Homogenitas
Kelas eksperimen dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran discovery
nno
Uji Wilcoxon
Kelas kontrol dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional
Post test Analisis Data Hasil Kesimpulan Selesai
3.9. Teknik Analisis Data 3.9.1. Perhitungan Mean Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, perhitungan skor rata-rata (mean), standar deviasi, dan lainlain. Rumus yang digunakan untuk menghitung mean dalam penelitian ini adalah: π₯Μ
=
βπ₯π π
Keterangan: π₯Μ
= rata β rata hitung yang kita cari. βπ₯π = jumlah semua nilai x yang ada dalam kumpulan itu. n = jumlah seluruh data. (Sudjana, 2005 :67)
3.9.2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji Liliefors. Menurut Sudjana (2005:466) langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Pengamantan x1, x2,.............,xn dijadikan bilangan baku z1,z2,.............,zn dengan menggunakan rumus : π§π =
Keterangan : x = rata-rata nilai hasil belajar s = simpangan baku z = bilangan baku xi = nilai ujian siswa
π₯π β π₯Μ
π
b.
Untuk bilangan baku dihitung dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dan kemudian dihitung peluang dengan rumus : F(zi)= P (z β€ zi)
c.
Selanjutnya menghitung proporsi z1,z2,.............,zn yang lebih kecil atau sama dengan zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka : π(π§π ) =
ππππ¦ππππ¦ππ§1 , π§2 , . . . , π§π yang β€ π§π π
d.
Menghitung selisih F(zi) β S(zi), kemudian menentukan harga mutlaknya.
e.
Ambil dari harga yang paling besar diantara selisih harag-harga mutlak tersebut. Harga terbesar disebut Lhitung. Selanjutnya pada taraf signifikan πΌ = 0,05 dicari harga Ltabel pada daftar niali kritis L untuk uji Liliefors. Kriteria pengujian ini adalah :
Apabila Lhitung < Ltabel maka sampel berdistribusi normal. Apabila Lhitung > Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal. (Sudjana,2005:466)
3.9.3. Uji Homogenitas Agar menaksir dan menguji dapat berlangsung, perlu ditekankan adanya asumsi bahwa kedua populasi memiliki varians yang sama. Oleh karena itu pengujian mengenai kesamaan dua varians perlu untuk dilakukan. Diketahui data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas varians. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: Ho : S12 = S22 atau kedua sampel mempunyai varians yang sama Ha : S12 β S22 atau kedua sampel tidak mempunyai varians yang sama dengan menggunakan rumus: πΉ=
π£ππππππ π‘πππππ ππ π£ππππππ π‘πππππππ 2
S F ο½ 12 S2 Keterangan : 2
S1 =varians dari kelompok besar 2
S 2 =varians dari kelompok kecil
Kriteria pengujian : hipotesis H0 diterima jika F(1οο‘ )( n1 ο1) < F < F1 ο‘ ( n ο1,n ο1) untuk 2
1
2
taraf nyata Ξ±, dimana FΞ² (m,n) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang Ξ², dk pembilang = m dan dk penyebut = n
3.9.4. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Uji kemampuan awal/pretes siswa (uji t dua pihak) Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel. Pengujian ini dilakukan pada saat pengumpulan data tes awal (pretes) Hipotesis yang diuji berbentuk : Μ
Μ
Μ
1 = π Μ
Μ
Μ
2 : kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan Ho :π awalyang sama Μ
Μ
Μ
1 β π Μ
Μ
Μ
2 : kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan H1 :π awal yang berbeda Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesis menggunakan uji t dengan rumus (Sudjana, 2009:239): Μ
Μ
Μ
1 β π Μ
Μ
Μ
2 π
π‘βππ‘π’ππ =
1
1
πβ(π ) + (π ) 1
2
Tetapi jika kedua kelas tidak homogen, maka digunakan : Μ
Μ
Μ
1 β π Μ
Μ
Μ
2 π
π‘βππ‘π’ππ =
π 2
π 2
1
2
πβ( π1 ) + ( π2 ) Di mana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus:
(n1 ο 1) S12 ο« (n2 ο 1) S 22 S ο½ n1 ο« n2 ο 2 2
Dengan t = distribusi t
x1 ο½ nilai rata β rata kelas eksperimen
x 2 ο½ nilai rata β rata kelas kontrol
n 1 = ukuran kelas eksperimen n 2 = ukuran kelas kontrol S 12 = varians kelas eksperimen S 22 = varians kelas kontrol. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika: βπ‘1β1β πΌ
2πΌ
2
dimana π‘1β1β
2πΌ
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 -2) dan peluang (1- 2 ο‘ ) dengan 1
ο‘ ο½ 0,05 . Untuk harga t lainnya Ho ditolak (Sudjana, 2009: 239-240).
Jika analisis data menunjukkan bahwa ο t1ο 1
ο‘
2
οΌ t οΌ t1ο 1
ο‘
, maka hipotesis H0
2
diterima, berarti kemampuan awal siswa pada kelas eksperimensama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol. Dan jika analisis data menunjukkan harga t yang lain, maka H0 ditolak dan terima Ha, berarti kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak samadengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
b. Uji Kemampuan Postest (Uji t satu pihak) Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yaitu model pembelajaran Discovery Learning berbasis eksperimen terhadap hasil belajar siswa pada materi Gerak Harmonik Sederhana. Pengujian ini dilakukan pada saat pengumpulan data tes akhir (postes)
Hipotesis yang diujikan adalah: Μ
Μ
Μ
1 > π Μ
Μ
Μ
2 : model pembelajaran Discovery Learning berbasis eksperimen H1 : π lebih baik daripada pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi Gerak Harmonik Sederhana Apabila data penelitian berdistribusi normal variansinya homogen maka pengujian hipotesis dalam penelitian dilakukan dengan mengunakan uji t dengan rumus (Sudjana, 2009:239):
π‘βππ‘π’ππ =
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
Μ
π1 βπ 2 πβ(
1 1 )+( ) π1 π2
Di mana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus: π=
(π1 β 1)S1 2 + (π2 β 1)S2 2 π1 + π2 β 2
Keterangan: t
= Distribusi t
Μ
Μ
Μ
1 π
= Rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen
Μ
Μ
Μ
2 π
= Rata-rata hasil belajar fisika kelas kontrol
π1
= Jumlah siswa kelas eksperimen
π2
= Jumlah siswa kelas kontrol
π1 2
= Varians kelas eksperimen
π2 2
= Varians kelas kontrol
π2
= Varians dua kelas sampel Kriteria pengujian yang berlaku ialah : terima Ho jika t < t1- ο‘ , dimana t1- ο‘
didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang (t1- ο‘ ) dan ο‘ = 0,05. jika t mempunyai harga-harga lain H0 di tolak, yang berarti model pembelajaran discovery learning berbasis eksperimen dikatakan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu hasil belajar dengan model pembelajaran discovery learning berbasis eksperimen lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Jika analisis data menunjukkan bahwa, π‘ > π‘1ββ atau nilai t hitung yang diperoleh lebih dari π‘1ββ , maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat diambil kesimpulan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar daripada hasil belajar siswa kelas kontrol, maka model discovery learning berbasis eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.