Bab V.doc

  • Uploaded by: Rhyma Ar-Rafik
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab V.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,120
  • Pages: 4
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Tabel Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan untuk mengetahui karakteristik teh dan kopi dapat dilakukan melalui pengamatan secara fisik maupun objektif. Jenis kopi yang digunakan pada praktikum ini adalah kopi robusta dan kopi arabica. Kopi robusta adalah Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengamati bahan melalui pengamatan terhadap bentuk. Langkah pertama yang kami lakukan adalah menggambar bentuk masing – masing buah kopi dan daun teh. Kemudian kami mengukur panjang dan diameter buah kopi menggunakan penggaris atau jangka sorong. Sedangkan untuk teh, kita mengukur luas daun teh menggunakan planimeter. Kemudian kita melakukan pengamatan terhadap warna secara visual. Setelah itu, kami mendiskripsikan warna dari hasil pengamatan kami terhadap buah kopi dan teh. Setelah itu, kami melakukan pengamatan terhadap struktur melintang dan membujur pada buah kopi. Langkah pertama yang kami lakukan adalah membuat irisan melintang dan membujur dari biji kopi. Kemudian kami menggambar penampang melintang dan membujurnya. Selanjutnya kita melakukan pengamatan terhadap aroma pada masing – masing kopi dan teh. Kemudian kami mencatat hasilnya. Sehingga didapat data sebagai berikut: 1) Kopi Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memilki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya. Konsumsi kopi di dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari spesies kopi robusta ( Raharjdo, 2012 ). Di Indonesia kopi mulai dikenal pada tahun 1696, yang dibawa oleh VOC. Tanaman kopi di Indonesia mulai diproduksi di Pulau jawa , dan hanya bersifat coba – coba. Tetapi karena hasilnya memuaskan dan cukup menguntungkan, maka VOC menyebarkannya ke daerah agar para penduduk menanamnya (Najiyanti dan Danarti, 2004). o Kopi Arabika Kopi Arabika merupakan kopi yang paling banyak dikembangkan di dunia maupun di Indonesia. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 meter dpl. Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000-1750 meter dpl. Jenis kopi

14

cenderung tidak tahan Hemilia Vastatrix, namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat ( Aak, 1980 ). Saat melakukan pengamatan terhadap uji organoleptik biji kopi arabika berbentuk bulat lonjong. Memiliki diameter 0,53 cm dan panjang 1, 2 cm. Biji kopi arabika

memiliki warna coklat muda, serta memilki aroma yang khas dan

menyengat. Sedangkan pada pengamatan kopi arabika bubuk memiliki diameter < 0,1 mm dan panjang < 0,1 mm. Bubuk kopi arabika berwarna coklat tua, serta memiliki aroma harum khas kopi. Sedangkan pada saat melakukan pengamatan terhadap penyeduhan kopi arabika warna yang dihasilkan berupa coklat kehitaman beraroma harum khas kopi dan berasa pahit. o Kopi Robusta Jenis kopi ini bersal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi Robusta memilki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kopi Arabika ( Aak, 1980 ). Kopi Robusta memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika. Kopi Robusta biasanya digunakan sebagai kopi instant. Kopi robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, rasanya lebih netral, serta aroma kopi yang lebih kuat. Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8% serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 22 kromosom (Anonim, 2012a) Saat melakukan pengamatan terhadap uji organoleptik biji kopi robusta berbentuk bulat lonjong. Memiliki diameter 0,8 cm dan panjang 1, 1 cm. Biji kopi robusta memiliki warna coklat tua, serta memilki aroma yang harum khas kopi. Sedangkan pada pengamatan kopi robusta bubuk memiliki diameter < 0,1 mm dan panjang < 0,1 mm. Bubuk kopi robusta berwarna coklat kehijauan, serta memiliki aroma khas kopi. Sedangkan pada saat melakukan pengamatan terhadap penyeduhan kopi robusta warna yang dihasilkan adalah hitam, beraroma khas kopi dan berasa sangat pahit atau lebih pahit dibandingkan dengan kopi arabika.

2) Teh Tanaman teh tergolong tanaman perdu, sistem perakaran teh adalah akar tunggang. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5 – 4 cm dengan 7 hingga 8 petal,berkelamin dua dan terdapat diketiak daun. Teh adalah produk pertanian berupa daun, tunas daun dan ruas dari tanaman Camelia sinensis, diracik dan disajikan dengan berbagai metode (Wikipedia, 2011). 15

Kandungan kafein pada daun teh sekitar 1 – 4 %. 7 – 15 % tanin dan sedikit minyak atsiri(Kartasapoetra, 1992). Zat bioaktif teh, terutama golongan flavonoid. Berdasarkan strukturnya flavonoid digolongkan menjadi 6 kelas, yaitu flavone, flavaonone, isoflavone,flavonol dan antosianin. Adapun flavonoid yang ditemukan di dalam teh berupa flavanoldan flavonol. Selain flavonoid di dalam teh juga terdapat asam amino bebas atau L-theanin (Hartoyo, 2003). o Daun Teh Hijau Kering Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan. Teh hijau diproduksi dengan penguapan tanpa fermentasi dalam silinder atau dandang yang berlubang supaya warna hijaunya bertahan ( James, 1992 ). Pada saat melakukan pengamatan terhadap daun teh hijau kering didapat data sebagai berikut, daun teh hijau kering memilki bentuk panjang tidak beraturan. Pada saat melakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar diketahui bahwa daun teh hijau kering memiliki panjang 1 cm, lebar 0,5 cm, tebal 0,3 cm dan diameter sebesar 0,5 cm. Sebelum mengalami penyeduhan daun teh hijau kering berwarna hijau tua pucat. Beraroma wangi khas teh hijau. Sedangkan jika dilakukan pengamatan setelah dilakukan penyeduhan warnanya berubah menjadi coklat madu dan beraroma wangi khas teh. Saat dilakukan pencicipan teh hijau kering memilki rasa pahit. o Daun Teh Melati Kering Teh melati atau teh wangi merupakan teh yang dibuat dar teh hijau ditambahkan bahan pewangi berupa bunga melati sehingga seduhannya akan memiliki wangi tertentu. Pencampuran ini biasanya dilakukan dengan proses tertentu agar teh hijau tersebut memiliki citarasa yang khas yaitu aroma bunga melati kombinasi dengan rasa teh itu sendiri (Wikipedia, 2015). Pada saat melakukan pengamatan terhadap daun teh Melati kering didapat data sebagai berikut, daun teh melati kering memilki bentuk lonjong tidak beraturan. Pada saat melakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar diketahui bahwa daun teh melati kering memiliki panjang 1, 2 cm, lebar 1,3 cm, tebal 0,1cm dan diameter sebesar 0,5 cm. Sebelum mengalami penyeduhan daun teh melati kering berwarna hijau kehitaman. Beraroma wangi khas melati. Sedangkan jika dilakukan pengamatan setelah dilakukan penyeduhan warnanya berubah menjadi

16

hijau kehitaman dan beraroma wangi khas teh. Saat dilakukan pencicipan teh melati kering memilki rasa pahit. o Daun Teh Hitam Kering Teh hitam atau blck tea adalah daun teh yang mengalami proses fermentasi paling lama sehingga warnanya sangat pekat dan aromanya sangat kuat. Teh hitam memiliki katekin yang lebih sedikit ( Mustaryo, 2011). Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan, pada saat melakukan pengamatan terhadap daun teh hitam kering didapat data sebagai berikut, daun teh hitam kering memiliki bentuk bulatan – bulatan kecil namun tidak beraturan. Pada saat melakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar diketahui bahwa daun teh hitam kering memiliki panjang < 0,01 mm. Sebelum mengalami penyeduhan daun teh melati

kering berwarna hitam kecoklatan. Beraroma wangi khas teh.

Sedangkan jika dilakukan pengamatan setelah dilakukan penyeduhan warnanya berubah menjadi coklat pekat dan beraroma wangi khas teh. Saat dilakukan pencicipan teh hitam kering memilki rasa sangat pahit.

17

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab Ii.doc
December 2019 9
Cover.docx
December 2019 10
Lamp Ibm.docx
December 2019 8
Bab V.doc
December 2019 4
Bab Iv.doc
December 2019 3
Bab Iii.docx
December 2019 5