BAB V HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
5. Data penelitian 5.1. Distribusi pasien OMSK berdasarkan usia Data distribusi pasien OMSK yang melakukan swab telinga berdasarkan usia yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk pada tahun 2015 – 2017. Tabel 5.1. Distribusi dari pasien OMSK yang melakukan swab telinga berdasarkan usia yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Usia
Frekuensi
Presentase (%)
1-15 tahun
3
12%
16-30 tahun
4
16%
31-45 tahun
8
32%
46-60 tahun
3
12%
> 60 tahun
7
28%
total
25
100%
Tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 25 pasien, terdapat 12% pasien berusia 1-15 tahun, 16% pasien berusia 16-30 tahun, 32% pasien berusia 31-45 tahun, 12% pasien berusia 46-60 tahun, dan 28% pasien berusia >60 tahun. Distribusi pasien berdasarkan usia dapat digambarkan dalam suatu diagram berikut.
1
Usia 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 1-15 tahun
16-30 tahun
31-45 tahun
46-60 tahun
> 60 tahun
Usia
Gambar 5.1. Distribusi dari pasien OMSK yang melakukan swab telinga berdasarkan usia yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Hal ini menunjukkan bahwa, pasien terbanyak adalah pasien dengan usia 31-45 tahun. Sedangkan pasien yang paling sedikit adalah pasien dengan usia 1-15 dan 4660 tahun. 5.2. Distribusi pasien OMSK berdasarkan jenis kelamin Data distribusi pasien OMSK yang melakukan swab telinga berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk pada tahun 2015 – 2017. Tabel 5.1. Distribusi dari pasien OMSK yang melakukan swab telinga berdasarkan jenis kelamin yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Jenis kelamin
Frekuensi
Presentase (%)
Laki-laki
5
20%
Perempuan
20
80%
Total
25
100%
2
Tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 25 pasien, terdapat 20% pasien laki-laki, dan 80% pasien perempuan. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan dalam suatu diagram berikut.
Jenis kelamin 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Laki-laki
Perempuan Jenis kelamin
Gambar 5.2. Distribusi dari pasien OMSK yang melakukan swab telinga berdasarkan usia yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Hal ini menunjukkan bahwa, pasien terbanyak adalah pasien perempuan. Sedangkan pasien yang paling sedikit adalah pasien laki-laki.
5.3. Distribusi bakteri yang Diisolasi dari Sekret OMSK Data distribusi kuman yang diisolasi dari sekret OMSK yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk pada tahun 2015 – 2017.
3
Tabel 5.3. Data distribusi bakteri yang diisolasi dari sekret OMSK yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Nama Bakteri
Frekuensi
Presentasi (%)
Acinetobacter baumannii
2
8%
Acinetobacter freundii
1
4%
Citrobacter freundii
4
16%
Enterobacter cloacae
1
4%
Escherchia coli
3
12%
Klebisella sp
2
8%
Pseudomonas aeruginosa
4
16%
Staphylococcus epidermidis
3
12%
Staphylococcus marcescens
2
8%
Streptococcus pyogenes
3
12%
Total
25
100%
Tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 25 pasien, terdapat 8% bakteri Acinetobacter baumannii, Klebisella sp, dan Staphylococcus marcescens. 4% bakteri Acinetobacter freundii, dan Enterobacter cloacae. 16% bakteri Citrobacter freundii, dan Pseudomonas aeruginosa. 12% bakteri Escherchia coli, Staphylococcus epidermidis, dan Streptococcus pyogenes. Distribusi bakteri dapat digambarkan dalam suatu diagram berikut.
4
Bakteri 18% 16% 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0%
Bakteri
Gambar 5.3. Data distribusi bakteri yang diisolasi dari sekret OMSK yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Hal ini menunjukkan bahwa, Bakteri terbanyak adalah Citrobacter freundii, dan Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan bakteri yang paling sedikit adalah Acinetobacter freundii, dan Enterobacter cloacae.
5.4. Pola Sensitivitas Kuman Gram positif Terhadap Antibiotika Data pola Sensitivitas Kuman Gram positif terhadap Antibiotika yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk pada tahun 2015 – 2017.
5
Tabel 5.4. Data pola Sensitivitas Kuman Gram positif terhadap Antibiotika yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Nama Obat Nalidicid Acid Amoxicillin Amoxicillin+Clavulanat Ampicillin Cefepime Cefotaxime Sodium Cefurovime Sodium Ceftriaxon Cefoperazone Cefazolin Ciprofloxacin Cloxaciline Cloramphenicol Doxycycline Erithromicin Fosfomycin Gentamycin Imipenem Levoflocxacin Meropenem Ofloxacin Kanamycin Tetracycline Vancomicin Amikacin
Staphylococcus pyogenes S R 0 3 0 3 3 0 0 3 0 3 0 3 1 2 0 3 0 3 1 2 2 1 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 2 1 1 2 3 0 0 3 0 3 0 3 0 3
Streptococcus epidermidis S R 0 3 0 3 0 3 0 3 1 2 0 3 0 3 2 1 1 2 2 1 2 1 0 3 0 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 0 3 0 3 0 3
Bakteri Staphylococcus pyogenes mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin, Ampicillin, Cefepime, Cefotaxime Sodium, Ceftriaxon, Cefoperazone, Cloxaciline, Cloramphenicol, Doxycycline, Erithromicin, Fosfomycin, Gentamycin, Imipenem, Kanamycin, Tetracycline, Vancomicin, dan Amikacin (100%). Sedangkan Bakteri Streptococcus epidermidis mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin, Amoxicillin+Clavulanat, Ampicillin Cefotaxime Sodium, Cefurovime Sodium, Cloxaciline, Cloramphenicol Tetracycline, Vancomicin, dan Amikacin (100%).
6
5.5. Pola Sensitivitas Kuman Gram Negatif Terhadap Antibiotika Data pola Sensitivitas Kuman Gram negatif terhadap Antibiotika yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk pada tahun 2015 – 2017. Tabel 5.4. Data pola Sensitivitas Kuman Gram negatif terhadap Antibiotika yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Nganjuk
Nama Obat Nalidicid Acid Amoxicillin Amoxicillin+Clavulanat Ampicillin Cefepime Cefotaxime Sodium Cefurovime Sodium Ceftriaxon Cefoperazone Cefazolin Ciprofloxacin Cloxaciline Cloramphenicol Doxycycline Erithromicin Fosfomycin Gentamycin Imipenem Levoflocxacin Meropenem Ofloxacin Kanamycin Tetracycline Vancomicin Amikacin
Pseudomonas aeruginosa S R 0 4 0 4 0 4 0 4 0 4 1 3 0 4 2 2 1 3 1 3 1 3 0 4 0 4 0 4 0 4 1 3 4 0 2 3 3 1 1 3 4 0 1 3 1 3 0 4 0 4
Citrobacter freundii S R 0 4 0 4 0 4 1 3 0 4 1 3 0 4 0 4 0 4 0 4 3 1 0 4 0 4 0 4 0 4 1 3 1 3 1 3 3 1 2 2 3 1 1 2 0 4 0 4 0 4
Bakteri Pseudomonas aeruginosa mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin, Ampicillin, Amoxicillin+Clavulanat, Cefepime, Cefurovime Sodium,
Ceftriaxon,
Cefoperazone,
Cloxaciline,
Cloramphenicol,
Doxycycline,
Erithromicin, Vancomicin, dan Amikacin (100%). Sedangkan Bakteri Citrobacter freundii mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin,
7
Amoxicillin+Clavulanat, Cefurovime Sodium, Ceftriaxon, Cefoperazone, Cefazolin, Cloxaciline, Cloramphenicol, Tetracycline, Vancomicin, dan Amikacin (100%).
8
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Distribusi pasien OMSK berdasarkan usia Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 25 pasien, terdapat 12% pasien berusia 1-15 tahun, 16% pasien berusia 16-30 tahun, 32% pasien berusia 31-45 tahun, 12% pasien berusia 46-60 tahun, dan 28% pasien berusia >60 tahun. Penelitian serupa yang dilakukan Loy (2002) pasien yang terdiagnosis OMSK tertinggi pada usia 31-40 tahun. Hal ini disebabkan riwayat infeksi kronis yang tidak diobati secara adekuat dan sosial ekonomi yang rendah (Loy et al., 2002). Penelitian serupa oleh Hasniah (2013) bahwa usia tersering yang mengalami OMSK pada usia 30-45 tahun, karena pada usia lebih tua terjadi demineralisasi kapsul koklea akibat proses osteoporosis. 6.2. Distribusi pasien OMSK berdasarkan jenis kelamin Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 25 pasien, terdapat 20% pasien laki-laki, dan 80% pasien perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh Srivastava(2010) menyebutkan bahwa pasien OMSK laki – laki (56,3%) sedangkan perempuan (43,7%) dari 110 pasien hal ini disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan laki-laki di luar ruangan sehingga lebih sering terinfeksi oleh kontaminan (Srivastava et al., 2010).Penelitian ini didukung oleh penelitian Hasniah (2013) bahwa aktivitas laki-laki yang berat sehingga kuman beresiko lebih berat.Penelitian yang dilakukan oleh Shrestha di Nepal (2011) bahwa rasio penderita antara laki-laki (103) dengan perempuan (127) yaitu 1:1,23. Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi geografis dan tradisi antarnegara yang berbeda (Shrestha et al., 2011).
9
6.3. Distribusi bakteri yang Diisolasi dari Sekret OMSK Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 25 pasien, terdapat 8% bakteri Acinetobacter baumannii, Klebisella sp, dan Staphylococcus marcescens. 4% bakteri Acinetobacter freundii, dan Enterobacter cloacae. 16% bakteri Citrobacter freundii,
dan
Pseudomonas
aeruginosa.
12%
bakteri
Escherchia
coli,
Staphylococcus epidermidis, dan Streptococcus pyogenes. Pada penelitian Chavan (2014) dan Sharma (2014) bahwa kuman penyebab OMSK dibagi dalam kuman Gram negatif Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella spp, dan Proteus. Kuman Gram positif adalah Staphylococcus aureus. Spesies fungi juga ditemukan yaitu Aspergillus spp dan Candida spp. Menurut Locke (2013) kuman penyebab OMSK yaitu Streptococcus pneumoniae dan Streptococcus pyogenes. 6.4. Pola Sensitivitas Kuman Gram positif Terhadap Antibiotika Bakteri Staphylococcus pyogenes mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin, Ampicillin, Cefepime, Cefotaxime Sodium, Ceftriaxon, Cefoperazone, Cloxaciline, Cloramphenicol, Doxycycline, Erithromicin, Fosfomycin, Gentamycin, Imipenem, Kanamycin, Tetracycline, Vancomicin,
dan
Amikacin
(100%). Sedangkan
Bakteri
Streptococcus
epidermidis mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin,
Amoxicillin+Clavulanat,
Ampicillin
Cefotaxime
Sodium,
Cefurovime Sodium, Cloxaciline, Cloramphenicol Tetracycline, Vancomicin, dan Amikacin (100%).
10
6.5. Pola Sensitivitas Kuman Gram Negatif Terhadap Antibiotika Bakteri Pseudomonas aeruginosa mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin, Ampicillin, Amoxicillin+Clavulanat, Cefepime,
Cefurovime
Sodium,
Ceftriaxon,
Cefoperazone,
Cloxaciline,
Cloramphenicol, Doxycycline, Erithromicin, Vancomicin, dan Amikacin (100%). Sedangkan Bakteri Citrobacter freundii mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotik Nalidicid Acid, Amoxicillin, Amoxicillin+Clavulanat, Cefurovime Sodium, Ceftriaxon, Cefoperazone, Cefazolin, Cloxaciline, Cloramphenicol, Tetracycline, Vancomicin, dan Amikacin (100%). Kuman Pseudomonas aeruginosa paling sensitif terhadap antibiotika meropenem karena spektrum aktivitas antibiotikanya mencakup kuman Pseudomonas aeruginosa. Resistensi kuman Pseudomonas aeruginosa terhadap antibiotika ampisilin terjadi karena adanya perubahan membran sel, penyerapan yang menurun, dan meningkatkan pengeluaran sel melalui pompa efluks obat pada kuman Gram positif (Elliot et al., 2013).
11