Bab Skripsi Lindah.docx

  • Uploaded by: hastuti96
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Skripsi Lindah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,317
  • Pages: 12
35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitan 4.1.1

Letak Geografis RSUD Undata. Rumah sakit Umum Daerah Undata terletak di jalan RE.Martadinarta Tondo, Kelurahan Mantikulore, Kecamatan palu Timur, memiliki luas tanah yaitu 53,125M2 dan luas bangunan yaitu 14.890.33 M2. Adapun batas-batas wilayah yaitu : a. Sebelah utara berbatasan dengan perumahan teluk palu permai b. Sebelah timur berbatasan dengan sekolah tinggi ilmu perikanan dan kelautan c. Sebelah selatan berbatasan dengan sekolah model terpadu madani d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan RE. Martadinata.

4.1.2

Karakteristik Responden Distribusi

responden

berdasarkan

jenis

kelamin,

umur,

pendidikan dan pekerjaan keluarga pasien di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur keluarga pasien di pavilium Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Variabel

Frekuensi (f)

Presentase (%)

25-40 tahun 41-60 tahun Jumlah

20 15 35

57,1 42,9 100

Umur

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukan distribusi frekuensi berdasarkan umur yaitu responden yang paling banyak adalah umur 2540 tahun sebanyak 20 responden (57,1%) dan umur yang paling sedikit adalah umur 41-50 tahun sebanyak 15 responden (42,9%).

35

36

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan keluarga pasien di pavilium Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Pendidikan Dasar (SD s.d SMP) Menengah (SMA) Tinggi (>D1) Jumlah

Frekuensi (f) 15 14 6 35

Presentase (%) 42,9 40,0 17,1 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan ditribusi frekuensi berdasarkan pendidikan responden yang paling banyak adalah pendidikan dasar (SD s.d SMP) sebanyak 15 responden (42,9%), pendidikan menengah (SMA) sebanyak 14 responden (40,0%) yang berpendidikan tinggi (>D1) 6 responden (17,1%). Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin keluarga pasien di pavilium Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Jumlah Sumber: Data primer 2018

Frekuensi (f) 19 16 35

Presentase (%) 54,3 45,7 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan distribusi jenis kelamin perempuan 19 responden (54,3%), laki-laki 16 responden (45,7%).

4.2 Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Tindakan Personal Hygiene Distribusi tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

37

Tabel 4.4 Distribusi tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Personal Hygiene Dilaksanakan Tidak dilaksanakan Jumlah Sumber: Data primer 2018

Frekuensi (f)

Presentase (%)

18 17 35

51,4 48,6 100

Berdasarkan tabel 4.4 dari 35 responden, sebagian besar responden mendapat personal hygiene dilaksanakan yaitu sebanyak 18 responden (51,4%), dan yang tidak dilaksanakan personal hygiene 17 orang (48,6%). b. Kepuasan Pasien Distribusi kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.5 Distribusi kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Kepuasan Pasien Tidak puas Puas Jumlah Sumber: Data primer 2018

Frekuensi (f)

Presentase (%)

16 19 35

45,7 54,3 100

Berdasarkan tabel 4.5 dari 35 responden, sebagian besar responden puas yaitu sebanyak 19 responden (54,3%) dan tidak puas berjumlah 16 responden (45,7%).

38

2. Analisis Bivariat a. Hubungan Tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi Tabel 4.6 Hubungan Tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018 Personal Hygiene Tidak dilaksanakan Dilaksanakan Jumlah

Kepuasan Tidak puas Puas n % n %

N

%

8

22.8

9

25.7

17

48,57

8 16

22.8 45.6

10 19

28.5 54.4

18 35

51,42 100

P.value

0,024

Sumber: Data Primer 2018 Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 35 responden, personal hygiene yang dilaksanakan sebanyak 18 responden, dimana yang mengalami tidak puas 8 orang dan puas 10 orang sedangkan yang personal hygienenya tidak dilaksanakan yaitu 17 responden dimana yang mengalami tidak puas 8 orang dan puas 9 orang. Berdasarkan hasil uji Chi-square nilai p: 0,024 (p value < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan Tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. 4.3 Pembahasan 1. Tindakan personal Hygiene Hasil penelitian dari analisis univariat bahwa dari 35 responden, personal hygiene yang dilaksanakan sebanyak 18 responden, dimana yang mengalami tidak puas 8 orang dan puas 10 orang sedangkan yang personal hygienenya tidak dilaksanakan yaitu 17 responden dimana yang mengalami tidak puas 8 orang dan puas 9 orang. Menurut asumsi peneliti pada umumnya pemaksaan diri mereka ke kamar mandi yang pertama dilatarbelakangi oleh mereka tidak bisa mengubah kebiasaan yang umumnya telah mereka alami sejak kecil untuk

39

melakukan aktivitas BAB, BAK, maupun mandi di kamar mandi. Alasan lain

yang

juga

mendasari

mereka

melakukan

hal

ini

adalah

ketidakmampuan adaptasi seseorang terkait dengan tabu akan hal-hal yang privasi yaitu area genetalia. Dengan demikian, para pasien memilih memaksakan diri ke kamar mandi dan memilih orang terdekat untuk membantunya dibandingkan perawat. Sebagaimana dialami sebagian responden yang lebih memilih ibunya untuk membantu melakukan personal hygiene BAB dan BAK.

Lebih memilih ibu (orang tua

responden) yang melakukannya daripada mengandalkan perawat. Pada saat ditanyakan tentang kebiasaan responden, untuk buang air besar atau buang air kecil setiap harinya, mengungkapkannya dengan nada lemah dan kepala menggeleng. Juga, pasien mengungkapkan bahwa dia tetap menggunakan toilet bukan diatas tempat tidur pada saat mengganti pakaian dalamnya. Pelayanan di rumah sakit ini dapat dikatakan sudah sangat baik, termasuk dari aspek intervensi personal higiene terhadap pasien. Sebagaimana diungkapkan Irawan (2013) yang mengatakan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya. Apabila harapannya terpenuhi maka seseorang akan menyatakan kepuasannya, sebagaimana dialami oleh responden 10. Penelitian sejalan dengan Penelitian Nurhaeni (2013) dari hasil analisa data terdapat Pengaruh kepuasan pasien immobilisasi terhadap intervensi personal higiene di Rumah Sakit Prikasih, ada hubungan antara intervensi personal higiene dengan kepuasan pasien yang ditunjukkan dengan hasil uji chi square nilaihitung sebesar 0,062 dan nilai signifikansi (p) > 0,05, termasuk pada data observasi dan deep interview disampaikan oleh 6 responden secara eksplesit dan responden yang lain dengan tersenyum dan mengangguk.

40

2. Kepuasan Pasien Berdasarkan tabel 4.3 dari 35 responden, sebagian besar responden puas yaitu sebanyak 19 responden (54,3%) dan tidak puas berjumlah 16 responden (45,7%). Menurut asumsi peneliti adapun pasien yang mengalami tidak puas berjumlah 16 orang hal ini dikarenakan budaya dan kebiasaan responden mengungkapkan sulitnya merubah pola yang sudah menjadi kebiasaannya yaitu melakukan aktivitas personal hygiene apapun harus di kamar mandi, seperti yang sudah diajarkan sejak kecil, sehingga pasien merasa tidak puas jika melakukan tindakan personal hygiene di tempat tidur. Mutu pelayanan keperawatan sangat tergantung antara lain kecukupan tenaga, kualitas tenaga, jumlah pasien, dan tuntutan pasien. Kelemahan pelaksaan personal higiene antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga terkadang tidak dapat dilakukan dengan baik, karena perawat harus melakukan tindakan keperawatan yang lain, kondisi ini juga disebabkan jumlah tenaga yang kurang. Oleh sebab itu jumlah tenaga yang ada harus dimaksimalkan. Selain itu peningkatan kualitas perawat dapat dilakukan secara internal dalam rapat rutin bulanan. Pada rapat tersebut mencoba membahas dan mereview kembali tindakan personal higiene dan kendalanya. Sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan lebih baik. Kalemahan lain adalah kurang dimanfaatkannya sarana yang ada, selain itu sarana untuk mencuci rambut masih kurang, karena sering kali saat mencuci rambut pasien tempat tidur pasien menjadi basah sehingga pasien menjadi tidak nyaman. Peningkatan asuhan keperawatan pada pasien imobilisasi dilakukan juga karena tuntutan pasien sebagai penerima layanan kesehatan semakin meningkat sehingga perawat harus menyadari bahwa perlu membenahi dan meningkatkan pemberian layanan asuhan keperawatan yang profesional agar memberikan kepuasan bagi pasien imobilisasi sebagai penerima jasa layanan perawatan personal higiene.

41

Penelitian ini sejalan dengan Hasil penelitian Dingwall (2014) tingkat kepuasan pasien imobilisasi dengan nilai mean yaitu 129.733, median 130.000, standard deviasi 8.03412, hal ini menunjukan kepuasan pasien lebih baik dibandingkan sebelum tindakan personal hygiene, dikarenakan dalam melakukan tindakan personal hygiene dilakukan sesuai standard prosedur, tetapi juga memperhatikan tanggapan dan perhatian perawat terhadap kebutuhan pasien imobilisasi. Hasil analisis yang dilakukan oleh Rosjid pada tahun 2015 pada 162 pasien rawat inap menyatakan tentang Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan RS NS Sukoharjo dengan metode Servqual didapatkan memiliki korelasi yang cukup erat dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dimana lima dimensi servqual terhadap kepuasan pasien sebesar 54,36%, yang berarti masih ada pengaruh variabel lain sebesar 45,64%.

4.3.1.1 Analisis Hubungan Tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan hasil uji Chi-square nilai p: 0,024 (p value < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan Tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Heni Nurhaeni (2013) dari hasil analisa data terdapat Pengaruh kepuasan pasien immobilisasi terhadap intervensi personal higiene di Rumah Sakit Prikasih, ada hubungan antara intervensi personal higiene dengan kepuasan pasien yang ditunjukkan dengan hasil uji chi square nilai hitung sebesar 0,024 dan nilai signifikansi (p) > 0,05, termasuk pada data observasi dan deep interview disampaikan oleh 6 responden secara eksplesit dan responden yang lain dengan tersenyum dan mengangguk. Hasil penelitia dapat disimpulkan bahwa hubungan antara personal hygiene oleh perawat terhadap terhadap kepuasan pasien adalah

42

yaitu signifikan positif yaitu Praktek personal hygiene oleh perawat yang baik maka kepuasan pasien imobilisasi semakin tinggi. Pelayanan kesehatan yg berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang menujukan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri pada setiap pasien, semakin sempurna kepuasan pasien tersebut makin baik pula pelayanan kesehatan Personal hygiene dalam pelayanan keperawatan merupakan tindakan yang paling mendasar dan merupakan kebutuhan dasar pasien yang harus dipenuhi untuk menunjang tindakan keperawatan selanjutnya. Kepusan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan selama dirawat di rumsah sakit

mencakup beberapa aspek pelayanan salah

satunya adalah kepuasan pasien terhadap praktek personal hygiene pada perawat . sebagain besar rumah sakit mempunyai manajemen tertentu dalam meningkatan kepuasan pasien yang berlaku pada masing masing di ruang inap, di ruang rawat inap meraka lebih mengutamakan untuk meningkatakan kepuasan pasien pada pelayanan keperawatan pengobatan, sedakan pelayanan keperawatan pada pemenuhan dasar manusia jarang di perhatikan. Keberhasilan

manajeman

keperawatan

di

tunjjukan

oleh

pelayanan yang di berikan kepada pasien selama perawatan, baik dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman pada pasien, keluarga dan masyarakat. Keberhasilan pelayanan keperawatan di tunjukan oleh kepuasan pasien selama pelayanan keperawatan yang di

43

berikan perawat terhadap pasien, dapat di bedakan menjadi tiga pelayanan, sesuai fungsi perawat, yaitu fungsi dependen, fungsi interdependen, serta fungsi independen yang mengcakup pemenuhan kebutuhan dasar manusia salah satunya adalah perkatek personal hygiene. Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan yang di berikan oleh perawat. Oleh karna itu asuhan keperawatan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian yang peneliti dapatkan adalah ada hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan tingkat kepuasan pasien imobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Hal ini dikarena pelayaan dirumah sakit lebih mengutamakan pelayanan keperawatan dalam memberikan pengobatan daripada pelayanan dalam memberikan kebutuhan dasar manusia pasien. Penelitian ini di perkuat dengan penelitian yang di lakukan oleh lestari (2013), di mana pelayanan keperawatan oleh perawat dalam memberikan personal hygiene memiliki hubungan yang bermakna dan siknifikan terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD reomani semarang. Hasil penelitian ini juga di perkuat dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh susanti (2013), menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakan antara perilaku caring perawat dengan kepuasan klien dalam pelayanan keperawatan di instalasi di rawat inap RSUD bhayangkara semarang , semakin baik perilaku caring perwat maka semakin meningkat pula kepuasan pasen dalam pelayanan keperawatan

44

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan: ada hubungan Tindakan Personal Hygiene terhadap kepuasan pasien immobilisasi di Ruang Teratai RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. 5.2 Saran 1. Bagi tempat penelitian Diharapkan tempat penelitian dapat memberikan pelayanan dengan tidak mengesampingkan kebutuhan dasar manusia seperti kebutuhan akan kebersihan diri 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat membimbing dan menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana dalam proses pendidikan, melengkapi perpustakaan dengan buku-buku keperawatan terbaru khususnya keperawatan dengan kebutuhan kebersihan diri pasien dengan gangguan mobilisasi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan dan mengembangkan penelitian dengan jumlah variabel yang lebih banyak (paritas, peran petugas, edukasi) dan melakukan analisis multivariat.

44

45

DAFTAR PUSTAKA Adhikarini. 2013. Analisa Pengaruh Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan di Koperasi Serba Usaha Makmur Lestari Surakarta. Skripsi: UNS Branti, Istariyani. 2014 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan PT. Telkom Cabang Sragen. FE: UMS. Dingwall, Lindsay, 2014. Higiene Personal Keterampilan Klinis Perawat, EGC. Jakarta. Harun Rosjid, 2015. Analisis kepuasan pasien rawat inap terhadap mutu pelayanan RS NS Sukoharjo. Hidayat A. A. 2011. Metode Penelitian Tehnik Analisis Data. Jakarta (ID) : Salemba Medika Hidayat dan Uliyah, 2012. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. EGC. Jakarta. Kusmiyati Yuni, 2012. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta(ID):Penerbit Fitramaya. Mansjoer A. 2012. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III. Jakarta (ID) : Media Aesculapius. Natalia, M.N, 2014, Pemberian Tindakan Personal Hygiene terhadap Kepuasan Pasien Immobilisasi pada asuhan Keperawatan Ny. S dengan Efusi Pleura di Ruang Aster 5 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Nurhaeni, 2012. Pengaruh Intervensi Personal Higiene Terhadap Kepuasan Pasien Immobilisasi di RS Prikasih Jakarta Selatan. Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID) : Edisi Revisi. Rineka Cipta. ___________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta (ID) : Rineka Cipta. Nursalam. 2014, Konsep dan penerapan metodologi keperawatan pedoman skripsi, tesis, dan instrument penelitian keperawatan. Jakarta (ID) : Salemba Medika.

46

Potter, P.A dan Perry A.G. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik Edisi Keempat. Jakarta (ID) : Volume Kedua. EGC.. Smeltzer, Suzanne, C. Bare Brenda, G. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi VIII. Jakarta (ID) : EGC. Supranto, J. 2013. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta (ID) : Rineka Cipta. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung (ID) : Alfabeta : ___________, 2017, Statistika untussk Penelitian, Penerbit Alfabeta : Bandung Hidayat Alimul, 2012. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta (ID) : Penerbit Salemba Medika. Yulandari, Ariefah. 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Garuda Indonesia Airways Terhadap Kepuasan Konsumen Di Kota Surakarta. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan : 2(170-110) Zimmerman. 2010. Diagnosis and Management of Shock, Fundamental Critical Support. Society of Critical. USA: Care Medicine.

Related Documents


More Documents from "Siska Chyka"