Bab Iv Teori Perilaku Konsumen.docx

  • Uploaded by: Ardi Nur Hidayat
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Teori Perilaku Konsumen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,191
  • Pages: 7
BAB IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Konsumsi barang maupun jasa yang berlebihan tidak hanya akan menurunkan nilai manfaat/utilitas barang dan jasa itu sendiri, tetapi lebih dari itu, berlebih-lebihan dalam mengkonsusmsi barang atau jasa tanpa ada pengendalian, menjerumuskan manusia pada kesesatan. Islam mengatur manusia untuk hidup hemat dan memanfaatkan barang dan jasa yang Allah SWT berikan dengan kadar yang cukup tanpa berlebih-lebihan A.

Pengertian-pengertian dan Asumsi Utama



Barang (Commodities) Barang adalah benda dan jasa yang dikonsumsi untuk memperoleh manfaat atau

kegunaan. Bila seseorang mengonsumsi lebih dan satu barang dan jasa, seluruhnya digabungkan dalam bundel barang (commodities bundle). Barang yang dikonsumsi mempunyai sifat makin banyak dikonsumsi makin besar manfaat yang diperoleh (good). 

Utilitas (Utility) Utilitas adalah manfaat yang diperoleh karena mengonsumsi barang. Utilitas

merupakan ukuran manfaat suatu barang dibanding dengan alternatif penggunaannya. Utilitas digugakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh konsumen. Utilitas total (total utility/TU) adalah manfaat total yang diperoleh dan seluruh barang yang dikonsumsi. Utilitas marjinal (marginal utility/MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang. 

Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) Pada awalnya penambahan konsumsi suatu barang akan memberi tambahan utilitas

yang besar, tetapi makin lama pertambahan itu bukan saja makin menurun, bahkan menjadi negatif. Good sudah berubah menjadi bad. Gejala itu disebut sebagai Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The Law of Diminshing Marginal Utility, untuk selanjutnya disingkat LDMU). Dalam analisis perilaku konsumen, gejala LDMU dilihat dan makin menurunnya nilai utilitas marjinal. Karena dasar analisisnya adalah perubahan utilitas marjinal, analisis ini dikenal sebagai analisis marjinal (marginal analysis).



Konsistensi Preferensi (Transitivity) Konsep preferensi berkaitan dengan kemampuan konsumen menyusun prioritas

pilihan agar dapat mengambil keputusan. Minimal ada dua sikap yang berkaitan dengan preferensi konsumen, yaitu lebih suka (prefer) dan atau sama-sama disukai (indifference). 

Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge) Konsumen diasumsikan memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna

berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga barang di pasar. Mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

B.

Teori Kardinal (Cardinal Theory) Teori Kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal.

Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utility) adalah util. Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dan konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan kegunaan dan penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas marjinal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.

C.

Teori Ordinal (Ordinal Theory)

1.

Kurva Indiferensi (Indifference Curve) Menurut Teori Ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung. Hanya dapat dibandingkan,

sebagaimana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk menjelaskan pendapatnya, Teori Ordinal menggunakan kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu kurva indiferensi atau sekumpulan kurva indiferensi (yang disebut peta indiferensi atau indifference map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen. Walaupun telah dinyatakan bahwa menurut teori ordinal kegunaan atau kepuasan tidak dapat dihitung, namun untuk keperluan studi (agar menjadi lebih jelas), tidaklah salah bila kita mengasumsikan bahwa informasi dan kurva indiferensi dapat diterjemahkan dalam

persamaan kuantitatif. Misalnya nilai kegunaan (kepuasan) Sutarno dan mengonsumsi makan bakso dan makan sate per bulan dapat ditulis sebagai U = X.Y di mana U = tingkat kepuasan X = makan bakso (mangkok per bulan) Y = makan sate (porsi per bulan) Untuk mencapai tingkat kepuasan 100 (U = 100), beberapa kombinasi yang mungkin dicantumkan dalam tabel berikut ini. Makan Bakso (mangkok per bulan)

Makan Sate (porsi per bulan)

Nilai Kepuasan

25 20 10 5 4

4 5 10 20 25

100 100 100 100 100

Jika kombinasi itu disajikan dalam kurva akan diperoleh kurva indiferensi (IC) seperti ditunjukkan oleh kurva berikut.

Kurva Indiferensi Asumsi-asumsi kurva indiferensi antara lain: a.

Semakin jauh kurva indiferensi dan titik origin, semakin tinggi tingkat kepuasannya. Asumsi ini menjelaskan bahwa konsumen dapat membandingkan pilihannya terpenuhi. Kumpulan kurva indiferensi hanya mengatakan bahwa makin ke kanan atas, tingkat kepuasannya makin tinggi, tetapi tidak dapat mengatakan berapa kali lipat. Misalnya, walaupun IC3 jaraknya terhadap titik (0,0) adalah tiga kali IC1, tidak

berarti tingkat kepuasan yang diberikan IC3 adalah tiga kali lipat IC1. Yang dapat dikatakan adalah IC3 memberi tingkat kepuasan Iebih besar dan IC1.

Himpunan Kurva Indiferinsi

b.

Kurva indiferensi menurun dan kiri atas ke kanan bawah (downward sloping), dan cembung ke titik origin (convex to origin). Asumsi ini menggambarkan adanya kelangkaan. Bila suatu barang makin Iangka, harganya makin mahal. Hal ini dijelaskan dalam konsep Marginal Rate of Substitution (MRSyx yang menjelaskan berapa banyak barang Y harus dikorbankan untuk menambah 1 unit barang X demi menjaga tingkat kepuasan yang sama. Berdasarkan hukum LDMU, jumlah Y yang ingin dikorbankan makin kecil pada saat jumlahnya makin sedikit (langka). Kurva indiferensi yang cembung ke arah titik origin menjelaskan kadar penggantian marjinal. Tingkat penggantian marjinal menggambarkan besarnya pengorbanan atas konsumsi suatu barang untuk menambah konsumsi barang lainnya dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Kurva Marginal Rate of Substitution

Dalam kurva diatas, pada awalnya jumlah Y yang ingin dikorbankan untuk memperoleh tambahan satu unit X adalah OY1-0Y2. Sehingga besarnya MRSyx adalah - (OY1-OY2 / OX1-OX2). Pada saat ingin menambah 1 unit X lagi (dan OX2 ke OX3), jumlah Y yang ingin dikorbankan menjadi lebih kecil (OY2-OY3), sehingga nilai MRSyx berubah. Jumlah Y yang ingin dikorbankan menurun, karena jumlah Y yang dimiliki makin sedikit (langka). c.

Kurva indiferensi tidak saling berpotongan. Asumsi ini penting agar asumsi transitivitas terpenuhi.

Posisi Kurva Indefirens Dikaitkan dengan Konsistensi Preferensi (Transitivitas) Pada gambar diatas, IC1 dan IC2 berpotongan di titik B, berarti IC1 = IC2. Di titik C, IC2 > IC1, padahal di titik A, IC1 > IC2. Keadaan itu tidak sesuai dengan asumsi transitivitas yang

mengatakan: Bila A > B dan B > C, maka A > C. Asumsi transitivitas hanya terpenuhi bila IC1 dan IC2 tidak saling berpotongan (gambar b).

2.

Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve) Garis anggaran ada1ah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam

barang yang rnernbutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q (Qx untuk X dan Qy untuk Y), maka

BL = Px.Qx + Py.Qy

Kemiringan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px dan Py. Pada gambar dibawah ini, kita melihat bahwa OY sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga Y, sedangkan OX sama dengan besarnya pendapatan (M) dibagi harga X. Sehingga slope kurva garis anggaran adalah:

- (OY/OX) = - (1/Py.M)/(1/Px.M) = -Px/Py

Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Dari kurva diatas : Px.X1+ Py.Y1= Px.X2 + Py.Y2 = Px.X3 + Py.Y3

SOAL LATIHAN

1. Coba Anda jelaskan mengenai barang baik (good goods) dan barang buruk (bad goods) ! 2. Dapatkah Anda menjelaskan apa yang dimaksud dengan manfaat (utility) suatu barang ? 3. Mengapa pertambahan konsumsi suatu barang atau jasa secara terus menerus akan mengurangi manfaat barang atau jasa yang dikonsumsinya ? 4. Apa yang Anda ketahui dengan kurva indiferen beserta asumsi-asumsinya ! 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan garis anggaran ?

Related Documents


More Documents from "Nurmala Marki Oktavia"