Bab Iv Susu Mikro.docx

  • Uploaded by: rizky putri karina rpk
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Susu Mikro.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,408
  • Pages: 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1 Isolasi bakteri (primer) Isolasi primer pada pengujian sampel susu menggunakan media MCA, MSA dan BA. Isolasi primer dilakukan dengan metode strik plate untuk mendapatkan koloni terpisah dan isolasi dilakukan secara duplo. Isolasi mikroorganisme merupakan upaya pembiakkan suatu jenis mikroorganisme tertentu yang diperoleh dari suatu sampel di dalam suatu media yang spesifik, sehingga selanjutnya dapat dilakukan identifikasi dan konfirmasi. Media spesifik merupakan media yang digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroorganisme. Setiap mikroorganisme memiliki kebutuhan akan zat pertumbuhan yang spesifik sehingga hal ini dapat dijadikan acuan dalam pemilihan media untuk isolasi, identifikasi dan konfirmasi (Pelczar, 2006). Pada umumnya media yang digunakan untuk menumbuhkan atau membiakkan mikroorganisme mengandung; air, protein, karbohidrat, sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, asam amino dan vitamin. Suatu media yang memenuhi kebutuhan mikroorganisme untuk bertahan hidup dan melakukan aktivitasnya

secara

normal

diperlukan

untuk

melakukan

isolasi

jenis

mikroorganisme tertentu. Setiap media spesifik memiliki kandungan senyawa tertentu yang dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme tertentu tetapi menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme

lainnya

(Lay,

1994).

Hasil

penumbuhan bakteri dari sampel susu pada media MSA, MCA dan BA dapat dilihat pada gambar 4.1

MCA 1

MSA 1

BA 1

MCA 2

MSA 2

BA 1

Gambar 4.1 Hasil isolasi primer pada media MCA, MSA dan BA (Sumber: Dokumentasi pribadi) Keterangan : Pada media MCA (Mac Conkey Agar) Terdapat bentukan koloni bakteri. 

MCA 1 : Koloni bakteri berukuran kecil, berbentuk bulat, berwarna merah



MCA 2 : Koloni bakteri berukuran kecil, berbentuk bulat, berwarna merah

Pada media MSA (Mannitol Salt Agar) terdapat bentukan koloni bakteri. 

MSA 1 : Koloni bakteri berukuran kecil, berbentuk bulat dan berwarna kuning



MSA 2 : Koloni bakteri berukuran kecil, berbentuk bulat dan berwarna kuning

Pada media BA (Blood Agar) terdapat bentukan koloni bakteri 

BA 1 : koloni bakteri berbentuk kecil, berbentuk bulat dan berwarna putih kekuningan.



BA 2 : koloni bakteri berbentuk kecil, berbentuk bulat dan berwarna putih kekuningan.

4.1.1.1 Media Mac Conkey Agar (MCA) Hasil pemeriksaan pada media MCA (Mac Conkey Agar) menunjukkan bahwa terdapat bentukan koloni bakteri dengan bentuk bulat berwarna merah dan koloni berukuran kecil dan ada yang berbentuk mucoid. Mac Conkey Agar (MCA) adalah salah satu jenis media padat yang digunakan untuk identifikasi mikroorganisme. Mac Conkey Agar (MCA) termasuk dalam media selektif dan diferensial bagi bakteri. Jenis bakteri tertentu akan membentuk koloni dengan ciri tertentu yang khas apabila ditumbuhkan pada media ini. Mac Conkey Agar (MCA) merupakan media selektif untuk isolasi dan identifikasi bakteri gram negatif. Media ini digunakan untuk membedakan bakteri yang memfermentasi laktosa dan yang tidak memfermentasi laktosa. Media ini mengandung agar, peptone, laktosa, garam empedu, sodium chloride, dan neutral red sebagai indikator warna. Media ini akan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dengan adanya garam empedu yang akan membentuk kristal violet. Bakteri gram negatif yang tumbuh dapat dibedakan dalam

kemampuannya

memfermentasikan

laktosa.

Koloni

bakteri

yang

memfermentasikan laktosa berwarna merah dan dapat dikelilingi oleh endapan garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam yang akan bereaksi dengan garam empedu. Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat patogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan perubahan pada media. Hal ini berarti warna koloninya sama dengan warna media. Warna koloni dapat dilihat pada bagian koloni yang terpisah (Lay, 1994).

Bakteri yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Pseudomonas, Salmonella, E.coli, Enterobacter, Klebsiella dan Shigella. Menurut Luis et al. (2004), koloni Pseudomonas, Salmonella dan Shigella yang tumbuh di media ini cirinya halus dan tak berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa. Sedangkan koloni E.coli, Klebsiella dan Enterobacter gram negatif akan memproduksi asam dan berwarna merah karena mempunyai keistimewaan dapat memfermentasi laktosa. Beberapa jenis bakteri seperti Klebsiella dan Enterobacter dapat memproduksi mucoid sehingga tampak lembab. Hal ini terjadi karena bakteri membentuk kapsul melalui metabolisme kandungan laktosa di dalam media. Anderson (2013) juga menambahkan, kemampuan bakteri E.coli dalam memfermentasi laktosa menyebabkan terjadinya penurunan pH, sehingga mempermudah absorbsi neutral red untuk mengubah koloni menjadi merah. Sedangkan pada hasil pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan gram didapatkan hasil bakteri berbentuk coccobasil dan bersifat gram negatif atau berwarna merah (Gambar 4.2). Oleh karena itu untuk mengetahui secara pasti jenis bakteri yang tumbuh pada media isolasi maka perlu dilakukan pemurnian.

Gambar 4.2 Hasil mikroskopis pada media MCA (Sumber: Dokumentasi pribadi)

4.1.1.2 Media Blood Agar (BA) Blood Agar (BA) merupakan media padat dan media diferensial. Media diferensial adalah media yang ditambah zat kimia tertentu sehingga suatu mikroorganisme membentuk pertumbuhan untuk mengklasifikasikan suatu kelompok jenis bakteri. Media ini dapat membedakan bakteri patogen berdasarkan efek exotoksin hemolitik bakteri terhadap eritrosit. Media Blood Agar (BA) juga bukan termasuk jenis media selektif karena semua jenis bakteri dapat tumbuh pada media ini. Komposisi Blood Agar (BA) yaitu mengandung trypton, soy peptone, sodium khloride, lithium khloride, magnesium sulphate, agar dan eritrosit domba/kelinci (Madigan dan Martinko, 2005). Media Blood Agar (BA) digunakan untuk membedakan bakteri hemolitik dan nonhemolitik yaitu berdasarkan kemampuan bakteri tersebut untuk melisiskan sel-sel darah merah. Ada tiga jenis hemolisis yaitu beta hemolisis, alfa hemolisis, dan gamma hemolisis. Beta hemolisis merupakan lisis lengkap sel darah merah dan hemoglobin sehingga bakteri pada media berwarna kehijauan. Alfa hemolisis mengacu pada lisis parsial/lisis sebagian dari sel darah merah dan hemoglobin sehingga bakteri pada media berwarna kecoklatan. Hal ini menghasilkan perubahan warna disekitar menjadi abu-abu kehijauan. Gamma hemolisis yaitu tidak terjadi hemolisis dimana tidak ada perubahan warna dalam media (Lay, 1994). Hasil pemeriksaan pada media BA menunjukkan bahwa isolat bakteri yang tumbuh berwarna putih kekuningan, dengan koloni kecil hingga besar, beberapa koloni tampak mucoid (Gambar 4.1). Golongan bakteri yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Pasteurella, Klebsiella, Streptococcus, Staphylococcus, Enterococcus, Listeria, Clostridium, E.coli dan Bacillus (Luis et al, 2004).

Sedangkan pada hasil pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan gram didapatkan hasil bakteri berbentuk coccus dan bersifat gram negatif atau berwarna merah dan hasil dapat dilihat pada gambar 4.3

Gambar 4.3 Hasil mikroskopis pada media BA (Sumber: Dokumentasi pribadi)

4.1.1.3 Media MSA (Mannitol Salt Agar) Hasil yang didapatkan pada media MSA (Mannitol Salt Agar) yaitu koloni berwarna kuning dan koloni berukuran kecil dan bisa dilihat pada gambar 4.1. MSA termasuk media selektif yang digunakan untuk mengisolasi bakteri Staphyloccus yang pathogen (Staphyloccus. aureus) dimana Staphyloccus yang pathogen akan membentuk zona kuning disekitar koloni sedangkan yang non pathogen membentuk zona merah. Warna kuning mengindikasikan bahwa koloni bakteri yang tumbuh memiliki kemampuan dalam memfermentasi manitol. Media ini mengandung phenol red yang digunakan sebagai indikator untuk melihat perubahan warna pada media yang dihasilkan oleh aktifitas bakteri mampu memfermentasi manitol.

4.1.2

Isolasi Sekunder atau Pemurnian Dalam pemurnian mikroba dikenal istilah isolasi mikroba dan kultur murni.

Pemurnian merupakan kegiatan untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme yang ditumbuhkan sebelumnya (Rohimat, 2002). Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal, artinya mikroba ditumbuh kembangkan dari bakteri yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di isolasikan agar didapatkan bakteri murni yang dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum. Objek yang harus diperhatikan adalah bakteri (Suriawiria, 2005). Pada pemeriksaan ini media yang dilakukan isolasi sekunder atau pemurnian adalah sampel bakteri yang berasal dari media MCA, MSA dan BA yang didapatkan dari isolasi primer. Pemurnian ini dilakukan dengan memindah sebagian koloni mikroorganisme ke dalam media pertumbuhan yang baru sehingga di dapat koloni murni yang di harapkan. Pemurnian bakteri dilakukan dengan cara penggoresan menggunakan jarum ose yang dipanaskan terlebih dulu sampai berwarna merah dan didiamkan sebentar hingga tidak panas lagi kemudian digunakan untuk mengambil koloni bakteri, setelah pengambilan koloni bakteri baru dilakukan penggoresan dengan pola zig-zag pada cawan petri yang talah diberi media tumbuh bakteri (Rohimat, 2002). 4.1.2.1 Media Mac Conkey Agar (MCA) Hasil pemeriksaan makroskopis isolasi primer pada media MCA sebelumnya menunjukkan bahwa isolat bakteri yang tumbuh berwarna merah dengan koloni kecil hingga besar dan beberapa ada yang tampak mucoid (Gambar 4.4). Koloni yang tampak mucoid diduga merupakan koloni bakteri E. coli, sehingga perlu dilakukan isolasi sekunder untuk memastikan jenis koloni tersebut.

Gambar 4.4 Koloni hasil pemurnian pada media MCA (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Hasil dari isolasi sekunder atau pemurnian pada media MCA menunjukkan bahwa koloni berwarna merah muda (Gambar 4.3). Koloni yang telah dimurnikan kemudian dilakukan uji morfologi. Uji morfologi dilakukan melalui pewarnaan gram dari koloni bakteri tersebut. 4.3.2 Isolasi pada Media EMBA Isolasi pada media EMBA digunakan untuk lebih memastikan bakteri dari famili Enterobactericeae yang telah ditemukan maka diperlukan uji lanjutan yaitu dengan menanam pada media selektif yaitu media EMBA. Apabila pada media berubah warna menjadi warna hijau metalik maka bakteri tersebut positif dari famili Enterobactericeae. Hasil

isolasi

yang

didapat

adalah

bakteri

bukan

dari

famili

Enterobactericeae yang ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna menjadi hijau metalik atau terjadi perubahan warna putih.

Related Documents

Bab Iv Susu Mikro.docx
November 2019 11
Bab-iv
June 2020 31
Bab Iv
June 2020 62
Bab Iv
June 2020 34
Bab Iv
May 2020 45
Bab Iv
June 2020 48

More Documents from "Pachrin Noor Zain, ST"