BAB IV PEMBAHASAN
1.1
Keramik 1.1.1 Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi
untuk
menghasilkan
barang
dari
tanah
liat
yang
dibakar,
seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2). Keramik dinilai dari propertinya yang mempunyai kegunaan beragam disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat digunakan sebagai insulator, semikonduktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir. Disebut keramik konstruksi karena jenis keramik ini ikut serta berperan di dalam konstruksi suatu bangunan. 1.1.2
Sifat-Sifat Keramik Secara rinci sifat mekanik dan sifat fisis keramik konvensional ditunjukkan pada table 1.1 Tabel 1.1 Sifat fisis dan mekanik keramik konvensional
Sifat Keramik SIFAT MEKANIK
Besar Parameter
• Kekerasan
2600 Mpa
• Kuat tarik
0,6 Gpa
SIFAT FISIS
• Densitas
3,980 g/cm
• Penyusutan
30 %
• Titik leleh
5000 0C
Sumber : kenneth, 1996 Sifat-sifat Fisik keramik standar ISO Tabel 1.2 Sifat-sifat fisis keramik standar ISO Variabel
Keramik Alumina Tinggi
Standar ISO 6474
Al 2O3> 99,8 > 3,98
alumina Al2O3 > 99,5 > 3,90
Kandungan (% berat) Rapatan (gram/cm3)
Ukuran butiran (micron) 3-6 <7 Kekasaran 0,02 Kekerasan (vickers) 2300 > 2000 Kuat tekan (Mpa) 4500 Kuat tekuk (Mpa) 550 400 Modulus Young (Gpa) 380 Sumber : amer, ceramic Soc 1991 ( ditulis kembali Anton J, Hartono, Mengenal keramik canggih cerdas dan biokeramik, Andi Offset, Yogyakarta, 1992) Keramik memiliki sifat-sifat yang membuat keramik dapat digunakan dalam berbagai aplikasi (sesuai kebutuhan), diantaranya : a. Tahan terhadap korosi b. Keras dan kuat c. Bersifat
isolator,
semikonduktor,
konduktor
bahkan
dapat
superkonduktor d. Bersifat magnetik dan non magnetik e. Konduktivitas panas yang rendah f. Getas atau rapuh g. Kapasitas panas yang baik 4.1.3
Bahan Dasar dan Bahan Tambahan Keramik a. Bahan Dasar Keramik Bahan dasar pembuatan keramuk adalah sebagai berikut :
bersifat
1) Clay/tanah liat mengandung hidrated aluminum silica (Al2O3.2SiO2.2H2O) Tanah liat sebagai bahan pokok untuk pembuatan keramik, merupakan salah satu bahan yang kegunaannya sangat menguntungkan bagi manusia karena bahannya yang mudah didapat dan pemakaian hasilnya yang sangat luas. Kira-kira 70% atau 80% dari kulit bumi terdiri dari batuan merupakan sumber tanah liat. Tanah liat banyak ditemukan di areal pertanian terutama persawahan. Dilihat dari sudut ilmu kimia, tanah liat termasukhidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni mempunyai rumus: Al2O3.2SiO2.2H2O dengan perbandingan berat dari unsurunsurnya:Oksida Siliniu (SiO2) 47%,Oksida Aluminium(Al2O3) 39%, dan Air (H2O) 14% (Gatot, 2003 dalam Abdullah, 2005). Bentuknya seperti lempengan kecil-kecil hampir berbentuk segi enam dengan
permukaan yang datar. Bentuk kristal; seperti ini
menyebabkan tanah liat bila dicampur dengan air mempunyai sifat liat (plastis), mudah dibentuk karena kristal-kristal ini meluncur di atas satu dengan yang lain denga air sebagai pelumasnya (Astuti, 1997 dalam Trisnawanti, 2008). Mineral liat terbentuk dari hasil hancuran iklim terhadap mineral primer atau batuan yang mengandung mineral feldspar, mika, piroksin dan eamfibol. Pada dasarnya mineral liat dapat dibedakan atas 2 kelompok senyawa, yaitu liat silikat dan liat bukan silikat. Liat silikat kemudian dibedakan pila dalam 3 tipe yaitu : tipe 1:1, 2:1, dan tipe 2:2. Tipe dalam hal ini menunjukkan perbandingan antara Si-tetraeder dengan Aloktaeder . Dengan mengetahui tipe mineral liat juga dapat ditentukan tingkat hancuran suatu tanah. Tanah yang mengandung liat 1:1 menunjukkan suatu tanah yang lebih tua daripada tanah berliat tipe 2:1. Karena Si telah habis tercuci. Disamping liat silikat amorfus, yaitu alofan. Liat bukan silikat merupakan kelompok senyawa hidrus oksida besi dan
aluminum. Nama hidrus oksida mencerminkan asosiasi antara molekul air dan oksida (Hakim, 1986). Tanah liat memiliki sifat-sifat yang khas yaitu bila dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam keadaan kering akan menjadi keras, sedangkan bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Pada umumnya, masyarakat memanfaatkan tanah liat (lempung) sebagai bahan baku pembuatan bata dan gerabah. Pada umumnya ada dua jenis clay yaitu: ball clay dan fire clay. Ball clay digunakan pada keramik putih karena memiliki plastisitas tinggi dan tegangan patah tinggi dan tidak pernah digunakan tersendiri. Fire clay terdiri dari tiga kelas yaitu : a) Flin fire clay yang memiliki struktur kuat. b) Plastic fire clay yang memiliki workabilitas yang baik. c) High alumina clay dipergunakan untuk refraktori dan bahan tahan api. Dari penjelasan mengenai tanah liat diatas, dapat disimpulkan : a) fungsi tanah liat : mempermudah proses pembentukan keramik b) Sifat dan keadaan bahan : i. ii. iii.
Berbutir kasar Rapuh Dalam keadaan basah mempunyai sifat plastis tetapi bila dalam
iv. v.
keadaan kering akan menjadi keras. Bila dibakar akan menjadi padat dan kuat. Sangat tahan api.
2) Kwarsa (flint) Kwarsa merupakan bentuk lain dari batuan silica (SiO2) Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silica (SiO2) dan menggandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih, merupakan hasil pelapukan batuan yang menggandung mineral utama seperti kuarsa dan feldspar. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan
dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa penggotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65 , titik lebur 1715 0C , bentuk kristal hexagonal. a) Tujuan pemakaian kwarsa ini ialah: i.
Mengurangi susut kering, jadi mengurangi retak-retak dalam
ii. iii.
pengeringan. Mengurangi susut waktu dibakar dan mempertinggi kwalitas. Merupakan rangka selama pembakaran.
b) Sifat-sifat dan keadaan bahan : i. ii. iii. iv. v.
Memiki ukuran partikel yang halus. Sifat plastis yang tinggi. Memiliki kekuatan kering yang tinggi Penyusutan pada saat pengeringan dan pembakaran tinggi. Warna setelah pembakaran abu-abu muda karena unsur besinya
vi.
lebih tinggi dibanding kaolin. titik lebur tinggi sekitar 1728°C
3) Feldspar Feldspar adalah suatu kelompok mineral yang berasal dari batu karang yang ditumbuk dan dapat memberikan sampai 25 % flux (pelebur) pada badan keramik. Bila keramik dibakar, feldspar akan meleleh (melebur) dan membentuk leburan gelas yang menyebabkan partikel tanah dan bahan lainnya melekat satu sama lain. Pada saat membeku, bahan ini memberikan kekuatan pada badan keramik. Feldspar tidak larut dalam air, mengandung alumina, silica dan flux yang digunakan untuk membuat gelasir suhu tinggi. Feldspar pada saat ini nerupakan group mineral dengan jumlah mineral yang paling besar di kerak bumi, membentuk sekitar 60% batuan terrestrial (Indiani, 2009). Kebanyakan feldspar yang tersedia berupa sodium feldspar, potassium feldspar dan feldspar campuran. Feldspar
kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi industri yang membutuhkan kandungan feldspar yang berupa alumina dan alkali. Rumus kimia feldspar secara umum adalah XAl(Al,Si)Si2O8 dengan X adalah
potassium,
sodium, kalsium atau barium. Secara khusus rumus kimia feldspar dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis Feldspar
RumusKimia
Albite
Na(Si,Al)O
Anorthite
Ca(Si,Al)O
Orthoclase
K(Si,Al)O
Celsian
Ba(Si,Al)O
Table 2.1. Jenis-jenis feldspar Sumber: K. McPhee (1959) dalamIndiani (2009) Potash paling banyak digunakan dalam pembuatan bodi keramik, Kfeldspar sangat aktif melarutkan kuarsa dalam clay membentuk massa gelas yang sangat kental yang akan merekatkan bahan-bahan yang tidak larut, dan menyebabkan bodi padat, tidak tembus air dan tidak tembus cahaya. Feldspar berfungsi sebagai bahan pelebur (fluks) yang akan memberikan kemungkinan terbentuknya masse badan yang lebih padat dan rapat setelah dibakar, baik untuk komposisi badan keramik maupun untuk pembuatan glasir. Pada saat dibakar feldspar akan meleleh dan membentuk lelehan gelas yang menyebabkan partikel-partikel clay bersatu bersama. Partikel-partikel gelas ini memberikan kekerasan dan kekuatan pada masse badan keramik. K-feldspar merupakan pelebur terbaik dibandingkan Na-feldspar dan Ca-feldspar. Terdapat bukti bahwa dibawah titik leburnya, feldspar telah mulai bereaksi dengan lempung. Pada kenaikan temperature, feldspar menjadi lebih aktip, mula-mula akan melarutkan bahan-bahan lempung dan kemudian butir-butir kuarsa. K-feldspar banyak dipergunakan dalam
keramik halus, feldspar jenis ini sangat aktip melarutkan bahan kuarsa dan lempung, membentuk masa gelas yang sangat kental, bila mana akan merekatkan bahan-bahan tak larut dan membuat badan (barang) padat, tidak tembus air dan tidak tembus cahaya. K-feldspar tidak segera berubah bentuk selama pembakaran bahkan diatas titik leburnya. Karena alasan ini feldspar sangat identik sebagai pelebur dalam keramik halus. Na-feldspar mempunyai kemampuan melarutkan sama dengan Kfeldspar, tetapi sifat-sifat bahan gelas yang terbentuk tidak begitu baik. Benda (barang) Keramik yang mengandung Na-feldspar
mudah
mengalami perubahan bentuk dan cenderung lebih regas (brittle). Cafeldspar meningkatkan fluiditas bahan gelas dan menyebabkan perubahan bentuk suatu badan (barang) keramik (Anonim 1986: 87). Sifat-sifat feldspar adalah: a) Tahan pada temperatur 1250oC-1280oC, b) Sebagai bahan pelebur (fluks), c) Tidak plastis, d) Mengurangi susut kering dan kekuatan kering, dan e) Merendahkan temperatur bakar dari bahan lain.
4) Serbuk Kaca/Cullet Cullet adalah serbuk kaca yang sangat kecil. Kaca biasanya dihasilkan dari campuran silicon atau bahan dioksida (SiO2) yang merupakan benda amorf, dibentuk melalui
prosesan pemadatan dari
peleburan tanpa kristalisasi. Kaca kadang-kadang dianggap sebagai cairan kental (viskos) kareana bukan kristalin atau amorf. Akan tetapi hanya beberapa cairan yang dapat membentuk kaca. Pada suhu tinggi, kaca merupakan cairan sejati, dan pada fase cair ini struktur dari bahan-bahan
anorganik belum beraturan dan atom-atomnya selalu bergerak terusmenerus. b. Bahan Tambahan Keramik Bahan tambahan keramik (disesuaikan dengan jenis produk) adalah sebagai berikut : 1) Batu Kapur 2) Water Glass (Na2SiO3) Water Glass merupakan bahan pengencer yang berfungsi untuk mengencerkan 3) 4) 5)
6)
4.1.4
clay. Air Pigmen / Stain Fluxing agent : i. Borax – fluorspar ii. Boric acid – cyolite iii. Soda abu – barium mineral iv. Nepheline syenite – dll Refractory ingredient : i. Alumunium – dolomit ii. Olivine – chromite iii. Zircona – magnesite iv. Titania – dll
Proses Pembuatan Keramik a. Penyiapan bahan mentah meliputi : penggalian bahan mentah, penimbunan dan penggilingan. 1. Penggalian bahan mentah, bahan mentah yang digunakan untuk keramik pada
umumnya
adalah
lempung/tanah
liat.
Sebagian
besar
lempung merupakan bentuk endapan yang terletak di permukaan bumi sehingga penggaliannya dilakukan dengan cara terbuka. 2. Penimbunan, bahan mentah hasil galian sebaiknya ditimbun dahulu. Selama
dalam penimbunan, lempung ini diberikan air, jika perlu
direndam dalam air. Hal ini perlu dilakukan agar partikel-partikel yang semula di bawah dan kurang menyerap air menjadi lebih lapuk dan
menyerap air. Selain itu juga untuk melarutkan garam sulfat yang merugikan. Pada saat penimbunan ini, biasanya juga dilakukan pencampuran dengan bahan lain, misalnya pasir. 3. Penggilingan, Untuk lempung yang berbentuk bongkahan yang keras, sebelum ditimbun digiling terlebih dahulu. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan kollegrang yang
dasamya
berlubang-lubang
untuk
mendapatkan susunan besar butir yang lebih homogen. Selama digiling didalam alat ini, bahan yang sudah menjadi tepung ditambah dengan air sambil digiling, sehingga keluar dari kollegrang, bahan sudah berbentuk lempung basah. Untuk mendapatkan lempung yang lebih homogen, dilakukan penggilingan lagi di pugmill (mixer). Selesai dari pugmill, bahan diolah lagi di dalam extruder. Di dalam alat ini lempung diaduk dan ditekan, sehingga dihasilkan lempung yang benar-benar padat berbentuk kolom segi empat atau bulat. b. Pembentukan Produk Keramik Proses pembentukan produk keramik sangat menentukan sifat fisik suatu produk keramik. Cara pembentukan keramik tergantung pada : tujuan pemakaian, sifat bentuknya dan bahan dasamya. Ada empat cara pembentukan produk keramik, yaitu : 1. Cara pembentukan dengan proses lempung lembek (soft mud process). Cara ini biasanya digunakan untuk membentuk produk keramik yang pembentukannya dikehendaki dengan lembek sehingga dapat dilakukan pembentukan dengan tangan. Cara ini biasanya dipakai untuk benda-benda khusus yang tidak dapat dikerjakan dengan alat lain, misalnya untuk produk keramik halus yang cara pembentukannya dengan proses putar. Di dalam proses ini, lempung bersifat lembek dengan kandungan air 25 ay 40 %, dengan syarat lempung masih cukup Ikuat menahan beratnya sendiri sehingga tidak terjadi perubahan bentuk. 2. Cara pembuatan dengan proses lempung kaku (Stiff mud).
Masa yang dipakai berupa lempung kaku yang cukup berat bila dicetak/dibentuk dengan tangan.. Kadar air lempung kaku dalam cara ini kurang lebih 15 ay 30 %. Biasanya cara ini memerlukan alat pembentuk extruder sehingga dari alat ini dikeluarkan suatu kolom tanah yang kaku. Kemudian kolom tanah ini dibentuk/dipotong, lalu dibentuk kembali menjadi produk tertentu. Cara ini biasanya dipakai dalam pembuatan produk keramik berat dan keramik banhan bangunan, misalnya genteng keramik, bata merah, bata berlubang, pipa tanah dan bentuk produk keramik kasar lainnya. 3. Cara Pembentukan dengan masa slip. Cara ini dipakai bila lempung yang akan dicetak disiapkan dalam bentuk bubur yang halus sekali dan berbentuk lumpur cair. Biasanya lempung terdiri dari susunan butiran yang halus sekali. Kandungan air dalam lempung ini 12 ay 50 %. Cara ini biasanya dilakukan dengan membuat cetakan dari gips yang telah dibakar dan dengan cara mencetak tersebut dapat dibuat produk yang sama. Selain itu,juga memungkinkan untuk membentuk benda-benda yang sulit dibentuk dengan cara tangan atau mesin. Cara pembuatan ini biasanya digunakan untuk membuat produk sanitair (doset, wastafel, 4. Cara Pembentukan dengan proses kering. Dalam cara ini dipakai lempung/masa campuran yang berkadar air rendah 4 ay 12 %, sehingga masa tadi lembab. Cara membentuknya biasanya dengan alat kempa (press) yang bertekanan tinggi untuk mendapatkan produk yang mempunyai kepadatan tinggi pula. Cara ini umumnya dipakai untuk membuat produk keramik yang mempunyai kepadatan tinggi tetapi hasil bakarannya tidak sampai meleleh, misalnya dalam pembuatan produk ubin keramik, bata klinker dan bata tahan api. c. Pengeringan keramik keramik
Pada saat keramik selesai dibentuk, biasanya mengandung air antara 730 % Itergantung cara pembentukkannya. Keramik ini masih dalam kondisi mentah dan basah sehingga untuk mengurangi kadar aimya perlu dikeringkan lebih dulu. Tujuan pengeringan adalah untuk mnguapkan air yang masih terkandung di dalam produk Imentah tadi, sehingga pada saat dibakar tidak banyak terjadi kerusakan, tidak berubah sifat maupun bentuknya. Pada saat pengeringan, akan terjadi penyusutan karena air di dalam bahan mentah akan menauao sehinaaa butir-butir masa I emouna akan mendekat satu sama lain.Penyusutan akan terhenti apabila air yang …menguap telah mencapai A± A’/ – 1/3 kali. Apabila penyusutan telah selesai, makaA produk kering sudah tidak mengalami perubahan bentuk lagi . Pengeringan produk mentah dilakukan dengan 2 cara, yaitu : 1. Pengeringan alami, yaitu suatu cars pengeringan yang memanfaatkan matahari dan suhu di sekitar benda tersebut.A Kecepatan pengeringan alami tergantung oleh : suhu udara di sekitarnya, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara. 2. Pengeringan buatan, yaitu cara pengeringan dengan menggunakan tungku pemanas sehingga radiasi panas dari tungku dimanfaatkan untuk mengeringkan keramik mentah tadi. d. Pembakaran Keramik Pembakaran produk keramik bertujuan untuk mendapatkan produk yang bersifat tidak berubah bentuknya, keras, cukup kuat menahan beban, tahan air, padat dan tahan terhadap pengaruh cuaca lainnya. Proses yang terjadi pada keramik selama pembakaran terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap penguapan air mekanis sisa pengeringan. Jumlah air yang terkandung di dalam bahan mentah keramik setelah pengeringan A± 3 Se 100/0. Pada tahap awal pembakaran, perlu dilakukan
pengeringan air bebas ini. Pada tahap ini, pembakaran dilakukan secara perlahan-lahan dengan suhu relatif rendah ( 40 – ‘SOAK ) untuk menghindari penguapan secara mendadak yang menyebabkan benda retak. Kenaikan suhu pembakaran biasanya diatur antara 5 atau ‘OAK/jam. 2. Tahap Penguapan air mineral. Pada umumnya air yang terkandung di dalam masa lempung tidak lepas pada suhu di bawah 200A°C dan umumnya lepas pada suhu di atas 500)5.0C – 700)5.0C. Pada tahap ini, benda keramik menjadi lebih berpori dan kurang kuat. 3. Tahap Pembakaran Cepat. Pada tahap ini dimaksudkan agar terjadi sedikit peleburan pada dinding partikel lempung sehingga partikel satu dengan yg lainnya melekat. Untuk beberapa produk keramik yang memerlukan penyerapan air rendah, maka dilakukan peleburan lebih lanjut sehingga pori-pori yang ditinggalkan air bebas maupun air mineral menjadi tertutup. Jenis jenis tungku pembakaran : 1. Tungku berkala (periodik) Tungku yang digunakan untuk pembakaran secara berkala, dimana sejumlah bahan keramik dibakar sekaligus sampai masak kemudian tungku didinginkan lagi dan hasil bakarannya dibongkar. Demikian dilakukan berulang secara berkala. Cara ini terlalu boros karena panas yang hilang banyak sekali, terutama panas untuk memanasi badan tungku dan sewaktu tungku dingin kembali. Jenis-jenis tungku berkala : a) Tungku ladang, tungku yang biasa digunakan untuk membakar bata merah, bersifat tidak permanen. Lamanya pembakaran dari mulai memanasi tungku sampai tungku dingin kembali adalah 5 Se 7 hari. Hasil bakaran pada umunya menghasilkan rendamen rendah (60%).
b) Tungku berkala permanen. Tungku ini berbentuk ruangan permanen (berbentuk segi empat dan lingkaran). Pada sisi bawah tungku diberi lubang-lubang pembakaran. Hasil bakaran pada umumnya merata dan menghasilkan rendamen antara 70 Se 85 0/0. 2. Tungku Kontinu Tungku yang bekerja secara terus menerus (tak berhenti) kecuali produksi berhenti. Proses pembakaran berlangsung berhari-hari, berbulanbulan, dan hasilnya diambil setiap hari atau dalam jangka waktu tertentu. Jenis tungku ini ada 2, yaitu : a) Tungku kamar, dikenal dengan tungku Hofman. Berbentuk lorong yang bersekatsekat menjadi beberapa ruangan. Dengan tungku ini hasil produksi cukup besar, dimana 1 kamar menghasilkan A± 3500 bata dan lebih hemat bahan bakar. Umumnya dipakai untu produksi keramik bangunan skala besar (bata & genteng). b) Tungku
terowongan.
Berbentuk
terowongan
yang
beratap.
Pemabakaran dari samping, masa yang dibakar berjalan melalui lorong ini dengan kereta/lori. Jenis tungku ini termasuk modern untuk saat ini dg bahan bakar cair atau gas. Umumnya dipakai untuk produksi keramik halus, produk-produk keramik missal yang mutu dan harganya tinggi seperti produk sanitair. 4.1.5
Kelebihan dan Kekurangan Keramik Keunggulan keramik sebagai bahan penutup lantai: a. Lebih kuat dan tahan lama. b. Daya serap airnya rendah. c. Perawatannya relatif paling mudah. d. Tersedia dalam ukuran, motif dan warna yang beragam. e. Lebih sehat dibandingkan karpet lantai karena debu enggan menempel.
f. Mudah didapatkan. g. Keramik menawarkan estetika yang langgeng waktu dan dapat menyesuaikan diri dengan aksen tradisional ataupun modern. Kekurangan keramik: a. Bahan keramik mengantarkan dingin sehingga terkadang kurang nyaman di kaki. b. Sambungan antar keramik (nat) terkadang sulit dibersihkan karena debu atau kotoran yang menumpuk. c. Mudah pecah sehingga perlu lebih berhati-hati ketika proses pemasangannya. 4.1.6
Kegunaan Keramik Kegunaan dari keramik secara umum adalah sebagai berikut : a. Sebagai Finishing Ruang Orientasi
fungsi
keramik
menjadi
semakin
jelas
ketika
kita
membicarakan finising ruang. Dalam proses kerja kontruksi bangunan, tahap finising berhubungan dengan berbagai aktivitas memberi “sentuhan akhir”, seperti pemasangan kaca dan berbagai elemen dekoratif, misalnya pemasangan plafon gypsum, ukiran kayu untuk kolam (tiang/ pilar penyangga-Red), pengecetan dan pemasangan keramik. b. Penutup lantai Tampaknya fungsi keramik yang paling popular adalah sebagai penutup lantai. Beragam jenis, bentuk dan ukuran keramik untuk penutup lantai. Beragam jenis, bentuk, dan ukuran kramik untuk penutup lantai dapat anda temukan di pasaran. Jangan salah mengenali keramik yang digunakan untuk menutup lantai dengan yang digunakan sebagai penutup dinding. Perbedaan paling mencolok antara keduanya terletak pada bagian permukaannya. Coba raba dan perhatikan dengan seksama. Keramik yang umum dipakai sebagai penutup lantai memiliki permukaan yang sedikit lebih kasar dibandingkan keramik yang dipakai sebagai penutup dinding, perbedaan ini sebenarnya
mengarah kepada perbedaan fungsi dan penempatannya. Sebagai penutup lantai keramik pasti menjadi bagian yang diinjak – injak, bukan? Permukaan keramik yang digunakan sebagai penutup lantai sengaja dibuat sedikit bertekstur dan terasa agak kasar agar orang yang menginjak/ melewatinya tidak terpeleset. c. Penutup Dinding Keuntungan menggunakan keramik sebagai bahan penutup dinding adalah kesan clean yang jelas terlihat dari tampilannya. Selain itu, jika Anda ingin menampilkan motif tertentu pada dinding, Anda bisa memilih keramik dengan warna atau motif tertentu. Anda tidak perlu mengecatnya lagi sehingga menghemat
biaya.
Jika
dibandingkan
pengaplikasian
cat
dan
pemasangan wallpaper, penggunaan keramik memang memakan biaya yang lebih besar. Namun, rumah Anda akan tampak semakin segar dan lebih unik karenanya. d. Pelapis Meja Kerja di Dapur Alasan sebenarnya mengapa keramik digunakan sebagai pelapis meja kerja dapur membutuhkan bahan pelapis yang tahan menghadapi kegiatan memotong, mengiris, atau menumbuk bamboo. Kegiatan memasak yang identic dengan sisa kotoran berupa sampah padat (sisa kupasan kulit sayur, dan bumbu, sampah cair ( minyak goreng, lelehan mentega), serta sampah udara (bau amis yang dihasilkan ikan, ayam, atau daging)mensyaratkan bahan tanpa tempat yang seklaigus mudah dirawat (gampang dibersihkan dan tidak mudah menyerap bau). Berikut beberapa alternative penggunaan keramik sebagai pelapis meja kerja dapur: 1. Keramik digunakan hanya di permukaan atas bidang meja 2. Keramik digunakan pada sebagian permukaan atas bidang meja.
3. Keramik digunakan pada permukaan atas bidang meja serta sisi sampingnya 4. Sebagai Elemen Estetika Kegunaan keramik berdasarkan ukurannya adalah sebagai berikut : 1. Keramik 5 cm x 5 cm Keramik jenis ini digunakan sebagai variasi pada bidang-bidang kecil yang membutuhkan kedetailan tekstur keramik seperti pada tiang atau kolom bangunan atau pada ornament dinding pagar rumah. 2. Keramik 10 cm x 10 cm, 8 cm x 8 cm Kegunaan keramik ukuran ini hampir sama dengan keramik ukuran 5 cm x 5 cm namun digunakan pada bidang yang lebih lebar seperti finishing kubah masjid, pagar rumah, dan sejenisnya. Keramik ukuran 10 cm x 10 cm ini juga dapat digunakan dengan cara dipadukan dengan keramik ukuran lebar misalnya pada keramik lantai sehingga tercipta sebuah kombinasi pola keramik yang indah. 3. Keramik 10 cm x 20 cm Keramik jenis ini digunakan untuk border lantai misalnya area lantai pada pinggi tepi yang berbatasan dengan pasangan dinding atau pada finishing kaki pasangan dinding bata sehingga aman terhadap noda air saat mengepel lantai. 4. Keramik 20 cm x 20 cm, 25 cm x 25 cm, 20cm x 25 cm Keramik jenis ini digunakan untuk ruangan dengan ukuran kecil misalnya kamar mandi, tempat wudhu, dapur, janitor, dan lain-lainnya. 5. Keramik 40 cm x 40 cm Keramik jenis ini baik digunakan pada rumah tinggal seperti ruang tamu, ruang tidur, dan ruangan lainnya yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil. 6. Keramik 60 cm x 60 cm Keramik jenis ini digunakan pada ruangan dengan ukuran besar seperti ruang aula atau ruang keluarga dengan ukuran yang luas sesuai dengan suasana ruangan. Selain ukuran keramik yang disebutkan di atas, masih banyak lagi ukuran keramik lainnya baik ukuran standar perusahaan maupun yang dipesan secara
khusus dengan ukuran tertentu sebagai pola keramik yang telah direncanakan sebelumnya dalam bentuk gambar kerja detai pemasangan keramik Dalam interior bangunan (rumah), unsur keramik dapat diaplikasikan ke dalam berbagai situasi. Yang pertama kali terlintas dalam benak Anda pastilah fungsi keramik untuk penutup lantai, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, keramik tidak hanya berfungsi sebagai penutup lantai. Makin banyak elemen dalm hunian yang dapat dihiasi dengan keramik. Keramik bisa difungsikan sebagai, antara lain, bahan penutup dinding dan bahan tempelan penghias elemen interior rumah, misalnya furniture, peralatan makan, sampai benda pajangan dalam rumah. Tingkat fleksibelan keramik sebagai elemen estetika dalam rumah cukup tinggi. Bentuk dan ukurannya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kreatifitas anda. Berikut beberapa factor yang harus dipenuhi jika ingin mempercantik hunian dengan keramik. 1. Mula – mula, pilih dan sediakan space (ruang) yang ingin Anda hiasi keramik. 2. Ukurlah dengan cermat dan bersihkan permukaannya. Pastikan permukaan itu benar benar kering. 3. Siapkan keramik yang akan dipakai. JIka ukurannya tidak sesuai dengan besaran keramik, potong hingga sesuai. Lakukan pemotongan dengan perlahan, jangan tergesa- gesa agar hasilnya rapid an tidak gumpi/pecah. 4. Buat pola yang jelas agar Anda tidak perlu mereka – reka posisi peletakan keramik. 4.1.7
Jenis-jenis Keramik Dari kepadatan material yang terkandung di dalamnya inilah, maka keramik terbagi menjadi beberapa jenis : a. Gerabah (Earthenware) Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah dibentuk
dandibakar
pada
suhu
maksimum 1000°C. Keramik jenis ini
struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapislainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya. b. Keramik Batu (Stoneware) Dibuatdaribahanlempungplastis yang dicampur dengan bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu Keramik struktur
tinggi
(1200°-1300°C).
jenis dan
ini
tekstur
mempunyai halus
dan
kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan menengah. c. Porselin (Porcelain) Porselin merupakan keramik
jenis bakaran
suhu tinggi
yang
dibuat dari bahan lempung yang seperti
murni tahanapi, kaolin,
alumina dansilika. Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bias tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan
teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir. d. Keramik Baru (New Ceramic) Keramik baru merupakan keramik yang secara teknis, diproses untuk keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis lainnya. e. Keramik Biasa Jenis keramik seperti ini amat mudah ditemukan di pasaran, karena diproduksi memang jauh lebih tinggi jika disbanding dengan keramik jenis lain. Bahkan bias ditemukan di took bangunan kecil sekalipun. Untuk ukuran, keramik biasa ini cukup beragam, mulai dari ukuran 30 cm persegi sampai dengan 80 cm persegi. Ada juga yang berukuran memanjang, salah satunya seperti keramik ukuran 15 cm X 30 cm. f. Keramik Teraso Keramik jenis ini termasuk yang paling digemari, bahkan dari era 70’an. Keramik teraso juga disukai oleh masyarakat yang menginginkan penampilan etnik dan tradisional. Ukuran yang ada dipasaran cukup
beragam mulai dari keramik berukuran 20 x 20 cm sampat dengan ukuran 60 x 60 cm. Biasanya jenis ini sering kita temui di rumah makan, cafe bahkan villa yang ber-arsitektur tradisional, mediteranian atau bahkan klasik. g. Keramik Granit Alam
Kramik granit alam biasa
digunakan oleh masyarakat dari kalangan
menengah sampai kalangan atas. Dari segi keindahannya memang cukup baik untuk membuat rumah Anda tampil lebih asri. Sebab jenis keramik ini termasuk hasil tambang dari alam dan tentunya dalam hal harga adalah termasuk yang paling mahal jika dibandingkan dengan jenis lain. h. Keramik Homogeneous Tile Keramik homogeneous merupakan
tile keramik
yang dibuat meniru bentuk
fisik
batu
granit
alam
atau
marmer. Di pasaran jenis
keramik
umumnya
ini
dengan
ukuran besar sesuai trend saat ini. Seperti ukuran 40 x 40 cm, 60 x 60 cm, bahkan ada sampai berukuran 100 x 100 cm. Jenis keramik menurut proses pembentukan: a. Extrured, yaitu proses pembentukkan keramik dengan cara membasahi bahanbahan terlebih dahulu. Kemudian digiling sampai halus, ditekan melalui cetakan/celah hingga berbentuk panjang yang mengikuti proses pemotongan. b. Powder pressed, yaitu proses pembentukkan keramik, yang setelah bahanbahan dicampur air, dilakukan penggilingan. Setelah dijadikan powder (bubuk) dengan sistem spray drying, ditekan dalam tekanan tinggi pada cetakan. Jenis keramik menurut permukaan: a. Glazed ceramic, yaitu keramik yang permukaannya dilapis glasir. b. Unglazed ceramic, yaitu keramik yang permukaannya tidak dilapis glasir. Jenis keramik menurut proses pembakaran: a. Single firing, yaitu proses dimana keramik dicetak lalu diberi lapisan glasir atau dekoras, lalu dibakar untuk menjadi produk akhir (finished good). b. Double firing, yaitu proses keramik yang dicetak lalu dibakar, kemudian diberi lapisan glasir, dibakar kembali pada temperatur lebih rendah. Jenis keramik menurut porositasnya: a. Keramik extruded b. Keramik dry c. Keramik pressed d. Keramik tiles made by other processes. Jenis keramik menurut daya tahan gesek (khususnya untuk lantai):
a. Kelas I, yaitu lantai yang dilalui orang dengan alas kaki lunak atau tanpa alas kaki, tanpa ada gesekankotoran-contoh:kama mandi rumah, kamar tidur yang jalan masuknya tidak langsung dari luar rumah. b. Kelas II, yaitu lantai yang dilalui orang dengan alas kaki lunak atau normal. kadang ada sedikit gesekan yang keras-contoh: ruang keluarga,ruang tamu, dan ruang lain yang sering dilalui orang kecuali dapur. c. Kelas III, yaitu lantai yang sering dilalui orang dengan alas kaki normal. Ada sedikit gesekan yang keras-contoh: dapur, koridor, balkon, teras. d. Kelas IV, yaitu lantai dengan lalu lintas normal, dengan gesekan keras-contoh: dapurm komersil, hotel, ruang pameran, jalan masuk. e. Kelas V, yaitu lantai dengan lalul-lintas pejalan kaki yang pada periode tertentu mendapat gesekan keras-contoh: shopping center, bandara, foyer hotel, area pedestrian, area industri. Jenis keramik berdasarkan ukuran standar yang sering kita temui di pasar antara lain : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. 4.1.8
Keramik 20 cm x 20 cm Keramik 30 cm x 30 cm Keramik 20 cm x 25 cm Keramik 25 cm x 33 cm Keramik 33.3 cm x 50 cm Keramik 32.5 cm x 49 cm Keramik 32.5 cm x 65.6 cm Keramik 33.3 cm x 33.3 cm Keramik 45 cm x 45 cm Keramik 33.3 cm x 66.6cm
Teknik Pengukuran Keramik a. Resistivitas Menurut Xiangdong (1996) dalam Indiani (2009) resistivitas adalah besarnya tegangan yang diberikan terhadap luas penanmpang suatu bahan tertentu dibagi besarnya arus yang mengalir dan panjang tersebut. ρ=RAl
dengan ρmerupakan resistivitas bahan (Ωcm), l merupakan panjang bahan (cm), R merupakan hambatan bahan (Ω), dan A merupakan luas penampang bahan (cm2). Untuk menentukan resistivitas berbentuk silinder dapat menggunakan (Griffiths, 1986): ρ=2πRLln(a) Resistivas listrik suatu bahan merupakan ukuran kemampuan bahan tersebut unutk memindahkan muatan listrik dibawah pengaruh medan listrik. Standar isolator
untuk
tengan
rendah
berdasarkan
resistivitasnya
memiliki
resistivitas ~ 107Ωcm, untuk isolator tegangan menengah maka harus memiliki resistivitas 109-1014 Ωcm, dan untuk isolator tegangan tinggi maka resistivitasnya harus lebih dari 1014 Ωcm. b. Densitas Densitas merupakan suatu ukuran massa per unit volume dan dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (g/cm3) atau pound per inch kuadrat (lb/in2). Pengukuran densitas yang dilakukan adalah jenis densitas ruah (bulk density) berdasarkan metode Archimedes dimana menghitung ruah diberikan pada persamaan (Yusup, 1998): ρb=mkmb-(mg-mkw)ρair dengan ρbmerupakan bulk density (g/cm3), ρair merupakan densitas air (1g/cm3),mb merupakan (g), mg merupakan
masa
massa
basah
ketika
(g), mk merupakan
beban
digantung
massa
dalam
air
kering (g),
dan mkw merupakan massa kawat penggantung. c. Kuat Tekan Kuat tekan didefinisikan sebagai ketahana suatu bahan terhadap beban yang dilakukan sampai bahan tersebut pecah. Secara umum dapat diketahui hubungan antara kekuatan terhadap tekanan (pembebanan yang diberikan) adalah sebagai berikut: P=FA
dimana P = kekuatan tekan (Pa), F adalah pembebanan dalam satuan newton (N) dan A adalah luas penampang dalam satuan m2. d. Susut Bakar Pengukuran susut bakar dilakukan pada sampel uji berbentuk silinder. Susut bakar ini terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan volum dengan volum(∆V) sampel sebelum dilakukan pempakaran yang dinyatakan sebagai berikut: % susut bakar volum = V0-V1V0x 100% dengan Vo volume sampel yang belum dibakar (cm3), V1 adalah volume sampel yang telah dibakar (cm3) 2. Susut bakar volum adalah perbandingan perubahan massa ∆mdengan massa sampel sebelum dilakukan pembakaran (m0)yang dinyatakan sebagai berikut: % susut bakar volum = m-m1m0x 100% dengan mo massa sampel yang belum dibakar (gram), m1 adalah massa sampel yang telah dibakar (gram). Susut bakar umumnya terjadi akibat hilangnya air karena penguapan dan terjadinya reaksi cat aditif dalam keramik dan butiran menyatu aktif terhadap butiran besar. Kekosongan yang terjadi akan diisi oleh fluks (pelebur), hal inilah yang mungkin dapat menyebabkan kekurangan massa dan sampel. 4.1.9
Sistem Pemasaran Keramik Salah satu hal penting dalam sebuah bisnis perusahaan adalah adanya strategi pemasaran dengan baik.
Mengingat begitu pentingnya pemasaran
tersebut seorang pengusaha ataupun perusahaan harus cermat cepat dan tepat dalam melakukannya.
Pemasaran itu sendiri memberikan kontribusi secara
langsung untuk mencapai kelangsungan hidup . Selain itu pemasaran merupakan harga mati bagi sebuah perusahaan maksudnya setiap perusahan harus membuat perencanaan pemasaran yang baik, jika salah dalam membuat perencanaan maka
akan berdampak jelek terhadap masa depan dan kelangsungan perusahan yang bersangkutan. Jadi Pemasaran itu sendiri mempunyai makna suatu proses perencanaan dan manjalankan konsep, harga, Promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, individu dan organisasi. Berdasarkan makna di atas
proses Pemasaran di mulai dari
menemukan apa yang di inginkan konsumen.Semua ini tidak terlepas dari konsep merketing yang paling dasar yaitu berusaha memproduksi produk atau jasa untuk memenuhi selera konsumen (falue based), sehingga konsumen puas. Beberapa produk didalam pemasaran itu sendiri banyak produk produk yang di distribusikan ke konsumen, salah satunya pemasaran Keramik. Didalam pemasaran keramik seorang pengusaha atau perusahaan harus tepat dalam merencanakan suatu bisnisnya. Untuk mendapatkan laba untuk kesejahteraan individu kelompok atau masyarakat harus memperhatikan : a.
Proses Pemasaran Menejer pemasaran bertanggung jawab atas berbagai aktifitas yang dilakukan bersama-sama dalam proses pemasaran, yang meliputi : 1. Mengimplementasikan strategi pemasaran 2. Mendesien pengukuran kinerja 3. Secara periodik melakukan evaluasi upaya pemasaran, dan memebuat perubahan jika di perlukan.
b.
Perencanaan Strategis Tujuan dari perencanan strategis adalah pertumbuhan jangka panjang,
salah dalam
menghasilkan
laba dan
membuat strategis dapat
mengancam kelangsungan hidup perusahan . perencanan yang baik akan membantu melindungi sumber daya perusahan dan
meproteksi sumber
dayanya terhadap desakan persaingan. c.
Rencana Pemasaran (Marketing Plan) Perencanan pemasaran adalah suatu proses yang sistematis untuk mengembangkan dan mengokordinir keputusan –keputusan pemasaran agar
berjalan lancar dan mencapai tujuan kedepan yang sudah di rencanakan sebelumnya d. Strategi dan Program Pemasaran 1. `Strategi pemasaran Strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang di harapkan akan di capai dalam hal permintaan pada pasar target tertentu. ( G. W paul (1987:157). Macam-macam strategi pemesaran dapat di bagi kedalam empat jenis dasar : a)
Memasang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai
b)
Memasang kebutuhan
primer dengan memperbesar tingkat
pemakian c)
Merangsang
kebutuhan
selektif
dengan
mempertahankan
pelanggan yang ada d)
Merangsang kebutuhan selektif menjaring pelanggan yang baru
e. Sasaran Pengembangan Produk Untuk memberikan arah bagi keputusan pengembangan produk, sasaran pengembangan produk haru di tetapkan dengan jelas sasaran pengembangan produk ada empat : 1.
Program modifikasi lini produk
2.
Program perluasan lini produk
3.
Produk komplomenter
4.
Program diversifikasi
f. Program Periklanan Macam –macam sasaran periklanan 1.
Mengubah
presepsi tentang atribut
merek
untuk menjaring
pelanggang baru memalui penempatan posisi yang berbeda. 2.
Mengubah keyakinan tentang merek : meningkatkan nilai produk di mata konsumen dalam hal atribut yang penting atau mengubah
penilaian relatif dari produk –produk pesaing dengan produk-produk lokal . 3.
Mengukuhkan sikap , memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek teresebut memeberikan tingkat kepuasan tinggi untuk manfat yang paling penting ,mengukuhkan sikap mempertahankan kesukaan akan merk dan akan kesetian merk