Bab Iv Dan V

  • Uploaded by: annisamedianat
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Dan V as PDF for free.

More details

  • Words: 1,757
  • Pages: 9
BAB IV PEMBAHASAN

Dari teori dan kasus yang terjadi di lapangan, terdapat kesamaan asuhan yang dilakukan dengan teori ataupun penanganan kasus dengan Manajemen Varney: 1.

SUBJEKTIF Pada tahap ini penulis melakukan pengkajian dan pengumpulan data dasar yang merupakan proses manajemen asuhan kebidanan yang ditunjukkan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan baik fisik, psokosial, dan spiritual. Pengumpulan data juga dilakukan melalui anamnesis meliputi identitas ibu, data biologis, psikologis, sosial dan ekonomi sedangkan pada pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Adapun pemeriksaan penunjang yaitu laboratorium dan pemeriksaan USG. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan. Hal ini disebabkan karena respon ibu dalam memberikan informasi sangat jelas sehingga penulis dengan mudah memperoleh data yang dibutuhkan. Dari kasus Ny.”C” didapatkan letak janin yaitu letak sungsang menurut Rukiyah (2010), letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian terendah (presentasi bokong), sedangkan menurut Yohana (2011) janin normal adalah janin dengan letak memanjang dengan bagian terbawah adalah kepala. Jadi, antara teori dengan kasus Ny.”C” terdapat kesenjangan. Pada kasus, Ny.”C” datang dengan keluhan merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga. Menurut Rukiyah (2010), keluhan utama ibu dengan kehamilan letak sungsang adalah ibu mengeluh ada bagian keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga. Menurut penulis, rasa sesak di tulang iga yang dirasakan ibu disebabkan oleh desakan kepala janin pada tulang iga sehingga menimbulkan nyeri, sedangkan nyeri pada ari-ari bisa disebabkan karena sudah mulainya kontraksi rahim ibu (Braxton Hicks) atau bisa karena psikologis ibu yang cemas akan kondisi janin ibu yang sungsang. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan. 54

2.

OBJEKTIF 1) HPHT :28-02-2015 Usia kehamilan Ny.”C” pada saat datang ANC tanggal 12 Oktober 2015 adalah 32 minggu. Menurut Mochtar (2011), penyebab terjadinya letak sungsang salah satunya adalah janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur). Menurut penulis, Ny.”C” mengalami kehamilan dengan letak sungsang diakibatkan karena usia kehamilan ibu yang belum cukup bulan dengan usia kehamilan pada akhir asuhan 32-33 minggu , sehingga janin mudah bergerak di dalam rahim. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan. 2) TTV : Pada kasus Ny.”C”, pernapasan ibu meningkat, yaitu 25 x/i. Menurut Indriyani (2013), pernapasan normal : 16-24 x/i. Menurut penulis, frekuensi pernafasan ibu mengalami peningkatan karena ibu merasakan sesak yang disebabkan desakan kepala janin pada tulang iga ibu. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan. 1) Palpasi : Pada kasus Ny.”C”, hasil pemeriksaan Leopold ibu adalah : a) Leopold I : TFU : pertengahan px-pusat. Pada fundus, teraba bulat, keras dan melenting kemungkinan kepala janin b) Leopold II: Pada perut ibu bagian kiri, teraba keras, panjang dan memapan kemungkinan punggung janin. Pada perut ibu bagian kanan, teraba tonjolan-tonjolan kecil, kemungkinan ektremitas janin. c) Leopold III

: Pada perut ibu bagian bawah, teraba bundar, lunak,

dan tidak melenting kemungkinan bokong janin belum masuk PAP Menurut Rukiyah (2010), hasil pemeriksaan Leopold ibu dengan kehamilan letak sungsang: a) Leopold I

: teraba bagian keras, bulat, dan melenting pada fundus.

b) Leopold II

: Punggung dapat diraba pada salah satu sisi perut,

bagian kecil pada sisi yang berlawanan,

55

c) Leopold III

: diatas simphisis teraba bagian yang kurangbundar,

lunak dan tidak melenting. Menurut penulis, hasil pemeriksaan fisik Leopold yang menandakan Ny.”C” mengalami kehamilan letak sungsang yaitu teraba bagian keras, bulat, dan melenting ini menandakan kepala janin pada fundus ibu, dan diatas simphisis teraba bagian yang kurang bundar, lunak dan tidak melenting, ini menandakan bokong janin pada bagian bawah perut ibu.Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan. 2) Auskultasi : Pada kasus Ny.”C” DJJ janin didapatkan setinggi pusat. Menurut Rukiyah (2010), denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat) .Menurut penulis, pada ibu dengan kehamilan letak sungsang punggung janin berada pada perut ibu bagian atas sehigga DJJ janin didapatkan sepusat atau pada tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat). Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan. 3) Pemeriksaan Penunjang : Pada kasus Ny.”C” ibu dianjurkan untuk melakukan USG. Menurut Saputra (2014) USG berguna untuk: a) Memastikan presentasi b) Posisi plasenta c) Maturitas janin d) Estimasi berat janin e) Jumlah cairan ketuban f) Anomali kongenital yang nyata g) Hiperekstensi leher (Saputra, 2014). Menurut penulis, USG pada ibu hamil dengan letak sungsang berguna untuk melihat keadaan janin didalam rahim apakah ada anomali kongenital, posisi plasenta, preentasi janin, dan jumlah air ketuban. Ini berguna untuk mencari penyebab janin letak sungsang, merencanakan

56

tindakan atau asuhan yang tepat yang akan diberikan kepada ibu berdasarkan kondisi yang ada dan merencanakan cara persalinan yang tepat sesuai dengan kondisi ibu dan janin. Sehingga ibu bisa bersalin dengan baik dan tanpa hambatan nantinya. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan. 3. ANALISIS Dalam menegakkan diagnosa atau masalah aktual maupun

potensial

harus berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan yang didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik subjektif maupun objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian. A. Diagnosa Diagnosa ibu pada kasus yang dapat ditegakkan adalah: Ny.”C” G1P0A0H0 usia kehamilan 32 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin, let-su, pu-ki, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik. Data Dasar : 1. HPHT : 28-02-2015 2. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama 3. Leopold I : Pada fundus : teraba kepala Leopold II :puki Leopold III: let-bokong 4. DJJ : 142 x/i B. Masalah Ketidaknyamanan karena desakan kepala janin pada tulang iga C. Kebutuhan 1. Beri konseling mengenai keadaan letak janinnya dan anjurkan ibu untuk sering-sering sujud (knee-chest) 2. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan USG D. Masalah Potensial : belum ada

57

Menurut teori diagnosis kehamilan letak sungsang dapat dilakukan dengan: A. Pemeriksaan Abdomen Dengan maneuver Leopold pertama, teraba kepala janin yang bulat, keras, dan balotemen positif pada fundus. Manuver kedua menunjukkan punggung terletak pada salah satu sisi abdomen dan bagian kecil pada sisi yang lain. Pada manuver ketiga, bokong dapat digerakkan di atas pintu atas panggul jika belum engage. Setelah janin masuk panggul (engagement), maneuver keempat menunjukkan bokong yaitu terfiksasi di dalam simfisis. B. Auskultasi Djj paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat (Mochtar, 2011) Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus, diagnosa kehamilan letak sungsang dapat ditegakkan dengan cara melakukan palpasi pada abdomen yang didapatkan pada leopold I teraba bulat, keras dan melenting kemungkinan kepala janin, dan pada leopold III teraba lunak, membundar dan tidak melenting, sehingga pada kasus dan teori tidak ditemukan kesenjangan dalam penegakan diagnosa. Pada auskultasi didapatkan bahwa djj janin terdengar lebih tinggi dari pusat, pada tinjauan teori djj paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat (Mochtar, 2011), sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.

4. PERENCANAAN A. Perencanaan Pada kasus Ny.”C” ibu dianjurkan untuk sujud (knee-chest) yaitu meletakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri atau kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin.Kegunaan gerakan ini adalah untuk

58

mempertahankan atau memperbaiki posisi janin agar bagian kepala janin tetap berada di bawah. Menurut Winkjosastro (2010) asuhan yang diberikan pada kehamilan letak sungsang adalah : a. Beritahu hasil pemeriksaan yang sebenarnya, jelaskan pada pasien mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan letak sungsang. b. Beri konseling mengenai gerakan knee-cheest, yaitu meletakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh kesamping kiri atau kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin. Kegunaan gerakan ini adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki posisi janin agar bagian kepala janin tetap berada di bawah. Gerakan ini disebut juga sebagai gerakan “anti sungsang” c. Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya. Menurut penulis, asuhan yang tepat diberikan pada kasus Ny.”S” dengan kehamilan letak sungsang dengan usia kehamilan belum cukup bulan pada akhir asuhan (32-33 minggu) adalah dengan menganjurkan ibu melakukan gerakan sujud (knee-chest) yang diharapkan bisa mengubah posisi janin yang letak sungsang menjadi letak kepala. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan.

B. Pelaksanaan Pada kasus Ny.”C” usia kehamilan 32 minggu dianjurkan untuk sujud (knee-chest) yang diharapkan bisa merubah letak janin yang sungsang menjadi letak kepala. Dan ibu telah melakukan gerakan sujud (knee-chest) tersebut. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan.

59

C. Evaluasi Pada kasus Ny.”C”, ibu datang ANC tanggal 12 Oktober 2015.Ibu telah

melakukan

gerakan

sujud

(knee-chest)

yang

dianjurkan

sebelumnya.Pada tanggal 14 dan 16 Oktober 2015, penulis melakukan kunjungan ke rumah ibu, setelah dilakukan pemeriksaan Leopold, letak janin masih dengan letak sungsang. Ibu dianjurkan kembali untuk melakukan gerakan sujud (knee-chest) yang diharapkan supaya letak janin ibu yang sungsang bisa berubah menjadi letak kepala. Karena usia kehamilan ibu yang masih belum cukup bulan, dan masih ada waktu bagi janin untuk berputar. Ibu dianjurkan untuk melakukan USG untuk mengetahui posisi dan letak janin di dalam rahim, mengetahui jumlah cairan air ketuban, letak plasenta dan keadaan plasentanya. Jadi, antara teori dan kasus Ny.”C” tidak terdapat kesenjangan.

60

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Penulis telah mampu melakukan pengkajian data Subjektif pada kasus Ny.”C” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 32 minggu dengan Letak Sungsang di BPM Zulfira Amd.Keb Tarusan Pesisir Selatan Tanggal 12 Oktober 2015.

5.1.2

Penulis telah mampu melakukan pengkajian data Objektif pada kasus Ny.”C” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 32 minggu dengan Letak Sungsang di BPM Zulfira Amd.Keb Tarusan Pesisir Selatan Tanggal 12 Oktober 2015.

5.1.3

Penulis telah mampu menegakkan diagnosa, masalah, serta menentukan kebutuhan dan mengidentifikasi diagnosa potensial pasien berdasarkan datadata yang telah dikumpulkan pada kasus dengan diagnosa Ny.”C” G1P0A0H0 Usia kehamilan 32 minggu, janin hidup, tunggal, intra uterin, let-su, pu-ki, jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik.

5.1.4

Penulis telah mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan sesuai dengan diagnosa, masalah dan kebutuhan klien padakasus Ny.”C” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 32 minggu dengan Letak Sungsang di BPM Zulfira Amd.Keb Tarusan Pesisir Selatan Tanggal 12 Oktober 2015, dengan mengajarkan teknik knee-chest dan ibu sudah mampu melaksanakan teknik knee chest.

5.1.5

Penulis telah mendokumentasikan asuhan yang telah dilaksanakan dengan pendokumentasian SOAP pada kasus Ny.”C” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 32 minggu dengan Letak Sungsang di BPM Zulfira Amd.Keb Tarusan Pesisir Selatan Tanggal 12 Oktober 2015.

61

5.2 Saran Sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang kebidanan, penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 5.2.1

Institusi Pendidikan Hendaknya dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktik baik dari segi teori atau keterampilan secara maksimal agar mahasiswa dapat dengan mudah dan mandiri memberikan pelayanan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.

5.2.2

Instansi Pelayanan Kesehatan Menetapkan dan mempertahankan protap yang sudah ada dan menerapkan manajemen kebidanan dalam pelayanan persalinan khususnya tentang protap kehamilan dengan letak sungsang.

62

Related Documents

Bab Iv Dan V
October 2019 44
Bab Iv Dan Bab V
May 2020 29
Bab Iv Dan Bab V
June 2020 24
Bab Iv, V, Dan Vi.docx
August 2019 35
Bab Iv V Titin.docx
July 2020 17

More Documents from "Sunarti usman"

Bab Ii Tinjauan Teori
October 2019 49
Laporan Kegiatan Dm.docx
October 2019 31
Bab Iv Dan V
October 2019 44