Bab Iv Dan Bab V

  • Uploaded by: akhmad buhori muslim
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Dan Bab V as PDF for free.

More details

  • Words: 2,111
  • Pages: 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAASAN HASIL PENELITIAN Pada BAB ini akan disajikan hasil penelitian yang di peroleh dari para lanjut usia yang mengikuti program kegiatan posbindu Puskesmas Karawaci Baru, Kota Tangerang pada bulan juni tahun 2009, dengan menggunakan sampel penelitian yaitu sebanyak 28 orang sebagai respondennya. Tabel 4.1 Distribusi frekuensi latihan fisik atau olahraga lanjut usia Di wilayah puskesmas karawaci baru, kota tangerang, bulan juni 2009 No Latihan fisik atau olahraga 1. Melakukan

∑ 23

% 82,14

2.

Tidak melakukan 5 17,86 Jumlah 28 100 Sumber : lanjut usia di wilayah kerja puskesmas kaarawaci baru, kota tangerang, yang dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan tabel 4.1 diatas , terlihat bahwa mayoritas lanjut usia yang ada di daerah puskesmas karawaci baru, suka melakukan latihan fisik atau olahraga yaitu sebanyak 82,14% , dan yang tidak suka berolahraga 17,86% saja. Dari jumlah keseluruhan 28 responden.

Tabel 4.2

Distribusi gerakan lanjut usia yang menjalankan latihan fisik atau olahraga Di wilayah puskesmas karawaci baru, kota tangerang, bulan juni 2009 No 1. Benar 2.

Gerakan

∑ 12

% 52,17

Salah

11 47,83 Jumlah 23 100 Sumber : lanjut usia di wilayah kerja puskesmas kaarawaci baru, kota tangerang, yang dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan tabel 4.2 diatas, gerakan yang dijadikan subjek penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu gerakan yang benar dan gerakan yang salah, sebagian besar lanjut usia yang melakukan latihan dan melakukan gerakan dengan benar yaitu 52,17%, dan hampir setengahnya melakukan gerakan yang salah yaitu sebanyak 47, 83%, dari jumlah keseluruhan yang melakukan latihan fisik, yaitu 23 orang. Tabel 4.3 Distribusi waktu atau intensitas lanjut usia dalam melakukan latihan fisik atau olahraga di wilayah puskesmas karawaci baru, bulan juni 2009 No Waktu 1. Sesuai ketentuan

∑ 14

% 60,87

2.

Tidak sesuai ketentuan 9 39,13 Jumlah 23 100 Sumber : lanjut usia di wilayah kerja puskesmas kaarawaci baru, kota tangerang, yang dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar lanjut usia yang melakukan latihan fisik atau olahraga, melakukan dengan waktu yang sesuai ketentuan yaitu 60,87%, dan hampir sebagian lanjut usia 39,13% tidak melakukan sesuai dengan

32

ketentuan, dari jumlah keseluruhan yang melakukan latihan fisik atau olahraga yaitu 23 orang. Tabel 4.4 Distribusi tempat melakukan latihan fisik atau olahraga lanjut usia Di daerah puskesmas karawaci baru, kota tangerang, bulan juni 2009 No 1. Benar 2.

Tempat

∑ 14

% 60,87

Salah

9 39,13 Jumlah 23 100 Sumber : lanjut usia di wilayah kerja puskesmas kaarawaci baru, kota tangerang, yang dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar lanjut usia 60,87% melakukan latihan fisik di tempat yang tepat, dan hampir separuh dari lanjut usia 39,13% melakukan latihan fisik di tempat yang salah. Dari 23 jumlah lajut usia yang melakukan latihan fisik atau olahraga.

Tabel 4.5 Distribusi pelatih yang melatih saat melakukan latihan fisik atau olahraga Lanjut usia di daerah puskesmas karawaci baru kota Tangerang bulan juni2009. No 1. Terlatih 2.

Tidak terlatih

Pelatih

∑ 20 3

% 86,96 13,04

Jumlah 23 100 Sumber : lanjut usia di wilayah kerja puskesmas kaarawaci baru, kota tangerang, yang dijadikan sampel penelitian. Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa yang melakukan latihan fisik atau olahraga di kelompok lanjut usia yaitu dengan pelatih yang terlatih 86,96% dan yang melakukan latihan fisik dengan atau tanpa pelatih yang tidak terlatih adalah 13,04% dari jumlah keseluruhan yang melakukan latihan fisik sebanyak 23 orang.

Tabel 4.6 Distribusi pemeriksaan kesehatan lanjut usia di daerah puskesmas karawaci baru kota Tangerangbulan juni2009. No Status kesehatan sesuai TTV 1. Sehat ( TTV normal untuk lansia )

∑ 12

% 52,17

2.

11

47,83

Sakit ( TTV abnormal untuk lansia )

Jumlah 23 100 Sumber : lanjut usia di wilayah kerja puskesmas kaarawaci baru, kota tangerang,

34

yang dijadikan sampel penelitian. Tabel 4.6 menggambarkan status kesehatan para lansia di daerah puskesmas karawaci baru pada saat dilakukan penelitian. Distribusi status kesehatan para lansia yang didapat yaitu lansia sehat sebanyak 12 orang atau 52,17%, dan yang sakit 11 orang atau 47,83%. Penggolongan lansia yang sehat dan sakit berdasarkan nilai tanda – tanda vital (TTV) pada saat pemeriksaan. Pembahasan Pada pembahasan ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilakukan pada lanjut usia yang melakukan latihan fisik atau olahraga, penelitian ini telah dilakukan terhadap 28 lanjut usia yang menjadi responden di daerah puskesmas karawaci. Dan di peroleh hasil sebagai berikut:

Latihan fisik atau olahraga untuk kesehatan lansia Seorang manusia dikatakan lansia ketika manusia tersebut menua (menjadi tua). Pada saat menua, secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya menurun sehingga tidak dapat bertahan terdapat infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Untuk

mengatasi

penurunan

fungsi

normal

tubuh

dan

mempertahankan kesehatan lansia salah satunya adalah dengan rutinitas melakukan latihan fisik. Latihan fisik atau olahraga merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau memelihara kebugaran tubuh. Pada penelitian ini latihan fisik atau olahraga yang akan di kaji lebih dalam adalah gerakan lansia dalam melakukan latihan fisik, waktu lansia dalam melakukan latihan fisik, tempat lansia untuk melakukan latihan fisik, dan pelatih atau instruktur pada saat melakukan latihan fisik agar latihan mempertahankan kesehatan lansia bisa optimal. Berikut pembahasan mengenai latihan fisik yang didapat ketika penelitian dilakukan : Gerakan lansia dalam melakukan latihan fisik Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar lanjut usia yang melakukan latihan dan melakukan gerakan dengan benar yaitu 52,17%, dan hampir setengahnya melakukan gerakan yang salah yaitu sebanyak 47, 83%. Orang yang melakukan gerak tubuh secara alami seperti meyapu, mecuci piring, mencangkul, atau pekerjaan lain yang mengeluarkan energi itu juga sudah merupakan latihan fisik, akan tetapi gerakan tersebut belum tentu menjadikan lanjut usia menjadi sehat atau meningkatkan kesehatan, tetapi malah menjadikan lanjut usia menjadi sakit atau cedera karena ketidak tahuan atau kesalahan dalam gerakan. Hal ini disebabkan karena lanjut usia sudah mengalami banyak penurunan pada fisik, sehingga dalam bergerakpun harus hati-hati karena kesalahan sedikit dapat menimbulkan

36

cedera atau jatuh yang akan menyebabkan sakit atau sampai meninggal. Hal ini sesuai dengan pendapat prasetyo (1998) mengatakan, “penurunan Kekuatan fisik, pancaindera, potensi dan kapasitas intelektual di mulai pada tahap-tahap tertentu”, sehingga pada tahapan lanjut usia penuruan tersebut mulai terlihat dan akan ada perbedaan yang menonjol. Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri ketika melakukan gerakan dalam olahraga, Karena dengan gerakan yang benar akan dapat mempertahanka kesehatan dan kekuatan tubuh sehingga pencapaian tujuan tercapai. Waktu lansia dalam melakukan latihan fisik Berdasarkan tabel 4.3 sebagian besar lanjut usia yang melakukan latihan fisik atau olahraga, sesuai dengan ketetuan waktu adalah 60,87%, dan hampir sebagian orang lanjut usia tidak melakukan latihan fisik atau olahraga sesuai dengan ketentuan waktu yaitu

39,13%, dari jumlah

keseluruhan yang melakukan latihan fisik atau olahraga yaitu 23 orang. Menurut A. Setiono Magoenprasodjo dalam buku Olahraga Tanpa Terpaksa, waktu latihan fisik adalah 60%-80% denyut nadi maksimal, dan apabila seseorang tidak pernah malakukan latihan fisik atau olahraga. Melakukan latihan fisik atau olahraga sebaiknya dilakukan pada tiga fase, yaitu delapan minggu pertama, latihan dilakukan hingga 60% denyut nadi maksimal, delapan minggu ke dua melakukan latihan fisik hingga 70% denyut nadi maksimal, dan delapa minggu ketiga dan seterusnya dapan

dilakukan hingga 80% denyut nadi maksimal (keterangan : deyut nadi maksimal = 220-umur seseorang dalam tahun). Melakukan latihan fisik atau olahraga cukup dilakukan 3 kali dalam satu minggu untuk mencapai kesehatan yang optimal. Karena apabila kebanhyakan melakukan dapat menyebabkan keletihan dan menurukan daya imunitas. Tempat lansia untuk melakukan latihan fisik Berdasarkan tabel 4.4 sebagian besar lanjut usia 60,87% melakukan latihan fisik sesuai dengan ketentuan tempat, dan hampir separuh dari lanjut usia (39,13%) melakukan latihan fisik di tempat yang salah dari 23 jumlah lajut usia yang melakukan latihan fisik atau olahraga. Menurut A. Setiono Magoenprasodjo dalam buku Olahraga Tanpa Terpaksa, tempat yang tepat dalam melakukan latihan fisik atau olahraga adalah tempat yang tidak licin, tidak berkerikil dan tidak berair, karea tempat seperti itu dapat menyebabkan injuri jatuh, hingga mengakibatkan cedera atau bahkan kematian bagi usia lanjut, dan yang paling baik yaitu tempat yang udaranya masih bersih atau belum terkena polusi

udara,

karena udara yag masih segar dapat meningkatkan stamina. pelatih atau instruktur pada saat melakukan latihan fisik Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa yang melakukan latihan fisik atau olahraga di kelompok lanjut usia yaitu dengan pelatih yang

38

terlatih 86,96% dan yang melakukan latihan fisik dengan atau tanpa pelatih yang tidak terlatih adalah 13,04% dari jumlah keseluruhan yang melakukan latihan fisik sebanyak 23 orang. Kesehata lajut usia dapat di tingkatkan dengan melakuka latihan fisik atau olahraga, tetapi apabila olahraga tanpa pelatih atau orang yang menjadi pemimpin (lider), olahraga dilakukan dengan tidak tepat, karena seorang lider atau pemimpin yang terlatih yang dapat melakukan gerakan dengan tepat dan di ikuti oleh peserta senam akan menjadikan lanjut usia tidak akan mengalami cidera hingga terjadi kematian. Hal ini sesuai dengan teori F.X. Heri Joewono, M.B.A dalam buku pokok-pokok pikiran kepemimpinan abad 21. Kepemimpinan diartikan sebagai suatu cara dan metode seseorang yang dapat mempegaruhi orang lain sedemikian rupa sehingga orang tersebut dengan sadar mengikuti dan mematuhi segala kehendaknya. Status kesehatan lansia Status kesehatan lansia yang dikaji pada penelitian ini yaitu dengan cara melakukan observasi tanda – tanda vital setelah. Pemeriksaan dilakukan setelah lansia berolahraga. Hasil penelitian membuktikan bahwa lansia yang melakukan latihan fisik belum tentu sehat, jika gerakan yang dilakukan tidak benar, waktunya tidak sesuai ketentuan, tempat tidak tepat, dan dengan pelatih yang tidak terlatih. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan melihat pada tabel 4.6, tidak semua yang melakukan latihan fisik atau olahraga sehat keadaan fisiknya

karena pada pemeriksaan TTV hanya 52,17% yang termasuk dalam kategori sehat dengan hasil pemeriksaan TTV normal, sebanyak 23 responden (hasil pengurangan responden, lanjut usia yang melakukan latihan fisik saja). Selain itu juga Sebanyak 47,83% responden mereka juga mempuyai nilai pemeriksaan yang abnormal dan di kategorikan sebagai lansia yang sakit. Semuanya itu terjadi karena lanjut usia berolahraga tetapi mereka melakukan latihan fisik dengan salah (gerakan salah, waktu tidak sesuai ketentuan, tempat yang salah atau beresiko terjadi injuri, dan pelatih yang tidak terlatih). Terlihat pada tabel 4.2, bahwasanya lanjut usia yang melakukan latihan fisik tetapi gerakannya masih banyak yang salah. Hampir setengah lanjut usia melakukan gerakan yang salah yaitu sebanyak 47, 83%, pada tabel 4.3 hampir sebagian lanjut usia 39,13% tidak melakukan latihan fisik atau olahraga sesuai dengan ketentuan waktu, pada tabel 4.4 hampir separuh dari lanjut usia (39,13%) melakukan latihan fisik di tempat yang salah atau beresiko injuri, dan pada tabel 4.5 lanjut usia yang melakukan latihan fisik dengan atau tanpa pelatih yang tidak terlatih adalah 13,04%. Ini semua membuktikan bahwa besarnya jumlah lanjut usia di puskesmas karawaci baru yang masih sakit-sakitan walaupun mereka sudah menjalankan latihan fisik. Itu dikarenakan mereka menjalankan latihan fisik dengan tidak benar (salah) sehingga pencapaian tujuan tidak tercapai, mereka melakukan olahraga tetapi masih tetap banyak yang sakit.

40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada BAB sebelumnya bahwa hasil penelitian terhadap gambaran latihan fisik untuk kesehatan lanjut usia (lansia) di daerah Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang Tahun 2009, status kesehatan lansia yang dipengaruhi oleh latihan fisik dibagi menjadi tiga kategori yaitu lansia yang melakukan latihan fisik dengan benar mereka mempunyai nilai pemeriksaan TTV yang normal atau berstatus sehat, lansia yang melakukan pelatihan fisik tidak benar mereka berstatus tidak sehat dan mempunnyai nilai pemeriksaan TTV yang abnormal, dan lansia yang memiliki nilai pemeriksaan TTV abnormal karena mereka tidak melakukan pelatihan fisik. Tiga kategori tersebut diperkuat dengan data hasil penelitian pada lansia di daerah Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang Tahun 2009 berikut ini : Sebagian besar para lansia di daerah Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang Tahun 2009 melakukan pelatihan fisik. Hampir setengah lanjut usia yang melakukan latihan fisik atau berolahraga, melakuakan dengan gerakan yang salah Para lansia di daerah Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang Tahun 2009 kurang dari setengahnya melakukan latihan fisik tidak sesuai ketentuan

waktu. Kurang dari sebagian lansia di daerah Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang Tahun 2009 yang melakukan latihan fisik, melakukannya di tempat yang salah atau beresiko injuri. Lebih dari 75% para lansia di daerah Puskesmas Karawaci Baru Kota Tangerang Tahun 2009 yang melakukan pelatihan fisik dibimbing oleh pelatih yang terlatih. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian tentang gambaran latihan fisik ubtuk kesehatan lanjut usia (lansia) di daerah Puskesmas Karawaci Kota Tangerang Tahun 2009, terdapat beberapa saran yaitu : Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan diadakan pembelajaran mengenai latihan fisik, karena latihan fisik atau olahraga merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan, dan dapat menambah kepustakaan sehingga peneliti lebih banyak sumber untuk bahan penelitian dan pembelajaran. Bagi Puskesmas Bisa lebih meningkatkan program pemerintah tentang lanjut usia khususnya, dan trus memantau program tersebut sehingga pencapaian tujuan pemerintah; indonesia sehat 2010 dapat tercapai, karena program puskesmas

42

kadang masih banyak yang menyimpang dari tujuan yang sebenarnya. Bagi Masyarakat Khususnya Para Lansia Agar memeriksakan diri secara rutin atau teratur sehingga dapat mendeteksi penyakit sedini mungkin, dan tidak menjadikan sakit lebih parah. Dan hendaknya melakukan latihan fisik atau olahraga, untuk menjag kesehatannya, dan menjadikan lanjut usia yang sehat dan panjang umur.

Related Documents

Bab Iv Dan Bab V
May 2020 29
Bab Iv Dan Bab V
June 2020 24
Bab Iv Dan V
October 2019 44
Bab Iv, V, Dan Vi.docx
August 2019 35
Bab Iv,bab V, Bab Vi.docx
December 2019 41

More Documents from "sintus rea"

Cks
May 2020 21
Bab Iv Dan Bab V
May 2020 29
Bab I
May 2020 13