BAB II KAJIAN TEORI 2.1
Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengumpulan data, metode dan analisis data yang digunakan untuk pengolahan data. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan variabel pada penelitian sebelumnya beserta hasilnya. Tabel 2.1 Variabel dan hasil penelitian sebelumnya Peneliti Zulfa
Judul Analisis Tingkat
Saiban
Kesehatan KSPS
perbandingan modal
menyatakan bahwa BMT RAMA
BMT RAMA
sendiri terhadap asset
mendapat predikat sehat. Berikut
Tahun 2010
dan rasio kecukupan
penjelasannya : Capital : rasio modal sendiri
Berdasarkan
Variabel Penelitian Capital : rasio
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini
modal sendiri (CAR) Asset : rasio resiko
terhadap total asset sebesar
Metode Camel pinjaman bermasalah (RPM) dan rasio
16,48 % = sehat, CAR sebesar 24,16% = sehat Asset : rasio RPM sebesar
fortofolio pinjaman 6,65% = cukup lancar, rasio beresiko Management :
manajemen umum,
fortofolio sebesar 12,85% = tidak beresiko Management : manajemen
manajemen umum dengan skor 2,4 = baik, kelembagaan, manajemen kelembagaan manajemen dengan skor 3 = baik, permodalan, manajemen permodalam dengan manajemen aktiva, skor 2,4 = baik, manajemen 1
manajemen likuiditas Earning : rasio
aktiva dengan skor 3 = baik, manajemen likuiditas dengan
operasi pelayanan terhadap partisipasi
skor 2,4 = baik Earning : rasio operasi
bruto dan rasio aktiva
pelayanan terhadap partisipasi
tetap terhadap total
bruto sebesar 95,24 % = kurang
asset Liquidity : rasio kas,
efisien, rasio aktiva tetap terhadap total asset sebesar
rasio volume pembiayaan terhadap dana yang diterima,
25,59% = baik Liquidity : rasio kas sebesar 27,45% = likuid, rasio volume
Kemandirian dan
pembiayaan terhadap dana yang pertumbuhan : ROA Jati diri koperasi :
rasio partisipasi bruto
diterima sebesar 55,69% = kurang likuid Kemandirian dan pertumbuhan : rasio ROA sebesar 1,04% = rendah Jati diri koperasi : rasio patisipasi bruto sebesar 100% = tinggi
T.
Analisis
Lizatul
Perkembangn
CAR
Muslim
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Asset : rasio
Kesehatan Bank Syariah Mandiri
kinerja PT. Bank Mandiri Syariah KAP dan rasio PPAP Management :
sejak tahun 2006-2010 mendapat
Berdasarkan Rasio
rasio NPM Earnings : rasio
Camel Di
penjelasannya: ROA dan rasio BOPO Capital : rasio CAR 2006 Liquidity : cash sebesar 9,94%, tahun 2007
Indonesia 2
Capital : rasio
predikat sehat. Berikut adalah
ratio dan financing to
sebesar 11,40%, tahun 2008
deposit ratio
sebesar 11,54%, tahun 2009 sebesar 12,43%, tahun 2010 sebesar 12,48%, secara keseluruhan mendapat predikat sehat.
Asset : KAP tahun 2006
sebesar 100%, tahun 2008 sebesar 83,17%, tahun 2009 sebesar 84,18%, tahun 2010 sebesar 85,39%, keseluruhan mendapatpredikat sehat, kecuali tahun 2007 dengan rasio KAP sebesar 73,36% mendapat predikat cukup sehat. Rasio PPAP tahun 2006 sebesat 101%, tahun 2007 sebesar 106%, tahun 2008 sebesar 101 %, tahun 2009 sebesar 101%, tahun 2010 sebesar 103%, keseluruhan mendapat predikat sehat.
Management : nilai kredit
NPM tahun 2006 sebesar 490,35, tahun 2007 sebesar 407,35, tahun 2008 sebesar 432,94, tahun 2009 sebesar 3
460,71, tahun 2010 sebesar 465,64, secara keseluruhan mendapat predikat sehat,, karena nilai kreditnya melebihi ketetapan minimum BI yaitu Yulistin
Analisis Tingkat
CAMEL (Capital,
sebesar 81. Berdasarkan hasil perhitungan
Kesehatan
Asset, Management,
dan penelitian yang dilakukan
Perbankan Syariah
Earnings, Liquidity)
dengan metode CAMEL, dapat
Dengan
diketahui secara keseluruhan
Menggunakan
bahwa Bank Syariah Mandiri,
Metode CAMEL
Bank Mega Syariah dan Bank Muamalat berada dalam keadaan yang sangat sehat, sedangkan Bank Bukopin Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah berada dalam keadaan kurang sehat.
Mutiatul Analisis Tingkat
Faizah
KPMM Asset : rasio
Kesehatan Pada
Capital : rasio
PT. Bank
Capital : rasio KPMM
tahun 2006 sebesar 14,23% dengan predikat sangat baik.
KAP
4
Muammalat
Indonesia, Tbk
manajemen umum,
sebesar 10,69%, tahun 2008
Pada Periode
manajemen resiko,
sebesar 10,83%, dengan
2006-2008 Dengan
dan manajemen
predikat baik. Asset : rasio KAP tahun
Menggunakan
kepatuham.
Management :
Rasio KPMM tahun 2007
Metode CAMEL
Earnings :
2006 sebesar 96% dengan
Rasio NOM dan rasio
predikat cukup baik. Rasio
ROA
tahun 2007 dan 2008 adalah
Liquidity Sensitivity
97% dengan predikat baik. Management : berdasarkan hasil analisis dari kuesioner, didapatkan hasil bahwa kemampuan manajerial Bank Muamalat pada tahun 2006-2008 adalah sangat baik. Dalam setiap unsure manajerialnya, Bank Muamalat mendapat nilai A. Earnings : rasio NOM tahun 2006 sebesar 2,21%, tahun 2007 sebesar 2,23 %, tahun 2008 sebesar 2,3%, secara keseluruhan menempati peringkat 2 dengan predikat baik. Rasio ROE tahun 2006 sebesar 2,10, tahun 2007 sebesar 2,3%, tahun 2008 sebesar 2,6%, keseluruhan mendapat peringkat 1 dengan predikat sangat baik. Liquidity : pada tahun 2007-2009 tingkat likuiditas
5
sebesar 46,05% dengan predikat sangat baik, sedangkan pada tahun 2007-2008 sebesar 46,87%, mendapat predikat baik.
Sensitivity : tingkat
sensitivitas pada tahun 2006 sebesar 27,55% dan tahun 2007 sebesar 12%, mendapat predikat baik, sedangkan tahun 2008 tingkan snsitivitasnya adalah 4,45% dengan predikat sangat lemah. 2.2
Pengertian Bank Berdasarkan Undang Undang nomor 10 tahun 1998 bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau dalan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pendapat lain dekemukakan oleh Susilo (2000). Menurutnya bank adalah lembaga yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan, dengan kata lain bank adalah lembaga financial intermediary. Kegiatan dan usaha yang dilakukan oleh bank akan selalu berkaitan dengan komoditas, antara lain: (Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000) 1. Memindahkan uang 2. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening Koran 3. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga lainnya 4. Membeli dan menjual surat-surat berharga 5. Membeli dan menjual cek, surat wesel serta kertas dagang 6
6.
Membeli jaminan bank
Dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai lembaga perantara, yaitu mengumpulkan dana pihak yang kelebihan dana dan menyalurkan kepada pihak yang kekurangan dana. Selain itu juga memberikan jasa-jasa keuangan lainnya. 2.3
Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang Undang Nomor 7 tahun 1992 yang telah diubah menjadi
Undang Undang Nomor 10 tahun 1998, Bank syariah adalah bank umum yang melakukan usahanya dengan prinsip syariah. Sedangkan menurut Muhammad (2002), bank syariah adalah bank yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasajasa
lainnya
dalam
lalu
lintas
pembayaran
serta
peredaran
uang
yang
pengoperasiannya yang pengoperasiannya sesuai dengan syariat Islam. Menurut ensiklopedi Islam, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran yang operasionalnya disesuaikan dengan prinsip-prinsip Syariat Islam. Sehingga dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bank syariah adalah lembaga pengumpul dana serta penyalur dana masyarakat yang melakukan usahanya menggunakan prinsip-prinsip Syariah. 2.4 Ciri – Ciri Bank Syariah Warkum Sumitro (2004) dalam bukunya yang berjudul Asas – Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait menyebutkan beberapa ciri-ciri bank syariah, yaitu : 1. Beban Biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam batas wajar. Beban biaya tersebut hanya dikenakan Sampai batas waktu sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak.
7
2.
Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan
pembayaran selalu dihindarkan, karena presentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir. 3. Di dalam kontrak-kontak pembiayaan proyek, banyak bank tidak menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan yang pasti (fixed return) yang ditetapkan di muka, karena pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai bank hanyalah Allah semata, manusia samasekali tidak mampu meramalnya. 4. Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito/tabungan oleh penyimpan dianggap sebagai titipan (al-wadiah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank, sehingga pada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang pasti. Namun apabila proyek yang dibiayai mendapatkan untung, maka penyimpan uang akan memperoleh bagian keuntungan yang mungkin lebih besar dari tingkat bunga deposito/bunga yang berlaku pada bank konvensional. 5. Bank Syariah tidak menerapkan jual-beli atau sewa-menyewa uang dari mata uang yang sama, yang dari transaksi itu menghasilkan keuntungan. 6. Adanya pos pendapatan berupa “Rekening Pendapatn Non Halal” sebagai hasil dari transaksi dengan bank konvensional yang tentunya menerapkan sistem bunga. Pos ini biasanya digunakan untuk menyantuni masyarakat miskin yang terkena musibah dan untuk kepentingan kaum Muslimin yang bersifat sosial. (Karnaen Perwaatmadj, 1983) 7. Adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas untuk mengawasi operasional bank dari sudut syariah. Selain itu manajer dan pimpinan yang diangkat harus mengetahui dasar-dasar muamalah Islam. 8. Produk-produk bank syariah selalu menggunakan sebuatan-sebuatan yang berasal dari istilah Arab, di mana islitah tersebut tercantum dalam kitabkitab fiqih Islam. 8
9.
Adanya produk khusus yang tidak ada dalam bank konvensional, yakni
kredit tanpa beban yang murni bersifat sosila. Dalam produk ini nasabah tidak ada kewajiban untuk mengembalikannya. Produk ini diperuntukkan khusus untuk orang yang sangan miskin/sangat membutuhkan dan untuk kegiatankegiatan sosial keagamaan yang urgen. 10. Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjembatani pihak pemilik modal/ pemilik kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi khusus yaitu Fungsi Amanah. Fungsi tersebut berarti bank berkewajiban menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai 2.5
dengan perjanjian. Perbedaan Sistem Bunga Dan Bagi Hasil Dalam pelaksanaan kegiatannya, bank syariah tidak menggunakan sistem
bunga melainkan sistem bagi hasil. Hal tersebut disebabkan karena dalam hukum syariah bunga dianggap riba, dan riba dilarang. Di bawah ini adalah beberapa hal yang membedakan sistem bunga dan sistem bagi hasil. Tabel 2.2 Perbedaaan sistim bunga dan sistim bagi hasil Hal Penentuan besarnya bagi hasil
Sistem Bunga Sebelumnya
Sistem Bagi Hasil Sesudah berusaha,
Yang ditentukan Sebelumnya
Bunga, besarnya nilai
sesudahada untungnya Menyepakati proporsi
rupiah
pembagian untung untukmasing-masing
Jika terjadi kerugian Dihitung dari mana?
Titik perhatian proyek/usaha 9
Ditanggung nasabah saja
pihak Ditanggung kedua belah
Dari dana yang
pihak Dari untuk yang bakal
dipinjamkan, fixed, tetap
diperoleh, belum tentu
Besarnya bunga yang
besarnya Keberhasilan
harus dibayar
proyek/usaha jadi
Berapa besarnya?
nasabah/pasti diterima
perhatian bersama :
oleh bank Pasti: (%) kali jumlah
nasabah dan lembaga Proporsi (%) kali jumlah
pinjaman yang telah
untung yang belum
diketahui
diketahui = belum
diketahui (M. Syafei Antonio, Bank Islam Teori dan Praktek, Jakarta: Gema Insani Press,2001) 2.6 Kegiatan Bank Syariah Berdasarkan booklet Perbankan Indonesia (2011), kegiatan usaha bank umum syraiah adalah : 1.
Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 3. Mneyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad musyarakah, akad mudharabah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad, akad salam, akad istishna, atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 5. Menyalurkan pembiayaan dengan akad qardh, atau dengan akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah/dan atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. 7. Melakukan pengambil-alihan hutang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak bertentangandengan prinsip syariah. 8. Melakuakn usaha kartu kredit/ dan atu kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 10
9.
Membeli, menjual, menjamin atas resiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip syariah, antara lain seperti akad ijarah, musyarakan, mudharabah, kafalah, murabahah, atai hawalah berdasarkan prinsip syariah. 10. Membeli surat berharga yang dibuat oleh BI tau pemerintan, yang 2.7
berdasarkan dengan prinsip syariah. Sumber Dana Bank Syariah Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki atau yang dikuasai oleh bank
dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atay dikuasi oleh bank tidak hanya berasal dari pemilik bank itu sendiri, melainkan juga berasal dari penyertaan dana orang lain yang sewaktuwaktu dapat ditarik kembali, bauk sekaligus maupun berangsur-angsur. (Zainul : 2002) Dana-dana yang digunakan bank untuk melaksanakan operasionalnya berasal dari dana-dana sebagai berikut : (Sinangun : 1993) 1. Dana pihak pertama, yaitu dama milik sendiri yang berasal dari para melik saham. 2. Dana pihak kedua, yaitu dana yang berasal dari pinjaman kepada pihak luar. 3. Dana pihak ketiga, yaitu dana yang berasal dari simpanan masyarakat. Bank syariah dapan menarik dana pihak ketiga tersebut dalam berbagai bentuk simpanan, yaitu : a. Titipan (wadiah), yaitu simpana yang dijamin keamanan dan pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. b. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko untuk investasi umum dimana bank akan membayar keuntungan seara proporsinak dengan portofolio yang didanai denganmodal tersebut. c. Investasi khusus dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasinya.
11
Dengan demikian dana yang dimiliki oleh bank syariah berasal dari : 1.
Modal inti (Core Capital), adalah modal sendiri yang berasal
dari pemegang saham. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari : a) Modal yang disetor oleh para menegang saham b) Cadangan c) Laba yang ditahan 2. Kuasi Ekuitas (mudharabah account) Bank menghimpun dana dari bagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana dengan pengusaha untuk melakukan usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya sebagai pemilik dana, bank menyediakan berbagai jasa bagi para investor berupa : a) Rekening investasi umum b) Rekening investasi khusus c) Rekening tabungan mudharabah 3. Titipan (wadiah) atau simpana tanpa imbalan Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank yang 2.8
biasanya beripa giro atau tabungan. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh bank, kegiatan tersebut meliputi : (Susilo, dkk : 2000) 1. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri. Bank menghimpun dana dari masyarakat biasanya dilakukan dengan menawarkan berbagai jenis produk simpanan. Jenis-jenis simpanan yang biasanya digunakan adalah simpanan giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan penghimpunan dana dari lembaga lain dilakukan saat bank mengalami kesulitan keuangan. Dana tersebut diperoleh dari Bantuan Likuiditas Bank 12
Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (Call Money), pinjama dari bank-bank luar negeri, dan Surat Berharha Pasar Uang (SBPU). Kemudian dana bank yang berasal dari modal sendiri adalah dana yang diperoleh dari setoran para pemegang saham. 2. Kemampuan mengelola dana Bank hendaknya mampu mengelola dananya dengan baik, mulai dari mencari sumber-sumber dana bank, mengatur regulasi dana bank agar tidak terjadi kredit macet dan bank kekurangan dana, serta mengatur agar dapat selalu memecahkan masalah keuangan yang dihadapi. 3. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain. Kewajiban bank kepada
masyarakat
adalah
kewajiban
bank
menyediakan dana masyarakat yang telah dititipkan apabila sewaktu-waktu akan diambil. Kemudian kewajiban bank kepada karyawan adalah kewajiban memberikan upah sesuai dengan yang diperjanjikan serta tepat waktu. Kewajiban bank terhadap pemilik modal adalah kewajiban untuk memberikan pendapatan atau keuntungan sesuai dengan dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan kewajiban bank terhadap pihak lain adalah apabila bank meminjam dana, maka bank harus mengembalikan dana tersebut sesuai dengan waktu yang telah disepakati. 4. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, bank mempunyai aturan yang berasal dari Bank Indonesia maupun pihak lain yang berwenang membuat peraturan. Kewajiban bank adalah mematuhi peraturan tersebut agar kegiatan bank terlaksana dengan baik. Berdasarkan pasal 29 UU No.27 tahun 1992 yang telah diubah dengan UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara kesehatannya sesuai dengan tingkat kecukupan modal, kualitas asset,
13
kualitas manajemen, likuiditas,
rentabilitas, dan solvabilitas serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia nomer : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei tahun 2004, penilaian tingkat kesehatan bank merupaka penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas dan sensivitas terhadap resiko pasar. Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan resiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahn yang mungkin timbul dalam operasinal bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian tersebut dapat digunaka sebagai salah satu sarana dalam menerapkan strategi usaha diwaktu yang akan datang sedangkan bagi Bank Indonesia antara lain dapat digunakan sebagai sara penetapan dan implementasi strategi pengawasannya. H. Metode CAMEL Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomer : 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Bank Umum, berikut ini adala penjelasan dari setiap variable yang akan dianalisis dalam analisis CAMEL, yaitu : 1. Capital (modal) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No: 9/1/PBI/2007 faktor permodalam meliputi berbagai aspek sebagai berikut : a. Kecukupan, proyeksi permodalan dalam mengcover resiko. b. Kemampuan memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan, rencana permodalan untuk mendukung pertumbuhan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham. Penilaian kuantitatif faktor permodalan dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (PKMM) , merupakan rasio utama. Penilaian faktor kecukupan modal menggunakan rasio kecukupan modal Capital Adequancy Ratio (CAR) yang merupakan perbandingan antara 14
jumlah modal bank terhadap Aktiva Tertimbanh Menurut Risiko (ATMR). Besarnya CAR suatu bank dapat dihitung menggunakan rumus: Mo da l Ba nk C AR= × 100 ¿ tal AT MR Ra si o ¿ lai k redit= +1 0,1 Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif Modal bank = modal inti + modal pelengkap ATMR aktiva neraca adalah ATMR yang tercatat dalam neraca, terdiri dari kas, emas dan valas, tagihan pada bank lain, surat berharga, penyertaan, aktiva tetap dan inventaris. ATMR aktiva administratif adalah ATMR yang tidak tercantum dalam neraca. Terdiri dari fasilitas kredit yang belum digunakan, jaminan bank, kewajiban kembali membeli aktiva bank, posisi netto kontrak berjangka valas. ATMR aktiva neraca = nilai nominal aktiva neraca x bobot resiko
ATMR aktiva administratif = nilai nominal aktiva neraca
administratif x bobot resiko Tabel 2.3 Kriteria Penilaian CAR Bobot ≥ 8 25
Rasio CAR
%
Nilai standar menurut BI 81 - 100 66 - < 81 < 51
Predikat Sehat Kurang sehat Tidak sehat
Taswan (2006) 2. Kualitas asset (asset quality) Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif (KAP) yang dikuantifikasikan didasarkan pada 2 rasio, yaitu : ak ti va pr o duk t if y a n g di kl as ifikasikan KA P 1= × 10 0 ¿ tal ak ti va pr od uk tif 15 , 5 −ra sio ¿ lai kr e di t= +1 0 , 15 15
Aktiva Produktif Yang Diklasifikasi (APYD) = pembiayaan
kurang lancar + pembiayaan diragukan + pembiayaan macet Pembiayaan kurang lancar adalah apabila terjadi tunggakan lebih dari 90 hari, mutasi rekening cukup rendah, dokumen pinjaman lemah.
Pembiayaan diragukan adalah apabila terdapat tunggakan
melampaui 180 hari dan dokumentasi hukum yang lemah bauk untuk perjanjian kredit maupun peningkatan jaminan. Pembiayaan macet adalah apabila terdapat tunggakan lebih dari 270 hari, kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru, dan jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar baik secara hukum maupun kondisi pasar. Yang diperhitungkan
sebagai
aktiva
produktif
yang
diklasifikasikan adalah: 50% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar 75% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet Total aktiva produktif = kredit yang diberikan bank (yang telah dicairkan) + surat-surat berharga + penyertaan dan tagihan pada bank lain
Tabel 2.4 Rasio aspek kesehatan aktiva produktif Bobot
Rasio KAP 1
25%
0 – 10,35% 10,35 – 12,6% 12,6% 14,5%
16
Nilai kredit standar menurut BI 81-100 66 - 81 51 - 66
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang sehat
>14.5%
Tidak
0 - 51
Sehat
Taswan (2006) K A P 2=
PP AP ×10 0 PP AP W D ra si o +1 ,5 1 PPAP = Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAPWD = Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib
¿ la i kr ed it =
Dibentuk PPAP adalah penyisihan dari aktiva produktif suatu bank, baik aktiva produktif yang lancar, kurang lancar, diragukan, maupun macet. Tabel 2.5 Rasio aspek penyisihan penghapusan aktiva produktif Bobot
¿ 8 1 5%
Rasio KAP 2
Nilai kredit standar menurut BI 81-100 66 - 81 51 - 66 0 - 51
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang sehat Tidak Sehat
Taswan (2006)
3.
Manajemen (management) Machfoez (1998) menyatakan penilaian didasarkan pada manajemen
permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas. Dalam hal ini faktor penilaian manajemen dilakukan menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM) yang menggambarkan tingkat keuntungan bank dibandingkan dengan pendapan yang diterima dari kediatan operasionalnya. Rasio NPM sebuah bank dapat dikatakan sehat apabila melebihi ketetapan BI pada PBI nomer 3/21/2001 yaitu 4,9%. Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menentukan NPM : 17
La ba Be rs ih ×10 0 Pe nd ap atanOp e r a s ional Laba bersih adalah laba yang didapatkan bank setelah dikurangi NP M =
zakat dan pajak. Pendapatan operasional adalah pendapatan dari penyaluran dana investasi yang dibenarkan syariah yaitu pendapatan penyaluran 4.
dana prinsip jual beli, bagi hasil dan prinsip ijaroh. Earning (Rentabilitas) Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007, komponen-
komponen rentabilitas adalah sebagai berikut : a) Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung ekspansi dan menutup resiko, serta tingkat efisiensi. b) Deversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan fee based income, dan diversifikasi menanaman dana, serta penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap 2 komponen sebagai berikut : LA BA SE BE LUM PA JA K ℜTU RN OF AS SE T ( R � b A )= ×10 0 ¿ TA L AK T I VA ra si o N i lai kr ed it = +1 0 ,01 5 Laba sebelum pajak ada laba yang didapatkan oleh bank sebelum dikurangi dengan kewajiban pajak. Total aktiva adalah penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar yang merupakan harta bank secara keseluruhan. Aktiva lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari satu tahun, terdiri dari kas, surat berharga, deposito jangka pendek, piutang usaha, persediaan dan pendapatan yang diterima. Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tidak tetap terdiri dari aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak berwujud. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu dan digunakan dalam 18
kegiatan operasi perusahaan, berupa tanah, mesin, kendaraan, gedung, dan peralatan. Investasi jangka panjang adalah bentuk penyertaan jangka panjang di luar kegiatan pokok perusahaan. Aktiva tidak berwujud adalah hak istimewa yang dimiliki dan memberikan masa manfaat ekonomi kepada perusahaan, berupa hak paten, merek dagang, goodwill, dan franchise.
Table 2.6 Rasio aspek Return of Asset
Bobot
Nilai kredit standar
Rasio ROA
menurut BI 81-100 66 - 81 51 - 66 0 - 51
¿ 1 ,2 1 5%
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang sehat Tidak Sehat
Taswan (2006)
BE BA N OP ER AS IONAL ×10 0 PE ND AP ATAN OP ER AS IONAL 10 0 −ra si o ¿ lai k r ed i t= +1 0 , 08 Beban operasional adalah semua biaya yang berhubungan B O PO=
langsung dengan kegiatan usaha bank yang terperinci. Beban operasional terdiri dari beban penghapusan aktiva produktif, beban estimasi kerugian, beban administrasi dan umum, beban personalia, beban penurunan nilai surat berharga, serta beban transaksi valas. Beban
penghapusan
aktiva
produktif
berisi
penyusutan/amortisasi yang dilakukan bank terhadap aktiva produktif bank.
Beban estimasi kerugian berisi penghapusan/amortisasi atas
transaksi rekening administratif. 19
Beban administrasi dan umum terdiri dari premi asuransi
lainnya, penelitian dan pengembangan, sewa dan promosi, pajak (tidak termasuk pajak penghasilan), barang dan jasa. Beban personalia terdiri dari gaji pegawai, honorarium komisaris/dewan pengawas, pendidikan dan pengawasan. Tabel 2.7 Penilaian aspek earning Bobot
Rasio BOPO
¿ 9 3,52 5%
Nilai kredit standar menurut BI 81-100 66 - 81 51 - 66 0 - 51
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang sehat Tidak Sehat
Taswan (2006) 5. Likuiditas Perhitungan likuiditas digunakan untuk mengetahui apakahmempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera ditagih (jangka pendek). Perhitungan ini menggunakan rasio LDR (Loan to Debt Ratio): lo an kr ed it y an g di be ri kan LD R (¿de bt ra ti o)= × 100 d a n a piha k ke ti ga ¿ lai kr ed it =100 a pa bila rasio L DR <115 ¿ lai kr ed it =0 a pabila rasio L DR>1 15
Kredit yang diberikan di sini adalah kredit yang sifatnya jangka
pendek. Jangka waktu pengembalian pinjamannya kurang dari satu tahun. Biasanya pinjaman diberikan kepada usaha kecil. Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat. Dana pihak ketiga ini berbentuk titipan (wadiah), partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko, serta investasi khusus. 20
Tabel 2.9 Rasio LDR (Loan to Debt Ratio)
Bobot
¿ 9 4, 75 5%
Taswan (2006)
21
Rasio LDR
Nilai kredit standar menurut BI 81-100 66 - 81 51 - 66 0 - 51
Predikat Sehat Cukup Sehat Kurang sehat Tidak Sehat