BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pengelolaan Kelas
Secara bahasa Strategi diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara. Sedangkan secara umum defenisi strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.1 Sementara itu defenisi strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu2 Pengelolaan berasal dari kata kelola yaitu mengatur,menata. Pengelolaan adalah proses mengatur siswa, kelas, materi. Sedangkan pengelolaan kelas adalah suatu keterampilan guru dalam mencipta dan memelihara situasi dan kondisi kelas yang optimal agar situasi dan kondisi itu tercapai sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Jadi, Strategi pengelolaan kelas adalah pola atau siasat, yang menggambarkan langkah-langkah yang digunakan guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas agar tetap kondusif, sehingga siswa dapat belajar optimal, aktif, dan menyenangkan, dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.3
B. Beberapa starategi pengelolaan kelas yang tidak efektif/tidak tepat Jonhson dan Bany mengemukakan tiga strategi yang salah, yang masih digunakan oleh sebagian kecil para guru, yaitu: 1.Pratek yang bersifat hukuman atau ancaman(punitive dan threatening); ini hanya mengubah tingkah –laku permukaan saja untuk sementara waktu. Cara ini biasanya segera diikuti oleh tingkah laku yang tidak dikehendaki, termasuk rasa permusuhan dari siswa yang dihukum atau diancam itu.
1
Puput Fathurohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007) 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), hlm.124 3 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah model pelibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004),hlm.123
2.Cara mengalihkan dan tidak mempedulikan (divertive and ignoring) anak yang berbuat salah. Cara ini sering berakibat mengurangi semangat belajar siswa, merasa tidak tenteram, mencari kambing hitam (misalnya dengan mengatakan “karena si Anu, maka saya dibikin begini oleh guru’’), bersifat agresif dan memusuhi(hostile). 3.Cara menguasai/mendominasi dan menekan(dominative and pressing practices).Cara ini biasanya berakibat siswa secara tak sungguh-sungguh mengalah/menyerah, menimbulkan frustrasi lebih lanjut, dendam terpendam dan permusuhan. Ketiga cara ini pada umumnya kurang efektif, karena pada dasarnya ketiga cara ini hanya mengenai simpton/gejala dari masalah itu, dan bukan mengenai masalah itu sendiri. Cara-cara ini hanya merupakan pemecahan sementara yang biasanya balik menimbulkan masalah yang lebih besar seperti rasa permusuhan dari siswa terhadap guru yang mempraktekkan cara-cara tersebut. Pratek-praktek yang tidak sesuai digunakan mengontrol masalah-masalah tingkah laku kelas. 1. Hukuman atau ancaman a. Hukuman fisik, pembatasan atau pengusiran; b. Menggunakan ancaman atau pembatasan-pembatasan ; c. Menggunakan sindiran atau ejekan; d. Menghukum satu orang sebagai contoh bagi yang lain; e. Memaksa meminta maaf, atau menggunakan cara-cara lain. 2. Mengalihkan atau mengacuhkan a. Tidah mempedulikan perbuatan siswa atau tidak berbuat apa-apa terhadap sikap/tingkah laku siswa; b. Mengubah susunan kelompok dengan memindahkan anggota-anggota kelompok; c. Mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada siswa lain; d. Menukar kegiatan untuk menghindari ulah siswa; e. Mengalih kan tingkah-laku siswa dengan cara yang lain; 3. Mendominasi atau menekan a. Memerintah, memarahi, atau mempermasalahkan kelompok; b. Menggunakan tekanan dari orang yang kuasa (kepala sekolah, wali kelas, dan orang tua);
c. Menuding-nuding seorang siswa yang berbuat salah; d. Menyatakan ketidaksetujuan dengan kata-kata, pandangan dan perbuatan; e. Memaksa, membuat persyaratan (kalautidak….); f. Menggunakan pujian dengan maksud memaksa; g. Memberikan kuasa kepada seorang siswa untuk mengontrol lawannya h. Meminta dengan paksaan, merayu paksa, mengurangi semangat atau dengan cara lain
C. Prilaku Guru Prilaku guru sangat berpengaruh terhadap anak didik. Diantara prilaku guru ada yang efektif dan ada pula yang tidak. 1. prilaku yang efektif 1. bereaksi secara konstruksif(dengan kata-kata atau dengan isyarat) terhadap perasaan dan sikap siswa. 2. Secara aktif mendengarkan apa yang diucapakan atau dibaca oleh siswa. 3. Memberi petunjuk atau ancaman dan melaksanakannya dengan konsekuen. 4. Menunjukkan sikap percaya kepada diri sendiri sewaktu mengajar mata pelajaran tertentu dan membuat kesan bahwa dirinya menguasai pelajaran itu. 5. Memeriksa kemajuan siswa secara teratur dan menyesuaikan sajian-sajiannya dengan kemajuan siswa. 6. Menunjukkan sikap dan perasaan yang positif, menyenanngkan dan optimis. 7. Mengagalakkan para siswa agar bertanggung jawabterhadap kelas mereka sendiri. 8. Mengambil alih hal-hal yang terjadi secra tiba-tiba di kelasdan menghubungkannya dengan bahan yang sedang dibicarakan. 9. Membantu siswanya belajar denga mereview, menyampaikan garis-garis besar, memeberikan penjelasan tentang tujuan dan membuat rangkuman.
2. Prilaku guru yang tidak efektif a. sering mengganti kegiatan dengan tiba-tiba, misalnya kegiatan belajar dengan tiba-tiba diganti dengan pengelolan kelas. b. Memarahi murid secara tajam didepan sesama siswa lainnya. c. Mengisi waktu kosong dengan pekerjaan yang sekedar menyibukkan siswa saja. d. Membuat pernyataan yang tidak masuk akal. e. Memarahi kelompok hanya karena kesalahan satu atau dua orang saja. f. Bertindak sedemikian rupa sehingga menjadi pusat perhatian para siswa, sedangkan hal ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan tujuan pelajran.4
4
Achsin Amir, Pengelolaan Kelas dan Interaksi Belajar Mengajar , (Ujung Pandang, IKIP Ujung Pandang Press 1990). Cet-2, hlm 40-42