BAB III PERANCANGAN SISTEM 1.
Perancangan Produk Perancangan merupakan kegiatan pemetaan proses dari awal hingga akhir terhadap suatu problem untuk memenuhi tujuan akhir secara spesifik atau objektif. Metode perancangan sistem diawali dengan penggambaran umum dari sistem menentukan kebutuhan, membuat dan menganalisa struktur fungsi, penentuan masalah utama, membuat daftar matriks morfologi, variasi solusi, dan evaluasi. Setelah tercapai maka tahap selanjutnya adalah mencocokkan hasil evaluasi dengan requirement list yang diharapkan sehingga tercapai hasil desain terbaik yang mampu memenuhi kebutuhan dan penyelesaian masalah. Adapun tahapantahapan perancangan produk dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.1. Informasi dan Data Untuk merancang sebuah sistem diperlukan sumber-sumber informasi yang digunakan sebagai acuan data yang dibutuhkan dan spesifikasi mesin tersebut. Begitu pula dengan modifikasi mesin memerlukan informasi dan data untuk perkembangan yang lebih baik. 1.2. Definisi Pada tahap ini, berisi tentang masalah utama yang dihadapi dari desain perancangan mesin pengolah sampah sebelumnya. Hal ini digunakan untuk mengetahui semua permasalahan yang ada dan mendefinisikan masalah utama pada mesin dengan metode diskusi untuk mencari variasi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan. 1.3. Requirement List Setelah mengetahui permasalahan utama yang ada pada mesin, maka tahap berikutnya adalah penentuan permintaan spesifikasi yang diharapkan oleh customer dan mengklasifikasikan sesuai dengan kepentingannya sehingga penentuan desain terbatas pada permintaan customer.
26
27
1.4. Perancangan sistem Tahap ini merupakan tahap pencarian variasi dari mesin yang dirancang berdasarkan requirement list yang telah dibuat. Bagian ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu : a.
Menentukan prinsip kerja sistem.
b.
Mencari dan memilih alternatif prinsip kerja sistem.
c.
Menentukan variasi solusi yang memungkinkan dibuat.
d.
Memberikan bobot pada variasi solusi yang dihasilkan.
e.
Menetapkan variasi solusi terbaik sesuai dengan penilaian pembobotan fungsi.
1.5. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari metode perancangan sistem. Pada tahap ini variasi yang dipilih dievaluasi dengan requirement list customer sehingga memperoleh variasi terbaik. 2.
Sistem Kerja Prinsip kerja dari mesin pengolah sampah daun sistem kontinyu ini adalah ketika tombol ON ditekan, motor listrik akan menggerakkan bagian transmisi berupa V-belt dan pulley yang langsung dihubungkan dengan poros utama. Poros utama akan menggerakkan pisau pencacah yang memiliki fungsi utama untuk mencacah daun. Daun yang dimasukkan melalui corong masukan akan langsung tercacah menjadi ukuran 1-3 cm. Hasil cacahan yang belum mencapai ukuran tersebut akan tercacah kembali karena belum bisa melewati saringan. Hasil cacahan yang telah mencapai ukuran tersebut akan melewati saringan dan jatuh pada corong keluaran. Langkah kerja untuk mengoperasikan mesin pengolah sampah daun sistem kontinyu adalah sebagai berikut : 2.1
Siapkan bahan baku yang akan dicacah.
2.2
Hidupkan motor listrik dengan menghubungkan steker ke stop kontak, kemudian tekan tombol ON pada saklar pada mesin.
2.3
Masukkan bahan baku melalui corong masukan.
2.4
Cacahan akan keluar melalui corong keluaran.
28
3.
Mekanisme Kerja 3.1. Sistem Penyelesaian Masalah
Keterangan : Input yang diberikan berupa daun basah maupun kering, masuk melalui hopper inlet pencacah kemudian terjadi proses pencacahan dengan menggunakan cutter yang berada di dalam casing, hasil dari pencacahan akan difilter agar daun yang masih berukuran besar diproses lagi menjadi ukuran lebih kecil untuk dijadikan sebagai bahan dasar pupuk kompos. Setelah itu daun hasil pencacahan keluar melalui hopper outlet pencacah. Mesin ini digerakkan oleh motor listrik melalui puli.
29
3.2. Identifikasi Kebutuhan Konsep dari sistem mekanik yang telah dibuat harus disesuaikan dengan kebutuhan customer dengan pembuatan daftar kebutuhan dan tuntutan fungsi. Penulis membuat suatu daftar permintaan yang dapat menjadi dasar dan mempermudah dalam menentukan metode apa saja yang dapat dilakukan. Berikut beberapa daftar permintaan beserta kepentingannya :
Tabel 2. Daftar Identifikasi Kebutuhan A
Kebutuhan Kapasitas output akhir mencapai 60 kg/jam
B
Penggunaan material yang sesuai fungsi
C
Pisau yang digunakan bisa dibongkar pasang
D
A
B
C
D
E
F
Jumlah Peringkat
-
1
1
1
1
1
5
1
0
-
0
1
1
1
3
3
0
1
-
1
1
1
4
2
0
0
0
-
1
1
2
4
0
0
0
0
-
1
1
5
0
0
0
0
0
-
0
6
Operasional menggunakan panel kontrol
E
Kecepatan poros 1400 rpm
F
Mesin bisa moveable
Langkah yang dilakukan dalam prosedur pemilihan konsep formal adalah mengatur peringkat kriteria Spesifikasi Design Produk dari urutan tingkat kepentingan relatifnya. Metode ini meliputi penyusunan matriks yang ditemukan oleh Plugh. Matriks ini kemudian dikenal sebagai matriks dominasi biner (binary dominance matrix). Seperti pada Tabel 3, dengan kriteria yang tertulis pada sumbu vertikal dan horizontal. Angka 1 atau 0 ditempatkan dalam setiap kotak pada matriks tergantung pada tingkat kepentingan relatif terhadap serangkaian kriteria. (Kenneth S. Hurst. Prinsip-Prinsip Perancangan Teknik. Erlangga, 2006.)
30
Tabel 3. Requirement List No.
Requirement
1.
Pengoperasian dan perawatan mudah
2.
Kapasitas output yang dihasilkan 60 kg/jam
3.
Pisau pencacah dapat diganti dan dibongkar pasang
4.
Mesin dapat dipindahkan dengan mudah
5.
Efisien waktu dalam pengerjaan pembuatan kompos
3.3. Matriks Perancangan 3.3.1. Kaidah Fisika yang Berlaku Pada pembuatan Tugas Akhir ini, penulis ingin menyajikan beberapa contoh kaidah-kaidah fisika yang juga digunakan sebagai referensi untuk perhitungan khususnya pada desain yang penulis pilih. Berikut penjelasan tentang masing-masing. Tabel 4. Penjabaran Rumus Fisika No.
Fungsi
1.
Daya yang diperlukan untuk menggerakkan sistem
Rumus Fisika
𝑃𝑑 =
𝑇𝑥𝑛 9,74 𝑥 105
𝑃𝑑 = Daya motor listrik (kW) T = Torsi (kg.mm) n = rpm motor yang digunakan 2.
Momen Puntir
𝑀𝑝=
𝑃𝑑 𝑥 60 𝑥 2 𝑥 𝜋 𝑛𝑥𝑔
Mp = Momen puntir (kg.mm) N = Jumlah putaran (rpm) P = Daya motor (kg.mm) 3.
𝑀 = 𝐹. 𝑟
Momen gaya F = Gaya (N)
r = Jarak terpendek (mm)
31
No. 4.
Fungsi
Rumus Fisika 𝐼 = 𝑚 𝑥 𝑟2
Momen Inersia
I = Momen Inersia (kg mm2) m = Massa (kg) r = Jarak (mm) 5.
Kecepatan sudut pada saat t
𝜔𝑡 =
detik
2𝜋𝑛 60
𝜔𝑡 = Kecepatan sudut pada saat t detik 𝑡
= Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai putaran konstan
𝜔𝑜 = Kecepatan sudut pada waktu 0 detik 𝑛 = Putaran (rpm) 𝜋 = 3,14 𝛼 = Percepatan sudut
6.
𝑇 = (𝐼 × 𝛼) + (𝐹 × 𝑟)
Torsi
𝑇 = Torsi Total 𝐼 = Momen Inersia 𝛼 = Percepatan Sudut 𝐹 = Gaya 𝑟 = Jarak titik pangkal ke sumbu putar 7.
Tenaga atau daya
P=W/t
atau
P = F .v
P = Daya (Watt, Nm/s, HP) W = Usaha (J) t = Waktu (s) F = Gaya (N) V = Kecepatan (m/s) 8.
Daya rencana pada poros
𝑃𝑑 = 𝑓𝑐 𝑃 (𝑘𝑊) Pd = Daya rencana (kW) Fc = Faktor koreksi P = Daya nominal motor penggerak (kW)
32
3.3.2. Matriks Mesin Tabel 5. Matriks Mesin Bagian
Variasi Motor listrik
Kelebihan Perawatan
penggerak
lebih Jika bekerja terus
mudah
menerus
dibandingkan
mudah mengalami
dengan Tenaga
Kekurangan
motor over
penggerak lainnya Motor bensin
Getaran
akan
load
atau
kelebihan beban
mesin Tenaga
halus
yang
dihasilkan
tidak
terlalu besar Motor diesel
Tenaga
yang Getaran
dihasilkan
lebih mesin
besar Sabuk
Rantai
Digunakan
pada cukup
besar untuk Mudah
kecepatan tinggi
selip
Dapat
Tidak
terjadi
dapat
meneruskan daya dipakai Elemen transmisi
Roda gigi
untuk
yang cukup besar
kecepatan tinggi
Untuk
Memerlukan
mendapatkan
ketelitian
tenaga
besar
yang dalam pembuatan,
besar
pemasangan dan pemeliharaan
Roller bearing
Memiliki kapasitas beban radial yang besar
Ball bearing
Momen
awalan Sangat
peka
dan momen kerja terhadap Bantalan poros
hampir
beban
sama kejut
besar Bantalan luncur
Tidak terhadap kejut goncangan
peka Memulai
putaran
beban dibutuhkan dan momen besar
yang
33
Bagian
Variasi Aluminimum Cast
Plastik
Kelebihan Tahan
Kekurangan
terhadap Lemah
terhadap
karat
benturan
Ringan
Beberapa
jenis
plastik tidak tahan
Housing
panas Baja pejal
Lebih
kuat Bisa berkarat
dibandingkan dengan aluminium Siku
Sering digunakan untuk
bahan
konstruksi Pejal
Mudah didapat
Tidak cukup kuat untuk
Profil rangka
menahan
beban Profil U
Karena diproduksi Harga
cukup
dengan fabrikasi, mahal harga
menjadi
lebih ekonomis Hollow
Tahan
terhadap Ketersediaan
gesekan panas Star-helical
terbatas
Dapat mendorong Getaran inputan
yang dihasilkan
yang cukup
masuk ke dalam tinggi casing Susunan pisau
Star-rata
Getaran
yang Tidak
dihasilkan
tidak mendorong
terlalu besar
inputan
dapat
yang
berada di dalam casing
34
3.3.3. Matriks Variasi Suatu
rancangan
harus
memiliki
inovasi
dan
juga
memperhitungkan kelebihan serta kekurangan yang ada dalam rancangan tersebut. Dengan demikian penulis dapat memiliki dasar yang kuat dalam pemilihan karena adanya batasan-batasan inovasi. Sehingga penulis bisa mempunyai konsep rancangan yang baik.
35
3.3.4. Morfologi Matriks Tabel 6. Morfologi Matriks Variasi 1
Variasi 2
Baja Pejal
Aluminium Cast
Star-Rata
Star-Helical
Tenaga Penggerak
Bantalan Poros
Elemen Transmisi
Housing
Profil Rangka
Susunan Pisau
Variasi 3
36
Variasi 1
Variasi 3
Variasi 2
Dari beberapa pilihan variasi di atas, kami mempertimbangkan variasi terbaik dan yang sesuai dengan identifikasi kebutuhan agar produk yang dibuat sesuai dengan permintaan customer. Untuk itu, perlu diadakan pemetaan dan analisa kelebihan dan kelemahan dari setiap variasi untuk menjadi dasar penilaian. Sehingga pada akhirnya diperoleh variasi 1 sebagai pilihan yang terbaik. 3.3.5. Penjelasan Morfologi Matriks Berikut ini akan kami tampilkan beberapa variasi yang mungkin terjadi : Variasi 1 : Motor Listrik – Ball Bearing – Sabuk – Baja Pejal – Plat Siku – StarRata Pemilihan komponen tersebut sudah cukup untuk membuat Mesin Pengolah Sampah Daun. Harga dari motor listrik yang relatif terjangkau, namun sudah memenuhi kebutuhan kecepatan putaran pada mesin dan torsi yang tidak terlalu besar. Ball Bearing digunakan untuk putaran tinggi yang sangat dibutuhkan dalam mesin ini. Transmisi Sabuk digunakan pada mesin ini, karena mesin ini menggunakan putaran yang cukup tinggi dan transmisi jenis ini tergolong lebih ekonomis dan mudah didapatkan dipasaran. Housing Bearing pada mesin ini menggunakan material Baja Pejal yang karena selain kuat, material ini juga tidak terlalu rumit dalam proses permesinan. Mesin ini menggunakan kerangka berupa Plat Siku, karena cukup kuat dalam menopang mesin yang tidak terlalu berat, dan juga Plat Siku lebih mudah didapat. Model pisau pencacah dalam mesin ini menggunakan model Star-Rata karena berfungsi untuk mengurangi getaran pada mesin yang ditimbulkan karena gaya yang terjadi pada pisau pemotong.
37
Variasi 2 : Motor Bensin – Bantalan Silindrik – Rantai – Alumunium Cast – Siku – Star-Helical Pertimbangan dalam pemilihan Motor Bensin sebagai tenaga penggerak karena mempunyai kelebihan dalam memindahkan daya yang besar, namun Mesin Bensin dapat memiliki putaran yang cukup besar juga. Penggunaan Bantalan Silindrik dapat meredam gaya yang terjadi poros. Penggunaan transmisi jenis Rantai dapat meminimalisir terjadinya selip, namun Rantai tidak bisa meneruskan putaran yang cukup tinggi. Bahan yang digunakan dalam pembuatan housing bearing berupa Alumunium Cast , namun bahan ini terlalu mahal dan susah untuk didapatkannya. Penggunaan Siku dalam pembuatan kerangka mesin sudah cukup untuk menopang berat mesin. Model pisau pencacah berupa star-helical dapat menimbulkan getaran yang cukup besar pada mesin ini. Variasi 3 : Motor Diesel – Bantalan Luncur – Roda Gigi - Alumunium Cast – Profile U – Star-Helical Penggunaan Motor Diesel dapat menimbulkan getaran yang cukup besar pada mesin, namun dapat menghasilkan daya yang lebih besar dibandingkan motor yang lainnya. Bantalan Luncur tidak digunakan untuk kecepatan tinggi, namun dapat meredam gaya yang terjadi pada poros. Transmisi Roda Gigi tidak dipergunakan untuk kecepatan tinggi, namun transmisi ini tidak akan terjadi selip. Housing dari bantalan berupa Alumunium Cast masih kurang efektif karena material
yang
cukup
mahal
dan
ketersediaannya
terbatas.
Kerangka
menggunakan Profil U, selain ketersediaannya yang terbatas profil jenis ini juga lebih mahal dibandingkan profil yang lainnya. Model pisau pencacah berupa Star-Helical akan menambah besar getaran yang ditimbulkan.