BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN TUBERCULOSIS (TB) PARU DI RUANG RAWAT INAP INTERNE AMBUN SURI LANTAI 4
A. Pengkajian 1. Identitas Nama
: Ny. K
Umur / tanggal lahir : 51 tahun Jenis kelamin
: Perempuan
Status perkawinan
: kawin
Agama
: Islam
Suku
: Minang (pliang)
Pendidikan
: SLTP
Alamat
: Sawah Paduan
No. Rekam medis
: 443912
Ruang rawat
: Interne Ambun Suri L.4
Tgl/ jam masuk
: 26 Juli 2018/ 12.00 WIB
Tgl/ jam pengkajian : 30 juli 2018/ 11.00 WIB Diagnosa Medis
: tuberculosis (TB) paru
Keluarga terdekat yang dapat segera dihubungi : Nama
: An. A
Umur
: 26 tahun
Alamat
: Sawah Paduan
Hubungan
: Anak
63
2. Riwayat Kesehatan a. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama Batuk-batul sejak 2 bulan yang lalu yang disertai dengan sputum kuning pekat dan keringat dingin. b. Faktor Pencetus Yang menjadi faktor pencetus klien menderita TB Paru adalah klien tinggal serumah dengan orang yang menderita TB Paru yaitu anaknya sendiri. Anak klien sudah menderita TB Paru lama dan sekarang anak pasien sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. c. Lamanya keluhan, daerah keluhan dan frekuensi keluhan Keluarga mengatakan klien mulai batuk berdahak semenjak ± 2 bulan sebelum masuk RS dan sampai sekarang. d. Faktor yang memperberat Keluarga mengatakan tidak menyangka klien akan terkena TB Paru karena keluarga mengira klien hanya batuk biasa maka dari itu keluarga tidak langsung membawa klien ke pelayanan kesehatan. Setelah klien mengalami batuk yang cukup lama barulah klien di bawa berobat ke rumah sakit RSAM dan akhirnya dirujuk ke untuk dirawat diruang ambun suri lantai 4 RSAM. e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan Keluarga hanya memberi klien obat batuk biasa dari warung untuk mengurangi batuknya.
64
f. Riwayat Kesehatan Sekarang Pasien masuk tanggal 26 juli 208 jam 12.00 wib ke ruang poli penyakit dalam RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi di antar keluarganya dengan keluahan batuk-batuk yang diserta sputum berwarna kuning pekat, keringat dingin pada malam hari dan demam biasa sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pada saat dilakukan pengkajian 30 Juli 2018, keadaan pasien adalah : klien tampak lemah terbaring di tempat tidur, orientasi waktu, tempat dan orang baik, pasien masih batuk-batuk tetapi tidak bercampur darah, sesak nafas pasien sedikit dan hanya kadang-kadang sesak muncul ketika batuk. batuk meningkat saat malam hari, sputum berwarna putih pada pagi hari dan berwarna kuning pekat pada siang dan malam harinya, dari hasil pemeriksaan laboratorium BTA (+), LED : 116 mm/jam, dan pasien juga mengatakan badannya terasa letih dan lemah, pasien mengatakan nafsu makannya menurun, dan hanya menghabiskan ¼ porsi makanannya saja, sebelum ini pasien di rawat BB pasien 53 kg, dan pada saat ditimbang BB pasien 48 kg, dan ± 3 bulan yang lalu pasien juga mengalami penurunan BB 7 kg dari BB 60 kg, pasien juga mengatakan untuk kekamar mandi pasien dibantu oleh anaknya, pasien juga mengatakan sekarang demam nya tidak ada lagi sejak dirawat, pasien juga mengeluh sering terbangun pada malam hari karena batuknya, pasien juga mengatakan tidak mengetahui penyakit ini sebelumnya, pasien juga mengatakan sebelumnya anak dari ny. K meninggal karna penyakit yang sama seperti saat ini, ny. K dan
65
anaknya tidak pernah menggunakan penutup mulut saat bersamasama, ny. K juga mengatakan kalau dirumah tidak pernah menggunakan menutup mulut saat batuk, ny. K juga mengatakan saat menderita batuk selama 2 bulan yang lalu tidak pernah memeriksakan kepelayanan kesehatan yang terdekat. g. Riwayat kesehatan keluarga Genogram : DM+stroke
asma jantung
Paru
paru-paru
DM Ny. K (51 th)
Paru-paru+hiv Skema 3.1 Genogram Keluarga
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Pasien : Menikah : Tinggal serumah : Meninggal
66
Pasien mengatakan ayahnya meninggal dunia dengan riwayat DM+stroke sedangka ibunya meninggal dunia karena asma, sedangkan kedua saudara laki-laki pertama dan kelima ny. K juga meninggal karena Dm, NY. K juga mengatakan sebelumnya mertua laki-laki dari suanminya meninggal dengan sakit paru-paru, ny.k sempat merawat ayah mertuanya itu. Ny. K juga mengatakan kalau anaknya yang nomor tiga juga meninggal dunia beberapa bulan yang lalu karena penyakit paru-paru. Sementara riwayat hipertensi, penyakit hati, penyakit ginjal, ataupun penyakit keturunan pada anggota keluarga lainnya disangkal oleh pasien. h. Riwayat Kesehatan yang Lalu 1) Penyakit yang pernah dialami dan pengobatan Pasien mengatakan sudah mengalami diabetes melitus tipe II sejak 3 bulan yang lalu terakhir ini, dan pasien juga pernah dirawat dirumah sakit RSAM dengan DM nya, pasien juga mendapatkan injeksi insulin malam hari sebagai tatalaksanaannya dirumah, pasien juga memiliki riwayat melahirkan anak dengan BB besar, pasien juga tidak pernah mempunyai riwayat mengkonsumsi OAT (Obat Anti Tuberkulosis), pasien juga pernah mempunyai riwayat kolesterol tinggi, pasien tidak mempunyai riwayat penyakit asma, hipertesi dll nya. 2) Riwayat alergi Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan. 3) Kebiasaan merokok/ kopi/ obat-obatan/ alkohol/ lain-lain
67
Pasien mengatakan tidak pernah merokok, pasien juga suka mengkonsumsi kopi atau teh dipagi hari Pasien biasa mengkonsumsi obat-obatan yang didapatkan dari poli Penyakit dalam RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi karena penyakit DM tipe II yang dideritanya. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan terlarang. 4) Rawatan sebelumnya Pasien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya dengan penyakit DM tipe II yang dideritanya 5) Pola nutrisi Tabel 3.1 Pola nutrisi Pola Nutrisi BB/TB Frekueni makanan Makanan yang disukai
SEHAT 53 kg/ 155 CM 3 kali sehari Pasien menyukai makanan yang digoreng yang Tidak ada
SAKIT 48 kg/ 155 cm 3 kali sehari Semua jenis makanan
Makanan tidak disukai Makanan pantangan Nafsu makan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Baik
Menurun, habis ¼ porsi saja Diit makanan Baik MBTKTP Minum 6-8 gelas/hari 4-6 gelas/hari Perubahan BB Sebelumnya pasien Sejak dirawat dalam 3 bulan pernah mengalami pasien mengalami terakhir penurunan BB 7 kg itu penurunan BB 5 kg terjadi saat pasien dirawat dengan penyakit DM dan pulang
Masalah keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
68
6) Pola Eliminasi Tabel 3.2 Pola eliminasi SEHAT
Pola Eliminasi BAK Frekuensi Warna Konsistensi BAB Frekuensi Warna Konsistensi
SAKIT
5-6 kali/hari Kuning Jernih Cair
5-6 kali/hari Kuning Jernih Cair
1 kali/hari Kuning Lembek
1 kali/2 hari Kuning Padat
7) Pola Istirahat dan tidur Tabel 3.3 Pola istirahat dan tidur Pola Istirahat dan Tidur Waktu tidur
Lama Tidur Kebiasaan Pengantar tidur Kesulitan tidur
SEHAT 21.00 WIB
SAKIT
–
06.00 Tidur siang kadang-kadang itu pun hanya satu jam saja 12.00 –02.00 WIB dan 03.009 jam/hari 05.00 WIB ±5 jam/hari Menonton TV Tidak ada Tidak ada Batuk-batuk pada malam hari, suasana baru di rumah sakit
Masalah keperawatan : gangguan pola tidur 8) Pola Aktifitas Tabel 3.4 Pola Aktivitas 0 1 ADL (Activity Daily Living) Makan Eliminasi Berpakaian/ berdandan Mandi
2
3
4
√ √ √ √
Keterangan : 0 = Dibantu oleh alat dan orang lain
69
1 = Dibantu oleh alat 2 = Dibantu oleh orang lain 3 = Dibantu Sebagian 4 = Mandiri i. Riwayat lingkungan Klien mengatakan lingkungan rumahnya bersih, pasien tinggal dekat dengan jalan raya besar dan ada polusi jika ada kendaraan lewat.
3. Pola Kognitif/persepsi a. Tingkat kesadaran : Compos Mentis Cooperatif, GCS : 15 E4, M6, V5 b. Orientasi terhadap : Orientasi klien terhadap orang, tempat dan waktu baik, klien dapat mengenali setiap orang yang datang mengunjungi nya. c. Nyeri : Klien tidak ada merasakan nyeri Manajemen nyeri yang digunakan : Tidak ada d. Sensori 1) Telinga/pendengaran : Normal 2) Mata/penglihatan : Normal 3) Hidung/penghidu : Normal 4) Lidah/perasa : Normal 5) Kulit/sentuhan : Normal 6) Baal/ hilang rasa : Tidak 7) Vertigo : Tidak 8) Gangguan bicara : Tidak
70
4. Toleransi koping terhadap stress/ persepsi/ konsep diri a. Fokus perhatian pertama/ utama klien sejak dirawat : Keluarga berharap klien cepat keluar dan pulang dari rumah sakit b. Kehilangan yang terjadi pada masa lalu : Klien mengatakan tidak ada merasa kehilangan yang terjadi pada masa lalu. c. Status emosional pasien : Status emosinal pasien dalam keadaan baik d. Deskripsi perilaku non verbal : e. Manajemen stres yang dilakukan : Tidak ada f. Adanya kelompok pendukung : Klien mengatakan ada, yaitu keluarga terdekat (Istri dan anak)
5. Pola Peran Hubungan a. Pekerjaan : ibu rumah tangga b. Orang yang paling mendukung saat ini : Keluarga terdekat (suami dan anak) c. Status perkawinan : menikah d. Tinggal bersama : suami dan Anak e. Perasaan keluarga terhadap hospitalisasi : Keluarga mengatakan cemas terhadap kondisi pasien saat ini dan berharap pasien cepat sembuh dan keluar dari rumah sakit 6. Pola kepercayaan/ Nilai a. Agama
b. Apakah penyakit mempengaruhi praktek spiritual : Tidak, karena pasien masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari meski harus dibantu oleh orang lain c. Apakah anda memerlukan pembimbing rohani : Tidak
71
7. Pemeriksaan fisik a. Kepala I : Bentuk kepala dan wajah simetris, tidak ada terdapat benjolan dan lesi (-), rambut hitam, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata P : Tidak teraba adanya massa dan pembengkakan
b. Mata I : Mata simetris kiri dan kanan, tidak terlihat oedem, bentuk pupil bulat ukuran 2/2 mm, isokor, reflek cahaya +/+, dan konjungtiva unanemis Pa : Tidak teraba adanya benjolan dan massa, nyeri tekan dan nyeri lepas (-) c. Hidung I : Bentuk hidung normal, sekresi tidak ada, penyumbatan tidak ada, tidak tampak adanya pendarahan. Pa : Tidak teraba adanya pembengkakan, nyeri tekan dan nyeri lepas (d. Telinga I : Telinga simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen, tidak tampak adanya pengeluaran cairan di telinga, fungsi pendengaran normal Pa : Tidak teraba adanya benjolan dan massa, nyeri tekan dan nyeri lepas (-) e. Mulut I : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir sedikit kering, tampak pucat, lidah tampak sedikit kotor, stomatitis (-), tampak adanya karies
72
gigi, tidak tampak adanya pendarahan gusi, tampak ada pengeluaran dahak berwarna kuning pekat Pa : Tidak ada pembengkakan pada gusi
f. Leher I : Bentuk leher normal, tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, kulit pada leher tampak normal, tidak tampak distensi vena jugularis. Pa : Tidak teraba adanya distensi vena jugularis, arteri karotis teraba jelas, tidak teraba pembesaran kelenjer tiroid dan limfe. g. Thorak 1) Paru I : pergerakan dinding dada terlihat sedikit cepat pada saat benafas, frekuensi nafas 26 x/i, tidak ada lesi dan memar Pa : tidak ada pembengkakan di dada, taktil fremitus sebelah kiri lebih berkurang getarannya dari pada sebelah kanan, nyeri tekan dan nyeri lepas (-), tidak teraba adanya massa dan benjolan. Pe : Resonan Aus : bunyi paru Ronkhi + paru sebelah kiri, ½ lapang paru bawah dan kasar 2) Jantung I : Tidak tampak ictus cordis, tidak ada lesi dan edema Pa : Tidak ada massa dan benjolan, tidak teraba ictus cordis Pe : Redup
73
Aus : Bunyi jantung S1 dan S2 dengan irama reguler (lup, dup), tidak terdapat bunyi jantung tambahan S3 dan S4 (murmur, gallop) h. Abdomen I : Supel, tidak ada asites, tidak ada pelebaran vena dan tidak ada lesi dan bekas operasi Aus : Bising usus 7x/menit (normal : 5-20x/menit Bcikley, 2008) Pa : Nyeri tekan dan nyeri lepas (-) Pe : Tympani i. Genetalia dan perineal I : Tidak dilakukan pemeriksaan genetalia j. Muskuloskletal I : Eksremitas atas dan bawah tidak tampak edema, tidak terdapat kecacatan dan cidera, tidak tampak deformitas tulang. Pa : Akral hangat, pitting oedema < 3 detik, tidak teraba massa, nyeri tekan dan nyeri lepas (-) Kekuatan otot 5555 5555 5555
5555
k. Fungsi Refleks 1) Bisep : (+) 2) Trisep : (+) 3) Patella : (+) 4) Achiles : (+) 5) Babinski : (+)
74
l. Keadaan umum 1) Kesadaran umum : sedang 2) Wajah : ekspresi baik 3) Bentuk badan : sedang 4) Bicara : baik 5) Pakaian : bersih 6) Vital sign
TD 100/70 mmHg
Nadi 88 x/menit
RR 26 x/i
Suhu 36,7 ̊C
m. Sirkulasi 1) Nadi perifer : 88x/i 2) Distensi vena jugularis : negatif 3) Pengisian kapiler : < 3 detik 4) Edema : tidak ada n. Neurologi 1) Tingkat kesadaran : compos mentis 2) GCS : E4, M6, V5 o. Saraf kranial a. N. Olfaktorius : normal
75
8. Data penunjang 1) Pemeriksaan laboratorium Tanggal 27/7/2018
Data yang ditemukan Albumin : 3,3 g/dl GD : 163 mg/dl HGB :10,3 g/dl RBC : 4,06 10^6/Ul HCT : 33,1 % MCV : 81,4 MCH : 25,4 pg WBC : 7,96 10^3/uL EO% : 0,9 % PLT : 523 10^3/uL LED : 116 mm/jam
30/7/2018 31/ 07/ 2018 02/ 08/ 2018
LYMPH : 1,99 10^3/Ul MONO : 0,64 Kalium : 4,41 mEq/ L Natrium : 137,8 mEq/L Clorida : 105,1 mEq/L ALT : 9 u/L AST : 12 u/L Asam urat : 4,7 mg/dl Ureum : 18 mg/dl Kreatinin : 0,65 mg/dl Total kolesterol : 154 mg/dl HDL : 50 mg/dl LDL : 80 mg/dl GDP : 124 mg/dl GD 2 PP : 119 mg/dl HbA1C : 8,4 % (+ DM) GDP : 142 mg/dl GD 2 PP : 175 mg/dl
Nilai normal 3,8-5,4 g/dl 74-106 P : 13,0-16,0 W : 12,0-14,0 P : 4,5 – 5,5 W : 4,0 – 5,0 P :40,0 – 48,0 W : 37,0 – 43,0
5,0 – 10,0 1-3 150-400 L : <10 W : <15 20 - 40 2–8 9 – 11 135 – 147 100 – 106 9 – 31 0 – 31
0,60-1,20 mg/dl 150 -250 45 – 65 mg/dl 150 – 190 mgdl
5,7 %
76
2) Pemeriksaan BTA
Didapatkan hasil BTA pasien positif TB paru 3) Pemeriksaan EKG
Hasil : sinus rhytm, QRS rate 88x/i, axis normal, gel P normal,interval PR 0,16 detik, QRS complex duration 0,06 detik, ST-T change (-), LVH (-), RVH (-). Kesan : normal
77
4) Rontgen
Expertise : -
Jantung ukuran sulit dievaluasi, batas kiri tertutup perselubungan
-
Aorta dan mediastinum superior tidak melebar
-
Trakea ditengah,hilus kanan tidak menebal, kirinya sulit untuk dievaluasi
-
Tampak multipel lesi lusen avaskuler , berdinding tipis dilapang atas paru kiri
-
Tampak pula perselubungan dilapang atas tengah paru kiri yang mengobliterasi setengah batas kiri jantung
-
Kedua hemidiafragma licin, kedua sinus cosiofrenitus lancip
-
Jaringan lunak dinding dada terlihat baik
78
Kesan : lesi lusen avaskuler, dinding tipis di lapang atas paru kiri bula, perselubungan dilapang atas tengah paru kiri yang mengobliterasi sebagian kiri jantung => susp arelektasis lobus superior paru kiri
79
9. Penatalaksanaan Obat Tabel 3.5 Penatalaksanaan obat Nama obat dan dosis obat Rifampicin 450 (1x1) Jam 06.00 wib
Isoniazid 300 1x1 Jam 06.00 wib
Lontus(1x 12 iu) Jam 21.00 wib
Indikasi Untuk pengobatan tuberculosis atau TBC dalam kombinasi obat tuberculosis lainnya. Untuk pengobatan lepra, digunakan dalam kombinasi dengan senyawa leprotik lain Pengobatan dan pencegahan tuberculosis, dalam bentuk pengobatan tunggal maupun kombinasi dengan obat tuberculosis lainnya. Pengobatan infeksi mikrobakterium non-tuberkulosis.
Efek samping Kontra indikasi Gangguan saluran pencernaan. Penderita yang hipersensitif Seperti mual dan muntah. terhadap obat ini. Gangguan fungsi hati. Penderita jaundice. Trombositopenia, leucopenia. Penderita porferia.
Efek samping yang dapat terjadi Penderita penyakit hati diantaranya neuritis perifer, akut. neuritis optic, reaksi psiosis, Penderita dengan riwayat gangguan pada lambung, kerusakan sel hati gangguan penglihatan, demam, disebabkan terapi isoniazid. kemerahan kluit, dan defisiensi Pendrita yang hipersensitif vitamin B (pyridoxine). atau alergi terhadap Efeksamping yang berpotensi isoniazid. fatal adalah hepatotoksisitas (gangguan dan kerusakan sel hati). Pengobatan dan penurunan gula darah Hipoglikemia (kadar gula dara Penderita yang hipertensi atau pada pasien penderita DM memerlukan rendah), bila kelebihan dosis alergi terhadap obat terapi insulin Gangguan penglihatan sementara Reaksi alergi Bronkospasme (sesak nafas)
80
Acetylcy kapsul (3x1) Jam 06.00 Jam 14.00 Jam 19.00
Asering 8 jam/kolf
Obat yang berfungsi untuk mengencerkan dahak yang menghalangi saluran pernafasan Membantu mencukupi gizi dan nutrisi yang diperlukan oleh penggunanya
Levofloxacin infus 1x1) Jam 18.00
Obat golongan antibiotik quinolone yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, seperti infeksi saluran kemih, pneomonia, sinusitis, infeksi kulit,
Hipotensi dan shock Mengantuk Mual Muntah Sariawan Hidung beringus Demam Penderita dapat mengalami sakit perut hingga perut yang membengkak Penderita biasanya akan merasakan sensasi mati rasa Penderita dapat mengalami mual dan muntah Ketidak teraturan detak jantung penderita Penderita mengalami kecemasan dan kebingungan dalam beberapa saat Penderita dapat mengalami diare dan berulang kali buang gas atau buang angin Gangguan tidur Pusing Sakit kepala Diare Mual
Penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal
Penderita DM, ganguan ginjal, gangguan mental, epilepsi atau kondisi lainnya yang menyebabkan kejang. Gangguan jantung, myasthenia
81
Ceftriaxone 1 gr (2x1) Jam 14.00 Jam 19.00
Alprazolam (1x 0,25) Jam 19.00 wib
Pyrazinamid 1000 (1x1) Jam 06.00 wib
jaringan lunak, dan infeksi prostat. Mempengaruhi hasil uji lab organ Obat ini berkerja dengan cara hati membunuh bakteri dan Reaksi alergi parah mencegahnya tumbuh kembali Nyeri atau pembengkakan sendi Kesulitan melihat Berhalusinasi Golongan obat antibiotik Lelah cephalosporin yang dapat digunakan sariawan untuk mengobati beberapa kondisi nyeri tenggorokan akibat infeksi bakteri, seperti diare pneumonia, sepsis, meningitis, infeksi kulit, gonore, atau kencing nanah dan infeksi pada pasien dengan sel darah putih yang rendah Biasanya obat ini digunakan untuk Mudah mengantuk mengatasi kecemasan dan serangan Pusing panik, obat ini membuat penderita Peningkatan produktif air liur merasa lebih tenang dan tidak terlalu Perubahan pada nafu atau gairah tegang. seksual Perubahan suasana hati Gangguan ingatan pengobatan tuberkulosis yang Efek samping berupa artralgia, diberikan bersama antituberkulosis anoreksia, nausea, disuria, lainnya (terapi kombinasi). malaise dan demam. Porfiria, hepatomegali dan splenomegali, jaundice, kerusakan sel hati, fatal hemolysis,
gravis atau kondisi yang menyebabkan oto menjadi lemas.
gangguan hati gangguan ginjal gangguan pencernaan seperti kolitis paasien yang sedang diet rendah
Ibu hamil dan menyusui Pada anak-anak dan orang dengan ketergantungan alkohol Pada pasien myasthenia gravis Glaukoma sudut sempit Gangguan hati berat Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap pirazinamid, Penderita dengan gangguan fungsi hati atau gangguan fungsi ginjal
82
sideroblastik anemia, tukak lambung, trombositopenia, rash, urtikaria, pruritus, akne, fotosensitivitas dan interstitial nefritis
Ethambutol 750 (1x1) Jam 06.00
Vit B6 (1x) Jam 06.00
Hiperurisemia dan atau gout / asam urat Hipoglikemia (kadar gula darah rendah) Penderita Diabetes.
Tuberkulosis (TBC) digunakan Neuritis optic (peradangan saraf Anak di bawah lima tahun, kombinasi dengan obat lain mata), peradangan saraf tepi, gangguan ginjal berat penyakit asama urat, ruam, gatalgatal, urtikaria, penurunan jumlah trombosit Selain untuk mencegah dan Vitamin B6 hampir tidak pernah Pasien dengan sejarah sensitas mengobati defisiensi vitamin B6, menyebabkan efek samping, pada vitamin, hipersensivitas juga diberikan bersama vitamin terutama jika dikonsumsi dalam terhadap piridoksin atau lain atau sebagai multivitamin dosis yang tepat. Salah satu efek komponen lain dalam formulasi untuk pencegahan dan pengobatan samping, terutama jika vitamin B dikonsumsi dalam dosis yang Gangguan metabolic, drug-induced tepat. Salah satu efek samping neurotoxicity dan intoksikasi akut, yang jarang terjadi bias mushroom toxicity, sideroblastic diakibatkan oleh penggunaan anemia vitamin B6 dalam dosis tinggi Prindoksin juga diberikan bersama secara jangka panjang, berupa isoniazid (antituberkulosis) atau masalah sistem saraf, seperti hidralazin guna mencegah neuritis kebas, mati rasa, kesemutan, dan perifer gangguan pada indra peraba Pemberian piridoksin pada wanita
83
yang menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen dibenarkan, karena adanya dfisiensi piridoksin pada wanitawanita tersebut
10. Data Fokus Tabel 3.6 Data fokus Data Subjektif
Data Objektif
Klien mengatakan nafasnya sesak hanya jika ketika batuk
Klien tampak batuk berdahak
Klien mengatakan batuk berdahak
Klien tampak susah untuk mengeluarkan dahak
Keluarga mengatakan dahak yang keluar berwarna kuning pekat
Auskultasi bunyi nafas ronkhi
Klien mengatakan susah untuk mengeluarkan dahak
BTA S (+)
Klien mengatakan badan terasa lemah
Konjungtiva klien tampak anemis
Klien mengatakan badan terasa dingin
Klien tampak pucat
Klien mengatakan tidak sanggup beraktivitas sendiri
Akral teraba dingin
Klien jika kekamar mandi dan memakai baju dibantu oleh keluarga
CRT > 3 detik
Klien mengatakan badan terasa letih
Hb 10,3 g/dL
Keluarga mengatakan BB klien turun 5 kg sejak mauk rumah sakit
LED : 116 mm/jam
Pasien mengatakan BB sebelumnya 53 kg dan saat ini 48 kg
Klien terpasang infus asering 20 tts/menit, di tangan sebelah kiri
84
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
Klien kekamar mandi dibantu oleh keluarga
Keluarga mengatakan klien hanya mampu menghabiskan ¼ dari porsi
Klien tampak hanya mampu menghabiskan ¼ dari porsi makannya
makannya
Klien tampak lemah
Pasien juga mengatakan saat makan terasa mual dan kadang-kadang
Mukosa bibir klien tampak kering
memuntahkan kembali makanannya
Lidah klien tampak sedikit kotor
Keluarga mengatakan klien susah tidur pada malam hari
Klien tampak tidak nafsu makan
Keluarga mengatakan klien sering terjaga di malam hari
Hb 10,3 g/dL
Klien mengatakan sulit tidur karna terus batuk-batuk
Saat dilakukan penimbangan BB pasien 48 kg yang sebelumnya 53 kg
Klien juga mengatakan sulit untuk tidur karena suasana baru di
Jam tidur klien 5 jam/hari
rumah sakit
Mata pasien tampak cekung
Klien mengatakan sulit tidur karena biasanya kalau di rumah klien
TD 100/70 mmHg
sebelum tidur menonton tv terlebih dahulu
Nadi 88 x/menit
RR 26 x/i
Suhu 36,7 ̊C
Klien tampak tidur pada malam hari pada saat di observasi
Klien mengatakan sakitnya atau batuknya selama ini bukan karena TBC. klien mengatakan sebelum ini anaknya pernah menderita penyakit seperti ini dan sudah meninggal Klien juga tidak pernah menggunakan masker/ penutup hidung saat merawat anaknya Klien mengatakan jika memakai masker nafas terasa sesak.
Ketika klien bersama keluarga klien juga tidak menggunakan masker. Klien tampak tersinggung saat dikatakan berada di ruang rawatan infeksi.
85
klien banyak bertanya pada perawat tentang penyakitnya.
Pendidikan klien tamatan SLTP.
86
11. ANALISA DATA Tabel 3.7 Analisa Data Data Fokus
Etiologi
DS :
Klien
invasi bakteri tuberkulosis mengatakan
nafasnya
inflamasi dan merusak
Klien mengatakan batuk berdahak
Keluarga
mengatakan
dahak
parenkim paru yang
keluar berwarna kuning pekat Klien
mengatakan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
sesak
hanya jika ketika batuk
Masalah Keperawatan
susah
Secret produksi dekret untuk
Meningkat
mengeluarkan dahak DO :
Klien tampak batuk berdahak
Klien
tampak
susah
Batuk produktif untuk
mengeluarkan dahak
Auskultasi bunyi nafas ronkhi
BTA S (+)
RR : 26 x/i
LED : 116 mm/ jam
87
DS :
invasi bakteri tuberkulosis
Klien mengatakan badan terasa letih
Keluarga mengatakan BB klien turun 5 kg sejak mauk rumah sakit
Klien
mengatakan
Keluarga
nafsu
inflamasi dan merusak
makan
Batuk efektif mengatakan
klien
hanya
mampu menghabiskan ¼ dari porsi makannya
kebutuhan tubuh
parenkim paru
berkurang
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Distensi abdomen
Pasien juga mengatakan saat makan terasa
mual
dan
kadang-kadang
Mual, muntah
memuntahkan kembali makanannya
Intake nutrisi kurang
DO :
Klien
tampak
hanya
mampu
menghabiskan ¼ dari porsi makannya
Klien tampak lemah
Mukosa bibir klien tampak kering
Lidah klien tampak sedikit kotor
Klien tampak tidak nafsu makan
Hb 10,3 g/dL
Proses penyakit
88
Saat
dilakukan
penimbangan
BB
pasien 48 kg yang sebelumnya 53 kg Perubahan pajanan lingkungan dan cahaya,
DS :
Gangguan Pola Tidur
Keluarga mengatakan klien susah tidur penumpukan secret pada malam hari
Keluarga mengatakan klien sering terjaga di malam hari
Klien mengatakan sulit tidur karna terus batuk-batuk
Klien juga mengatakan sulit untuk tidur karena suasana baru di rumah sakit
Klien mengatakan sulit tidur karena biasanya kalau di rumah klien sebelum tidur menonton tv terlebih dahulu
DO :
Jam tidur klien 5 jam/hari
Mata pasien tampak cekung
TD 100/70 mmHg
Nadi 88 x/menit
89
RR 26 x/i
Suhu 36,7 ̊C
Klien tampak tidur pada malam hari pada saat di observasi
Ds :
invasi bakteri tuberkulosis
Defiensi pengetahuan
Klien mengatakan sakitnya atau batuknya selama ini bukan karena
parenkim paru
TBC. klien
inflamasi dan merusak
mengatakan
sebelum
ini
anaknya pernah menderita penyakit
Batuk efektif
seperti ini dan sudah meninggal Klien
juga
menggunakan
tidak
pernah
masker/
penutup
hidung saat merawat anaknya
gelisah
kurang informasi
Klien mengatakan jika memakai masker nafas terasa sesak.
DO : Ketika klien bersama keluarga klien
90
juga tidak menggunakan masker. Klien
tampak
tersinggung
saat
dikatakan berada di ruang rawatan infeksi. klien banyak bertanya pada perawat tentang penyakitnya. Pendidikan klien tamatan SLTP.
91
B. Diagnosa keperawatan 1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d meningkatan produksi secret. 2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d proses penyakit 3) Gangguan pola tidur b.d perubahan pajanan lingkungan dan batuk yang buruk 4) Defiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai penyakit
92
C. WOC TB Paru kasus Mycobacterium tuberculosis
Droplet infection
Terhirup individu yang sehat Menempel pada perenkim paru Tidak dapat dilawan oleh makrofag
Terjadi proses inflamasi
Berkembang dan mengahancurkan
Jaringan ikat sekitar
Terutama pada malam hari kualitas dan kuantitas tidur
Terbentuk nekrosis
Membentuk jaringan keju
MK: gangguan pola tidur
Pembentukan tuberkel aktif risko penuran
Tumbuh dan kembang di sitoplasma makrofag
Pembentukan sputum berlebihan
Antibodi melemah
Kurang terpapar informasi Batuk produktif
Mycobacteriumberkembang baik di parenkim vparu
TB PARU anoreksia
MK : defisiensi pengetauan
Pengeluaran zat pirogen Intake nutrisi tidak adekuat Radang tahunan di parenkim paru MK: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
MK: ketidakefektifan bersihan jalan nafas
94