BAB III PEMBAHASAN 3.1
Pengetahuan Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Keselamatan adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari
setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim dimuka bumi, secara tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi berbagai bahaya disekitar lingkungan hidupnya. Pada masa itu, tantangan bahaya yang dihadapi lebih bersifat natural seperti kondisi alam, cuaca, binatang buas, dan bahaya dari lingkungan hidup lainnya. Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, tantangan dan potensi bahaya yang dihadapi semakin banyak dan beragam termasuk bahaya yang timbul akibat buatan manusai itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusiahidup ditengah atau bersama bahaya. Kesadaran akan keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sesungguhnya telah
menjadi
komitmen
dasar
untuk
terpenuhinya
kemauan
untuk
mendapatkan hasil yang optimal dan memuaskan. Hanya saja dari kesadaran tersebut terkadang muncul kelalaian sehingga menjadikan seseorang lupa akan komitmennya. Seperti yang ditemukan dilapangan. Masyarakat telah mengetahui pentingnya kesadaran untuk menjaga kondisi agar tetap optimal dalam bekerja. Dalam hal ini kesadaran untuk menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Ketika itu masyarakat lupa dikarenakan kelalaian yang dilakukan.
Dikarenakan
keseringan
lalai
menyebabkan
ia
lupa
dan
mengabaikannya. Hal demikian Nampak dilapangan, ketika melakukan penilaian saat itu pekerja sedang melakukan aktifitas. Ketika pemberian pakan mereka melalaikan yang namanya penggunaan masker ataupun penutup hidung.
Sebagaimana yang tampak ketika memberikan ternak makan, pakan yang berupa partikel – partikel beterbangan ditiup angina. Seketika itu mereka tidak memperhatikannya. Sebagaimana diketahui akan bahaya dari partikel yang dapat mengganggu system pernafasan. Selain itu dalam segi ergonomic sikap kerja, masih jauh dari kondisi yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan kondisi kdari pakan yang tidak sesuai dengan tinggi pekerja. Biasanya mengalami nyeri punggung ketika membawa beban berat yakni pakan dari ternak. 3.2 Peranan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kesehatan Sapi Adanya standar mutu keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya berpengaruh besar pada pekerja melainkan pada ternak itu sendiri. Misalnya, saat pekerja sedang melaksanakan tugasnya untuk membersihkan kandang tetapi tidak sesuai dengan SOP yang berlaku, ternak sapi tersebut terkena imbasnya dan kandang menjadi sumber penyakit bagi sapi. Kotoran sapi yang tidak dibersihkan menjadi sarang penyakit seperti cacing parasit juga menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat mencemari lingkungan jika kotoran sapi itu dibiarkan begitu saja tanpa adanya pengolahan limbah lebih lanjut. Setelah kandang dibersihkan, dilakukan penyemprotan desinfektan guna meminimalisir bakteri dan menjaga agar kandang tetap bersih. Lantai kandang harus dipastikan kering karena jika licin, sapi akan mudah tergelincir sehingga terjadi memar dan membuat performa tubuhnya kurang baik. Pemberian pakan juga harus dipastikan tidak ada benda asing berbahaya yang tercampur dalam pakan (beling, paku, plastik, dll) karena bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan memperlambat siklus metabolisme, akibatnya sapi kehilangan nafsu makannya.
3.3 Resiko manajemen kesehatan sapi yang berdampak langsung terhadap pekerja Pekerja peternakan memiliki risiko kecelakaan kerja cukup tinggi, tetapi tidak banyak orang memikirkan keselamatan dan kesehatan mereka. Risiko adalah gambaran ukuran pada kemungkinan bahaya dapat menimbulkan kecelakaan dan ukuran keparahan yang diakibatkan. Pekerja peternakan memiliki pekerjaan yang memiliki risiko, sapi tidak dapat ditebak apa yang akan dilakukan sapi tersebut saat pekerja berada di dekatnya. Identifikasi bahaya di peternakan PT X menggunakan lembar Job Safety Analysis (JSA), pengisian lembar JSA berdasarkan hasil wawancara, data sekunder dan observasi lapangan. Berdasarkan pengisian lembar JSA tersebut, didapat hasil 49 potensi bahaya pada 8 pekerjaan yang berhubungan langsung dengan ternak sapi. Kedelapan pekerjaan tersebut adalah memindahkan ternak, mencari rumput, mencacah rumput, mencampur pakan, membersihkan kandang, mengolah kotoran sapi, memeriksa kesehatan sapi, dan maintenance kandang. Pada pekerjaan memindahkan ternak sapi ditemukan 7 potensi bahaya yaitu tergelincir atau terpeleset, tertular penyakit, terinjak, terhimpit, tertanduk, tertendang, dan tertimpa. Pekerjaan selanjutnya adalah mencari rumput yang memiliki 9 potensi bahaya yaitu tersayat, tertusuk duri, alergi, cacing parasit, tergelincir/terpeleset, serangga, reptile, radiasi matahari, dan terpotong. Pekerjaan ketiga adalah mencacah rumput, yang memiliki 6 potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah tersayat, alergi, cacing parasit, rumput masuk mata, tersetrum, dan terpotong. Pekerjaan keempat adalah mencampur pakan, memiliki potensi bahaya sebanyak 5. Potensi bahaya tersebut adalah tersayat, terkilir, cacing parasit, alergi, dan terjepit.
Pekerjaan kelima, membersihkan kandang memiliki 6 potensi bahaya. Potensi bahaya pekerjaan kelima adalah cacing parasit, pencemaran lingkungan, keracunan metana, tertular penyakit, tergelincir/terpeleset, dan tertendang. Pekerjaan keenam adalah mengolah kotoran sapi dengan 4 potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah cacing parasit, pencemaran lingkungan, keracunan metana, dan tertular penyakit. Pekerjaan selanjutnya adalah memeriksa kesehatan sapi yang memiliki 6 potensi bahaya. Potensi bahaya itu adalah cacing parasit, terinjak, tertanduk, terhimpit, tertular penyakit, dan tertendang. Pekerjaan terakhir adalah maintenance kandang dengan 6 potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah terpalu, adukan semen, tertanduk, terjatuh dari ketinggian, tersetrum, dan tertendang.