Bab Iii Manajemen Nuri.doc

  • Uploaded by: ratna
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Manajemen Nuri.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,627
  • Pages: 19
BAB III ANALISA SITUASI

3.1 Analisa Situasi Ruangan 1. Ruang Nuri adalah ruang rawat inap khusus bagi pria dengan penyakit menular. Berdasarkan wawancara dari perawat ruang Nuri Kasus-kasus penyakit yang ada meliputi Hepatitis, B20, CKD, CHF, B.21, TBC, Anemia, GGK, Malaria dan Thypoid. Ruang Nuri terbagi menjadi 2 sayap, yaitu kelas II dan kelas III, 1 bagian ruang kepala ruangan dan 1 ruangan perawat. 2. Gambaran tata ruang unit Nuri  Ruang kepala ruangan dan koordinator serta perawat pelaksana         

berhadapan Ruang nurse station 1 ruangan Ruang ganti pakaian perawat 1 ruangan Ruang peralatan 1 ruangan Ruang kelas II dan III dengan jumlah keseluruhan 21 bed Ruang oksigen I ruangan Kamar mandi / toilet 4 ruangan Ruang informasi/ administrasi I ruangan Ruang cuci I ruangan Ruang dapur I ruangan

Pada setiap ruangan perawatan memiliki jendela dan ventilasi yang baik.

Di Ruang Nuri mempunyai tujuh komitmen, yaitu :  Jujur  Smile  Smart  Respect  Ikhlas  Optimis

18

 Semangat  Visi Ruang Nuri: Menjadi

Ruang

percontohan

pelayanan

keperawatan

profesional

khususnya penyakit menular di RSUD dr H. Abdoel Moeloek Propinsi Lampung Tahun 2017.  Misi : 1. Menjadi pusat pelayanan keperawatan profesional khusunya penyakit menular pria RSUDAM 2. Menjadi pusat pendidikan penyakit menular pria di RSUDAM 3. Menjadi pusat penelitian penyakit menular pria di RSUDAM 4. Menjadi pusat percontohan pencegahan infeksi nosokomial di RSUDAM 1. MAN No 1.

Jabatan Kepala ruangan

Pendidikan S1 Kep, MM

Pelatihan PPGD

Jumlah 1

2.

Koordinator Ruangan

DIV Kep

PPGD

1

3.

Ketua Tim 1

S1 Kep

CWCCA

1

4.

Ketua Tim 2

S1 Kep

BTCLS

1

5.

Perawat

D3 Kep, S1 Kep

-

10

pelaksana D3 Kep

Jumlah

14

Dari hasil wawancara didapat data :

19

a. Dari data observasi didapatkan data dari 14 orang perawat Ruang Nuri 10 perawat pelaksana belum pernah mengikuti pelatihan yang terkait dengan tugas keparawatan. b. Jumlah tenaga perawat di Ruang Nuri maka dapat dihitung jumlah perawat yang dubutuhkan dengan Rumus Depkes, sebagai berikut : 1) Hitung jumlah perawat yang harus tersedia Jumlah jam perawatan

Rata-rata pasien/hari X 3,5 =

Jam kerja efektif per shif

= A Jam kerja efektif per shif

29 X 3,5 = 14,5 perawat → 14 Perawat 7 2) Faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar o Loss day/hari libur/cuti/hari besar Jumlah hari minggu/tahun + cuti + hari besar X A =

B

Jumlah hari kerja efektif

52 + 12 + 14 X 14

=

3,8 → 4 Perawat

287 o Tugas Non Keperawatan Jumlah tenaga keperawatan + B X 25 =

C

100

14 + 4 X 25

= 4,5



5 ( dengan pembulatan ke atas )

100 Jadi jumlah ideal perawat yang dibutuhkan di Ruang Nuri adalah : A+B+C=D 14 + 4 + 5 = 23 Perawat

20

c. Dari hasil wawancara dengan perawat associate menyatakan bahwa jumlah perawat dinas pagi 4-5 orang kesulitan melaksanakan Asuhan Keperawatan secara maksimal, terutama dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan. d. Dinas sore dan malam rata-rata hanya terdiri dari 2 orang , terasa kesulitan melaksanakan Asuhan Keperawatan secara maksimal, terutama dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan dan menghadapi keluhan pasien dan keluarga pasien.

3.2 Analisa SWOT 1. Strength (Kekuatan) a. Man 1) Tersedianya jumah tenaga perawat sebanyak 14 orang di Ruang Nuri. 2) Tenaga perawat yang ada di Ruang Nuri telah mengikuti pelatihan baik pelatihan keperawatan maupun pelatihan seperti (PPGD, CWCCA, dan BCTLS) 3) Seluruh tenaga perawat yang ada adalah lulusan Ners S1 Keperawatan dan D3 Keperawatan. 4) Perawat diruang Nuri rata-rata memiliki status kepegawaian sebagai PNS. 5) Dari hasil wawancara dengan karu perawat memiliki lama masa kerja 5 tahun. 6) Dari hasil wawancara bahwa tidak ada kriteria pegawai yang akan di tempatkan di ruang Nuri. b. Methode

21

1) Katim dan Karu menyatakan metode penugasan yang digunakan di ruang Nuri adalah metode tim. 2) Dari hasil Observasi selama Dinas di Ruang Nuri, Pelaksanaan metode tim sesuai dengan konsep dan teori. 3) Dari hasil wawancara dengan karu menyatakan bahwa metode penugasan yang mereka laksanakan di ruang Nuri adalah metode Tim. 4) Dari hasil wawancara dengan karu menyatakan bahwa di Ruang Nuri sudah melakukan operan pasien setiap awal dan akhir shif. 5) Dari hasil wawancara dengan karu bahwa terdapat visi-misi dan motto keperawatan di ruang Nuri c. Machine 1) Perawat menyatakan bahwa melakukan pengkajian pasien. 2) Dari hasil observasi perawat menyatakan menggunakan masker di setiap melakukan tindakan perawatan. 3) Rumah Sakit telah memiliki format asuhan keperawatan yang lengkap.

d. Material 1) Alat- alat Untuk tindakan keperawatan dan penunjang telah tersedia dan hanya perlu sedikit di lengkapi. 2) Dari hasil observasi ruang Nuri sudah memiliki peralatan penunjang Tindakan asuhan keperawatan yang cukup lengkap. 3) Terdapat struktur organisasi ruangan

22

2). Weakness (Kelemahan) a. Man a. Dari hasil wawancara dengan karu masih terdapat 1 tenaga perawat honorer dan 3 perawat TKS. b. Dari hasil observasi pembagian tugas perawat sesuai dengan jumlah pasien yang ada dan tingkat ketergantungan terutama pada shif sore. c. Ruangan belum melakukan ronde keperawatan sesuai jadwal d. Komunikasi membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk. e. Berdasarkan hasil observasi overan tidak di lakukan ronde ke kamar klien. b. Metode 1) 100% perawat menyatakan bahwa memahami metode penugasan tim yang digunakan Karu/Katim di ruang Nuri saat ini. 2) Dari hasil kuesioner, 100% perawat menyatakan bahwa mereka mengikuti pre conference bersama Katim 3) Dari hasil kuesioner, 100% perawat menyatakan bahwa mereka mengikuti post conference yang diadakan Katim pada akhir tugas. 4) Dari hasil wawancara, 100% perawat menyatakan mengetahui metode yang digunakan di ruang Nuri saat ini. 5) Dari hasil wawancara, 100% perawat menyatakan bahwa metode penugasan yang digunakan di ruang Nuri adalah metode tim. 6) Dari hasil wawancara, 100% perawat menyatakan bahwa metode penugasan tim di ruang Nuri berjalan.

23

c. Machine 1) Dari

hasil

kuesioner,

100%

perawat

menyatakan

bahwa

menggunakan alat pelindung diri (masker) saat melakukan tindakan keperawatan khusus. 2) Dari hasil observasi, pada saat melakukan tindakan perawat jarang menggunakan handscond. 3) Dari hasil observasi Perawat menyatakan kurang menjaga privacy klien saat melakukan tindakan. 4) Dari hasil observasi, pemberian obat oral pada pasien diberikan oleh keluarga pasien sendiri. 5) Dari hasil observasi, pemberian obat injeksi menggunakan spuit yang dipakai berulang dan tidak terjaga sterilisasinya. 6) Dari hasil observasi, penerapan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan kurang optimal 7) Dari hasil observasi lembar catatan asuhan keperawatan tidak diisi lengkap sesuai konsep dan teori.

Jumlah tenaga perawat tidak ideal, dibuktikan dengan : a. Perawat yang tersedia 10 perawat associate b. Perawat yang harus dimiliki sesuai perhitungan Depkes 23 perawat  Ideal dinas pagi 47% x 23 = 10,81 11 perawat.  Ideal dinas sore 36% x 23 = 8,28  8 perawat.

24

 Ideal dinas malam 17% x 23 = 3,91  4 perawat Jumlah tenaga perawat ideal di ruang Perinatologi kurang 9 orang.  Pada pagi hari memulai tugas dilakukan pre conference.  Laporan catatan perkembangan pasien dibacakan.  Operan pasien tidak dilakukan sesuai dengan konsep dan teori.  Pada akhir tugas dilakukan post conference. Pembagian tugas perawat sesuai dengan jumlah pasien yang ada dan tingkat ketergantungan terutama pada shif sore/ malam masing-masing 2 perawat. 1. Pada saat melakukan tindakan perawat kadang-kadang menggunakan handscond. 2. Pemberian obat oral pada pasien diberikan oleh keluarga pasien sendiri. 3. Pemberian obat injeksi menggunakan spuit yang dipakai berulang dan tidak terjaga sterilisasinya. 4. 80% perawat melakukan pengkajian dengan lengkap. 5. Lembar catatan asuhan keperawatan tidak diisi lengkap sesuai konsep dan teori. 6. Pada saat melakukan tindakan perawat kadang-kadang menggunakan handscond. 7. Pemberian obat oral pada pasien diberikan oleh keluarga pasien sendiri. 8. Pemberian obat injeksi menggunakan spuit yang dipakai berulang dan tidak terjaga sterilisasinya. 9. 80% perawat melakukan pengkajian dengan lengkap. 10. Lembar catatan asuhan keperawatan tidak diisi lengkap sesuai konsep dan teori. 11. Tidak tersedianya Box Emergency di Ruang perawatan untuk tindakan kegawatdaruratan.

25

Terdapat kesenjangan kebutuhan alat-alat di Ruang Nuri. 1. 7 keluhan/ aduan pasien pada perawat shif sore, 4 diantaranya menjadi lama mendapat respon dan tindakan perawat. 2. Pembagian tugas perawat tidak sesuai dengan jumlah pasien yang ada dan tingkat ketergantungan terutama pada shif sore dan malam. d. Material 1) Dari hasil observasi didapat bahwa alat – alat tenun sangat kurang sekali dari ratio kebutuhan ruangan. 2) Dari hasil Observasi dan wawancara di dapat data belum adanya Box Emergency untuk penggunaan / penanganan tindakan kegawatdaruratan. 6) Opportunity (Kesempatan) 1) Adanya dukungan dari Kepala Ruangan dan manajemen Rumah Sakit. 2) Merupakan tempat praktek dan belajar mahasiswa keperawatan S1 maupun D3 dan mahasiswa kedokteran. 3) Memberikan penerimaan yang baik dari perawat ruang Nuri terhadap mahasiswa STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Program Ners. 4) Tenaga perawat mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 atau lebih tinggi. 5) Adanya program pelatihan 6) Threat (Ancaman) 1) Semakin banyak berdiri Rumah Sakit Swasta yang dinilai memiliki pelayanan lebih baik.

26

2) Semakin

maju

dan

berkembangnya

pemikiran

serta

pendidikan

masyarakat sehingga mampu membandingkan dan memilih pelayanan yang lebih baik. 3) Standar asuhan keperawatan merupakan aspek legal bagi perawat dalam tanggung jawab dan tanggung gugat. 4) Penerapan universal precaution dan prinsip steril dalam tindakan dan pemberian pelayanan yang kurang tepat akan meningkatkan terjadinya infeksi nosokomial dan resiko tertular bagi tenaga pelaksana perawat 3.3 Analisa Data No 1

Data

Masalah

Man

Kurang optimalnya

Hasil wawancara :

hasil

1. Jumlah perawat shif sore di ruang Nuri yang ada sosialisasi/kinerja belum mampu menangani keluhan keluarga dan perawat pasien, dibuktikan dengan :

dan

penerapan asuhan

a. Dari 10 perawat associate menyatakan bahwa keperawatan pada kesulitan menghadapi keluhan pasien dan pasien keluarga pasien terutama pada shif sore dan (Pendokumentasia malam .

n asuhan keperawatan).

Hasil observasi : 2. Jumlah tenaga perawat tidak ideal, dibuktikan dengan : c. Perawat yang tersedia 10 perawat associate d. Perawat yang harus dimiliki sesuai perhitungan Depkes 23 perawat  Ideal dinas pagi 47% x 23 = 10,81 11 perawat.  Ideal dinas sore 36% x 23 = 8,28  8 27

perawat.  Ideal dinas malam 17% x 23 = 3,91  4 perawat Jumlah tenaga perawat ideal di ruang Nuri kurang 9 orang. 3. 7 keluhan/ aduan pasien pada perawat shif sore, 4 diantaranya menjadi lama mendapat respon dan tindakan perawat. 4. Pembagian tugas perawat tidak sesuai dengan jumlah

pasien

yang

ada

dan

tingkat

ketergantungan terutama pada shif sore dan malam. 5. Lembar pendokumentasian asuhan keperawtan 2

sering tidak di isi Metode

Optimalisasi

Hasil kuesioner :

penerapan

1. 100% perawat menyatakan bahwa memahami penugasan metode metode

penugasan

tim

yang

digunakan tim di ruang Nuri

Karu/Katim di ruang Nuri saat ini. 2. 100% perawat menyatakan bahwa mereka pernah mengikuti pre conference bersama Katim 3. 100% perawat menyatakan bahwa mereka tidak mengikuti post conference yang diadakan Katim pada akhir tugas. Hasil wawancara : 1. 60%

perawat

menyatakan

bahwa

metode

penugasan yang digunakan di ruang Nuri adalah metode tim. 2. 90% perawat menyatakan mengetahui metode yang digunakan di ruang Nuri saat ini. 3. 80% perawat memahami metode penugasan tim

28

sesuai konsep dan teori. 4. 20%

perawat

menyatakan

bahwa

metode

penugasan tim di ruang Nuri tidak berjalan.

Hasil observasi : 1. Pada pagi hari memulai tugas dilakukan pre conference. 2. Laporan catatan perkembangan pasien dibacakan. 3. Operan pasien tidak dilakukan sesuai dengan konsep dan teori. 4. Pada akhir tugas dilakukan post conference. 5. Pembagian tugas perawat sesuai dengan jumlah pasien yang ada dan tingkat ketergantungan terutama pada shif sore/ malam masing-masing 2 3

perawat. Machine

Kurang optimalnya

Hasil wawancara :

pelaksanaan

1. 70% perawat menyatakan bahwa keluarga pasien universal tidak menggunakan alat pelindung diri (masker) precaution dan baju (scoot) saat masuk ke ruang menular.

standar

, asuhan

keperawatan Hasil observasi : 12. Pada saat melakukan tindakan perawat kadangkadang tidak menggunakan handscond.

dan

penggunaan prinsip

steril

di

ruang Nuri.

13. Pemberian obat oral pada pasien diberikan oleh keluarga pasien sendiri. 14. Pemberian obat injeksi menggunakan spuit yang dipakai berulang dan tidak terjaga sterilisasinya. 15. 80% perawat melakukan pengkajian dengan lengkap. 16. Lembar catatan asuhan keperawatan tidak diisi

29

lengkap sesuai konsep dan teori. 4

Material

Kurangnya

Hasil wawancara :

peralatan

1. perawat sering kesulitan mendapatkan peralatan penunjang yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan pemberian sesuai standar asuhan keperawatan terutama pelayanan di ruang tindakan kegawatdaruratan

Nuri.terutama alatalat tenun dan Box

Hasil observasi :

Emergency.

1. Tidak tersedianya Box Emergency di Ruang perawatan untuk tindakan kegawatdaruratan 2. Terdapat

kesenjangan kebutuhan alat-alat di

Ruang Nuri. 3.4 Perumusan Masalah 1. Optimalisasi penerapan penugasan metode tim di Rung Nuri 2. Kurang optimalnya hasil sosialisasi dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien (Pendokumentasian asuhan keperawatan). 3. Kurang optimalnya pelaksanaan universal precaution dan standar asuhan keperawatan di Ruang Nuri 4. Kurang tersedianya peralatan penunjang pemberian pelayanan di Ruang Nuri.

3.5 Prioritas Masalah 1.

Optimalisasi penerapan penugasan tim di ruang Nuri

2.

Kurang optimalnya hasil sosialisasi dan penerapan asuhan keperawatan pada pasien (Pendokumentasian asuhan keperawatan).

3.

Kurang optimalnya pelaksanaan universal precaution dan standar asuhan keperawatan di ruang Nuri.

4.

Kurang tersedianya peralatan penunjang pemberian pelayanan di ruang Nuri.

30

PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG NURI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG No Masalah A 1 Kurang optimalnya hasil sosialisasi dan 5

B 4

C 2

D 2

E 5

F 5

G 4

H 4

I 3

J 3

K 4

L 5

∑ 46

URUTAN 2

2

(Pendokumentasian asuhan keperawatan). Optimalisasi penerapan penugasan metode 5

3

4

2

5

5

5

4

5

4

4

5

51

1

3

tim di ruang Nuri Kurang tersedianya peralatan penunjang 4

4

3

2

4

3

3

4

3

3

3

5

41

4

4

pemberian pelayanan di ruang Nuri Kurang optimalnya pelaksanaan universal 4

3

2

2

5

4

5

3

4

4

4

4

44

3

penerapan asuhan keperawatan pada pasien

precaution dan standar asuhan keperawatan di Ruang Nuri Keterangan : KETERANGAN PEMBOBOTAN 1.Sangat rendah 2. Rendah 3. Cukup 4.Tinggi 5. Sangat Tinggi POA ( PLAN OF ACTION )

A = Resiko terjadi B = Resiko parah C = Potensial D = Minat E = Mungkin diatasi

F = Sesuai dengan program G = Tempat H = Waktu I = Dana J = Fasilitas Kesehatan K = Sumber Daya

Project Kepemimpinan dan Manajemen Ruang Nuri RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

31

N O 1

MASALAH

KEGIATAN

TUJUAN

SASARAN

Optimalisasi

Membiasakan

Membiasakan

Perawat

penerapan

Metode TIM

mengoptimalkan

Ruang Nuri

penugasan metode

tim

ruang Nuri

metode Tim

WAKTU/ TEMPAT o Jumat , 01 Januari 2015 selesai

Role

dan Memberikan contoh Perawat Model tentang

Metode TIM.

Laptop,

PENANGGUN G JAWAB Mahasiswa :

LCD,

Kelompok 4

o Pukul 13.00 s/d Fotokopi

di Sosialisasi

MEDIA

o Ruang Nuri

penerapan Ruang Nuri

Makalah

Pendamping :

metode

Ns.Nanik

tim.

Budiarti S. Kep

Format

Mahasiswa :

kegiatan

Kelompok 4

metode tim dengan sistem overan, pre conference,

post

conference

dan

ronde keperawatan Implementasi role Memberikan contoh Perawat model Karu dan tentang Katim

penerapan Ruang Nuri

dalam metode tim dengan

penerapan metode sistem overan, pre tim dengan sistem conference,

post

overan,

dan

conference

o Sabtu , 02 januari 2016

o Pukul 08.00 s/d metode tim, buku Pendamping : selesai laporan Ns.Nanik o Ruang Nuri Budiarti, S. Kep

32

preconference,

ronde keperawatan

postconference dan

ronde Melakukan

keperawatan

Perawat

di observasi

Ruang Nuri

penerapan

Ruang Nuri metode

tim dengan sistem overan,

pre

conference,

post

conference

dan

ronde keperawatan oleh

perawat

di

Ruang Nuri. 2.

Kurang

Implementasi

optimalnya hasil Role sosialisasi

Terlaksananya

model pendokumentasian

dan penerapan

Askep pada setiap

penerapan asuhan pendokumentasia

shift

keperawatan pada n Askep

Ruang Nuri

pasien (Pendokumentasi

Perawat

berjalan

di

Ruang Nuri

o Senin , 4 januari 2016

Format

Mahasiswa :

askep

Kelompok 4

pada

o Pukul 08.00 s/d status selesai o Ruang Nuri

Pasien

Pendamping : Ns.Nanik Budiarti, S.Kep

33

an

asuhan

keperawatan).

3.

Kurang

Implementasi

Lebih optimal lagi Perawat

optimalnya

dengan

penerapan universal Nuri

pelaksanaan

melakukan

precaution

universal

tindakan

standar

precaution standar

dan keperawatan pada keperawatan asuhan pasien

keperawatan Ruang Nuri

di

05 Januari 201

Mahasiswa : Kelompok 4

sesuai asuhan Pendamping : Ns.Nanik Budiarti, S. Kep

34

35

36

Related Documents

Bab Iii Manajemen Nuri.doc
December 2019 39
Bab Iii
October 2019 77
Bab Iii
November 2019 69
Bab-iii
June 2020 63
Bab Iii
May 2020 50
Bab Iii
June 2020 55

More Documents from ""