Bab Iii Ebis.docx

  • Uploaded by: Iwan Mongay
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Ebis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,092
  • Pages: 20
PORTOFOLIO EKONOMI BISNIS

DISUSUN OLEH : LISTIANA MANGGO KELAS : X OTKP 3 SMK NEGERI 1 KOTAMOBAGU 2018/2019

BAB III MASALAH EKONOMI

A. Inti Masalah Ekonomi Inti masalah ekonomi yang dibahas dalam bab tiga ini ialah masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap individu atau kelompok masyarakat, siapapun mereka tanpa kecuali. Masalahnya ialah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas di satu pihak dengan alat pemuas yang terbatas di satu pihak dengan alat pemuas yang terbatas di pihak lain. Hal ini disebut dengan istilah Kelangkaan (scarcity)

B. Pilihan Sumber daya ekonomi yang langka membatasi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya ekonomi yang langka membatasi produsen untuk menghasilkan barang – barang produksi. Kelangkaan sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan faktor kewirausahaan sangat tidak memperlancar pembangunan ekonomi suatu Negara. Kelangkaan waktu membatasi siswa untuk melakukan segala hal yang diinginkannya, seperti menulis, membaca buku, berolah raga, menonton film, dan mengobrol dengan teman – temannya. Keinginan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas membuat masyarakat harus memilih dengan bijak keinginan atau kebutuhan mana yang harus dipenuhi diantara keinginan – keinginan atau kebutuhan – kebutuhan yang ada. Pilihan ekonomi ialah putusan sadar untuk menggunakan sumber daya ekonomi yang langka dengan cara tertentu. Pilihan dapat dibuat baik dalam ruang lingkup pribadi maupun dalam ruang lingkup masyarakat. Setiap orang (ruang lingkup pribadi) pasti pernah dihadapkan pada permasalahan kelangkaan. Contoh kasus seperti ini, kita memiliki uang saku, tetapi uang saku yang kita milik tidak cukup untuk membeli segala sesuatu yang ingin kita miliki. Kita terpaksa untuk memutuskan memilih dan mennetukan berapa banyak barang yang akan kita beli. Untuk membuat pilihan, kita perlu mengimbangkan manfaat yang kita peroleh jika kita memiliki sesuatu dan biaya yang harus kita keluarkan jika harus mengorbankan sesuatu dan memilih yang lain. Di tataran masyarakat, masyarakat juga menghadapi masalah pilihan. Tidak ada ekonomi yang dapat menghasilkan barang dan jasa sebanyak yang kita butuhkan karena masyarakat tidak dapat memiliki semua alat pemuas kebutuhan

yang diinginkannya. Oleh karena itu, pilihan harus dibuat, pilihan dasar di tingkat masyarakat berkaitan dengan apa, bagaimana, dan utnuk siapa barang dan jasa di produksi. Dalam mennetukan pilihan, ada bebarapa hal yang perlu kita lakukan, diantaranya sebagai berikut : 1. Analisis biaya oportunitas (opportunity cost analysis) Biaya peluang ialah nilai barang atau jasa yang dikorbankan karena memilih alternative tindakan. Konsep biaya peluang ialah sebuah peringatan bahwa rupiah yang dikeluarkan tidak selalu merupakan biaya yang sesungguhnya. Misalnya, kalau pemerintah menetapkan untuk mengadakan pembangunan jalan raya melalui taman kota maka biaya tanah yang diperlukan untuk membangun jalan raya tersebut mungkin akan dirasa murah dalam hal anggaran atau biaya yang dikeluarkan. Akan tetap, biaya peluang membuat jalan di atas taman sebenarnaya akan dibayar ketika masyarakat semakin sulit untuk menikmati keindahan taman atau bersenang – senang di taman tersebut. 2. Analisis biaya ,manfaat Analisis biaya manfaat adalah suatu teknik yang digunakan untuk membandingkan berbagai biaya dengan manfaat yang diharapkan. Dengan analisis ini kita dapat menentukan pilihan mana yang memberikan manfaat lebih dibandingkan biayanya. 3. Mengidentifikasi faktor pendorong kegiatan ekonomi Kegiatan ekonomi pasti didasari motif – motif tertentu. Untuk itu kita perlu mengidentifikasi motif tersebut. Ada motif yang berasal dari dalam diri manusia, seperti untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada juga motif yang berasal dari luar diri manusia, seperti pengaruh lingkungan dan iklan. Tentu saja dalam menentukan pilihan yang tepat kita hendaknya lebih mempertimbangkan motif yang berasal dari diri kita sendiri. 4. Menyadari trade off Trade off ialah situasi seseorang harus membuat keputusan untuk memilih suatu hal dengan mengorbankan hal yang lain dengan alasan ekonomis. Misalnya, kita lebih memilih memanfaatkan waktu untuk membaca daripada tidur. 5. Berpegang pada prinsip ekonomi

Prinsip ekonomi ialah prinsip tindakan dengan pengorbanan tertentu untuk mendapat hasil yang sebesar – besarnya atau hasil tertentu didapatkan dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Dalam kegiatan konsumsi , ada beberapa prinsip yang mendasari pilihan konsumen. Prinsip itu sebagai berikut : 1. Pendapatan yang terbatas mengharuskan pembuatan pilihan karena penghasilan atau pendapatan kita yang terbatas datau dapat habis. Kita harus membuat pilihan ya atau tidak mengenai pembelia barang. Apabila lebih dari satu barang atau jasa yang ekonomi mikro dibeli dan beraneka ragam jenisnya, maka kita harus menentukan barang jenis apa yang harus kita beli dalam jumlah sedikit daripada barang jenis yang lain. 2. Konsumen membuat keputusan dengan mempertimbangkan alternative jika biaya dua produk sama. Konsumen akan memilih untuk membeli produk yang diharapkan memiliki manfaat yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika dua produk menghasikan manfaat yang sama, konsumen akan memilih untuk membeli produk yang harganya lebih murah. Pada dasarnya, diasumsikan bahwa konsumen mampu mempertimbangkan biaya dan manfaat dari alternative pilihan. 3. Sebuah barang dapat digantikan yang lain Konsumen dapat mencapai kepuasan dari banyak alternative yang berbeda. Baik mie ayam atau lontong sayur bisa memuaskan rasa lapar anda, sementara itu pergi menonton film atau pertandingan sepak bola bisa memuaskan keinginan anda untuk hiburan. Dengan uang Rp.3.000.000,00 anda dapat membeli seperangkat iPad baru atau rekreasi ke Bunaken. Tidak ada satu barang yang sangat berharga sehingga tidak dapat tergantikan oleh barang yang lain dalam jumlah cukup besar. Bahkan barang yang tampaknya tidak berhubungan kadang dapat diganti satu dengan yang lain. Contohnya, harga air yang tinggi menyebabkan orang di daerah tertentu memilih untuk memiliki kebun kaktus dan kepala shower dengan pembatas arus karena air relative mahal. 4. Konsumen harus membuat keputusan tanpa informasi sempurna, tetapi pengetahuan dan pengalaman akan membantu. Waktu dan usaha yang dimanfaatkan konsumen untuk mencari informasi akan berhubungan langsung dengan nilai yang dapat diambil darinya. Umumnya konsumen akan lebih banyak memanfaatkan waktu dan uang

untuk mencari informasi ketika mereka akan membeli barang mewah seperti mobil, dibandingkan dengan ketika mereka akan membeli pensil atau handuk. Pengalaman juga akan membantu kita membuat pilihan yang lebih baik dalam memilih barang atau jasa. Kita cukup dapat mengira – ngira yang didapat ketika kita membeli di restoran favorit. Ekspetasi kita mungkin tak selalu terpenuhi setiap waktu. Contohnya, es krim yang kita dapat mungkin kurang enak, tetapi saat itu kita dapat informasi untuk tidak lagi membeli es krim di tempat itu. 5. Terjadinya hukum nilai marjinal Ketika jumlah konsumsi meningkat, nilai guna marjinal yang didapat dari mengonsumsi unit tambahan akan menurun. Contohnya, meskipun kita menyenangi es krim, kepuasan marjinal yang kita dapatkan dari mengonsumsi es krim akan makin berkurang ketika kita makin banyak mengosnumsinya.

C. Biaya Peluang Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya, dalam mengatasi kelangkaan, langkah yang dapat dilakukan adalah menentukan pilihan yang tepat untuk menetapkan alternative yang paling menguntungkan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan biaya peluang. 1. Pengertian Biaya Peluang Biaya peluang ialah segala sesuatu yang dikorbankan untuk mendapat sesuatu. Setiap kali kita harus membuat keputusan atau memilih suatu tindakan. Kita tidak hanya memilih, tetapi juga harus mempertimbangkan biaya peluang. Ada banyak pendapat tentang biaya peluang, di antaranya sebagai berikut : a. N. Gregory Mankiw mengatakan bahwa biaya peluang ialah segala sesuatu yang harus dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu (The opportunity cost of an item is what you give up to get the item). Dalam hal ini, maksudnya ialah biaya peluang harus mempertimbangkan biaya nyata yang dikorbankan dan biaya tidak nyata yang dikorbankan. b. Robert B. ekelund Jr dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa biaya peluang ialah biaya dari penggunaan sumber daya ekonomi untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam ukuran keuntungan yang tidak jadi didapat karena tidak memilih alternative itu dibandingkan dengan komoditi yang

didapat sebagai gantinya karena memilih suatu alternative. (The opportunity cost is the cost of the using resources for a certain purpose, measured in term of the benevit given up by not using them in the alternative way, that is measured in term of orther commodities, that could have been obtained instead) c. Paul Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa keputusan memilih biaya peluang karena memilih suatu hal dalam dunia kelangkaan berarti menyerahkan sesuatu yang lain. Biaya peluang ialah nilai barang atau jasa yang paling berharga yang hilang. (decicions have opportunity cost because choosing one thing in a word of scarcity means giving up something else. The opportunity cost is the value of the most valuable goods or service for gone). Dari beberapa pengertian biaya peluang di atas, diambil beberapa simpulan antara lain : 1. Biaya peluang ialah biaya yang dikorbankan apabila menggunakan sumber daya untuk suatu pilihan tertentu yang diukur dari manfaat penggunaan sumber daya tersebut untuk pilihan lain. Biaya peluang muncul karena pilihan yang harus dihadapi atas kelangkaan. 2. Biaya peluang juga dapat menjadi dasar pilihan jika mengerjakan alternative yang tidak jadi di pilih. Hasilnya ialah sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan sesuatu yang didapat setelah memilih alternative tindakan. Untuk lebih memahami biaya penerapan peluang atau opportunity cost, berikut disajikan beberapa contoh : Contoh 1 : Sepasang suami istri ingin bertamasya ke tempat hiburan untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Untuk keperluan itu, mereka harus membayar biaya transportasi sebesar Rp.300.000,00 dan membeli tiket masuk Rp.100.000,00. Jika tidak pergi bertamasya, pasangan suami istri itu dapat bekerja dan menghasilkan upah masing – masing sebesar Rp. 100.000,00 sehari. Pertanyaannya, berapa biaya peluang (oportunitas) dari suami istri yang bertamsya itu ?

Jawab : Biaya Transportasi

Rp.300.000,00

Tiket Masuk

Rp.100.000,00 (+)

Biaya Eksplisit

Rp.400.000,00

Penghasilan jika tidak bertamasya (biaya implicit)

Rp.200.000,00 (+)

Biaya peluang darmawisata

Rp.600.000,00

Jadi biaya peluang darmawisata bukan hanya biaya yang nyata dibayar, tetapi termasuk pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena memilih untuk pergi bertamasya.

Contoh 2: Seorang siswa yang baru lulus SMK ingin melanjutkan kuliah untuk mendapatkan gelar S-1. Biaya yang harus dibayar untuk kuliah di perguruan tinggi adalah : Biaya tetap (hanya satu kali

Rp. 5.000.000,00

Uang semester 8 x Rp.3.000.000,00

Rp.24.000.000,00

Pembelian buku

Rp.10.000.000,00

Uang asrama 48 bulan

Rp.48.000.000,00+

Biaya eksplisit

Rp.87.000.000,00

Sebenarnya calon mahasiswa tersebut jika tidak kuliah dapat bekerja dengan gaji sebesar Rp.3.000.000,00 per bulan. Jika dia bekerja selama empat tahun, dia akan memperoleh gaji sebesar Rp.144.000.000,00 (Biaya implicit). Hal ini tidak diperolehnya karena dia kuliah. Pertanyaannya, berapa biaya peluang siswa tersebut untuk kuliah S-1 ? Jawab : Total biaya peluang siswa tersebut untuk kuliah S-1 adalah biaya eksplisit ditambah dengan biaya implicit : Rp.87.000.000,00 + Rp.144.000.000,00 = Rp.231.000.000,00 Jadi, biaya peluang siswa tersebut untuk kuliah S-1 adalah Rp.231.000.000,00

Contoh 3 : Seorang pegawai dapat pergi ke kantornya dengan dua cara. Naik bus umum dengan biaya Rp.15.000,00 atau naik taksi dengan iaya Rp.50.000,00. Pertanyaannya, berapa biaya peluang jika memutuskan naik taksi ? Jawab : Biaya peluang yang dapat menambah tabungannya adalah sebesar selisih ongkos naik taksi dengan ongkos angkutan umum. Jadi biaya peluang naik taksi adalah Rp.50.000,00 – Rp.15.000,00 = Rp.35.000,00. Namun jika kita menghitung laba rugi yang dipersoalkan adalah Rp.35.000,00 dengan waktu yang dihemat dan kenyamanan. Jika

waktu yang dihemat dan kenyamanan nilainya lebih tinggi dari Rp.35.000,00 pilihan naik taksi dianggap tepat. Namun, kalau nilai Rp.35.000,00 lebih tinggi dari waktu yang dihemat dan kenyamanan maka pilihan naik taksi tidaklah tepat. 2. Perbedaan Biaya Peluang dengan Biaya sehari – hari Biaya ialah pengorbanan untuk mendapatkan suatu tujuan. Di suatu perusahaan, biaya merupakan pengorbanan ekonomi utnuk memproduksi suatu barang, atau kegiatan lainnya. Jika pengorbanan itu untuk memproduksi suatu barang, biaya atau pengorbanan tersebut dinamakan biaya produksi. Jika biaya itu untuk memasarkan suatu barang, biaya tersebut dinakan biaya pemasaran. Biaya terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit perusahaan ialah pembayaran tunai utnuk membayar sumber daya yang dibeli dipasar sumber daya. Di dalam perusahaan, sumber daya ialah segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan. Biaya sumber daya dapat berupa upah, sewa, bunga, asuransi, pajak, dan sejenisnya. Dengan kata lain, biaya eksplisit ialah biaya sumber daya perusahaan dalam bentuk baiaya tunai. Diamping pengeluaran tunai atau biaya eksplisit, perusahaan juga menghadapi biaya implisit yang merupakan biaya peluang (opportunity cost) dari penggunaan sumber daya milik perusahaan atau pemilik perusahaan. Biaya peluang muncul karena kita melakukan suatu kegiatan dan mengorbankan kegiatan lain. Biaya peluang berbeda dengan biaya sehari – hari. Biaya sehari – hari ialah pengorbanan yang harus dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan (kegiatan ekonomi), tanpa memperhitungkan kerugian karena dikorbankannya kegiatan lain. Singkatnya, biaya sehari – hari muncul dari kegiatan apa yang dilakukan. Biaya peluang muncul dari kegiatan lainnya yang tidak bisa dilakukan. Untuk memperjelas hal ini cermati ilustrasi berikut. Sukarman bekerja sebagai manajer pada salah satu hotel bintang lima yang terkenal di Jakarta. Sukarman mendapat gaji per bulan Rp.20.000.000,00 karena ingin mengembangkan diri, ia berhenti bekerja sebagai manajer dan membuka restoran dengan nama restoran Istana Rasa. Restorannya menempati rumahnya yang dahulu disewakn Rp.10.000.000,00 per bulan. Untuk modal kerja ia mengambil depositonya sebesar Rp.500.000.000,00 yang berbunga Rp.6.000.000,00 per bulan. Pada bulan maret 2013 keuntungan restoran Rp. 150.000.000,00. Pada peraga 3.1 disajikan laporan pengelolaan restoran Istana Rasa.

Peraga 3.1 Laporan Pengelolaan Restoran Istana Rasa Bulan Maret 2013 Restoran Istana Rasa Laporan Laba Rugi untuk Bulan Maret 2013 Penerimaan total

Rp.150.000.000,00

Dikurangi biaya eksplisit : Biaya tenaga kerja

Rp.72.000.000,00

Bahan dan peralatan

Rp48.000.000,00(+) Rp.(120.000.000,00) Rp. 30.000.000,00

Laba akuntansi Dikurangi biaya impilisit Gaji sukarman sebagai manajer

Rp20.000.000,00

Bungan deposito

Rp. 6.000.000,00

Sewa rumah sebelum dijadikan resto

Rp10.000.000,00 Rp(36.000.000,00)

Kerugian

Rp. 6.000.000,00

Jadi, bila dihitung secara akuntansi,restoran Istana Rasa mengumpulkan keuntungan sebesar Rp30.000.000,00. Namun karena sukarman menghitung biaya peluang maka sebenarnya ia mengalami kerugian sebesar Rp6.000.000,00. Kerugian ini disebut sebagai kerugian ekonomi (economic loss).

D. Skala Prioritas Kita sudah belajar bahwa alat pemuas kebutuhan bersifat terbatas sedangkan kebutuhan manusia tak terbatas. Mengingat hal tersebut, maka kita perlu mecari cara terbaik untuk mengelola sumber daya yang ada agar kebutuhan kita tetap dapat terpenuhi. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menetapkan skala prioritas. Kebutuhan yang lebih penting harus di dahulukan pemenuhannya dari kebutuhan lainnya. Sebagai contoh cermati ilustrasi berikut. Setiap minggu, Yuki mendapat uang saku sebesae Rp.500.000,00. Uang saku itu harus dapat memenuhi kebutuhan selama satu minggu, antara lain untuk transportasi, membeli keperluan sekolah, jajan dan menabung. Pada suatu pekan, Yuki mempunyai berbagai macam kebutuhan. Selain pengeluaran rutin, yuki harus membeli buku baru. Selain itu, Yuki juga harus membeli kado ulang tahun untuk sahabatnya Anggia.

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, Yuki harus menentukan skala prioritas kebutuhan yang harus dipenuhinya. Berdasarkan skala prioritas itu, Yuki membuat daftar kebutuhan sebagai berikut : No.

Kebutuhan

Biaya (Rp)

1.

Transportasi

120.000,00

2.

Buku

3.

Kado Ulang Tahun

100.000,00

4.

Jajan

130.000,00

5.

Tabungan

100.000,00

50.000,00

Total

500.000,00

Berbekal skala prioritas tersebut, Yuki dapat memenuhi semua kebutuhannya dalam satu minggu itu. Secara umum, kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan harus didahulukan pemenuhannya dibandingkan kebutuhan lain. Jika tidak di dahulukan, kelangsungan hidup kita dapat terancam. Skala prioritas kebutuhan dapat digambarkan melalui peraga berikut ini Peraga 3.2 Prioritas Kebutuhan Manusia Prioritas I

Prioritas II

Prioritas III

Kebutuhan primer

Kebutuhan sekunder

Kebutuhan

Kebutuhan sekarang

Kebutuhan masa datang

E. PENGOLAAN KEUANGAN Pada ilustrasi skala prioritas, tampak dengan jelas bahwa pemenuhan kebutuhan berkaitan dengan erat dengan uang. Oleh karna itu, dapat dikatakan bahwa uang memengang peranan penting dalam hidup kita. Sebagai seorang siswa, kita mamang belum memiliki penghasilan sendiri. Namun sebagian besar dari kita mempunyai uang saku yang diperoleh dari orang tua. Ada di antara kita yang menerima uang saku setiap hari, ada yang menerima uang saku mingguan, ada pula di antara kita yang menerima uang saku bulanan. Dengan aung saku tersebut, kita dapat membeli berbagai macam kebutuhan, misalnya alat tulis, transportasi, atau uang jaja. Agar kebutuhan-kebutuhan itu sendiri dapat terpuaskan, kita harus dapat mengelola keuangan dengan baik. Langkah awal yang dapat kita lakukan dalam mengelola keungan ialah dengan membuat pembukuan keuangan. Kita dapat membuat pembukuan

mengenai besar jumlah pemasukan dan pengeluaran setiap minggu atau bulan. Kita dapat membuat rencana pengeluaran apa saja yang akan kita lakukan setiap minggu atau bulan yang bersangkutan. Dengan melakukan hal ini, kita akan benar-benar memehami dan mengetahiu apa saja kebutuhan yang harus diutamakan dan dikesampingan, sehingga besar pengeluaran kita akan terkontrol dengan baik. Langkah selanjutnya dalam mengelola keuangan ialah dengan cara memonitor dan mengavaluasi secara berkala. Cara tersebut juga bermanfaat untuk mengakomodasi setiap perubahan dalam rencana pengeluaran kita. Contohnya, mengavaluasi pengeluaran-pengeluaran tak terduga. Dalam ilustrasi tentang skala prioritas di halaman sebelumnya yaitu membeli kado ulang tahun dan buku baru adalah kebutuhan yang tidak selalu ada setiap minggunya. Namun pada minggu tersebut Yuki harus membelinya. Agar dua kebutuhan itu terpenuhi, Yuki harus memperhitungkan pengeluaran yang lain. Contohnya, biasanya Yuki mengeluarkan uang sebesar Rp250.000,00 untuk jajan selama satu minggu . Namun, karena Yuki memiliki kebutuhan tidak terduga dalam minggu itu, ia membatasi pengeluaran untuk membeli jajan. Daripada membeli jajan seperti hamburger, es krim dan minuman bersoda, seperti biasanya Yuki memilih untukmembeli bubur ayam, bakso, dan air mineral dengan harga yang lebih murah, tetapi tetap bergizi. Langkah berikutnya yang tidak kalah pentingnya dalam pengelolaan keuangan adalah membiaskan diri menabung sejak dini. Hal ini akan sangat membantu kita ketika harus menghadapi pengeluaran-pengeluaran tak terduga. Dengan membiaskan diri menabung kita sekaligus belajar membiaskan diri untuk hidup berhemat.

F. PERMASALAHAN POKOK EKONOMI Masalah pokok ekonomi yang akan dibicarakan di sini ialah masalah pokok ekonomi yang dihadapi setiap individu atau kelompok masyarakat siapa pun merekatanpakecual. Masalah pokok ekonomi itu tentu hubungan erat dengan pembelajaran yangt telah dibahas pada bab dua, yaitu masalah kelangkaan. Sebab masalah ekonomi muncul karena adanya masalah kelangkaan.

Pada subbab ini mula-mula akan dibicarakan masalah pokok ekonomi yaitu barang apa yang akan di produksi dan berapa jumlahnya, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang itu produksi.

1. Barang Apa yang akan Diproduksi dan Berapa Jumlahnya Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi. Pertanyaan in berhubung dengan pengalokasian sumber daya yang langka di antara berbagai alternatif penggunaanya karena sumber daya terbatas harus memilih dan memutuskan, apakah kita harus memproduksi makanan, pakaian, alat – alat keperluan sekolah, mesin industri atau sarana transportasi. Perlu dipahami bahwa sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis pemuas kebutuhan tersebut sejumlahnyang diinginkan masyarakat. Contoh kasus seperti ini, kita memliki sejumlah sumber daya yang akan digunakan memproduksi barang yang akan dijual di pasar, tentu dibutuhkan lebih dulu informasi barang apa yang dibutuhkan disesuaikan dengan selera masyarakat dan kemmapuan mereka untuk membelinya. Setelah ditentukan barang apa yang akan di produksi, harus diputuskan pula berapa jumlah barang tersebut di produksi. Dengan demikian, dapat di hitung berapa sumber daya yang harus di alokasikan untuk makanan, berapa untuk perumahan, berapa untuk membeli traktor. Ingat setipa sumber daya yang telah digunakan untuk memproduksi suatu barang, tentu keputusan itu akan mengurangi sumber daya untuk memproduksi barang lain sebab sumber daya bersifat langka. Keputusan barang apa yang akan di produksi harus di pertimbangkan dengan cermat dan dengan alasan yang telah teruji kebenarannya. Dalam mengalokasikan dan pembangunan yang terbatas jumlahnya. Jika telah diputuskan barang apa yang akan di produksi, kita harus dapat menjawab pertanyaan mengapa barang itu di produksi, bukan barang yang lain. Jika argumentasi barang yang kita pilih kuat alasannya menyusul pula alasan lain yaitu jumlah barang yang akan di produksi. Mengenai jumlah batrang yang akan di produksi berapa jumlahnya tergantung dari sumber daya yang tersedia, kondisi perekonomian dan sistem ekonomi pada negara yang bersangkutan.

2. Bagaimana cara memproduksi

Masalah dalam hal ini ialah penggunaan teknologi atau metode produksi apa yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dan jasa. Berapa jumlah tenaga kerja yang akan digunakan, jenis mesin apa, serta bahan mentah apa yang digunakan. Dalam analisis, kita juga perlu menyadari bahwa bagaimana cara memproduksi perlu mempertimbangkan persaingan antar produsen. Persaingan terjadi sesama produsen dalam negeri maupun luar negeri. Produsen berusaha meminimumkan biaya dan memaksimumkan keuntungan. Produksi dengan teknologi padat karya banyak menggunakan tenaga kerja manusia, tetapi jumlah produksi terbatas. Jika yang digunakan teknologi padat modal maka jumlah produksi melimpah, tetapi yang menjadi masalah dari mana produsen mendapat modal. Masalah lain yang perlu mendapat penanganan ialah mengombinasikan faktor – faktor produksi yang ada agar berhasil dan berdaya guna.

3. Untuk Siapa Barang di Produksi Permasalahan disini ialah siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa yang menikmati hasilnya. Dengan kata lain bagaimana pendistribusiannya dan apakah barang – barang tersebut akan di distribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan, atau kelompok tertentu dari masyarakat. Pada system ekonomi pasar atau kapitalis siapa yang mendapatkan barang ditentukan oleh penawaran dan permintaan atas faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Pasar produski menetapkan tingkat upah, sewa tanah, suku bunga dan tingkat keuntungan. Dengan menambahkan seluruh penerimaan dari faktor produksi, kita dapat menghjtung pendapatan masyarakat. Dengan demikian, distribusi pendapatan masyarakat ditetapkan oleh jumlah faktor produksi sepeeti jam kerja, hektar tanah, dan harga faktor produksi (tingkat upah, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan perusahaan). Akan tetapi harus diingat bahwa ada unsure – usnur penting diluar pasar yang ikut menentukan distribusi pendapatan. Pendapatan ,masyarakat sangatlah bergantung distribusi pemilikan seperti saham atau tanah, kemampuan atau bakat yang dimiliki, nasib serta ada tidaknya konflik sosial. Penjelasan sebelumnya tentu berkaitan dengan system ekonomi pasar. Cukup berlawanan dengan system ekonomi pasar tersebut, kita melihat system ekonomi komando dengan produksi, konsumsi, dan distribusi diatur oleh pemerintah.

G. Sistem Ekonomi Sistem ekonomi ialah perpaduan beberapa subsistem yang memberuk system itu sendiri. Jadi system ekonomi ialah perpaduan dari aturan – aturan atau cara – cara yang merupakan satu kesatuan dan digunakan untuk mengatasi masalah ekonomi. Meskipun masalah pokok ekonomi pada umumnya sama disetipa wilayah dan setiap Negara, tetap ada perbedaan yang mendasar yaitu bagaimana cara memecahkan masalah yang berbeda dari satu Negara terhadap Negara lainnya. Hal ini dengan sendirinya mendorong terciptanya system ekonomi yang berbeda – beda diberbagai Negara. Perbedaan penerapan system ekonomi terjadi karena perbedaan kepemilikan sumber daya, struktur sosial, tradisi ataupun system pemerintahan suatu Negara. Secara umum dapat dikatakan bahwa system perekonomian memiliki hubungan yang erat dengan system politik yang ada. Oleh karena itu, Negara yang menganut system liberal cenderung menganut system ekonomi pasar sedangkan Negara – Negara sosialis cenderung menggunakan system ekonomi komando atau terpusat. Pembahasan system ekonomi ini dimulai dengan system ekonomi tradisional, dilanjutkan dengan system ekonomi komando, system ekonomi pasar, system ekonomi campuran dan di akhiri dengan system ekonomi Indonesia. 1. System Ekonomi Tradisional System ekonomi tradisional merupakan system ekonomi yang diterapkan oleh masyarakat tradisional. Sesuai dengan keadaan tradisional nilai – nilai dan praktik sosial kebudayaan serta kebiasaan sangat menentukan jawaban atas apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa dihasilkan. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun. Umumnya kegiatan produksi lebih mengandalkan alam dan tenaga kerja. Hasil produksi pun terbatas hanya untuk keluarga atau kelompok. Ciri – ciri system ekonomi tradisional adalah sebagai berikut : a. Teknik produksi dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana. b. Hanya sedikit menggunakan modal. c. Pertukaran dilakukan dengan cara barter (barang tukar dengan barang) d. Belum menggunakan system pembagian kerja. e. Masih terikat tradisi dalam melakukan kegiatan produksi. f. Tanah merupakan tumpuan kegiatan produksi.

Keunggulan system ekonomi tradisional ialah jarang terjadi krisis ekonomi dari kelemahannya jumlah produksi sangat sedikit untuk memenuhi kebutuhan.

2. Sistem Ekonomi Komando Pada system ekonomi komando (system ekonomi terpusat) perencanaan peran pemerintah sangat dominan sedangkan peran masyarakat atau swasta hampir tidak ada. Pada system ini pemerintah menentukan apa, bagaimana dan untuk siapa barang di produksi. Hampir semua kegiatan ekonomi ditangani oleh pemerintah. Pemerintah memiliki badan yang mengatur semua kegiatan ekonomi yang sering dinamakan Badan Perencanaan Ekonomi Nasional atau semacamnya. Oleh karena itu, system ekonomi komando disebut juga system ekonomi perencanaan. Berikut adalah ciri – ciri system ekonomi komando : a. Semua alat dan sumber daya ekonomi dimiliki oleh pemerintah, sehinghga hak milik perorangan hampir tidak ada. b. Pekerjaan yang tersedia dan siapa yang bekerja ditentuka oleh pemerintah. Rakyat tidak memiliki kebebasan untuk memilih pekerjaan. c. Kebijaksanaan perekonomian diatur oleh pemerintah. Pemerintah keputusan

membuat

dalam

rencana

perekonomian

pembangunan ditangan

nasionalnya.

pemerintah.

Segala

Perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan ditangani oleh pemerinta. Keunggulan system ekonomi komando ialah sebagai berikut : a. Perekonomian seluruhnya ditanganinoleh pemerintah, baik dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun pengawasan. Karena

itu,

pemerintah

lebih

mudah

mengendalikan

infalsi,

pengangguran, dan keburukan ekonomi lainnya. b. Pemerintah

melaksanakan

kegiatan

produksi

sesuai

dengan

perencanaan, sehingga pasar dalam negeri berjalan lancer. c. Relative mudah melaksanakan distribusi pendapatan. d. Jarang terjadi krisi ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah. Disamping

keunggulan, system ekonomi

komando

juga

memiliki

kelemahan. Kelemahan system ekonomi komando ialah sebagai berikut :

a. Mempasifkan tindakan inisiatif individu untuk berkembang, sebab segala kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah. b. Mudah terjadi monopoli yang merugikan masyarakat c. Masyarakat tidak merasakan kebebasan dalam memliki sumber daya ekonomi. Contoh Negara yang dapat dikatakan system ekonominya mendekati system ekonomi komando atau terpusat adalah kuba, korea utara, dan RRT ( Republika Rakyat Tiongkok). Namun, perlu dicatat bahwa RRT pun sudah mulai meninggalkan system ekonomi komando (terpusat) dalam praktik ekonominya.

3. System Ekonomi Pasar System ekonomi pasar merupakan kebalikan dari system ekonomi komando. Pada sistem ekonomi pasar, kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi dilaksanakan oleh pihak swasta. Pemerintah hanya mengawasi dan melakukan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan penyelenggaraan Negara. Sistem ekonomi pasar sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh tokoh ekonomi Adam Smith (1723 – 1790) dalam bukunya yang terkenal, An Inquiry Into The Nature And Causes The Wealth Of Nations. Adam Smith dalam bukunya menganjurkan agar kegiatan ekonomi diserahkan kepada masyarakat. Masyarakat menentukan jenis kegiatan ekonomi apa yang akan dilakukan dan mencapai kemakmuran. Jika setiap individu makmur, Negara pun akan makmur. Dalam sistem ekonomi pasar pihak swasta menguasai alat – alat produksi. Akibatnya, pemilikan tidak terbatas, setiapindividu berusaha untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuannya untuk menguasai sektor ekonomi sehingga timbullah persaingan untuk maju. Pada sistem ekonomi pasar, pemerintah bertugas membuat peraturan dan mengawasi pelaksanannya. Kegiatan ekonomi pemeintah hanya berhubungan dengan penyelenggaraan Negara. Ciri – ciri sistem ekonomi pasar ialah sebagai berikut : a. Semua sumber daya ekonomi milik masyarakat. Masyarakat dibei kebebasan untuk memilih sumber daya ekonomi. b. Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.

c. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemberi kerja dan golongan penerima kerja. d. Timbul persaingan dalam masyarakat. Sebagai konsekuensi adanya kebebasan memiliki sumber daya ekonomi, timbul persaingan untuk mengejar keuntungan. e. Setiap kegiatan ekonomi bermotifkan laba f. Kegiatan ekonomi selalu menggunakan indicator pasar. Pasar merupakan dasar melakukan tindakan ekonomi. Informasi pasar sangat perlu untuk mengetahui barang apa yang dibutuhkan masyarakat dan model yang bagaimana untuk dapat memenuhi selera mereka. Keunggulan sistem ekonomi pasar ialah sebagai berikut : a. Menumbuhkan tindakan inisiatif dan kreatif masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. b. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber daya ekonomi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi. c. Timbul

persaingan

untuk

maju,

karena

kegiatan

ekonomi

sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat. d. Barang – barang bernutu tinggi karena barang yang bermutu rendah tidak akan laku di pasar. e. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari laba. Kendati sistem ekonomi pasar atau kapitalis mempunyai banyak keunggulan, tetapi dalam pelaksanaanya juga ada kelemahannya. Kelemahan sistem ekonomi pasar ialah : a. Sulit melakukan pemerataan pendapatan karena persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh ketangan pemilik modal atau orang yang memiliki keahlian dan keterampilan. Adapun pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan. b. Pemilik sumber daya ekonomi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertambah miskin (kesenjangan sosial). c. Menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat. d. Sering trejadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi sumber daya ekonomi oleh pihak swasta atau pemilik modal.

Contoh Negara yang sistem ekonominya mendekati sistem ekonomi pasar adalah Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura.

4. Sistem Ekonomi Campuran Diantara kedua sistem ekonomi yang baru kita bahas yaitu sistem ekonomi komando dan sistem ekonomi pasar, tredapat sisitem ekonomi yang memadukan keduanya yang disebut siistem ekonomi campuran. Dalam sistem ekonomi campuran, pemerintah dan pihak swasta (masyarakat)

saling

berinteraksi

dalam

memcahkan

masalah

ekonomi.kegiatan ekonomi masyarakat diesrahkan kepada kekuatan pasar. Namun, hingga batas tertentu pemerintah tetap melakukan kendali dan campur tangan. Tujuan pemerintah dalam campur tangan adalah agar perekonomian tidak lepas kendali dan hanya menguntungkan pihak pemilik modal besar. Penerapan sisitem ekonomi campuran dapat menguntungkan suatu Negara karena pihak swasta diberi ruang untuk mengerjakan proyek – proyek yang tidak dapat digarap oleh pemerintah sedangkan proyek – proyek yang bersifat vital dan menguasai hajat hidup orang banyak dikerjakan oleh pemerintah. Namun, penerapan sisitem ekonomi

campuran

juga

bukan

tanpa

kelemahan.

Sebab

dapat

menimbulkan kebingungan dalam memahami mana pekerjaan yang harus dikerjakan pemerintah dan mana pekerjaan yang harus dikerjakan pihak swasta. Jika kita menilik sistem ekonomi di Indonesia, jelas dari kegiatan ekonomi yang dilaksanakan ada sinergi antara pemerintah dan pihak swasta. Dalam keberadaaan badan usaha yang ada di Indonesia kita mengenal Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan usaha Milik Koperasi (BUMK). Dalam membangun perekonomian BUMN, BUMS dan BUMK secara bersama – sama membangun perekonomian di Indonesia. Dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1, 2 dan 3 menjelaskan bahwa : 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. 2) Cabang – cabang yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

3) Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat.

5. Sitem Ekonomi Indonesia Dalam

sistempemerintahanindonesia.com

dijelaskan

Sumitro

Djojohadikusumo dalam pidatonya di Amreika Serikat tahun 1949 menegaskan bahwa sistem yang dicita – citakan ialah ekonomi semacam campuran, tetapi dalam proses perkembangannya telah disepakati suatu bentuk ekonomi baru yang dinamakan sebagai Sistem Ekonomi Pancasila yang didalamnya mengandung unsur penting yang disebut Demokrasi Ekonomi. Sistem ekonomi demokrasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah pancasila dan UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan untuk rakyat dibawah pimpinan dan pengawasan pemerintah. Pada sistem demokrasi ekonomi, pemerintah dan seluruh rakyat baik golongan ekonomi lemah maupun pengusaha aktif dalam usaha mencapai kemakmuran bangsa. Selain itu, Negara berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan kegiatan perekonomian. Dengan demikian, terdapat kerjasama dan saling membantu antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Mengapa dipilih sistem Demokrasi ekonomi, karena menuryt beliau sistem Demokrasi Ekonomi memiliki ciri – ciri yang positif, diantaranya adalah : 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. 2) Cabang – cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. 3) Warga Negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendakinya serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak. 4) Hak milik perorangan diakui dn manfaatnya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat. 5) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga Negara dikembangkan sepenuhnya dalam batas – batas yang tidak merugikan kepentingan umum. 6) Tunawisma dilindungi oleh Negara.

Dengan demikian perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya : 1) Free fight liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin. 2) Etatisme, yaitu keikutsertaan pemerintah yangb terlalu dominan sehingga

mematikan

motivasi

dan

kreasi

masyarakat

untuk

berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi, masyarakat hanya bersikap pasif. 3) Monopoli, suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti keinginan sang monopoli. Di sini, konsumen seperti robot yang diatur unttuk mengikuti jalannya permainan.

Meskipun awal perkembangan perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin “campuran” tetapi bukan berarti sistem perekonomian liberalis dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak liberalis dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga, sistem etatisme pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun 1960-an sampai masa Orde Baru.

Related Documents

Bab Iii
October 2019 77
Bab Iii
November 2019 69
Bab-iii
June 2020 63
Bab Iii
May 2020 50
Bab Iii
June 2020 55
Bab Iii]
June 2020 45

More Documents from ""

Makalah Pancasila.docx
October 2019 11
Leaflet Bermain Anak.pdf
October 2019 8
Bab Iii Ebis.docx
December 2019 9
Lhkpn.pdf
October 2019 11
2325967119828953.pdf
April 2020 27