Bab Ii.docx

  • Uploaded by: ear nose throat
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,404
  • Pages: 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. RONGGA MULUT Pintu masuk ke saluran cerna adalah dari mulut atau rongga oral. Lubang masuk dibentuk oleh bibir yang mengandung otot dan membantu mengambil, menuntun, dan menampung makanan di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpencernaan. Bibir penting untuk berbicara (artikulasi banyak bunyi bergantung pada bentuk bibir tertentu) dan sebagai reseptor sensorik. Langit-langit (palatum), yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini memungkinkan bernapas dan mengunyah atau menghisap langsung secara bersamaan. Lidah adalah organ yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunteer. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara. (sheerwood halaman 649-650 edisi 6)

5

Gambar 2.1 Anatomi Rongga Mulut (Encyclopædia Britannic. Mouth. 2009. Diunduh dari https://www.britannica.com/science/mouth-anatomy. Diakses 22 Februari 2017.) 2. GIGI Manusia memiliki dua susunan gigi selama masa kehidupannya. Gigi yang pertama kali tumbuh disebut gigi susu dan pada manusia jumlahnya ada 20 buah. Gigi ini mengalami erupsi selama antara bulan ketujuh sampai tahun kedua kehidupan dan gigi susu terdapat sampai usia 13 tahun. Sesudah gigi susu ini lepas, maka digantikan oleh gigi permanen dan ditambah dengan 8 sampai 12 gigi molar yang terletak di bagian posterior rahang, sehingga jumlah total gigi permanen ini ada 28 sampai 32 buah, bergantung pada munculnya empat geraham bungsu yang belum tumbuh pada setiap orang.(guyton) a. Erupsi gigi Selama masa kanak-kanak awal, gigi mulai menonjol keluar dari tulang rahang ke atas melalui epitel mulut menuju ke dalam rongga mulut. Walaupun ada beberapa teori yang disajikan untuk menjelaskan fenomena ini, penyebab

6

timbulnya proses “erupsi” masih belum diketahui. Teori yang mungkin dapat diterima adalah bahwa pertumbuhan akar gigi demikian juga pertumbuhan tulang yang ada di bawah gigi secara progresif menggeser gigi ke depan.(guyton)

b. Pertumbuhan gigi permanen Selama masa embrio suatu organ pembentuk gigi yang juga tumbuh di bagian lamina dental yang lebih dalam pada setiap gigi permanen yang nantinya dibutuhkan sewaktu gigi susu lepas. Selama 6 sampai 20 tahun pertama kehidupan, organ pembentuk gigi ini secara lambat membentuk gigi permanen. Bila setiap gigi permanen sudah terbentuk sempurna, maka seperti halnya gigi susu, gigi ini terdorong ke luar dari tulang rahang. Untuk melakukan hal ini, akar dari gigi susu mengalami erosi dan kadang kala lepas dan jatuh keluar. Segera sesudah peristiwa ini, gigi permanennya keluar dan menggantikan tempat gigi semula.(guyton)

Fisiologi gigi Gigi berfungsi memotong, menggiling, dan mencampurkan makanan yang dimakan. Untuk dapat melaksanakan fungsi ini maka rahang harus mempunyai otot-otot yang kuat sehingga mempunyai tenaga oklusi antara gigi bagian depan dan gigi bagian rahang. Selain itu, gigi bagian atas dan bawah mempunyai penonjolan dan permukaan yang saling berhadapan sehingga susunan gigi bagian atas sesuai dengan susunan gigi bagian bawah.

7

Kesesuaian ini disebut oklusi, dan memungkinkan untuk menangkap dan menggiling makanan yang kecil sekalipun di antara permukaan gigi.(guyton)

3. KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral dari kesehatan umum, sehingga kesehatan gigi perlu untuk senantiasa ditingkatkan sesuai dengan perkembangan kesehatan pada umumnya. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi geligi yang berada di dalam rongga mulut dalam keadaan yang bersih, bebas dari plak, karang gigi, dan sisa makanan serta tidak tercium bau dalam mulut.10,11 4. PENYAKIT GIGI DAN MULUT PADA ANAK Kelainan yang terjadi pada gigi dan mulut pada anak meliputi kelaian yang terjadi pada jaringan keras dan jaringan lunak diantaranya yaitu: a. Warna putih pada lidah Warna putih pada lidah sering kita dapatkan pada bayi yang minum ASI maupun usu formula. Sisa – sisa air susu yang menempel pada lidah akan mengalami fermentasi sehingga merangsang untuk timbulnya jamur. Pemberian susu formula yang telah melewati 3 jam dari waktu pembuatan juga merupakan faktor pencetus terjadinya proses fermentasi. Apabila warna putih terlihat sangat tebal dan menimbulkan bau yang kurang sedap, maka hendaknya diberikan obat anti jamur, namun bila belum terlalu parah

8

dapat dilakukan penyikatan lidah dengan menggunakan sikat gigi dengan bulu lunak.5 b. Karies gigi Karies gigi adalah suatu proses yang terjadi pada setiap permukaan gigi di rongga mulut karena dibiarkan berkembang selama periode waktu tertentu. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan terjadinya mineralisasi bagian anorganik dan demineralisasi dari substansi organik. Karies dapat terjadi pada setiap gigi yang erupsi, pada tiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, bangsa, maupun status ekonomi.12,16 c. Pembengkakan Pembengkakan dapat disebabkan oleh adanya radang pada gigi maupun gusi. Radang yang terjadi pada gigi dapat menjalar menjadi pembengkakan pada gusi. Pembengkakan yang meluas tidak hanya terlihat di dalam mulut namun dapat pula terlihat sampai dipipi.5 d. Stomatitis apthosa ( sariawan ) Sariawan yang sering terjadi pada rongga mulut dapat disebabkan oleh adanya trauma ( misalnya adanya gigi yang tajam, makanan yang mengiritasi mulut ) maupun karena kurangnya konsumsi vitamin antara lain vitamin C. lesi tersebut akan terasa pedih apabila tersentuh oleh lidah ataupun makanan. Faktor pencetus utama terjadinya sariawan adalah stress yang timbul tanpa disadari. Perawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian salep ataupun gel khusus untuk mulut yang dapat merangsang

9

pertumbuhan jaringan baru agar luka segera menutup, konsumsi vitamin C yang cukup, dan kurangi makanan yang mengiritasi mukosa mulut.5 5. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. a. Makanan dan minuman Karies gigi yang banyak dialami oleh anak disebabkan oleh beberapa kariogenik.

faktor

diantaranya

Makanan

kegemaran

kariogenik

adalah

mengkomsumsi makanan

yang

makanan banyak

mengandung karbohidrat, lengket dan mudah hancur didalam mulut dan dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang. Karbohidrat dalam makanan yang sifatnya paling bisa merusak gigi adalah sukrosa. Proses gigi berlubang selain ditentukan oleh jenis karbohidrat juga tergantung pada frekuensi dan bentuk fisik karbohidrat tersebut. Hampir semua anak menyukai makanan miniman kariogenik yang merupakan faktor resiko terhadap gigi berlubang yang dimakan diantara dua waktu makan. 13 b. Perilaku merawat gigi 1. Menggosok gigi Kebersihan mulut dapat dipelihara dengan menyikat gigi dan melakukan pembersihan gigi dengan benang pembersih gigi. Perilaku menggosok gigi berpengaruh terhadap terjadinya karies, karena semakin baik perilaku membersihkan gigi maka semakin baik tingkat kebersihan mulut, sebaliknya semakin buruk perilaku membersihkan

10

gigi, maka semakin buruk pula tingkat kebersihan mulut sehingga kejadian karies gigi semakin meningkat.13,14 Pada dasarnya bersikat gigi yang benar adalah sebagai berikut8,15:  Menyiapkan sikat gigi dan pasta yang mengandung Fluor ( salah satu zat yang dapat menambah kekuatan pada gigi ).  Banyaknya pasta kurang lebih sebesar sebutir kacang tanah (1/2 cm )  Berkumur-kumur dengan air bersih sebelum menyikat gigi  menyikat semua permukaan gigi sampai bersih dan plak juga hilang sempurna.  Sikat juga lidah karena permukaan lidah rata sehingga bisa menyimpan sisa-sisa makanan yang menimbulkan bau mulut.  Berkumur sekali saja untuk membantu flour yang terdapat pada pasta gigi tetapi tertinggal lebih lama di dalam gigi dan mulut.  Frekuensi menyikat gigi yang baik adalah minimal 2 (dua) kali sehari, 30 menit setelah sarapan pagi dan malam hari menjelang tidur. 2. Menghindari makanan dan minuman tertentu. Makanan yang dapat menempel pada gigi dalam waktu yang lama seperti es krim, madu, gula, buah kering, kue tart, permen keras, sereal kering, dan keripik. Makanan–makanan tersebut lebih mungkin menyebabkan kerusakan daripada makanan yang mudah dihancurkan oleh air liur. ( rs terkenal )

11

Konsumsi camilan atau minuman soda secara terus menerus dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam oleh bakteri yang dapat merusak gigi. Dan ketika minum minuman soda atau asam lainnya sepanjang hari dapat menciptakan suasana asam terus-menerus pada mulut. ( rs terkenal ) 3. Periksa gigi secara teratur. Gigi perlu diperiksa secara teratur ke dokter gigi. Gigi yang teratur diperiksa ke dokter gigi dapat mencegah terjadinya kerusakan pada gigi termasuk karies gigi karena dokter gigi dapat mengontrol adanya plak pada gigi sehingga dapat segera dibersihkan dari permukaan gigi. Selain itu bila terjadi kerusakan pada email gigi dapat segera ditanggulangi untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.13 c. Orang tua Orang tua (ibu) dan anak merupakan satu kesatuan ikatan dimana ibu merupakan anggota tim kesehatan yang baik untuk melakukan pengawasan kesehatan. Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing, memberikan perhatian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulut. Frekuensi dalam memeriksakan gigi anak ke dokter gigi sangat dipengaruhi oleh kesadaran orang tua akan kesehatan gigi dan mulut anak. Oleh karna itu, orang tua sangat dibutuhkan dalam pemeriksaan rutin gigi anak. Pengetahuan orang tua merupakan modal penting dalam membentuk

12

prilaku yang mendukung atau tidak mendukung perawatan gigi dan mulut pada anak.4,7,17

13

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"