Bab Ii.docx

  • Uploaded by: juha
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,999
  • Pages: 16
BAB II KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori 1. Passing Atas Passing atas merupakan elemen terpenting dalam permainan Bolavoli. Tanpa teknik ini tidak dapat dilakukan suatu serangan yang berarti, passing atas merupakan salah satu teknik mengumpan, menurut Bachtiar, (2000:60) menyatakan ”Umpah adalah menyajikan Bola kepada teman dalam satu regu yang kemudian Bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lapangan pemain lawan dalam bentuk smash”. Jadi jelaslah bahwa passing atas adalah satu teknik yang penting dikuasai pemain, karena teknik ini adalah merupakan bagian yang menentukan dalam membangun serangan. Teknik mengumpan pada dasarnya sama dengan teknik passing bawah, letak perbedaanya hanya pada tujuan dan kurve jalannya Bola. Teknik mengumpan dapat dilakukan dengan baik dengan passing atas maupun passing bawah. Namun jika ditinjau dari segi pelaksanaanya tentu akan menguntungkan jika teknik mengumpan itu dilakukan dengan teknik passing atas, karena akan lebih menjamin ketepatan sasarannya bila dibandingkan dengan teknik passing bawah. Adapun umpan yang baik adalah : “(1) Bola harus melambung dengan tenang di daerah serang di lapangan sendiri, (2) Bola harus berada diatas jaring dengan ketinggian yang cukup agar mudah di smash oleh smasher, (3) jalan umpan dengan net sesuai dengan tipe serangan yang diinginkan”. (Yunus,2000:147). 9

10

Menurut Blume (2004:55) “Passing atas dapat dibedakan atas empat macam yaitu: 1) passing atas ke depan, 2) passing atas kebawah, 3) passing atas pendek, 4) passing atas jatuhan”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini : 1. Passing atas ke depan Pelaksanaan: menempatkan tubuh dibawah Bola, membebani kaki yang depan, bahu menunjuk kearah passing, tangan menekuk setelah Bola dilepas. 2. Passing atas ke belakang Pelaksanaan: bergerak cepat kebawah Bola, membebani kaki belakang, pinggul didorong kedepan, kepala ditekuk ke belakang sehingga mata dapat melihat Bola. 3. Passing atas pendek Pelaksanaan: kedua tangan diregang dan dihadapkan ke Bola, passing terjadi terutama pada jari-jari, beban kaki sedikit dan perhatikan sikap tungkai. 4. Passing atas jatuhan Pelaksanaan: kedua tangan ditekuk tajam pada siku, kedua tangan berada setinggi dagu, tubuh harus dibawa kearah passing, setelah Bola lepas kemudian jatuh kesamping. Keterpaduan keempat jenis passing atas diatas merupakan sikap jari, setiap jenis passing atas menunjukkan keistimewaan tersendiri. Oleh karena itu, latihan akan berarti bila dititik beratkan pada ketepatan dan kemantapan. Berdasarkan pendapat diatas jelaslah bahwa teknik passing atas ini merupakan teknik mengumpan untuk menetapkan Bola kepada penyerang secara optimal yang dapat melakukan serangan ke daerah melalui smash dengan rangka memperoleh angka atau poin. Adapun teknik passing atas menurut Yunus (2000:125) adalah : a. Sikap Permulaan 1. Kedua kaki terbuka selebar bahu 2. Berat badan bertumpu pada kaki bagian depan 3. Lutut ditekuk dengan badan merendah 4. Tempatkan badan di bawah Bola

11

5. Kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi 6. Otot jari-jari tangan terbuka lebar membentuk lengkungan seperti setengah lingkaran. b. Gerak Pelaksanaan 1. Pada saat Bola berada di atas dan sedikit di depan dahi, lengan di luruskan untuk mendorong Bola. 2. Perkenaan Bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, dan yang dominan mendorong Bola adalah ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. 3. Pada waktu perkenaan dengan Bola, otot jari-jari agak ditegangkan, kenudian diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar Bola dapat memantul dengan baik. c. Gerak Lanjutan 1. Setelah Bola memantul dengan baik, dilanjutkan dengan meluruskan lengan ke depan atas sebagai suatu gerakan lanjutan. 2. Ikuti dengan memindahkan berat badan ke depan dengan melangkahkan kaki. Dengan demikian jelaslah bahwa teknik passing atas adalah menempatkan tubuh di bawah Bola, membebani kaki yang depan, bahu menunjuk ke arah passing dan tangan menekuk setelah Bola lepas. Teknik passing atas dapat di lihat pada gambar:

Gambar 1. Sikap permulaan (Kleinmann,2000:23)

12

Gambar 2. Gerak Pelaksanaan (Kleinmann, 2000:23)

Gambar 3. Gerak Lanjutan (Kleinmann,2000:23) Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa teknik passing atas merupakan teknik yang lebih tepat dalam memberikan umpan kepada teman, karena teknik passing atas ini adalah teknik yang menggunakan koordinasi mata-tangan. Dimana pengontrolan terhadap Bola akan lebih mudah, karena Bola yang datang tidak begitu sulit bila dibandingkan dengan passing bawah yang menerima Bola keras dan cepat dari service dan smash. Pada sisi lain untuk setiap aktivitas dalam olahraga membutuhkan kemampuan motorik yang baik. Untuk terlaksananya passing atas yang baik

13

dibutuhkan kemampuan motorik. Motorik adalah gerak internal tidak teramati yang berasal dari penangkapan stimulus oleh indra, penyampaian stimulus tersebut oleh sususan syaraf sensorik kebagian memori (otak), pembuatan keputusan dan penyampaian keputusan keotot oleh sususan syaraf motorik. Sedangkan kemampuan motorik adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan terkoordinasi menggunakan kombinasi berbagai tindakan otot. Ketrampilan motorik kasar cendrung dilakukan oleh otot-otot besar dan menghasilkan gerakan tubuh yang lebih besar seperti melakukan servis, passing, smash. Menurut Hildayani (2004:8.4) “Motorik kasar adalah gerakan yang dilakukan dengan melibatkan sebagian besar otot kasar tubuh yang membutuhkan tenaga besar”. Tujuan melatih motorik kasar seseorang adalah agar dikemudian hari seseorang terampil dan tangkas melakukan berbagai aktivitas yang membutuhkan tenaga besar, yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Aktivitas dari motorik kasar dapat berupa berjalan, berlari, menendang, memukul, melempar, melompat dan sebagainya. Selain itu menurut Samsudin (2008:15) “Motorik kasar adalah aktivitas dengan menggunakan otot besar, meliputi gerak dasar lokomotor, non lokomotor dan manipulatif”. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ketempat lain. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh ketempat lain, sedangkan gerakan manipulatif adlah aktivitas gerak manipulasi benda. Sedangkan menurut

14

Hildayani (2004:8.5) “Keterampilan motorik halus, yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan dibagin jarijari tangan”. Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Dengan demikian yang dimaksud motorik dalam passing atas adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh mata tangan, dan aktivitas otot kaki dalam menyeimbangkan badan. 2. Metode Latihan Bermain a. Pengertian Metode Makna dari istilah metode oleh masyarakat luas telah ditafsirkan bermacam-macam, bahkan kadang-kadang maknanya tersebut berbedabeda. Metode berasal dari bahasa Inggris “method” artinya adalah suatu cara atau jalan mengerjakan sesuatu. Selanjutnya lebih khusus metode adalah cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud ataupun cara kerja yang berurutan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Untuk menetapkan terlebih dahulu apakah metode dapat disebut baik, diperlukan patukan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utaman yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Sedangkan menurut Irawadi (2013:18) “Metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk

15

melaksankan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan yang diinginkan”. Metode latihan adalah sebagai cara pelaksanaan latihan

yang

direncanakan dan disusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan. Banyak cara (metode) tertentu yang paling tepat utuk mencapai suatu tujuan latihan. Artinya tidak cukup hanya menggunakan suatu metode untuk mencapai bermacam-macam tujuan latihan. b. Pengertian Metode Latihan Teknik olahraga dalah suatu bentuk ketrampilan motorik (gerakan) dalam olahraga atau cabang olahraga tertentu yang secara kualitas dapat dievaluasi melalui pengamatan (observasi) ciri-ciri koordinasi gerakan. Peningkatan kualitas teknik cabang olahraga dapat dilakukan melalui pengulangan bentuk ketrampilan teknik yang dipelajari dan didukung oleh faktor kondisi fisik yang diperlukan serta penggunaan metode latihan yang tepat. Pembinaan

komponen

teknik

dalam

olahraga

memerlukan

pendekatan dan cara yang berbeda dengan pembinaan dan latihan untuk peninkatan kondisi fisik. Metode latihan teknik menurut Rothig & Grossing dalam Syafruddin (2012:136) “Dapat dibedakan berdasarkan dua sudut pandang yaitu: (a) tinjauan dari sudut pandang orang yang berlatih atau atlet dan (b) dari sudut pandang pelatih atau orang yang melatih”. Jika ditinjau dari sudut pandang orang yang berlatih atau atlet, maka metode katihan teknik dapat dibedakan atas training aktif (actifes training), training observasi (observatives training), dan training mental

16

(mentales training). c. Pengertian Bermain Untuk mencapai tujuan penguasaan ketrampilan bermain Bolavoli khususnya untuk seorang atlet, diperlukan suatu program latihan atau metode latiha tertentu yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan seorang atlet. Menciptakan program latihan yang tepat merupakan upaya yang harus selalu dilakukan agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai efektif dan efesien. Menurut (Yusantyo, 2009:24) Arti dari “Bermain adalah suatu aktifitas yang disukai oleh anak-anak yang dapat mendatangkan kegembiraan”. Begitu pula dengan apa yang dijelaskan oleh Amung dan Toto (2011:2), bahwa: ”Bermain diartikan sebagai suatu yang dilakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, memberikan kesenangan dan dapat mengembangkan imajinasi” Agar dapat bermain Bolavoli dengan baik, seseorang harus mengerti dan benar-benar dapat menguasai teknik penguasaan Bola dengan baik. Dengan menguasai teknik penguasaan Bola dalam latihanyang berlanjut diharapkan nantinya dapat bermain Bolavoli secara baik dan benar. Peningkatan kualitas teknik cabang olahraga dapat dilakukan melalui pengulangan bentuk ketrampilan teknik yang dipelajari dan penggunaan latihan bermain yang tepat. Bermain yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah latihan bermain passing atas untuk meningkatkan Kemampuan Passing Atas pada Permainan Bolavoli Atlet

17

Klub Mangga Dua Kecamatan Lintau Buo. Dalam permainan Bolavoli untuk berlangsungnya suatu permainan diperlukan tim, dalam satu tim terdiri dari 6 orang, tiga deret berada di depan dan tiga deret berada di belakang. Pemain nomor satu dinamakan server, pemain kedua dinamakan spiker, pemain ketiga dinamakan set upper atau tosser, pemain keempat dinamakan blocker, pemain nomor lima dan enam dinamakan libero. Setiap pemain memeliki peran yang harus dijalankan masingmasing. Meskipun pada dasarnya setiap pemain harus mampu memainkan peran pada setiap posisi, namun masing-masing pemain memiliki spesifikasi tersendiri. Metode latihan bermain yang pemain maksud dalam penelitian ini adalah latihan passing atas yang disusun sedemikian rupa terdiri dari lima bentuk latihan Passing Atas Atlet Klub Bolavoli Mangga Dua Kecamatan Lintau Buo. 3. Latihan dan Program Latihan a. Latihan Latihan merupakan suatu aktifitas yang selalu dilakukan dalam kegiatan berolahraga. Latihan adalah suatau aktifitas kegiatan yang terdiri dari berbagai bentuk sikap dan gerak, terarah, berulang-ulang, dengan beban kian meningkat guna memperbaiki kemampuan. Sedang menurut Harsono (2001:101) adalah ”Suatu proses yang sistematis dari yang berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang kian hari jumlah

18

beban latihannya kian bertambah”. Syafruddin (2012:21) menyatakan “Bahwa latihan menunjukkan pelaksanaan yang berulang-ulang dari ketrampilan-ketrampilan yang terotomatis melalui tuntutan yang semakin dipersulit guna memperbaiki kemampuan fisik”. Kemudian Bompa dalam Irawadi (2013:9) “Mengatakan bahwa latihan adalah aktifitas fisik yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan bersifat individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Sistematis berarti latihan dilaksanakan secara teratur, terencana menurut jadwal pola dan sistem tertentu, metodis, berkesinambungan dari yang sederhana ke yang lebih kompleks. Berulang-ulang berarti gerakan yang dipelajari harus dilatih secara berulang-ulang kali (mungkin perpuluh atau beratus kali) agar gerakan semula sukar dilakukan dan terkoordinasi gerakan yang masih yang masih kaku menjadi kian mudah dapat dilakukan secara otomatis. Beban kian hari makin bertambah berarti secara berkala beban latihan harus ditingkatkan, kalau beban

latihan tidak pernah ditambah prestasinya tidak akan

meningkat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa latihan sangat penting

untuk

usaha

peningkatan

ketrampilan

individu

dalam

meningkatkan prestasi olahraga. Latihan juga mempunyai beberapa komponen pendukung untuk mencapai tujuan latihan yang efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal.

19

Latihan olahraga merupakan suatu proses pendidikan yang kompleks, karena di dalam latihan tersebut tidak hanya berkaitan dengan ilmu latihan itu sendiri, tetapi juga memperhatikan bidang-bidang lain seperti ilmu kedokteran, ilmu jiwa, ilmu sosial, ilmu gerak, serta ilmuilmu lainnya. Selain itu para peneliti dan atlet juga harus berpegang pada prinsip-prinsip latihan yang ada agar prestasi yang diharapkan tercapai. Bachtiar (2000:97) mengemukakan prinsi-prinsip latihan yaitu: 1) Prinsip Individualisasi Proses latihan adalah proses yang berhubungan langsung antara manusia atau individu dengan karakter yang berbedabeda. Individualisasi berarti pertimbangan terhadap persyaratan fisik dan psikis, kemampuan intelektual, kemampuan saat berlatih, dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Untuk itu prinsip individualis harus diterapkan sesuai dengan keikhasan individu. 2) Prinsip Spesialisasi Spesialisasi merupakan spesifik atau khusus maksudnya, latihan yang diberikan mengarah pada teknik dan nomor pertandingan. Seperti program latihan untuk jangka pendek, menengah , jauh. 3) Prinsip Super Kompensasi Latihan berarti pembebanan terhadap tubuh yang akan membawa kesuatu penurunan kemampuan tubuh tersebut. Penggunaan energi saat latihan akan menimbulkan suatu kelelahan. Untuk membangun energi itu kembali diperlukan fase pemulihan. 4) Prinsip Beban Progresif Tujuan dari latihan yang telah dilakukan adalah membawa perubahan kemampuan fungsi fisik dan psikis dengan betulbetul memperhatikan aturan yang telah ditetapkan. Prinsip ini menuntut pelatih agar memberikan latihan secara meningkat secara kulaitas maupun kuantitas. 5) Prinsip Beban Bervariasi Latihan yang cukup lama akan membosankan pada atlet. Oleh sebab itu seorang pelatih harus dituntuk memikirkan bagaimana supaya atlet yang dibina dalam waktu yang lama

20

tersebut tidak merasa bosan, hal ini akan menurunkan motivasinya. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk mencegah bosannya berlatih yaitu dengan menyelenggarakan dan merencanakan latihan yang bervariasi. 6) Prinsip Beban Lebih Prinsip beban latihan (overload principle) adalah prinsip latihan yang menentukan pada pembebanan latihan yang semakin berat. Atlet harus selalu berusaha untuk berlatih dengan beban yang lebih berat dari pada yang mampu dilakukannya pada saat itu. b. Program Latihan Menurut Irawadi (2013:13) “Program latihan adalah seperangkat rencana kegiatan latihan yang disusun sedemikian rupa sebagai pedoman dalam berlatih untuk jangka waktu tertentu dan tujuan tertentu”. Latihan tanpa terukur sukit untuk mengukur dan memprediksi pengaruhnya oleh sebab itu, dalam menyusun suatu program latihan harus jelas dan tepat takarannya. Agar tidak salah dalam menetapkan takaran latihan, terlebih dahulu dahulu dilakukan pengukuran tentang kemampuan atlet atau anak latih yang akan dilatih. Berdasarkan hasil pengukuran inilah takaran atau beban latihan ditentukan. Latihan yang bermanfaat dan dapat meningkatkan kemampuan adalah latihan yang dilulai dari batas kemampuan pada saat itu. Menurut Irawadi (2013:2429) takaran latihan tersebut adalah: 1) Intensitas Latihan Intensitas merupakan ukuran berat ringannya beban latihan dilakukan. Berat ringannya suatu beban latihan ditandai dengan berapa banyak energi yang dibutuhkan untuk aktivitas yang dilakukan. 2) Waktu Pembebanan Waktu pembebanan (lama rangsangan), diartikan sebagai

21

lamanya rangsangan yang diberikan terhadap organ tubuh pada waktu latihan. Lama rangsangan dibedakan atas beberapa pembagian waktu seperti: a) Lama rangsangan untuk satu kali aktifitas Maksudnya suatu tugas yang dilakukan tanpa istirahat dan berjalan dalam waktu relatif singkat. b) Lama rangsangan untuk satu rangkaian gerakan Maksudnya lamanya rangsangan yang dilakukan berulang-ulang dan diselingi waktu istirahat, seperti latihan yang menggunakan metode pengulangan (repetisi) berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu set kegiatan. c) Waktu istirahat untuh pemulihan (recovery) Lama istirahat sangat tergantung pada tingkat kelelahan setelah melakukan aktifitas. Semakin lelah seseorang akibat latihan yang dilakukannya, maka semakin lama waktu istirahat yang dibutuhkan untuk pemulihan. Sebaliknya jika intensitas latihan rendah maka lama istiraha akan sedikit bahkan bisa tidak ada istirahat selama latihan. Jadi lama waktu istirahat yang dibutuhkan tergantung pada intensitas beban latihan, bentuk latihan, serta kemampuan atau kondisi yang dimiliki atlet. 3) Jumlah pengulangan latihan dalam satu set (repetisi) Repetisi suatu latihan akan menggambarkan kegiatan yang dilakukan secara berulang, artinya gerakan yang sama dilakukan berulang-ulang sampai beberapa kali. 4) Jumlah set dalam satu kali latihan Set adalah jumlah pengulangan latihan (repetisi) yang diselingi dengan interval istirahat.Bompa (2000:23), menganjurkan jumlah set pada setiap kali latihan adalah antara 3-8 set. Jika latihannya hanya sedikit melibatkan kelompok otot maka julmah setnya banyak, sebaliknya jika latihan banyak menggunakan kelompok otot maka set latihan semakin sedikit. 5) Volume latihan Volume latihan adalah menyatakan lamanya dan ulangan semua beban latihan pada suatu unit latihan. 6) Irama gerak latihan (ritme) Irama gerakan menggambarkan cepat lambanya suatu gerakan latihan yang dilakukan. 7) Jumlah pengulangan latihan dalam seminggu (frekuensi) Maksudnya berapa kali latihan harus dilakukan tiap seminggunya.

22

8) Lama latihan Lama latihan yang dimaksud adalah kurun waktu yang dibutuhkan untuk suatu periode latihan, dimana setelah kurun waktu tersebut dapat dilihat hasil dari suatu program latihan tersebut. B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Fenni Gusaman (2013) yang berjudul “Perbedaan Bentuk Latihan Passing Atas Langsung dan Tidak Langsung Terhadap Kemampuan Passing Atas dalam Permainan Bolavoli Pada Tim PORPROV XII Bolavoli Putri Kab. Lima Puluh Kota” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet PORPROV XII Bolavoli putri Kab. Lima Puluh Kota yang berjumlah 12 orang yang terdiri 6 orang kelompok latihan passing atas langsung dan 6 orang kelompok latihan passing atas tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk latihan passing atas langsung lebih baik dibandingkan dengan latihan passing atas tidak langsung untuk meningkatkan kemampuan passing atas pada atlet PORPROV XII Bolavoli putri Kab. Lima Puluh Kota. Pada penelitian yang dilakukan oleh Zerry Hanesvi (2016) yang berjudul “Pengaruh Latihan Metode Bermain Terhadap Kemampuan Passing Atas Atlet Klub Bolavoli Kilat Kota Padang”. Yang telah dilakukan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan passing atas. Ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh thitung15.2 > ttabel2.11, maka Ha diterima karena thitung> ttabel, dengan kesimpulan metode latihan bermain terhadap berpengaruh Kemampuan Passing Atas pada Atlet Klub Bolavoli Kilat Kota Padang.

23

C. Kerangka Konseptual Permainan Bolavoli ada beberapa teknik yang harus dikuasai untuk menjadi pemain yang berprestasi, salah satunya adalah passing atas, yang berguna untuk membangun serangan supaya Bola mati didaerah lawan dan menghasilkan poin. Passing atas merupakan salah satu elemen utama dan sangat penting dalam permainan Bolavoli. Karena ini langkah awal dalam membangun serangan. Dalam melakukan passing atas dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Keberhasilan dalam melakukan passing atas salah satunya didukung oleh teknik yang baik. Dalam proses latihan passing atas, dibutuhkan bentuk-bentuk latihan passing atas, dalam hal ini yaitu latihan metode bermain. Latihan tersebut merupakan bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan passing atas. Metode

diartikan

sebagai

cara

teratur

yang

digunakan

untuk

melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan yang di inginkan. Dalam peningkan kemampuan passing atas dalam permainan Bolavoli tentu banyak metode yang banyak ditempuh untuk melakukan latihan, tetapi belum tentu semua latihan itu efektif dalam mewujudkan tujuan latihan tersebut. Namun, penelitian-penelitian yang dilakukan oleh praktisi dan pakar-pakar olahraga membuktikan, bahwa ada cara (metode) tertentu yang paling tepat untuk mencapai suatu tujuan latihan, seperti metode latihan bermain terhadap kemampuan passing atas. Berdasarkan kepada latihan passing atas, dapat dikemukakan pengaruh

24

metode latihan bermain, maka yang menjadi permasalahan adalah apakah metode latihan bermain dapat meningkatkan hasil latihan yang optimal. Dari uraian di atas, maka dapat diduga terdapat pengaruh metode latihan bermain terhadap kemampuan passing atas. Untuk memberi gambaran yang jelas tentang kerangka konseptual dapat dibuat suatu gambaran kerangka konseptual seperti gambar di bawah ini: Kemampuan

Metode Latihan Bermain

Passing Atas X



Pre-test

X Post- test

Gambar 4. Kerangka Konseptual D. Hipotesis Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah dan kajian teori serta kerangka konseptual maka dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh Metode Latihan Bermain Terhadap Kemampuan Passing Atas Atlet Klub Bolavoli Mangga Dua Kecamatan Lintau Buo.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"