BAB II PEMBAHASAN A.
Pengertian Menulis Menurut KBBI, Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,
membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang-orang melalui tulisan yang dituliskan. Menulis adalah kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menuliskan adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut (Tarigan, 1989: 15). Menulis adalah salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung. B.
Tujuan Menulis Tujuan menulis dapat bermacam-macam, tergantung pada ragam tulisan. Secara umum,
tujuan menulis dapat dikategorikan sebagai berikut : Memberitahukan atau Menjelaskan: Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau menjelaskan sesuatu biasa disebut dengan karangan eksposisi. Meyakinkan: Tujuan tulisan terkadang untuk meyakinkan pembaca bahwa apa yang disampaikan penulis benar sehingga penulis berharap pembaca mau mengikuti pendapat penulis. Menceritakan Sesuatu: Tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu kejadian kepada pembaca disebut karangan narasi. Mempengaruhi Pembaca: Tujuan sebuah tulisan terkadang untuk mempengaruhi atau membujuk pembaca agar mengikuti kehendak penulis. Menggambarkan Sesuatu: Sebuah tulisan digunakan untuk membuat pembaca seolahseolah melihat dan merasakan sesuatu yang diceritakan penulis dalam tulisannya. Selain itu, tujuan menulis dapat juga ditinjau dari segi kepentingan pengarangnya. Menulis dari segi itu memiliki beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :
Tujuan Penugasan: Ada kalanya sebuah tulisan dibuat khusus untuk memenuhi tugas yang diberikan Tujuan Estetis: Biasanya tujuan ini dianut oleh para Sastrawan. Mereka menulis dengan tujuan untuk menciptakan sebuah keindahan melalui tulisan yang dapat berbentuk puisi, cerpen, ataupun novel. Tujuan Penerangan: Tujuan inii terkait dengan motivasi utama si penulis yang membuat tulisan untuk memberi informasi kepada pembaca. Tujuan Pernyataan Diri: Sebuah tulisan terkadang dibuat untuk menegaskan siapa diri anda Tujuan Konsumtif: Ada kalanya sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh para pembaca.
C.
Fungsi Menulis Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Dengan
menulis memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan–hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman, dapat menyumbangkan kecerdasan. Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah: 1) Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti kegelisahan, keinginan amarah. 2) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman ) kedalam otaknya. 3) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis dapat meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas.
4) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang pasrah, artinya dengan menulis seseorang akan menjadi peka terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehingga ia menjadi seoarang yang kreatif. 5) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan tepat.
D.
Tahap-tahap Menulis 1. Pra menulis (prewriting) Pada tahap ini kegiatannya berupa siswa memilih topik, siswa mengumpulkan dan
menyesuaikan ide-ide, siswa mengidentifikasi pembacanya, siswa mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis, dengan aktifitas pengarang persiapan menulis cerita, menggambar, membaca, memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan mengembangkan rencana. 2. Pengedrafan (drafting) Pada tahap ini siswa menulis draf kasar, siswa siswa menulis pokok-pokok yang menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik, dengan aktifitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik. 3. Merevisi (revising) Pada tahap ini siswa membagi tulisanya kepada kelompok, siswa mendiskusikan tulisanya kepada temannya, siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya, siswa membuat perubahan subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua. setelah mendapat saran –saran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain. 4. Mengedit (editing ) Pada tahap ini siswa mebaca ulang tulisanya, siswa membantu baca ulang tulisan temannnya, siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya. 5. Mempublikasikan (publishing) Pada tahap ini siswa mempublikasikan tulisannya dalam bentuk yang sesuai, siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya.
E.
Jenis-jenis Menulis 1. Ditinjau dari Teknik Pemaparan Penulisan Menurut Keraf (1984;198) jenis tulisan dibagi atas 5 jenis yaitu : Narasi Eksposisi Deskripsi Argumentasi Pesuasi 2. Ditinjau dari Keilmiahan Karangan Ditinjau dari keilmiahannya karangan dapat dibagi atas dua jenis yaitu karangan Fiksi
dan Nonfiksi. Karangan fiksi adalah karangan yang didalamnya terdapat unsur khayal atau imajinasi pengarang. Dapat terjadi dari peristiwa yang sebenarnya atau peristiwa hasil rekaan mengarang saja. Merencanakan Tulisan Fiksi : Proses Imajinatif dirangkai menjadi sebuah sinopsis. Setelah sebuah sinopsis terwujud, lalu si penulis dapat meramunya menjadi sebuah cerita pendek, neovel, atau babak drama. Karangan nonfiksi adalah karangan yang berupa fakta dan nyata. Jadi tidak ada unsur imajinatif pengarang. Merencanakan Tulisan Nonfiksi :
Pemilihan Topik
Perumusan Tujuan
Contoh Perumusan Tujuan : Topik : Hubungan konsep diri fiksi dengan prestasi belajar Tujuan : Melalui tulisan yang bersifat argumentasi, penulis bermaksud menjelaskan hubungan antara konsep diri fiksi dengan prestasi belajar, serta perlunya bimbingan mengenai konsep diri bagi para siswa yang sedang berada pada masa puber. Lebih spesifik lagi disebut karangan ilmiah dan non ilmiah. Selain itu dapat pula digolongkan menjadi karangan ilmiah, karangan popular, karangan ilmiah popular, surat menyurat dan karangan sastra.
F.
Pendekatan pembelajaran menulis di SD 1. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan
fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran, pendekatan komunikatif tampak pada pembelajaran, misalnya: mendeskripsikan suatu benda, menulis surat, dan membuat iklan. 2. Pendekatan Integratif Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran. Pendekatan ini tampak pada butir pembelajaran, misalnya: menceritakan pengalaman yang menarik, menuliskan suatu peristiwa sederhana, membaca bacaan kemudian membuat ikhtisar, dan meringkas cerita yang didengar. 3. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati, mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses ini tampak pada butir pembelajaran, misalnya: melaporkan hasil kunjungan, menyusun laporan pengamatan, membuat iklan, dan menyusun kalimat acak menjadi paragraf yang padu. 4. Pendekatan Tematis Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam pembelajaran.pendekatan tematis, tampak pada butir pembelajaran, misatnya: menulis pengalaman dalam bentuk puisi, dan menyusun naskah sambutan. Pendekatan-pendekatan tesebut pada hakikatnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu memandang siswa di dalam pembelajaran sebagai subjek pembelajaran bukan sebagai objek pembelajaran. Dalam hal ini, peran guru sebagai motivator dan fasilitator di dalam membangkitkan potensi siswa dalam membangun atau mengkonstruksi gagasan/ide masing-masing di dalam pembelajaran. G.
Pemetaan Materi Menulis di SD Berdasarkan jenjang kelas di SD pembelajaran menulis dibedakan menjadi 2 ( dua ) yaitu : 1.
Pembelajaran menulis permulaan Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol-
simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik dan benar. Tingkatan ini terkait dengan strategi
atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret. Tujuan menulis permulaan adalah agar siswa dapat menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk dapat memproduksi tulisan dapat dimulai dengan tulisan eja.Contoh tulisan e,d,f,k,j dan dapat berupa suku kata seperti su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga dapat menggunakan metode-metode seperti metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS. Pembelajaran permulaan ini terjadi pada kelas rendah yaitu kelas I dan kelas II. Ruang lingkup pembelajaran menulis di kelas rendah antara lain sebagai berikut : Kelas I ( satu ) Menulis permulaan di kelas I ini menggunakan huruf-huruf kecil, tujuannya siswa dapat memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas I SD disajikan secara bertahap dengan menggunakan pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat. Kelas II ( dua ) Menulis permulaan di kelas II ini menggunakan huruf – huruf besar pada pada awal kalimat dan penggunaan tanda baca, tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur sampai pada akhirnya semua huruf dikuasai oleh para siswa. 2.
Pembelajaran menulis lanjutan ( pemahaman ) Pembelajaran menulis ini terdapat dikelas III, IV, V, VI. Tujuan menulis lanjut adalah
agar siswa mampu menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis lanjut adalah adanya kemampuan untuk mengembangkan skema yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis. Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik
pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis cerita dan menulis untuk keperluan sehari-hari :
Menulis cerita Menulis cerita Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu: 1) Menyusun kalimat. Teknik menyusun cerita dapat dilakukan dengan: menjawab pertanyaan, melengkapi
kalimat memperbaiki susunan kalimat, memperluas kalimat, subtitusi, transfomtasi dan membuat kalimat. 2) Teknik memperkenalkan cerita Meliputi : baca dan tulis, simak dan tulis 3) Meniru model 4) Menyusun paragaf 5) Menceritakan kembali 6) Membuat.
Menulis untuk keperluan sehari-hari Menulis untuk keperluan sehari-hari meliputi ragam menulis: menulis surat, menulis
pengumuman, mengisi formulir, menulis surat undangan, membuat iklan, dan menyusun daftar riwayat hidup. Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar, melanjutkan cerita lain, menceritakan mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan citacita