Bab Ii.docx

  • Uploaded by: sarindah sihaloho
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,691
  • Pages: 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Peran Orang Tua 2.1.1 Pengertian Peran Peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan pada pengharapan yang membatasi apa saja yang harus dilakukan oleh individu didalam situasi tertentu agar memenuhi pengharapan dari orang lain terhadap mereka (Friedman, Marilyn M, 2013). 2.1.2 Pengertian Orang Tua Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia orang tua adalah orang yang dianggap tua atau orang yang dihormati. 2.1.3 Beberapa Peran Orang Tua a. orang tau sebagai pengasuh : pemberi asuhan primer b. orang tua sebagai pemberi nafkah : individu yang khususnya bertanggung jawab untuk memberikan nafkah keluarga. c. orang tua sebagai pengambil keputusan : individu yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan gaya hidup dan waktu luang. d. orang tua sebagai manajer keuangan : individu yang menangani keuangan, seperti membayar tagihan dan menabung. e. orang tua sebagai pemecah : individu yang menjadi tempat mencari bantuan dalam memecahkan masalah bagi anggota keluarga lain.

f. orang tau sebagai manajer kesehatan : individu yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anggota keluarga mempertahankan kesehatan mereka, seperti menjadwalkan kunjungan dokter dan meamstikan bahwa imunisasitelah dilakukan. g. pengendali akses : individu yang mengatur aliran masuk dan keluarganya informasi (Kyle Terri, 2017).

2.2 Konsep Karies Gigi 2.2.1 Pengertian Karies Gigi Karies gigi merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam yang berasal dari karbohidrat melalui mikroorganisme yang ada dalam saliva (Irma Z dan Ayu Intan, 2017). Menurut (Siti Yundali, 2017) gigi karies adalah infeksi yang berasal dari bakteri akan menyebabkan demineralisasi jaringan keras (enamel, dentin, dan sementum) dan perusakan materi organik gigi dengan produksi asam dari akumulasi sisa-sisa makanan pada permukaan gigi. sedangkan menurut (Rasinta Tarigan, 2017) mengatakan karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas kearah pulpa (Brauer). Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, karies gigi merupakan kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh bakteri, mikroorganisme, dan saliva yang akan merusak bagian gigi lainnya.

2.2.2 Etiologi Karies Gigi Karies gigi disebabkan oleh 3 faktor atau komponen yang saling berinteraksi yaitu : (Irma Z dan Ayu Intan, 2017) 1. Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : komposisi gigi, morphologi gigi, posisi gigi, ph saliva, kuantitas saliva, kekentalan saliva. 2. Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu ; streptococcus, laktobasil. 3. Komponen makanan, yang sangat berperan adalah makanan yang mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam.

2.2.3 Tanda dan Gejala Karies Gigi tanda awal dari lesi karies yang baru adalah munculnya bercak putih kapur pada permukaan gigi. Hal ini disebut sebagai lesi karies yang baru mulai atau “microcavity”. Sebagai lesi dapat berubah menjadi cokelat tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah kavitasi (rongga). Sebelum bentuk rongga sktruktur gigi hilang tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi yang muncul coklat dan mengkilat menunjukkan karies gigi pernah hadir tapi proses demineralisasi telah berhenti, meninggalkan noda. Sebuah bercak cokelat yang kusam dalam penampilan mungkin tanda karies aktif. Daerah yang terkena dampak dari perubahan warna gigi dan menjadi lunak ketika disentuh. Setelah pembusukkan melewati email, tubulus dentin, yang memiliki bagian-bagian ke saraf gigi, menjadi terbuka dan menyebabkan sakit gigi. Rasa sakit dapat memperburuk jika terkena paparan panas, dingin, atau makanan dan minuman manis. Gigi karies juga dapat menyebabkan bau busuk pada mulut (Siti Yundali, 2017).

2.2.4 Klasifikasi Karies Gigi Karies dapat diklasifikasikan berdasarkan 3 bagian, yaitu : (Siti Yundali, 2017) 1.

Dengan etiologi

Dalam beberapa kasus, karies dijelaskan denagn cara lain yang mungkin mengindikasikan penyebabnya. “karies botol bayi, karies anak usia dini, kerusakan gigi pada botol, atau busuk botol” adalh pola pembusukkan ditemukan pada anak muda dengan gigi mereka gugur (bayi). Gigi yang mungkin terkena adalah gigi anterior rahang atas, tapis emua gigi dapat dipengaruhi. Karies berasal dari fakta bahwa peluruhan biasanya adalah hasil dari membiarkan anak-anak tertidur dengan cairan manis dibotol mereka atau anak-anak makan makanan manis pada siang hari. Pola lain dari pembusukkan adalah “merajalelanya karies”, yang menandakan pembusukkan lanjut. Masalah juga dapat disebabkan oleh penghancuran dini dari akar dan seluruh resorpsi gigi ketika gigi baru meletus atau selanjutnya dari penyebab yang tidak diketahui.

2.

Tingkat pengembangan

Deskripsi temporal dapat diterapkan untuk karies yang menunjukkan tingkat perkembangan dan sejarah sebelumnya. “akut” menandakan kondisi cepat berkembang, sedangkan “kronis” menggambarkan suatu kondisi yang mengalami waktu yang panjang untuk pengembangannya. Di mana ribuan makanan dan snack, banyak menyebabkan beberapa demineralisasi asam yang akhirnya menagkibatkan gigi berlubang. Karies berulang juga digambarkan sebagai sekunder yaitu karies yang muncul di lokasi dengan riwayat karies. Hal ini sering ditemukan di pinggiran tambalan gigi lainnya. 3.

Terkena jaringan keras

Tergantung pada jaringan keras yang terpengaruh, adalah untuk menggambarkan karies yang terlibat enamel, dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya mempengaruhi enamel. Begitu luasnya kerusakan mencapai lapisan yang lebih dalam dari dentin, “karies dentin” digunakan. Sementum adalah jarinagn keras yang menutupi akar gigi, tidak sering terkena pembusukkan kecuali akar gigi yang terkena ke mulut. Meskipun istilah “sementum karies” dapat digunakan untuk menggambarkan kerusakan pada akar gigi, sangat jarang karies mempengaruhi sementum saja.

2.2.5 Pencegahan Karies Gigi Menurut (Rasinta Tarigan, 2017) pencegahan pada karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut. Pencegahan pada karies gigi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : a.

Tindakan Pra erupsi

Tindakan ini dutujukan untuk kesempurnaan struktur gigi pada umumnya. Seperti kita ketahui, yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali protein untuk pembentukan amtriks gigi, juga terutama vitamin dan zat mineral yang mempengaruhi kekuatan dan kekerasan gigi. Oleh karena itu, sebelum terjadinya pengapuran pada gigi bayinya, ibu hamil dapat dberi makanan yang mengandung unsur-unsur yang dapat menguatkan email dan dentin. Pemberian kalsium pada ibu yang diminum dalam bentuk tablet ada baiknya asal tidak terlalu banyak. Beberapa ahli berpendapat bahwa mineralisasi gigi permanen dimulai tepat sebelum anak

lahir dan berakhir 5-6 tahun. Pada janin berusia 5 bulan, mineralisasi sudah dimuali pada gigi susu dan gigi tetap. Hal ini berlangsung terus samapi kurang lebih 5-6 tahun dan erupsi selesai pada usia 12 tahun

b.

Tindakan Pasca erupsi

Ada beberapa metode yang dapat diberikan kepada pasien untuk memecah siklus terjadinya karies pada gigi, sehingga dapat mengetahui metode mana yang paling cook untk maisng-masing paisen. Aapun metode yang dapat dilakuakn adalah : 1.

Pengaturan diet

2.

kontrol plak

3.

penggunaan fluor

4.

Keadaan pH mulut rendah

5.

Kekurangan cairan saliva

6.

Kontrol bakteri

7.

Penutup fisur.

2.3 Konsep Usia Pra Sekolah 2.3.1 Pengertian Usia Pra Sekolah Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara nol sampai enam tahun. Mereka biasanya mengikuti program preschool. Di Indonesia untuk usia 4-6 tahun biasanya mengikuti program Taman Kanak-Kanak (Oktiawati dkk, 2017).

2.3.2 Ciri Umum Usia Pra Sekolah Menurut Snowman, mengemukakan ciri-ciri anak usia pra sekolah meliputi aspek fisik, social, emosi, dan kognitif anak (Oktiawati dkk, 2017), yaitu : a.

Ciri Fisik Anak Usia Pra Sekolah

Anak usia pra sekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki pengausaan terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia pra sekolah lebih berkembang dari control terhadap jari dan tangan. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya kordinasi tangan dan matanya masih kurang sempurna.

b.

Ciri Sosial Anak Usia Pra Sekolah

Anak Usia pra sekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang sekitarnya biasanay mereka mempunyai sahabat yang berjenis kelamin sama. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu berorganisasi secara baik. Maka anak menjadis angat agresif secara fisik maupun verbal, bermain secara asosiatif, dan mulai mengeksplorasi seksualitas.

c.

Ciri Emosional Anak Usia Pra Sekolah

Anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap sering marah dan iri hati sering diperlihatkan.

d.

Ciri Kognitif Anak Usia Pra Sekolah

Anak usia pra sekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa. Sebagian besar dari mereka senang bicara, khususnya dalam kelompoknya. Sebaiknya anak diberi kesempatan dalam berbicara. Sebagian dari anak perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.

2.3.3 Perkembangan Kognitif Tahap ini ditandai oleh adanya pemakaian kata-kata lebih awal dan memanipulasi symbol-simbol yang menggambarkan objek atau benda dan hubungan diantara mereka. Tahap pra-operasional ini ditandai oleh beberapa hal, yaitu : egosentrisme, ketidakmatangan pikiran, kebingungan simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk focus pada satu dimensi pada satu waktu dan kebingungan tentang identitas orang dan objek (Oktiawati dkk, 2017).

2.3.4 Perkembangan Bahasa Usia Pra Sekolah a. anak usia 3 tahun dapat menyatakan 900 kata, menyatakan tiga sampai empat kalimat dan berbicara denagn tidak putus-putusnya (ceriwis). b. anak usia 4 tahun dapat menyatakan 1500 kata, menceritakan cerita yang berlebihan dan menyanyikan lagu sederhana. c. anak usia 5 tahun dapat mengatakan 2100 kata, mengetahui empat warna atau lebih, nama-nama hari dalam seminggu dan nama bulan. (Oktiawati dkk, 2017).

2.3.5 Perkembangan Psikososial Anak usia pra sekolah adalah seorang pembelajar yang energik, antusiasme dan pengganggu dengan imajinasi yang aktif. Perkembangan rasa bersalah terjadi pada waktu anak dibuat merasa bahwa imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima. Anak pra-sekolah mulai menggunakan bahasa yang sederhana dan dapat bertoleransi terhadap keterlambatan pemusatan dalam periode yang lama (Oktiawati dkk,2017).

2.3.6 Perkembangan Moral Pada fase ini, kesadaran timbul dan penekanannya pada control eksternal, standart moral anak berada pada orang lain dan ia mengobservasi mereka untuk menghindari hukuman dan mendapatkan ganjaran. (Oktiawati dkk, 2017).

2.3.7 Tugas Perkembangan Usia Pra Sekolah anak usia pra sekolah berada pada masa kanak-kanak awal. Periode ini berasal sejak anak dapat bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi dan penemuan-penemuan. Periode ini adalah saat perkembanagn fisik dan kepribadian yang besar. Perkembangan motoric berlangsung terus-menerus. Pada usia ini, anak-anak membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, memperoleh control dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri (Oktiawati dkk, 2017).

2.4 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka Konsep Penelitian

Peran Orang Tua

Kejadian Karies Gigi Pada Anak Pra Sekolah

2.5 Hipotesis Ha:

Ada hubungan peran orang tua dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah di TK Nurul Kamka Binjai Timur tahun 2019.

Ho:

Tidak ada hubungan peran orang tua dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah di TK Nurul Kamka Binjai Timur tahun 2019.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

09e01300.pdf
April 2020 3
Bab Ii.docx
December 2019 4
Allah Itu Baik.docx
May 2020 7
Skripsi
May 2020 11
Chlamydiosis.pdf
November 2019 4