Bab Ii.docx

  • Uploaded by: Jumarsa Joe
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,107
  • Pages: 22
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Model Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya modelmodel pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Model dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara umum model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukurannya yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Agus Suprijono (2011: 45), model diartikan sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Sejalan dengan pendapat di atas, Trianto (2010:51) menyatakan bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial”. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Berbeda dengan pendapat di atas, Syaiful Sagala (2010:176) mengemukakan bahwa “model mengajar merupakan suatu kerangka konseptual yang berisi prosedur sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam proes belajar mengajar”. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka yang digunakan dalam pembelajaran untuk

7

8

mencapai tujuan tertentu. Model pembelajaran digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran di kelompok.

2.1.2. Macam-Macam Model Pembelajaran Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa diantaranya adalah: 1. Model Pembelajaran Kontekstual (constextual teaching and learning-CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. 2. Model Pembelajaran Kooperatif (Coorperative learning) menurut Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, (2010:67) merupakan model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. 3. Model Pembelajaran Quantum menurut Sugianto (2009:70) merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemograman neurologi/ neurolinguistik yang jauh sebelumnya sudah ada. 4. Model Pembelajaran Terpadu menurut Sugianto (2009:124) pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. 5. Model Pembelajaran Berbasis masalah (PBL) menurut Sugianto (2009:151) dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan

9

keterampilan intelektual dan investigative, memahami peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang mandiri. 6. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39). 7. Model Pembelajaran diskusi menurut Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi (2010:165) adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih (sebagai suatu kelompok). Biasanya komunikasi antara mereka/ kelompok berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Banyaknya model pembelajaran yang dikembangkan para pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran karena tidak semua model cocok untuk setiap topik atau mata pelajaran. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, sifat bahan/materi ajar, 2) Kondisi siswa, 3) Ketersediaan sarana-prasarana belajar. 2.2. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) 2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain, menggali pengetahuan siswa dengan cara meminta siswa untuk melaksanakan tugas yaitu prediksi, observasi, dan memberikan penjelasan (explain) (Indrawati dan Setiawan, 2009:45). Menurut Joyce dan Weil maupun Arends (dalam Hariyanto,

2014:171)

10

menggolongkan POE sebagai model pembelajaran dengan melihat sintaksnya yang ketat. POE dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan melakukan prediksi, observasi, dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik (Hariyanto, 2014:93). Menurut Yupani dkk (2013:4) Model pembelajaran POE berasal dari teori belajar konstruktivisme, hubungan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) dengan teori konstruktivisme yaitu menganggap bahwa siswa dengan pengetahuan yang telah mereka miliki akan dapat mengembangkan kemampuan atau pengetahuan itu. Hariyanto (2014:93) menjelaskan manfaat yang diperoleh dari implementasi model pembelajaran POE adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4)

dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan awal siswa; memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa; memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi konsep; membangkitkan keinginan untuk menyelidiki. Simpulan dari beberapa pengertian diatas bahwa model pembelajaran POE

adalah model pembelajaran yang melatih siswa untuk aktif dengan memprediksi terlebih dahulu kemudian siswa membuktikannya lewat penyelidikan atau percobaan dan menjelaskan hasil pengamatannya serta membandingkan dengan prediksi sebelumnya sehingga mendapatkan kesimpulan. 2.2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Hariyanto

(2014:41)

menjelaskan

langkah-langkah

dalam

model

pembelajaran Predict Observe Explain (POE) sebagai berikut: 1. Predict, memulai pembelajaran dengan menghadapkan siswa dengan seperangkat alat dan bahan untuk melakukan kegiatan percobaan, kemudian guru menjelaskan apa saja yang harus dilakukan siswa terkait peralatan

11

tersebut. Siswa kemudian membuat prediksi tentang apa yang dapat terjadi, hasil apa yang akan diperoleh dengan bereksperimen menggunakan alat dan bahan tersebut. Dalam membuat prediksi dapat menggali pengetahuan siswa yang mengembangkan ide-ide yang dimilikinya dan memberikan kebebasan siswa untuk memprediksi hal-hal yang mungkin terjadi. 2. Observe, melakukan demonstrasi atau percobaan kemudian diamati. Dari percobaan yang dilakukan siswa dapat mengetahui hasil prediksinya benar atau salah. Melalui percobaan ini dapat memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk mengalami sendiri segala sesuatunya dan medapatkan kebenaran dari pembelajarannya sendiri. Percobaan yang dilakukan siswa secara langsung membuktikan kenyataan yang mungkin siswa tidak ketahui sebelumnya, menjadikan siswa lebih aktif dan menumbuhkan kemampuan berfikir siswa. 3. Explain, memberikan penjelasan tentang percobaan yang telah dilakukan dan menjelaskan apakah prediksinya sesuai dengan hasil percobaan atau tidak. Apabila prediksi dan percobaan yang dilakukan benar maka menjadikan siswa yakin akan hal tersebut. Jika hal yang terjadi tidak sesuai maka menjadikan siswa lebih tahu akan hal yang sebenarnya dengan adanya pembuktian yaitu percobaan. Adapun sintaks pembelajaran POE menurut Suparno (2007:75) dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut ini. No

Fase

Kegiatan Guru

1

Prediction

1. Guru mengajukan persoalan fisika. 2. Guru membagi lembar prediksi kepada siswa. 3. Guru meminta siswa untuk memprediksi tentang persoalan yang telah diberikan oleh guru.

12

2

Observation

3

Explanation

4. Guru menanyakan siswa apa yang mereka pikirkan tentang apa yang mereka lihat dan alasan mereka menjawab demikian. 1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan observasi. 2. Guru meminta siswa untuk menuliskan hasil pengamatan. 4. Guru meminta siswa mendiskusikan dan menarik kesimpulan dari observasi. 1. Guru meminta siswa untuk membandingkan antara hasil pada tahap predict dengan tahap observe. 2. Guru meminta siswa mendiskusikan ide mereka bersamasama untuk merumuskan kesimpulan.

Aktivitas Guru dan Siswa dalam model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) menurut Indriana dkk (2015:5) adalah sebagai berikut: Langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Pembelajaran Tahap 1 Memberikan apersepsi Memberikan hipotesis Meramalkan (Predict) terkait materi yang berdasarkan permasalahan yang akan dibahas. diambil dari pengalaman siswa, atau buku panduan yang memuat sesuatu fenomena terkait materi yang akan dibahas. Tahap 2 Sebagai fasilitator dan Mengobservasi dengan Mengamati (Observe) mediator apabila siswa melakukan eksperimen atau mengalami kesulitan demonstrasi berdasarkan dalam melakukan permasalahan yang dikaji dan pembuktian mencatat hasil pengamatan untuk direfleksikan satu sama lain. Tahap 3 Memfasilitasi jalannya Mendiskusikan fenomena yang Menjelaskan diskusi apabila siswa telah diamati secara konseptual(Explain) mengalami kesulitan. matematis, serta membandingkan hasil observasi dengan hipotesis sebelumnya bersama kelompok masingmasing. Mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberikan tanggapan, sehingga diperoleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang dibahas.

13

2.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) Adapun kelebihan dan kelemahan model Predict Observe Explain (POE) pembelajaran menurut Yupani dkk (2013:3) adalah sebagai berikut. a. Kelebihan model pembelajaran POE sebagai berikut: 1. Merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi. 2. Dengan melakukan percobaan untuk menguji prediksinya dapat mengurangi verbalisme. 3. Proses pembelajaran menjadi menarik, sebab siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen. 4. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakinkan kebenaran materi pembelajaran. b. Kelemahan model pembelajaran POE sebagai berikut: 1. Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan penyajian persoalan pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen yang akan dilakukan untuk membuktikan prediksi yang diajukan siswa. 2. Untuk kegiatan eksperimen memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai. 3. Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan dan ketrampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. 4. Memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Pemaparan mengenai kelemahan model Predict Observe Explain (POE) diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa dalam menggunakan model Predict Observe Explain (POE) memerlukan persiapan yang lebih matang, peralatan, bahanbahan dan tempat yang memadai. Kegiatan eksperimen memerlukan kemampuan, ketrampilan, kemauan dan motivasi dari guru. Untuk mengatasi kelemahan tersebut sebaiknya guru harus memahami terlebih dahulu model pembelajaran yang akan digunakan seperti model pembelajaran Predict Observe Explain (POE) dan untuk pembelajaran tidak harus menggunakan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai, namun dapat dilaksanakan diluar lingkungan sekolah dengan mengajak siswa mempelajari langsung kenyataan yang ada di alam sekitar.

14

2.3. Hasil Belajar 2.3.1. Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Menurut (K.Brahim dalam Susanto, 2013:5) hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa yang digambarkan dalam skor dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Dimyati dan Mujiono (2009:17) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dalam definisinya ditekankan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik dibandingkan dari sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Simpulan dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan diatas bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, yang mencangkup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk menjadikan ke arah yang lebih baik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari mata pelajaran biologi. 2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai pengaruh dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya untuk memberikan informasi kepada guru mengenai perkembangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran apakah sudah mencapai

15

tujuan pembelajaran atau belum. Sehingga itu semua dapat memudahkan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran selanjutnya baik keseluruhan maupun individu. Menurut Susanto, (2013:12) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan eksternal, sebagai berikut: 1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. 2) Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan mayarakat. Baharudin dan Wahyuni (2007:19-26) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu seperti faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu, yang dibedakan menjadi dua yaitu: a) keadaan tonus jasmani; b) keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa seperti kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. Sedangkan faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Syach (dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2007:26-27) menyatakan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Faktor lingkungan sosial dibedakan menjadi tiga, yaitu a) lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas; b) lingkungan sosial masyarakat seperti tempat tinggal siswa; c) lingkungan sosial keluarga, seperti ketegangan keluarga, sifat orang tua, demografi rumah, dan pengelolaan keluarga. Faktor lingkungan

16

nonsosial dibedakan menjadi tiga, yaitu a) lingkungan alamiah seperti udara dan suasana; b) lingkungan instrumental merupakan perangkat belajar yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu hardware dan software; c) faktor materi pelajaran merupakan materi yang akan diajarkan ke siswa. Simpulan dari beberapa pendapat diatas bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar yaitu lingkungan sekitar (faktor eksternal). Sebagai guru harus memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Pembelajaran yang dapat mengeksplor pengetahuan, melibatkan peran aktif siswa dan membangkitkan keinginan untuk menyelidiki sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Predict Observe Explain (POE).

2.4. Konsep Sistem Gerak Pada Manusia Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak seperti berjalan, berlari, dan melompat. Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak. Sistem gerak pada manusia merupakan hasil kerja sama yang baik antarorgan sistem gerak, seperti rangka (tulang), otot, sendi, dan saraf. 2.4.1. Rangka Tubuh Manusia (Tulang) Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia terbagi atas 3 kelompok, sebagai berikut: 1) Tulang yang membentuk tengkorak. 2) Tulang yang membentuk rangka badan. 3) Tulang anggota gerak.

17

Gambar 2.1. Rangka Tubuh Manusia Sumber: http//:www. Bukupaket.com Akses: 14 September 2018 1. Tulang Tengkorak Tulang-tulang tengkorak

berbentuk

pipih,

saling berhubungan,

dan

membentuk rongga. Tulang-tulang ini melindungi otak yang ada di dalamnya. Tulang tengkorak terdiri atas tulang tengkorak bagian kepala (tempurung kepala) dan tulang tengkorak bagian muka (wajah). a. Tulang tengkorak bagian muka terdiri atas: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

tulang rahang atas tulang rahang bawah tulang langit-langit tulang hidung tulang pipi tulang mata tulang pangkal lidah

(2 buah) (2 buah) (2 buah) (2 buah) (2 buah) (2 buah) (1 buah)

18

Pada tulang muka, hanya tulang rahang bawah yang dapat digerakkan terhadap tulang rahang atas, yaitu pada saat mengunyah atau berbicara. b. Tulang tengkorak bagian kepala (tempurung kepala) terdiri atas: 1) 2) 3) 4) 5) 6)

tulang kepala belakang tulang ubun-ubun tulang dahi tulang baji tulang pelipis tulang tapis

(1 buah) (2 buah) (1 buah) (2 buah) (2 buah) (2 buah)

Gambar 2.2. Tulang-tulang tengkorak manusia. Sumber: http//:www. Jendela Iptek Tubuh manusia Akses: 14 September 2018 2. Tulang Badan Tulang badan terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian dada, bagian belakang, dan bagian gelang. Rangka badan berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh yang terletak di dalam rongga badan. Misalnya jantung dan paru-paru. a. Bagian dada Pada bagian dada terdiri atas tulang dada dan tulang rusuk. Tulang dada merupakan tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan. Bentuk tulang dada pipih sepanjang 15 cm dan terletak di bagian tengah dada. 1) Tulang dada terdiri atas: a. bagian hulu

19

b. bagian badan c. bagian taju pedang Bagian hulu merupakan tempat melekatnya tulang selangka, sedangkan bagian badan tempat melekatnya tujuh pasang tulang rusuk. (Lihat gambar 2.3) 2) Tulang Rusuk, Tulang rusuk terdiri atas tulang-tulang sebagai berikut. a. Tulang rusuk sejati (6 pasang), melekat pada tulang punggung dan tulang dada. b. Tulang rusuk palsu (3 pasang), bagian belakang melekat pada tulang punggung, sedangkan bagian muka melekat pada tulang rusuk di atasnya. c. Tulang rusuk melayang (3 pasang), bagian belakang melekat pada tulang punggung, sedangkan bagian depan melayang.

Gambar 2.3. Tulang-tulang dada dan tulang rusuk manusia. Sumber: http//:www. Jendela Iptek Tubuh manusia Akses: 14 September 2018

b. Bagian belakang Tulang bagian belakang terdiri atas tulang-tulang pendek yang letaknya tersusun rapi disebut ruas tulang belakang berjumlah 33 ruas. Ruas tulang belakang berada di tengah tubuh yang menopang seluruh tubuh dan melindungi organ-organ

20

lunak di dalam rongga tubuh. Selain itu, menyokong tubuh dan menjaga kestabilan tubuh. Penyusun tulang bgian belakang adalah: 1) 2) 3) 4) 5)

7 ruas tulang leher 12 ruas tulang punggung 5 ruas tulang pinggang 5 ruas tulang kelangkang 4 ruas tulang ekor

Gambar 2.4. Susunan tulang belakang manusia Sumber: http//:www. Jendela Iptek Tubuh manusia Akses: 14 September 2018 Ruas-ruas tulang belakang membentuk sumbu tubuh yang tidak lurus. Bila dilihat dari samping tulang belakang berbentuk melengkung, hal ini untuk menunjang keseimbangan badan. Ruas tulang belakang saling berhubungan melalui saluran di tengah setiap ruas. Saluran tersebut melindungi sumsum tulang di sepanjang tulang belakang ruas pertama tulang leher disebut tulang atlas yang berfungsi menyangga kepala. Pada orang dewasa, kelima ruas tulang kelangkang menyatu. Penyatuan tulang ini terjadi pada usia antara 16 sampai 25 tahun. Demikian juga dengan tulang ekor, keempat ruas tulang tersebut menyatu pada usia antara 20 sampai 30 tahun. c.

Bagian Gelang Tulang-tulang bagian gelang terdiri atas gelang bahu dan gelang panggul.

21

1)

Gelang bahu, terdapat 2 buah tulang belikat yang melekat pada tulang rusuk dan 2 buah tulang selangka yang melekat pada tulang dada.

Gambar 2.5 Gelang bahu pada manusia Sumber: http//:www. Jendela Iptek Tubuh manusia Akses: 14 September 2018 2) Gelang panggul terdiri atas a) 2 buah tulang usus (fleum). b) 2 buah tulang kemaluan (peunibis). c) 2 buah tulang duduk (isclium). Yang semuanya bergabung menjadi satu kesatuan

3

Tulang anggota gerak (lengan dan kaki) Tulang anggota gerak dibedakan menurut tempatnya menjadi 2, yaitu

tulang anggota gerak atas dan bagian bawah. a. Anggota gerak atas, tersusun: 1) Tulang bagian atas (2 buah) 2) Tulang hasta (2 buah) 3) Tulang pengupil (2 buah) 4) Tulang pergelangan tangan (2 x 8 buah) 5) Tulang telapak tangan (2 x 5 buah) 6) Tulang jari tangan (1 x 14 buah) dengan setiap jari terdiri atas 3 ruas kecuali ibu jari 2 ruas

Gambar 2.6 Tulang anggota gerak atas. Sumber: http//:www. Jendela Iptek Tubuh manusia Akses: 14 September 2018

22

b. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Anggota gerak bagian bawah terdiri atas: Tulang paha (2 buah) Tulang kering (2 buah) Tulang tempurung lutut (2 buah) Tulang betis (2 buah) Tulang pergelangan kaki (2 x 7 buah) Tulang telapak kaki (2 x 5 buah) Tulang jari kaki (2 x 14 buah)

Gambar 2.7 Tulang anggota gerak bawah Sumber: http//:www. Jendela Iptek Tubuh manusia Akses: 14 September 2018 2.4.2. Otot Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang.Otot-otot dalam tubuh manusia melakukan beberapa fungsi penting. Fungsi utama mereka adalah gerakan, baik sengaja dan tidak sengaja, dan mereka juga mendukung tubuhnya, membantu menjaga postur. otot yang kuat juga menstabilkan tubuh banyak sendi dan menentukan kekuatan tubuh secara keseluruhan. Fungsi tambahan adalah untuk menghasilkan panas sebagai produk sampingan dari proses lainnya. Fungsi yang paling jelas dari otot adalah gerakan. Gerakan volunter melibatkan upaya sadar pada bagian dari individu, dan contoh-contoh meliputi berjalan, membungkuk, memutar, dan mengangkat. Hal ini juga termasuk gerakan motoriknya, seperti menulis atau memainkan alat musik. Jenis otot biasanya bertanggung jawab untuk gerakan volunter disebut skeletal, itu adalah otot lurik yang memiliki penampilan terbalut atau bergaris di bawah mikroskop. Otot rangka yang

23

melekat pada tulang dan menghasilkan gerak dengan kontraksi, atau pengetatan, dan relaksasi. Jenis lain dari gerakan tidak disengaja, dan itu terjadi secara otomatis. Contoh termasuk pernapasan, gerakan makanan melalui sistem pencernaan, dan detak jantung. Pergerakan ini terjadi tanpa usaha dari individu, dan banyak dari mereka mempertahankan hidup dan melanjutkan jika seseorang sedang tidur atau tidak sadar. Berbagai sinyal mengendalikan tindakan disengaja, dan otot-otot yang melakukan gerakan-gerakan ini sering polos di alam, kecuali untuk otot jantung lurik. Fungsi lain dari otot-otot dalam tubuh manusia adalah dukungan. Otot rangka terus bekerja untuk mendukung tubuh dan membantu untuk mempertahankan postur, apakah seseorang duduk atau berdiri. Otot-otot ini juga mendukung, menstabilkan, dan memperkuat sendi dengan memegang tulang dalam posisi yang tepat, terutama di daerah di mana bagian-bagian dari sendi tidak cocok bersama erat, seperti bahu dan pinggul. Otot rangka juga sangat penting dalam menentukan kekuatan tubuh secara keseluruhan dan kemampuan untuk melakukan berbagai tugas fisik. Mempertahankan otot yang kuat sangat membantu untuk kesehatan umum dan kesejahteraan. Otot-otot juga penting untuk pemeliharaan suhu tubuh yang benar. Ketika otot mengkonsumsi nutrisi untuk memberikan tenaga untuk gerakan, sebagian energi menciptakan panas – diperkirakan sebanyak 75% dari energi yang dihasilkan lolos dengan cara ini. Menimbang bahwa otot rangka terdiri dari persentase besar dari total massa tubuh, jumlah panas yang dihasilkan adalah signifikan dan memainkan peran penting dalam mempertahankan suhu yang sehat. Manusia tidak akan dapat melakukan pergerakan, sebab otot merupakan alat gerak aktif yang sangat penting bagi manusia.

24

Menurut jenisnya, ada 3 macam otot, yaitu : a. Otot polos b. Otot lurik c. Otot jantung

Gambar : 2.8. Jenis – jenis otot penyusun tubuh manusia Sumber : http://www.sridianti.com/3-macam-otot-dan-fungsinya Akses: 14 September 2018 2.4.3. Persendian Seperti kalian ketahui, ada banyak sekali tulang yang menyusun rangka pada tubuh manusia. masing-masing tulang tersebut tentu saling berhubungan. setidaknya ada 200 tulang yang posisinya saling berhubungan di dalam tubuh manusia. Hubungan yang terdapat diantara 2 tulang itulah yang disebut sebagai sendi ataupun artikulasi. Di dalam sistem gerak pada manusia, persendian memiliki fungsi serta peranan yang amat penting di dalam proses terjadinya aktivitas ataupun gerakan. 1. Macam-macam Sendi Berdasarkan kepada sifat pergerakannya, sendi dibedakan kedalam 3 macam, yaitu: a. Sendi Mati (Sinartrosis) Sendi yang tidak mempunyai celah sendi sehingga tidak mungkin terjadi pergerakan pada sendi tersebut. Contoh dari sendi mati adalah sendi-sendi yang menghubungkan antar tulang pada bagian tengkorak.

25

b. Sendi Kaku (Amfiartrosis) Sendi yang dapat digerakkan namun terbatas. contohnya adlah sendi pada ruas tulang belakang, sendi pada pergelangan tangan, serta sendi pada tulang dada. c. Sendi Gerak (Diartrosis) Sendi yang dapat digerakkan secara bebas. Sendi gerak dibedakan menjadi: d. Sendi engsel Seperti engsel pada pintu, sendi ini memungkinkan pergerakan tulang pada satu arah. contoh sendi engsel adalah sendi pada lutut dan siku. e. Sendi Pelana Pada sendi peana, salah satu tulang dapat digerakkan menuju dua arah. contohnya adalah sendi yang menghubungkan ruas jari dengan telapak tangan. f. Sendi Geser Sendi ini memungkinkan terjadinya gerakan pergeseran pada tulang. contohnya adalah sendi-sendi pada ruas tulang belakang. g. Sendi Putar Pada jenis sendi ini, salah satu tulang dapat bergerak karena memiliki poros pada tulang yang lain. contohnya adalah sendi yang menghubungkan tulang hasta dan tulang pengumpil. h. Sendi Peluru Pada sendi ini salah satu tulang berbentuk bonggol sehingga tulang itu dapat bergerak ke segala arah. contohnya adalah sendi yang menghubungkan tulang lengan dengan tulang gelang bahu serta tulang paha dan tulang gelang panggul.

26

Fungsi sendi pada tulang diantaranya adalah : 

Menghubungkan tulang yang satu dengan yang lainnya.



Membuat tulang yang bersatu tersebut dapat digerakkan.



Membuat tubuh leluasa untuk bergerak.

Gambar : 2.9. Struktur Sendi Manusia Sumber :http://www.webmd.com/osteoarthritis/guide/arthritis-basics Akses: 14 September 2018 2.4.4. Gangguan pada Sistem Gerak Sistem gerak dapat mengalami gangguan atau kelainan. Kelainan pada sistem gerak dapat terjadi karena beberapa hal, seperti kelainan sejak lahir, kekurangan vitamin, dan kecelakaan. Berikut contoh-contoh kelainan yang terjadi pada sistem gerak kita. 1. Rickets Rickets merupakan suatu kelainan pada tulang yang terjadi karena kekurangan zat kapur, fosfor, dan vitamin D. Kelainan ini dapat terlihat dari kaki yang berbentuk huruf O dan huruf X. 2. Osteoporosis Suatu keadaan dimana penghancuran tulang lebih cepat daripada proses pembentukan tulang. Akibatnya tulang menjadi keropos. Penyebabnya yaitu karena kekurangan kalsium. Penyakit ini mudah terjadi pada orang yang lanjut usia.

27

Gambar 2.10. (a) Struktur tulang yang normal (b) struktur tulang yang mengalami osteoporosis Sumber: http://www.rumahpintar.web.id/ Akses: 14 September 2018 3. Patah Tulang (Fraktura) Retak atau patah tulang dapat terjadi karena benturan atau tekanan yang terlalu keras. Selain penyebab tersebut, patah tulang dapat terjadi karena kecelakaan.

Gambar 2.11. Patah Tulang (Fraktura) Sumber: http://www.rumahpintar.web.id/ Akses: 14 September 2018 Dapatkah orang yang patah tulang sembuh kembali? Sebagai organ yang hidup, tulang mempunyai kemampuan membentuk jaringan baru untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, penderita patah tulang, terutama jika usianya masih muda dapat sembuh kembali. Akan tetapi jika persambungan tulang yang patah tersebut tidak baik maka bentuknya menjadi tidak sempurna dan terlihat cacat (Perhatikan Gambar berikut). Oleh karena itu, berhati-hatilah jangan sampai ada tulang tubuhmu yang patah. 4. Arthritis Arthritis merupakan peradangan yang terjadi pada sendi. Dapat terjadi karena banyak mengangkat atau membawa beban terlalu berat, ataupun infeksi

28

mikroorganisme. 5. Lepas Sendi Sendi lepas dapat dari tempatnya sehingga ligamen putus/sobek. Hal ini dapat terjadi karena kecelakaan atau-pun ketika melakukan olahraga berat. 6. Kebiasaan Posisi Duduk Posisi duduk yang salah dapat mengakibatkan pertumbu-han dan posisi tulang seseorang mengalami kelainan. Kelainan tulang ini dapat terjadi karena kebiasaan posisi duduk yang salah. Contoh kelainan akibat kebiasaan duduk yang salah adalah skoliosis, kifosis, dan lordosis.

Gambar 2.12. Kelainan yang terjadi pada tulang punggung akibat kebiasaan duduk yang salah (a) lordosis, (b) kifosis, dan (c) skoliosis. Sumber: http://www.rumahpintar.web.id/ Akses: 14 September 2018 Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang me-lengkung ke samping sehingga tubuh ikut melengkung ke samping. Kifosis adalah kelainan pada tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga tubuh bungkuk. Adapun lordosis merupakan kelainan pada tulang belakang bagian perut melengkung ke depan sehingga bagian perut maju. Beberapa penyakit atau gangguan pada sistem gerak dapat terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada dirimu.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Kisi-kisi Soal.docx
April 2020 9
Bab Ii.docx
April 2020 7
Tetntang Virus.docx
April 2020 6
Bab I.docx
April 2020 4
Bab Iv .docx
April 2020 9
Bab 1, 2, 3.docx
April 2020 11