BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI
2.1
Konsep Dasar Perangkat Lunak Peranan perangkat lunak sangat penting dalam menyajikan sebuah
informasi. Pada awal perkembangan komputer, perangkat lunak digunakan oleh beberapa orang atau perusahaan tertentu saja yang benar-benar memahami fungsi dari perangkat lunak tersebut, tetapi saat ini perangkat lunak menjadi pintu gerbang menuju jaringan informasi ke seluruh dunia dengan menyediakan berbagai alat dan sejenisnya untuk memperoleh data dan informasi dalam segala bentuk.
2.1.1
Definisi Perangkat Lunak Perangkat lunak atau disebut juga dengan software adalah komponen
sistem yang dibangun berdasarkan logika (pemrograman) dan dibuat untuk membantu kinerja dari perangkat keras atau hardware. Tetapi perangkat lunak berbeda dengan program, karena perangkat lunak terdiri dari program, dokumen dan data. Menurut Roger S. Pressman dalam buku Rekayasa Perangkat Lunak yang diterjemahkan LN Harnaningrum berpendapat bahwa : “Perangkat Lunak adalah (1) Perintah (Program Komputer) yang bila
dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang
diinginkan. (2) Struktur data yang memungkinkan program II-1
II-2 memanipulasi informasi secara proporsional, dan (3) Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program” (2002:10).
2.1.2
Karakteristik Perangkat Lunak Perangkat lunak lebih merupakan elemen logika dan bukan merupakan
elemen sistem fisik. Dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak pendekatan praktis (buku satu) Roger S. Pressman menjelaskan karakteristik perangkat lunak adalah sebagai berikut : 1) Software (perangkat lunak) dikembangkan, tidak dihasilkan. 2) Software (perangkat lunak) tidak akan kadaluarsa (wear out). 3) Sebagian software (perangkat lunak) dibangun berdasarkan kebutuhan, tidak hanya dibuat dari komponen yang sudah ada.
2.2
Rekayasa Perangkat Lunak Saat ini perangkat lunak memiliki dua peran yaitu sebuah produk
perangkat lunak mengantarkan potensi perhitungan yang dibangun oleh sebuah perangkat lunak dan sebagai kendaraan yang mengantar sebuah produk. Dalam membuat perangkat lunak diperlukan suatu teknologi, teknologi yang akan digunakan harus meliputi sebuah proses serangkaian metode, dan sederetan alat yang disebut software engineering.
II-3 2.2.1
Definisi Rekayasa Perangkat Lunak Dalam bukunya yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak pendekatan
praktis (buku satu) Roger S. Pressman mengemukakan : “Rekayasa perangkat lunak merupakan analisis, desain, konstruksi, verifikasi, dan manajemen kesatuan teknik atau sosial”(2002:29). Rekayasa perangkat lunak merupakan kerangka kerja untuk tugas-tugas yang dibutuhkan dalam membangun perangkat lunak yang berkualitas. Karena batu landasan yang menopang rekayasa perangkat lunak berfokus kepada kualitas, maka perlu ada pemeliharaan ketika perangkat lunak dibuat. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian yang dibutuhkan ketika lingkungan perangkat lunak berkembang, serta perubahan sehubungan dengan perkembangan yang disebabkan oleh perubahan kebutuhan yang diinginkan.
2.3
Model Proses Pengembangan Perangkat Lunak Dalam model proses pengembangan terdapat beberapa metode untuk
menyelesaikan permasalahan. Model proses untuk rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat-alat bantu yang akan dipakai dan kontrol serta penyampaian yang dibutuhkan.
2.3.1
Model Prototyping Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah menggunakan
metode prototyping. Adapun definisi Prototyping menurut Azhar Susanto (2004:346) menyatakan bahwa :
II-4 “Prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.” Prototyping adalah sebuah proses pengumpulan persyaratan, pengaplikasian prinsip analisis, dan penyusunan model perangkat lunak yang akan dibangun untuk penilaian dan pengembangan. Akhirnya ada lingkungan yang membutuhkan konstruksi prototype pada awal analisis, karena model adalah satu-satunya alat dimana persyaratan dapat ditarik secara efektif. Model tersebut kemudian dikembangkan dalam perangkat lunak produksi. Alasan mengapa memakai metode prototype ini adalah karena metode ini terdiri dari tahap-tahap yang memberikan kemudahan jika pada satu tahap tidak sesuai maka dapat kembali ke tahap sebelumnya, sehingga cukup efektif dalam mendapatkan kebutuhan dan aturan yang jelas yang disetujui pelanggan ataupun pembuat perangkat lunak itu sendiri. Dengan prototype ini juga, pelanggan bisa langsung merasakan seakan-akan itu adalah sistem yang sebenarnya.
Selain
itu pengujiannya dilakukan oleh pembuat sistem atau
programmer itu sendiri. Teknik prototyping baik digunakan jika pemakai belum siap dengan persyaratan software secara lengkap. Prototyping digunakan untuk menunjukan model software sistem informasi manajemen yang dikembangkan. Fase – fase dalam Prototyping menurut Pressman:
II-5
Gambar 2.1 Paradigma Prototyping (Source : Pressman 2002)
2.3.2
Tujuan Utama Model Prototyping Tujuan utama pembuatan prototype secara garis besar dapat dikelompokan
ke dalam tiga bagian yaitu : a. Membantu pengembangan persyaratan, jika tidak dapat ditentukan dengan mudah. b. Mengesahkan persyaratan, khususnya dengan customer atau pelanggan dan user yang potensial. c. Menyajikan sebagian tempat pengembangan, jika menggunakan strategi pengembangan evolusi prototype.
II-6 2.3.3
Tahapan-tahapan Model Prototyping Tahapan – tahapan dalam prototyping adalah sebagai berikut :
1.
Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.
Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan output).
3.
Evaluasi prototyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak maka prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1,2, dan 3.
4.
Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5.
Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap dipakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.
II-7 6.
Evaluasi sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan, jika tidak maka direvisi dengan mengulangi langkah 4 dan 5.
7.
Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
2.3.4
Keunggulan dan Kelemahan Model Prototyping Adapun Keunggulan Dan Kelemahan Prototyping itu sebagai berikut : 2.3.4.1 Keunggulan Model Prototyping Keunggulan Prototyping adalah : 1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem 5. Penerapan jadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
2.3.4.2 Kelemahan Model Prototyping Kelemahan Model Prototyping adalah :
II-8 1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan pemeliharaan untuk jangka waktu lama. 2. Lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem. 3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik. 4. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat. 5. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah. 6. Biasanya kurang fleksibel dalam menghadapi perubahan. 7. Prototype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah. 8. Prototype terlalu cepat selesai
2.4
Pengertian Basis Data (Database) Dalam bukunya yang berjudul Basis data (database) Fatansyah
mengemukakan bahwa :
“Basis data merupakan kumpulan dari item data yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang diorganisasikan berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu, tersimpan di hardware komputer dan dengan software digunakan untuk melakukan manipulasi
data untuk tujuan tertentu. Namun tanpa adanya
II-9 pengulangan (redudancy) yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan”. 2.5
Bagan Alir Dokumen (Flow Mapping Chart) Bagan alir dokumen (FlowMapping Chart)
atau paperword flowchart,
merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir/ dokumen termasuk tembusannya dari suatu bagian lain dalam suatu sistem. Flow Map ini menjelaskan semua sistem yang sedang berjalan dimana flow map ini menggambarkan suatu kerja sistem secara detail, sehingga apabila manajemen meneliti sebuah sistem yang ada didalamnya, memungkinkan akan dapat memahami cara kerja dari sebuah sistem tersebut. Fungsi FlowMap adalah Mendefinisikan hubungan antara bagian (pelaku proses), proses (manual/berbasis komputer) dan aliran data (dalam bentuk dokumen keluaran dan masukan). Aturan membuat FlowMap untuk membuat sebuah analisis menggunakan FlowMap seorang analis dan programmer memerlukan beberapa tahapan, diantaranya : 1. FlowMap digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya. 3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas. 4. Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan menghitung pajak penjualan. 5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar
II-10 6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati - hati. Percabangan - percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
2.6
Diagram Arus Data (Data Flow Diagram - DFD) Diagram arus data (Data Flow Diagram) merupakan alat yang digunakan
pada metodologi pengembangan sistem terstruktur. DFD menggambarkan arus data dari suatu sistem informasi, baik sistem lama maupun sistem baru secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik di mana data tersebut berada. Penggambaran DFD meliputi : a.
Kesatuan Luar (Eksternal Entity) Setiap sistem pasti mempunyai batasan sistem (boundary) yang memisahkan
suatu sistem dengan lingkungan lurnya. Sistem tersebut akan menerima input dan menghasilkan output kepada lingkungan luarnya. Kesatuaan luar merupakan lingkungan luar sistem yang dapat berupa manusia, organisasi atau sistem lainnya yang berbeda. Contoh kesatuan luar adalah suatu kantor, departemen atau divisi tetapi di luar sistem yang sedang dikembangkan. Simbol :
II-11 b. Data Flow (Arus Data) Arus data pada DFD diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukan arus dari data yang dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari pemrosesan sistem, dan dapat berbentuk sebagai berikut : 1.
Formulir atau dokumen yang digunakan di perusahaan.
2.
Laporan tercetak yang dihasilkan oleh sistem.
3.
Tampilan atau output dilayar komputer yang dihasilkan oleh sistem.
4.
Masukkan untuk komputer.
5.
Komunikasi ucapan.
6.
Data yang dibaca atau direkam ke suatu file.
7.
Suatu isian yang dicatat pada buku agenda.
8.
Transmisi data dari suatu komputer ke komputer lain. Simbol :
c.
Proses Suatu proses adalah kegiatan atau sesuatu yang dilakukan oleh manusia,
mesin atau komputer dari hasil suatu arus datayang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang keluar dari proses. Untuk physical proses dapat juga dilakukan oleh manusia, mesin atau komputer sedangkan untuk logical data diagram suatu proses hanya menunjukan proses komputer.
II-12 Simbol :
d. Simpanan Data (Data Store) Simpanan Data (Data Store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa sebagai file, arsip, tabel acuan manual atau agenda yang digunakan untuk proses data transaksi atau rekapitulasi data-data yang berhubungan erat dengannya. Simbol :
e.
Diagram Konteks Diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan
adanya hubungan entity luar, masukkan data dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
f.
Data Flow Diagram Leveled Model ini menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data sebagai alat bantu desain sistem. Dalam DFD Leveled ini akan terjadi penurunan level dimana
II-13 dalam penurunan level selanjutnya harus mampu mengidentifikasi proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang lebih jelas. DFD Leveled ini bias dimulai dari DFD level 0 atau yang biasa disebut dengan Diagram Konteks yang kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya, dan perlu diingat bahwa setiap penurunan hanya dilakukan ‘bila perlu’. Didalam penurunan level ini, tidak semua bagian dari sistem harus diturunkan dengan jumlah level yang sama. Suatu proses dilevel x harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan keluar pada evel x+1 yang mendefinisikan proses pada level x tersebut.
2.7
Kamus Data ( Data Dictionary ) Kamus data (KD) atau data dictionary (DD) atau disebut juga dengan
istilah systems data dictionary adalah catalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan KD, analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laparan dan database. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di
II-14 DAD sifatnya adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. (Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall (1), 2003, 333)
2.8
Data Base Manajemen System (DBMS) Pengelolaan basis data secara fisik tidak dapat dilakukan oleh pemakai
secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus/spesifik. Perangkat lunak inilah yang disebut Data Base Manajemen System (DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. DBMS juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data dan sebagainya. Data Base Manajemen System (DBMS) merupakan suatu paket software yang akan membantu dalam mengelola komputerisasi database, adapun tujuannya adalah sebagai berikut: a.
Menyediakan akses yang cepat.
b.
Mengurangi kerangkapan data.
c.
Memungkinkan sistem melakukan pengembangan terhadap database.
d.
Memungkinkan adanya updating secara bersamaan.
2.8.1
File dan Perancangan Basis Data Dalam suatu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar dan sama
bentuk yang merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukan bahwa field tersebut
II-15 dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Pendekatan yang dilakukan dalam perancangan pendekatan konseptual adalah menggunakan data relational. Terdapat dua macam teknik perancangan database adalah sebagai berikut: 1.
Model Relasi Entitas
2.
Normalisasi
2.8.1.1 Model Relasi Entitas Dasar pemikiran yang dijadikan sebagai konsep mengenai model relasi entitas adalah persepsi manusia tentang alam yang berisi suatu objek yang saling berinteraksi antar sesamanya. Pada model relasi entitas, semesta data yang ada di dunia nyata diterjemahkan/ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat
konseptual
menjadi
sebuah
diagram
data
(Diagram
Entitiy
Relationship). Entitas merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas (Entity Set). Sederhananya, entitas menunjuk pada individu suatu objek, sedang himpunan entitas menunjuk pada rumpun (famili) dari individu tersebut. Setiap entitas pasti memiliki atribut yang merupakan sekumpulan data untuk mendeskripsikan suatu objek atau entitas dan juga merupakan suatu ciri entitas tersebut. Menentukan banyaknya asosiasi diantara anggota himpunan entitas, disebut juga dengan istilah kardinalitas pemetaan. Kardinalitas pemetaan yang
II-16 tepat tergantung pada entitas dalam dunia nyata yang dimodelkan, artinya dalam menentukan batasan pemetaan antar entitas yang satu dengan yang lainnya tersebut harus sesuai dengan apa yang terjadi di dunia nyata atau keadaan sebenarnya. Adapun macam-macam dari pemetaan tersebut adalah sebagai berikut: a) Satu ke Satu (One to One) Hubungan satu ke satu entity atau atribut adalah jenis hubungan yang hanya dapat dilakukan satu entity atau satu atribut dengan satu entity atau atribut lainnya. Contohnya: Satu orang mempunyai satu KTP, satu orang mempunyai satu agama. b) Satu ke Banyak (One to Many) Hubungan satu ke banyak entity atau atribut adalah jenis hubungan yang hanya dapat dilakukan satu entity atau satu atribut dengan beberapa entity atau atribut yang lainya. Contohnya: Dosen dapat menguasai/mengajar beberapa mata kuliah, Dokter memeriksa beberapa pasien. c) Banyak ke Banyak (Many to Many) Hubungan banyak ke banyak entity atau atribut adalah jenis hubungan yang hanya dapat dilakukan beberapa entity atau atribut dengan beberapa entity atau atribut lainnya. Contohnya: Beberapa Mahasiswa mengikuti beberapa kuliah.
II-17 2.8.1.2 Normalisasi Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam table-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Dalam menjalankan prosesnya normalisasi ini bertujuan untuk menghilangkan atau menghindari adanya kerangkapan data, sehingga akan mengurangi kompleksitas dan mempermudah pemodifikasian data.
2.8.1.3 Ketergantungan Di dalam proses normalisasi ketergantungan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Ketergantungan Fungsional, dimana atribut Y pada relasi R dikatakan tergantung fungsional pada atribut X (R.X R.Y), jika dan hanya jika setiap nilai X pada relasi R mempunyai tepat satu nilai Y pada R. 2. Ketergantungan Transitif, dimana atribut Z pada relasi R dikatakan tergantung transitif pada atribut X, jika atribut Y tergantung pada atribut X pada relasi R dan atribut Z tergantung pada atribut Y pada relasi R. (XY, YZ, maka XZ)
2.8.1.4 Tahapan Normalisasi Dalam menjalankan prosesnya normalisasi melalui berbagai tahapan, sebelum akhirnya menghasilkan data yang benar-benar siap untuk diproses lebih lanjut. 1. Bentuk Tidak Normal (Unnormalize Form)
II-18 Dimana suatu relasi masih memiliki bentuk tidak lengkap, karena data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai field berupa “anatomic value” atau hanya satu pengertian. 2. Bentuk Normalisasi Kesatu (1NF/First Normal Form) Dimana suatu relasi sudah dibentuk dengan struktur yang lengkap, karena atribut bukan kunci harus tergantung secara fungsi pada kunci utamanya. 3. Bentuk Normalisasi Kedua (2NF/ Second Normal Form) Bentuk normal kedua ini dapat terpenuhi jika pada suatu tabel, semua atribut yang tidak termasuk key primer memiliki ketergantungan pada key primer secara utuh. 4. Bentuk Normalisasi Ketiga (3NF/Third Normal Form) Sebelum masuk ke dalam tahap ini tabel harus memenuhi syarat dari bentuk normal kedua. Bentuk normal ketiga terpenuhi jika semua atribut tunggal di dalam tabel yang lain yang dikenai relasi merupakan bagian dari kunci primer (key primer). 5. Bentuk BCNF (Boyce Codd Normal Form) Dikatakan sudah dalam bentuk BCNF jika setiap kunci utama harus bersifat unik dan tidak ada field yang redundan.
2.9
Entity Relational Diagram (Diagram E-R) Diagram
E-R
merupakan
alat
untuk
menggambarkan
atau
mendeskripsikan keseluruhan struktur logic dari basis data. Diagram E-R memiliki komponen-komponen yang digunakan untuk menterjemahkan suatu
II-19 entitas, atribut, relasi, garis dan himpunan relasi. Adapun komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Entitas Entitas adalah suatu objek yang ada atau eksis dan dapat dibedakan dari objekobjek yang lainnya, baik nyata maupun abstrak. Entitas dapat disimbolkan dengan kotak sebagai berikut: Symbol:
2. Atribut Atribut adalah sekumpulan data yang mendeskripsikan suatu objek (entitas). 3. Relasi Relasi adalah hubungan (asosiasi) diantara berbagai entitas. 4. Himpunan Relasi Himpunan Relasi adalah kumpulan relasi dengan tipe yang sama. 5. Penghubung/Garis Penghubung/Garis merupakan penghubung antara atribut dengan himpunan entitas atau hubungan antara himpunan entitas dengan himpunan relasi. Dalam diagram E-R pun terdapat istilah lain yang sangat penting dalam merancang suatu basis data dengan menggunakan diagram E-R yaitu: 1. Generalisasi Generalisasi adalah beberapa entitas yang memiliki atribut yang sama dengan mengacu pada entitas induk.
II-20 2. Agregasi Agregasi adalah beberapa entitas dan relasi yang digabungkan menjadi satu entitas.
2.10
Ruang Linkup BPR
2.10.1 Pengertian BPR BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Status BPR diberikan kepada Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dan/atau lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dengan memenuhi persyaratan tatacara yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2.10.2 Fungsi dan Tujuan BPR 1). Fungsi BPR Penghimpun dan penyalur dana masyarakat. 2). Tujuan BPR
II-21 Menunjang
pelaksanaan
pembangunan
nasional
dalam
rangka
meningkatkan pemerataan, penumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
2.10.3 Bentuk Hukum BPR Bentuk hukum BPR dapat berupa Perusahaan Daerah (Badan Usaha Milik Daerah), Koperasi Perseroan Terbatas (berupa saham atas nama), dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2.11
Pengertian Transaksi Perbankan Transaksi Perbankan merupakan transaksi keuangan seperti setoran tunai,
pengambilan OB Tabungan, transfer, pembayaran dan beragam transaksi lainnya dalam melayani nasabah. Berikut beberapa definisi masing-masing transaksi berdasarkan SOP PD. BPR LPK Jalancagak : a.
Tabungan Yang dimaksud dengan tabungan adalah simpanan pihak ketiga (perorangan
atau non perorangan) pada bank yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dan bank dengan menggunakan Tanda Bukti Penarikan yang berlaku sesuai ketentuan bank. b.
Kredit Menurut Undang-Undang No. 10/1998: Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
II-22 pihak peminjam untuk melunasai hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2.12
Pengertian Komponen Indy Socket Pengertian komponen Indy Socket dalam situs resminya, Indy.Sockets (VCL) is an open source socket library that supports clients, servers, TCP, UDP, raw sockets, as well as over 100 higher level protocols such as SMTP, POP3, NNTP, HTTP, and many more. Sockets is written in Delphi but is available for C#, C++, Delphi, Visual Basic.NET, any .NET language, and Kylix. Indy.Sockets (FCL) build is a managed assembly and is compatible with the Microsoft .NET framework, and Mono. In the future the FCL build will be replaced by the newer Indy.Sockets CLR project. Sumber : http://www.indyproject.org/index.en.aspx
2.13
Borland Delphi 7.0 Delphi sebenarnya kelanjutan dari Turbo Pascal, yang merupakan
produk Borland yang berkedudukan di Scotts Valley, California. Pada pertengahan 1998 melebur dengan Visigenic berganti nama menjadi Inprise Corporation. Delphi secara resmi diumumkan pada tahun 1990, dan delphi telah memiliki versi yang ke-8. Borland telah mengembangkan produk lain yang mirip yakni C++ Builder dan Jbuilder (Java Language). Dengan demikian jika
kita
telah menguasai Delphi, dengan mudah kita dapat berpindah
menggunakan bahasa lain yaitu C++ Builder dan JBuilder. Kedua produk ini
II-23 sengaja dibuat memiliki IDE (Integrated Development Environment) sama dengan Delphi.
Gambar 2.2 Tampilan Inteface Delphi Delphi tidak saja dapat mengakses database seperti Paradox, Xbase, MSAccess tetapi juga dapat mengakses database lainnya seperti Oracle, Sybase, MySQL, Interbase, DB2, MS-SQL dan lain-lain, dengan menggunakan ODBC(Open Database Connectivity) atau ADO (ActiveX Data Object). Begitu Aplikasi selesai, untuk memindahkan dari satu jenis database ke yang lain tidak perlu lagi mengubah aplikasi secara keseluruhan. Keunggulan Delphi : a)
Native-code compiler yang cepat.
b)
Debugger yang terpadu dengan text editor
c)
High-level database akses.
d)
Teknologi two-ways yang canggih.
II-24
e)
Kemampuan untuk mengakses ke Windows API.
f)
Dapat membuat sendiri VCL (Visual Component Library) dan OCX (ActiveX).
g)
Dapat digunakan untuk membuat DLL atau Windows Object lainnya.
h)
Pemrograman Object Oriented (OOP) Murni. Ada 3 konsep dasar pemrograman Objek :
1. Enkapsulasi (encapsulation). Anda hanya memandang objek dari fieldfield
data
yang berhubungan,
tanpa
perlu
mempedulikan
detil
implementasinya. Keuntungannya adalah modularitas dan isolasi program dari program lain. 2. Inheritance. Kemampuan untuk menciptakan objek dari objek ancestor sehingga dapat menurunkan properti dan perilaku objek ancestor. Konsep ini memungkinkan Anda menciptakan hirarki objek seperti dalam VCL Delphi. Pertama Anda dapat membuat objek umum, lalu membuat objek yang lebih khusus. Keuntungan
inheritance
adalah
memakai
program
umum secara bersama-sama. 3. Polymorphism. Sebenarnya polymorphism berarti banyak bentuk. Dalam pemrograman berorientasi objek, artinya adalah cara memberi sebuah nama pada aksi yang dapat dipakai ke atas maupun ke bawah pada hirarki objek, dan setiap objek pada hirarki mengimplementasi aksi dengan cara masingmasing.
II-25 2.14
Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam nenunjang program pemerintah tentang perusahaan pembangunan
yang dilaksanakan di kota-kota maupun pedesaan oleh pemerintah bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, khususnya pembangunan dibidang ekonomi tidak hanya melibatkan bank-bank umum milik negara maupun swasta nasional yang mempunyai dana besar yang menjangkau seluruh pedesaan, dalam rangka untuk mencatat pemetaan pembangunan segala bidang. Untuk menunjang segala usaha-usaha pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah bersama-sama seluruh rakyat khususnya pembangunan dibidang politik pemerintah daerah tingkat 2 telah mendirikan lembaga-lembaga perkreditan desa (BKPD) dan lembaga perkreditan kecamatan (LPK). Sedangkan didaerah perkotaan dibangun bank-bank pasar yang melayani para pedagang kecil yang melakukan kegiatanya di pasar-pasar. PD. BPR LPK Jalancagak merupakahan BPR hasil merger dari beberapa bpr yang berdomisili di Kab. Subang antara lain: 1. PD. BPR LPK Cisalak 2. PD. BPR LPK Pagaden 3. PD. BPR LPK Jalancagak 4. PD. BPR LPK Purwadadi 5. PD. BPR LPK Pamanukan Keputusan merger ini berdasarkan keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 13/5/KEP.DpG/2011 tanggal 12 Agustus 2011. Adapun pelaksanaanya yaitu
II-26 pada tanggal 21 September 2011 yang kemudian beralamat kantor pusat di Jalan Raya Jalancagak No. 151 Subang. 2.14.1 Visi dan Misi PD. BPR LPK Jalancagakan VISI : MENJADI BPR TERDEPAN DAN TERPERCAYA BERBASIS PELAYANAN PRIMA MISI : 1. Berperan aktif dalam pemberdayaan usaha mikro kecil menengah; 2. Menyediakan jasa perbankan yang dikelola secara profesional dan mudah diakses oleh masyarakat; 3. Melakukan pengembangan dan pengokohan jaringan kemitraan dengan dinas, instansi, lembaga dan perusahaan. Memberikan kontribusi yang layak bagi pendapatan asli daerah.
2.14.2 Komposisi Saham PD. BPR LPK Jalancagak KOMPOSISI SAHAM : 1) PT.BANK
PEMBANGUNAN
DAERAH
JAWA
BARAT
DAN
BARAT
DAN
BANTEN,Tbk. : 51 % 2) PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT : 20 % 3) PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
: 29 %
POSISI MODAL DISETOR PER 31 MARET 2013 : 1) PT.BANK
PEMBANGUNAN
DAERAH
JAWA
BANTEN ,Tbk. : Rp. 7.955.000.000,- (51,00%)
II-27 2) PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT :
Rp.
3.646.750.000,-
Rp.
3.996.900.000,-
(23,38%) 3) PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG
:
(25,62%)
2.15
Metode yang digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
metode Kualitatif–Deskriptif, yaitu dengan menggambarkan keadaan yang berlangsung dan bentuk-bentuk permasalahan yang terjadi di PD. BPR LPK Jalancagak khusus dalam bidang pengelolaan data transaksi keuangan yang menjadi tempat penelitian.
2.16
Sumber Data Data yang dihimpun berasal dari beberapa sumber, seperti dokumentasi di
PD. BPR LPK Jalancagak serta wawancara khusus dari beberapa orang yang langsung dalam operasional, selain itu juga data diperoleh dari referensi yang terdapat pada lingkungan Manajemen.
2.17
Data Yang Diperlukan
Data-data master/ data pokok sebagai berikut : 1.
Data Master Tabungan Digunakan untuk data master, berisi nomor rekening tabungan, saldo akhir,dll
2.
Data Kredit
II-28 Digunakan untuk data master, berisi nomor rekening kredit, sisa saldo, dll 3.
Data History tabungan dan History kredit Digunakan untuk melihat rekening korang dan riwayat kredit nasabah.
Data- data transaksi / sekunder sebagai berikut : 1.
Data Hasil Transaksi Tabungan Data yang digunakan untuk mengetahui riwayat transaksi tabungan (Rekening
Koran Tabungan). 2.
Data Hasil Transaksi Kredit Data yang digunakan untuk mengetahui riwayat transaksi kredit (Riwayat
Kredit).
2.18
Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data yang erat kaitanya
dengan masalah-masalah yang dibahas, oleh karena itu teknik pengumpulan data menjadi bagian Bagian penting dalam proses pembuatan skripsi ini, Untuk itu pengumpulan data menggunakan beberapa teknik, seperti diantaranya :
2.18.1 Observasi atau Pengamatan Penyusun mengamati secara langsung kegiatan yang terjadi pada PD. BPR LPK Jalancagak yang melakukan transaksi online, baik secara teknis atau aturan tertulis yang berlaku pada BPR tersebut tersebut.
II-29 2.18.2 Wawancara Pelaksanaan wawancara dengan melakukan tanya jawab dengan pimpinan, staf dan karyawan yang terlibat langsung pada kegiatan transaksi online tersebut.
2.18.3 Teknik Pustaka Teknik ini mengguakan buku-buku, diktat, Bulletin Teknis, Brosure, dan bacaan lainya sebagai bahan masukan yang mempunyai sifat teoritis guna menunjang pembuatan profosal kerja praktek.