Bab Ii. Tinjauan Pustaka.pdf

  • Uploaded by: Febri Fadliyansyah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii. Tinjauan Pustaka.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,807
  • Pages: 17
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Bangunan Gedung

Menurut UU nomor 28 tahun 2002, bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Ditinjau dari susunannya, bangunan gedung dapat dibedakan menjadi 2, yaitu bangunan bawah dan bangunan atas. Bangunan bawah yaitu bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah, seperti fondasi dan sloof. Bangunan bawah merupakan konstruksi yang dibuat untuk menahan seluruh bangunan. Bangunan atas yaitu bagian bangunan yang terletaak di atas permukaan tanah, seperti kolom, balok, slab dan atap.

Gambar 1. Bagan bangunan atas dan bangunan bawah

2.1.1 Bangunan Bawah A. Fondasi Fondasi adalah bagian bangunan yang terletak paling bawah, berfungsi sebagai penahan seluruh beban bangunan. Gaya/beban diteruskan ke tanah yang menahan beban tersebut. Jenis-jenis fondasi sebagai penahan bangunan, diantaranya: 1. Fondasi Dangkal Fondasi langsung atau fondasi dangkal (shallow foundation), digunakan bila lapisan tanah padat dengan daya dukung cukup besar, letaknya tidak dalam. Dasar fondasi dangkal selain harus terletak di atas tanah padat, juga harus terletak di bawah lapisan-lapisan tanah yang masih di pengaruhi oleh iklim, antara lain gerusan erosi, susut muai atau retak-retak pada tanah liat di musim kemarau. Karena itu, kedalaman dasar fondasi minimal 0,80 m sampai 1 m di bawah permukaan tanah (Gunawan Rudi, 1994). Fondasi langsung dapat dibuat dari pasangan batu kali atau batu bata, beton/beton bertulang, tetapi yang terbanyak digunakan ialah batu kali, karena pasangan batu kali murah, awet dan daya dukungnya besar. Fondasi batu kali dibuat dari susunan batu kali belah yang dieratkan dengan adukan pasir yang dicampur dengan semen. Batu kali dapat dibuat menjadi fondasi setempat atau fondasi titik. Selain itu, fondasi batu kali dapat dibuat menerus jika tanah menerima beban yang rata.

3

Gambar 2. Fondasi batu kali 2. Fondasi Dalam Fondasi tiang disebut fondasi dalam (deep foundation), digunakan bila lapisan tanah dengan daya dukung yang cukup kuat, terletak jauh di bawah permukaan tanah. Fondasi tiang dapat dibuat dari tiang-tiang kayu, baja, beton bertulang atau beton pratekan. Ukuran panjang tiang tidak boleh lebih dari 45 kali diameternya, dan beban tiang-tiang tidak boleh melebihi daya dukungnya. Bila digunakan tiang-tiang pancang, maka kepala dan ujung tiang harus dijaga jangan sampai rusak oleh pekerjaan pemancangan. Bila digunakan tiang-tiang dari beton bertulang atau beton pratekan yang tidak dicor ditempat, maka tiang-tiang ini harus cukup kuat pula untuk diangkut dan dikerjakan (Gunawan Rudi, 1994). Fondasi tiang pancang dibuat untuk menahan beban yang berat pada suatu bangunan bertingkat rendah, sedang atau tinggi. Fondasi ini dapat dibuat dari batang kayu, baja berbentuk H atau beton berbentuk segitiga, segiempat maupun bulat dengan panjang antara 4 sampai 12 m (dapat disambung sesuai pilihan). Mengingat besarnya bangunan, tiang-tiang (kolom bangunan) dapat dibuat satu, dua, tiga atau lebih fondasi tiang pancang yang masing-masing diikat dengan poor (pile cap). Kemudian dihubungkan dengan sloof ke titik kolom yang lain (Tangoro Dwi et al, 2005).

Gambar 3. Potongan tiang pancang poor/pile cap B. Sloof Beban bangunan dapat disalurkan ke tanah dengan perantara fondasi. Untuk memperkuat daya dukung fondasi, maka diperluakan, bagian yang dapat meyebarkan beban tersebut ke seluruh fondasi yang menerus. Bagian tersebut disebut sloof. Sloof dapat dibuat dari beton atau dari bata yang dipasang tegak berjejer (disebut bata rolag, hanya dapat menahan beban yang ringan). Sloof, selain

4

dapat menahan beban langsung dari atas juga dapat berfungsi sebagai pengikat antara pile cap (Tangoro Dwi et al, 2005).

(a)

(b)

Gambar 4. (1) Sloof pada fondasi batu kali; (2) Sloof pada fondasi beton

2.1.2 Bangunan Atas A. Kolom Kolom adalah suatu unsur penguat vertikal pada bangunan. Kolom dapat dibedakan berdasarkan fungsinya: - Kolom penguat atau sering disebut sebagai kolom praktis, yaitu suatu kolom yang dibuat dari beton dengan campuran antara semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5 dengan tulangan baja praktis (tidak memerlukan perhitungan struktur). Berukuran 13 x 13 cm 2, dipasang sebagai penguat pada pasangan dinding bata dengan luas tidak lebih dari 9 – 11 m2, di tempat sudut pertemuan, persilangan dan pengakhiran. - Kolom struktur, yaitu kolom yang dibuat berdasarkan suatu perhitungan oleh ahli struktur .

Gambar 5. Kolom praktis pada dinding bata Bangunan yang tidak bertingkat maupun yang bertingkat mempunyai beban, baik beban mati maupun beban hidup. Beban tersebut disalurkan oleh kolom konstruksi/kolom struktur untuk diteruskan ke fondasi. Kolom struktur menerima beban dari atas berupa beban balok, kolom, dinding dan lantai yang ada diatasnya. Kolom yang membawa beban dari bagian atas akan bertemu dengan balok-balok lantai dan bersama-sama disalurkan ke kolom di bawahnya. Besar dan tingginya kolom ditentukan oleh jarak bentangan pada bangunan diatasnya. Tinggi ruangan juga akan menentukan besar tekukannya dan ini akan menentukan jumlah tulang dan pemasangan beugel (tulang yang melintang). Kolom struktur dapat dibuat dari beberapa bahan, disesuaikan dengan bahan struktur bangunannya, seperti kolom beton untuk struktur bangunan beton, kolom baja untu skturktur bangunan baja, dan kolom kayu untuk kolom struktur bangunan kayu. Khusus untuk struktur

5

bangunan baja dan kayu, dalam hubungannya dengan fondasi, sloof, kolom dan balok, memerlukan sistem sambungan baja dan sambungan kayu (Tangoro Dwi et al, 2005).

Gambar 6. Kolom-kolom konstruksi B. Ring Balk Ring balk atau biasa disebut dengan balok ring adalah konstruksi balok yang berfungsi untuk mengikat kolom satu dengan lainnya pada bagian ujung atas tiap-tiap kolom. Ring balk juga berfungsi untuk mengikat dan menjaga kestabilan pasangan dinding pada bagian atasnya. Pada kondisi tertentu, ring balk juga berfungsi sebagai penumpu rangka atap, misalnya pada bangunan yang menggunakan rangka atap baja ringan dimana konstruksi truss atau rangka baja ringan hampir semuanya menumpu pada ringbalk (Prihatno Bowo, 2010). Pemasangan ring balk maksimum 4 meter dari sloof, idealnya 3 meter, dimensi ring balk yang biasa digunakan adalah lebar 15 cm tinggi 15 cm dengan tulangan pokok (besi beton) 4 - 8 mm. C. Slab Slab/plat lantai adalah alas dari suatu ruangan atau bangunan. Fungsi utama plat lantai adalah sebagai dasar ruangan, yang dapat menahan semua beban diatasnya. Lantai bangunan yang paling sederhana adalah tanah. Lantai tingkat dapat dibuat dari bahan yang sesuai dengan struktur bangunannya. Bahan-bahan tersebut diantaranya: 1. Bahan utama - Struktur bangunan dari beton : bahan lantai dari beton. - Struktur bangunan dari baja: bahan lantai dari baja dan beton. - Struktur bangunan dari kayu: bahan lantai dari kayu. 2. Bahan finishing Bahan penyelesaian akhir pada umumnya berupa petak-petak yang disebut ubin, marmer, keramik, karpet, parket dan lain-lain D. Atap Atap adalah unsur bangunan yang terletak di bagian paling atas suatu bangunan. Fungsi utama atap adalah sebagai penahan/pelindung dari panas matahari, air hujan dan hembusan angin. Fungsi lainnya adalah untuk keindahan dan penyesuaian lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat atap adalah - bahan alam/organik, seperti daun yang dianyam, ranting, kayu, dan batu alam. - bahan buatan, seperti genteng tanah liat, genteng keramik, dan beton. - bahan buatan dari pabrik, seperti seng, asbes, plastik, tegola, baja, aluminium, dan lain-lain.

6

Struktur atap baja mempunyai sudut kemiringin yang besarnya lebih dari 10 0, tepatnya minimal 15% kemiringan untuk dapat mengalirkan air hujan (ditentukan juga oleh bahan penutupnya). Konstruksi atap baja menggunakan bahan utama baja, yaitu baja I (portal) dan baja L (siku) dengan menggunakan alat sambung berupa las dan mur baut. Konstruksi ini banyak digunakan pada bangunan bentang pendek maupun bentang lebar dengan menggunakan baja I (portal) dan baja L (siku). Sistem konstruksi bahan baja L (siku), akan terjadi baja yang bekerja sebagai penekan dan bekerja sebagai penarik. Untuk memberikan kekuatan konstruksi baja pada baja yang bekerja sebagai penarik dan penekan, digunakan baja L (siku) rangkap. Untuk baja yang netral hanya dipasang baja tunggal.

Gambar 7. Beberapa contoh struktur atap baja

2.2

Pemodelan

Pemodelan adalah rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, konsep yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Model yang akan dibuat dapat digolongkan menjadi: pemodelan dua dimensi (2D), pemodelan tiga dimensi (3D) dan pemodelan empat dimensi (4D).

2.2.1 Pemodelan 2D (Dua Dimensi) Pemodelan dua dimensi merupakan bentuk dari benda yang memiliki panjang dan lebar. Penggambarannya hanya pada titik koordinat sumbu x dan sumbu y. Program aplikasi diantaranya Corel Draw, Adobe Photoshop, dan lain sebagainya.

2.2.2 Pemodelan 3D (Tiga Dimensi) Melihat objek secara tiga dimensi berarti melihat objek dalam bentuk sesungguhnya. Penggambaran 3D akan lebih membantu memperjelas maksud dari rancangan objek karena bentuk sesungguhnya dari objek yang akan diciptakan divisualisasikan secara nyata. Pemodelan 3D adalah prosedur pengembangan model tiga dimensi menggunakan perangkat lunak khusus. Prosedur ini dilakukan sebagai proses untuk menciptakan sebuah model yang mewakili objek sebenarnya secara tiga dimensi. Objek yang dibuatkan modelnya bisa berupa objek hidup ataupun benda mati. Penggambaran 3D merupakan pengembangan lebih lanjut dari penggambaran 2D. Sebuah model tiga dimensi dibuat dengan menggunakan sejumlah titik dalam ruang 3D, yang dihubungkan dengan berbagai data geometris seperti garis, bidang datar, dan permukaan melengkung yang menghasilkan bentuk tiga dimensi utuh menyerupai objek yang dijadikan model. Program aplikasi 3D diantaranya Corel 3D, Autocad, 3D Studio Max, ArchiCad dan sebagainya.

7

2.2.3 Pemodelan 4D (Empat Dimensi) Pemodelan 4D memberikan cara yang lebih cepat dan lebih efektif menyampaikan informasi antar pihak proyek yang berkepentingan. Salah satu informasi yang disampaikan adalah scheduling (jadwal pelaksanaan) konstruksi, sehingga informasi bagaimana bangunan akan dibangun hari demi hari dapat terlihat. Program aplikasi 4D diantaranya Tekla Structures dan Autodesk Revit.

2.3

Building Information Modeling (BIM)

2.3.1 Pengenalan Building Information Modeling BIM atau yang biasa disebut Intregrated Project Delivery (IPD) adalah suatu permodelan untuk desain, pelaksanaan dan penyampaian desain bangunan dengan kolaborasi, penyatuan dan pengorganisasian tim yang produktif dari suatu sistem pengendalian pelaksanaan proyek. Pembangunan di masa sekarang ini mengharapkan kontribusi dari semua anggota tim yang dilandasi dengan prinsip kepercayaan, proses yang transparan, kolaborasi yang efektif, keterbukaan penyebaran informasi, kesuksesan tim yang menuju kesuksesan proyek, penyebaran risiko dan penghargaan, penentuan keputusan berdasarkan nilai dan pekerjaan yang kapabilitas dan dukungan teknologi. Hasil akhirnya adalah kesempatan untuk mendesain, membangun dan pengoperasian seefisien mungkin. Tujuan dari diciptakannya suatu sistem Intregrated Project Delivery adalah untuk mengurangi kesalahan, kerusakan dan biaya saat keseluruhan pelaksanaan desain, konstruksi dan proses pelaksanaan (Rizki Aniendhita, 2010). Menurut Roginski Daniel (2011), BIM merupakan proses inovatif dan efisien pengembangan informasi bangunan yang menggunakan model bangunan digital dan teknologi informasi. Menurut Eastman et al (2008), menjelaskan BIM sebagai salah satu perkembangan paling menjanjikan dalam arsitektur, industri teknik dan konstruksi. Dengan teknologi BIM, sebuah model virtual akurat bangunan akan dibangun secara digital. Ketika selesai, model yang dihasilkan mengandung geometri yang tepat dan data relevan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan konstruksi, fabrikasi dan pengadaan yang diperlukan untuk mewujudkan bangunan. Proses akhir dari pemodelan tiga dimensi bangunan memiliki kualitas tinggi yang dihasilkan dari BIM. Jika kontraktor hanya menggunakan pemodelan untuk lebih mengkomunikasikan konsep BIM dalam model 3D dan tidak menggunakan informasi lebih lanjut, maka disebut sebagai BIM “Hollywood”. Kontraktor dapat menggunakan konsep ini untuk memenangkan pekerjaan (Hergunsel Mehmet, 2011). Terkadang BIM digunakan secara internal hanya dalam satu organisasi proyek dan tidak dibagi kepada seluruh organisasi proyek. Hal ini disebut “lonely”. Sebagai contoh, sebuah perusahaan arsitektur dapat memutuskan untuk merancang BIM dan menggunakannya untuk visualisasi dan analisis energi. Perusahaan arsitek memiliki kolaborasi internal. Namun, arsitek dapat memutuskan untuk menyediakan gambar-gambar dalam dua dimensi dan membatasi akses BIM. Hal ini akan menghambat manajer konstruksi (MK), kecuali MK menciptakan model baru. Manajer konstruksi dapat menggunakan BIM dalam menentukan jumlah pekerjaan untuk mempersiapkan estimasi biaya. Selanjutnya MK dapat memberikan rendering gambar tiga dimensi. Jadwal BIM yang terintegrasi dikenal dengan BIM 4D (empat dimensi), dapat digunakan untuk pemodelan, analisis, keamanan dan untuk menyiapkan rencana logistik. Sehingga, MK dapat menggunakan BIM untuk mengkoordinasikan pekerjaan dengan subkontraktor, memperbarui jadwal dan biaya, serta dapat merubah as built drawing kepada owner.

8

Telah banyak penggunaan BIM dalam proyek konstruksi, seperti pada tahap perencanaan (preconstruction), tahap desain, tahap konstruksi dan tahap pasca kontruksi. Penggunaan BIM secara primer dan skunder pada proyek konstruksi disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Penggunaan BIM pada siklus pekerjaan pembangunan gedung (Hergunsel, 2011)

2.3.2 Kelebihan Building Information Modeling Keuntungan menggunakan BIM pada konstruksi adalah kualitas tinggi dan dokumentasi akurat dari proses konstruksi, perbaikan manajemen konstruksi, meningkatkan interaksi antara arsitek, insinyur dan kontraktor, memungkinkan pra-fabrikasi dari berbagai komponen konstruksi untuk meminimalkan siklus hidup desain (Ezine Articles, 2012). Penggunaan BIM dapat memberikan keuntungan yang besar. Disajikan dalam Gambar 9, 41% responden menyatakan bahwa penggunaan BIM meningkatkan profitabilitas proyek. Pengguna BIM lain mungkin tidak merasakan perubahan profitabilitas proyek dan berpikir bahwa keuntunngan BIM kecil. Secara keseluruhan, pengeluaran biaya awal penggunaan BIM cukup mahal karena dibutuhkan teknologi pendukungnya Namun, penggunaan BIM dapat memberikan keuntungan yang meningkat, menurunkan biaya dan dapat melakukan penjadwalan proyek konstruksi.

Gambar 9. Pengaruh penggunaan bim pada profitabilitas proyek (Becerik-Gerber, 2010)

9

BIM adalah representasi evolusi digital dari model 2D menjadi model 3D dan bahkan menjadi model 4D (penjadwalan) dan model 5D (estimasi biaya) dengan menggunakan database yang tersedia selama siklus bangunan. Model 3D merupakan perwakilan dari lebar, panjang dan tinggi suatu benda. Model 4D, menambahkan dimensi keempat yaitu jadwal proyek dengan model 3D. Sebuah model 4D BIM menghubungkan elemen 3D dengan timeline pengiriman proyek untuk memberikan sebuah simulasi virtual dari proyek di lingkungan 4D. Model 5D, menghubungkan data biaya dengan daftar kuantitas yang dihasilkan dari model 3D, sehingga memberikan estimasi biaya yang lebih akurat. Salah satu tujuan utama dari teknologi BIM adalah untuk mendukung semua proses dimulai dari tahap pra-konstruksi berlanjut sampai tahap pemeliharan pada siklus hidup seluruh bangunan. Kelebihan penggunaan BIM dari setiap tahap pembangunan proyek adalah: 1. Tahap Pra-Konstruksi Dalam tahap pra-konstruksi owner mencoba untuk menentukan/mengestimasi ukuran proyek sesuai dengan anggaran proyek yang tersedia. Estimasi proyek pada tahap ini masih terbilang sangat kasar. Dengan menggunakan BIM, perkiraan model bangunan dapat dihubungkan dengan database dan biaya harga proyek yang akan dihitung langsung. Dalam tahap awal, hanya menggunakan skema model dan berfungsi untuk mengevaluasi fungsi bangunan. Hal ini dapat mendefinisikan arah pengembangan proyek tepat di tahap awal yang dapat meningkatkan kualitas keseluruhan bangunan. 2. Tahap Desain Pada tahap desain merupakan kolaborasi tim konstruksi dengan insinyur, arsitek dan owner. Pada tahap ini BIM harus segera dilaksanakan. Jika arsitek hanya menyediakan gambar 2D, maka manajer konstruksi harus mengubah gambar 2D menjadi gambar 3D. Upaya koordinasi manajer konstruksi dan kontraktor bertujuan untuk mengurangi kesalahan desain dan untuk lebih memahami pekerjaan yang akan dilakukan. 3. Tahap Konstruksi dan Fabrikasi Pada tahap ini menggunakan model 4D yang bertujuan untuk mensimulasikan proses konstruksi, memvisualisasikan bagaimana bangunan akan dibangun hari demi hari dan untuk menemukan potensi masalah yang dihadapi sehingga dapat dilakukan perbaikan. Teknologi BIM memungkinkan mengidentifikasikan bentrokan sebelum konstruksi berlangsung, sehingga dapat mempercepat proses konstruksi, mengurangi risiko penaikan biaya proyek akibat bentrokan dan diperlukan solusi untuk memperbaiki kesalahan. Selama konstruksi mungkin akan muncul perubahan desain, sehingga memperbaharui perkiraan biaya dan jadwal pelaksanaan. Teknologi BIM dapat memfasilitasi proses fabrikasi. Elemen 3D dari model dapat dikirim ke pabrik-pabrik elemen proses produksi secara otomatis. 4. Tahap Pemeliharaan Model BIM penuh dengan informasi yang dapat berguna untuk membangun proses operasi. Hal ini dapat mendukung monitoring sistem kontrol proyek.

2.3.2 Aplikasi Program Building Information Modeling Ada banyak program pendukung dari penggunaan Building Information Modeling. Tabel 1. berikut akan disebutkan aplikasi program dari BIM dan fungsi utama masing-masing. Daftar ini mencakup MEP, struktural, arsitektur. Beberapa program ini mampu melakukan penjadwalan pekerjaan dan estimasi biaya.

10

Tabel 1. Aplikasi program dari BIM (Reinhardt, 2009) Product Name Cadpipe HVAC

Manufacturer AEC Design Group

Revit Architecture

Autodesk

AutoCAD Architecture

Autodesk

Revit Structure

Autodesk

Revit MEP AutoCAD MEP AutoCAD Civil 3D Cadpipe Commercial Pipe

Autodesk Autodesk Autodesk AEC Design Group

Dprofiler

Back Technology

Bentley BIM Suite (MicroStation, Bentley Architecture, Structural, Mechanical, Electrical, Generative Design) Fastrak SDS/2 Fabrication for AutoCAD MEP Digital Project Digital Project MEP Systems Rounting ArchiCAD MEP Modeler HydraCAD AutoSPRINK VR FireCad

Bentley Systems

Primary Function 3D HVAC Modeling 3D Architectural Modeling and Parametric Design 3D Architectural Modeling and Parametric Design 3D Architectural Modeling and Parametric Design 3D Detailed MEP Modeling 3D MEP Modeling Site Development 3D Pipe Modeling 3D Conceptual Modeling with RealTime Cost Estimating 3D Architecture, Structural, Mechanical, Electrical, and Generative Components Modeling\

CSC (UK) Design Data East Cost CAD/CAM

3D Structural Modeling 3D Detailed Structural Modeling 3D Detailed MEP Modeling

Gehry Technologies

CATIA based BIM System for Architectural, Design, Engineering, and Construction Modeling

Gehry Technologies

MEP Design

Graphisoft Graphisoft Hydratec M.E.P CAD Mc4 Software

3D Architectural Modeling 3D MEP Modeling 3D Fire Sprinkler Design and Modeling 3D Fire Sprinkler Design and Modeling Fire Piping Network Design and Modeling 3D Detailed MEP Modeling 3D Architectural Modeling 3D Detailed MEP Modeling

CAD-Duct Vectorworks Designer Duct Designer 3D, Pipe Designer 3D

Micro Application Nemetschek QuickPen International

RISA

RISA Technologies

Tekla Structure Affinity

Tekla Trelligence

Vico Ofice

Vico Software

Power Civil Site Design, Site Planning

Bentley Systems Eagle Point

Full suite of 2D and 3D Structural Design Application 3D Detailed Structural Modeling 3D Model Application for Early Concept Design 5D Modeling which can be used to Generate cost and Schedule Data Site Development Site Development

Dari berbagai jenis program program aplikasi BIM yang digunakan untuk menggambar struktural dan MEP, program Tekla Structures, Bentley dan Autodesk Revit merupakan aplikasi BIM secara 4D (empat dimensi) yang dapat melakukan pemodelan dan manajemen konstruksi. Pada Tabel 2. terdapat jenis-jenis software yang digunakan pada bidang MEP.

11

Tabel 2. Jenis software pendukung pada MEP (Reinhardt, 2009) Product Name Cadpipe Commercial Pipe Revit MEP

Manufacturer AEC Design Group Autodesk

SDS/2

Design Data

Fabrication for AutoCAD MEP CAD-Duct Duct Designer 3D, Pipe Designer 3D

East Coast CAD/CAM Micro Application Packages QuickPen Internationa

Tekla Structures

Tekla

2.4

Primary 3D Pipe Modeling 3D Detailed MEP Modeling 3D Detailed Structural Modeling 3D Detailed MEP Modeling 3D Detailed MEP Modeling 3D Detailed MEP Modeling 3D Detailed Structural Modeling

Tekla Structures

2.4.1 Pengenalan Tekla Structures Tekla Corporation didirikan di Finlandia pada tahun 1966 dan memiliki kantor pusat di Espoo, Finlandia, sedangkan kantor cabang dari Tekla Corporation berada di Swedia, Denmark, Jerman dan Amerika Serikat. Tekla memiliki penjualan bersih sebesar hampir 58 juta euro pada tahun 2010. Perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 500 orang dan memiliki pelanggan di sekitar 100 negara (Tekla, 2012). Tekla corporation memiliki empat jenis software berdasarkan fungsi pekerjaan yang dihadapi, diantaranya Tekla Stuctures untuk pekerjaan struktur, Tekla XCity untuk arsitektur, Tekla XPipe untuk perpipaan, dan Tekla XPower untuk bagian elektrikal. Tekla Structures awalnya dikenal sebagai Tekla X-Steel di pertengahan tahun 1990 (Jiang Xinan, 2011). Tekla X-steel hanya terfokus pada perencanaan bangunan baja. Versi ini berkembang sampai versi 9. Untuk versi selanjutnya Tekla Corporation sebagai pengembang program ini memperluas kemampuan Tekla Structures dengan menambah fitur untuk pemodelan, analisis, desain dan detailing struktur beton bertulang, Tekla adalah aplikasi Building Information Modelling yang dikembangkan oleh Tekla Corporation untuk keperluan perhitungan dan rekayasa struktur termasuk juga fitur-fitur komprehensif yang bisa digunakan bagi para detailer, fabricator, manufaktur dan constructor. Modul untuk keperluan manajemen konstruksi juga sudah ditambahkan pada software ini. (Khemlani, 2008). Software ini merupakan program bantu yang sangat canggih dan mampu mempersingkat proses delivery desain, pendetailan, proses manufaktur atau fabrikasi dan manjemen konstruksi.

Gambar 10. Kolaborasi antar pihak yang terlibat dalam proyek (Tekla.com)

12

Dari Gambar 10 kita dapat melihat bahwa Tekla merupakan program bantu dengan kemampuan yang komplit. Tekla dapat membantu penyelesaian suatu proyek mulai dari proses perencanaan (pemodelan, analisa struktur, pendetailan), hingga proses pelaksanaan (fabrikasi, dan manajemen kontruksi). Dengan kemampuan yang lengkap tersebut menjadikan penyelesaian proyek akan menjadi lebih cepat. Tidak mengherankan jika ribuan lisensi software ini sudah digunakan oleh perseorangan dan perusahaan di seluruh dunia demi mendapatkan produk rekayasa engineering yang berkualitas dan cepat untuk memuaskan pelanggannya (Yanuarini Erlina, 2011).

2.4.2 Kelebihan Tekla Structures Software ini dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan- permasalahan model struktur. Tekla Structure adalah software pemodelan multi-material dan multi-proses. Kita dapat menentukan dan menganalisa dalam suatu model 3D yang serupa, memperbaiki secara akurat semua pekerjaan struktur. Semua perubahan secara otomatis update sewaktu-waktu dilakukan revisi. Pemodelan dengan waktu singkat dan kemampuan mengoperasikan memberikan hasil manajemen proyek yang efisien. Dan yang paling hebatnya, Tekla Structures sungguh mudah digunakan dan dikuasai. (Yanuarini Erlina, 2011). Menurut Jian Xinan (2011) Tekla Corporation mengembangkan Server Multiuser, sehingga dapat mendukung maksimum 40 pengguna beroperasi secaara bersamaan. Format yang didukung oleh Tekla Structures adalah IFC, DWG, CIS/2, DSTV, SNDF, DGN dan DXF, sehingga Tekla Structures dapat digabungkan dengan aplikasi-aplikasi yang sudah ada. Software ini terhubung dengan berbagai jenis sistem melewati Tekla Open API. IFC, CIS/2, DSTV dan SDNF merupakan contoh format biasa yang didukung oleh Tekla Structures, sedangkan DWG, DGN dan DXF merupakan contoh dari format yang sudah jadi hak milik yang didukung oleh Tekla Structures.

2.4.3 Elemen-Elemen Pada Tekla Structures A. Area Kerja Tekla Structures Area kerja Tekla Structures adalah tempat penentuan area kerja agar sesuai dengan situasi tertentu, misalnya hanya terfokus pada daerah tertentu dari model. Menentukan area kerja membuatnya lebih cepat dan lebih mudah untuk bekerja dengan model. Objek yang berada di luar area kerja masih ada, tetapi tidak terlihat.

Gambar 11. Area kerja Tekla Structures B. Grid Grid adalah pemodelan bantuan model tiga dimensi dari bidang horisontal dan vertikal. Tujuanya untuk mempermudah proses pembuatan model dan sebagai titik as tulangan. Pengaturan

13

grid dilakukan dengan menentukan jumlah, jenis dan ukuran dari koordinat x, y dan z. Pembuatan grid dalam tekla dapat dibuat lebih dari satu grid, misalnya grid skala besar untuk seluruh struktur dan grid yang lebih kecil untuk beberapa bagian rinci. Bagian-bagian grid pada Tekla Structures ada tiga bagian, diantaranya: 1. Grid Origin, Titik dimana nilai nol dari masing-masing sumbu koordinat berpotongan. 2. Grid Line Extentions, Menentukan sejauh mana garis grid memperpanjang di setiap arah. 3. Grid Labels, Nama dari garis grid.

Gambar 12. Bagian-bagian grid C. Toolbar Toolbar adalah kumpulan objek elemen-elemen konstruksi siap pakai yang dibutuhkan dalam membuat gambar rancangan secara cepat. Toolbar berisi tombol yang memberikan akses mudah ke beberapa perintah yang sering paling sering digunakan. Sebagai contoh, toolbar “General” seperti yang disajikan pada Gambar. 13 (a), berisi perintah-perintah dasar untuk membuat, membuka dan menyimpan model, mencetak, menyalin dan memindahkan model. Contoh lain adalah toolbar “Drawing Object” seperti yang disajikan pada Gambar 13 (b), berisi perintah untuk melakukan dimensioning.

(a)

(b)

Gambar 13. (a) Toolbar general ; (b) Toolbar dawing object D. Properties Properties adalah salah satu aplikasi tekla yang berisi koleksi karakteristik dari setiap item objek. Properties terdiri dari nama, profil, material dan sebagainya. Material yang dapat digunakan adalah beton dan baja yang disajikan dalam Gambar. 14 yaitu jenis dari masing-masing material besi dan baja. Dalam tekla, bentuk profil dari suatu objek sangat bervariasi dan ukuran dari masing-masing profil dapat diatur sesuai kebutuhan. Bentuk profil disajikan pada Gambar 15.

14

Gambar 14. Jenis material

Gambar 15. Bentuk profil E. Component Catalog Digunakan untuk mempermudah pengguna dalam proses pemodelan, misalnya database material, jenis dan bentuk profil, komponen-komponen balok pun dapat dimodelkan dengan memasukkan angka pada parameter-parameternya.

Gambar 16. Bagian-bagian component catalog

15

Dari Gambar 16. menunjukan bagian-bagian dari Component Catalog dengan penjelasan dibawah ini yaitu: 1. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan. 2. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan berdasarkan folder yang telah tersedia. 3. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan berdasarkan rincian yang telah tersedia. 4. Untuk mencari komponen yang dibutuhkan berdasarkan thumbnail. 5. Menampilkan/menyembunyikan deskripsi komponen. 6. Membuat komponen menggunakan alat komponen yang terakhir digunakan. 7. Klik dua kali nama untuk mengatur properti dan membuat komponen. 8. Mendeskripsikan komponen. 9. Komponen custom memiliki simbol kuning. 10. Komponen sistem memiliki simbol biru. 11. Untuk mengurutkan kolom. F. Model Organizer Model organizer digunakan untuk mengelola pemodelan dan melihat perbedaan bagian serta jenis objek dalam model. Sehingga model organizer dapat mengklasifikasikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Keunggulan dari model organizer adalah dapat membagi model besar menjadi bagian-bagian kecil yang dikategorikan berdasarkan jenis objek. G. Task Manager Task manager digunakan untuk menggabungkan data time schedule pelaksanaan ke dalam struktur 3D dan untuk mengontrol jadwal pelaksanaan seluruh proyek. Dengan task manager pemodelan dilakukan dengan 4D dan menghasilkan output schedule pelaksanaan proyek. Fungsi task manager adalah membuat, menyimpan dan mengelola tugas-tugas yang dijadwalkan pada proyek, selanjutnya dihubungkan ke objek model. Pengerjaan task manager dapat dilakukan dengan pembuatan tugas-tugas secara langsung dari software Tekla Structures dan dengan mengimpor jadwal pelaksanaan dari program manajemen proyek eksternal seperti Microsoft Office Project atau Primavera P6.

2.4.4 Mode Pengeditan Gambar Pada Tekla Structures A. Split Digunakan untuk memotong objek menjadi dua bagian pada suatu titik. Dapat memotong garis, polyline, lingkaran dan busur. Memotong objek dengan split lebih praktis dan cepat daripada membuat objek baru yang ukuranya disesuaikan kembali. Cara memotong objek dengan split adalah dengan mengklik objek yang akan dipotong, lalu klik edit  split dan pilih titik pada objek untuk menunjukan lokasi yang akan dipotong. Hasil akhir pemotongan dengan split disajikan pada Gambar 17.

Gambar 17. Proses pemotongan

16

B. Mini Toolbar Mini toolbar digunakan untuk mengedit/memodifikasi sifat-sifat objek yang paling umum, seperti nama objek, merotasi objek, mengedit tinggi, tebal objek dan mengedit class (warna) objek. Mini Toolbar muncul di sebelah pointer mouse ketika mengklik suatu objek dalam suatu model.

Gambar 18. Mini toolbar C. Memindahkan Objek Tool paling dasar dalam memodifikasi objek adalah dengan memindahkan objek dari satu tempat ke tempat lain. Cara memindahkan objek yaitu dengan mengklik objek yang akan dipindahkan, klik kananpilih “move”  tempatkan lokasi objek pada lokasi yang diinginkan.

Gambar 19. Langkah memindahkan objek D. Mencerminkan Objek Prinsip mencerminkan objek adalah membuat objek gambar kebalikan pada posisi berlawanan. Cara mencerminkan objek ada 2, yaitu mencerminkan objek langsung dan mencerminkan sekaligus mengopi. Langkah yang dilakukan untuk mencerminkan objek adalah mengklik objek yang akan dicerminkan, klik kanan pilih “move special/copy special”  letakan koordinat yang digunakan sebagai garis cerminan  klik move/copy.

Gambar 20. Langkah mencerminkan sekaligus mengopi objek

2.5

Manajemen Proyek

2.5.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi yang telah

17

ditentukan. Yang dimaksud dengan proses adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi (Soeharto, 1999). Proyek bermakna sebuah pekerjaan besar yang kemungkinannya tidak akan terulang dalam jangka waktu yang singkat. Suatu kesalahan akan sangat mahal, sehingga sangat diinginkan melaksanakan tahap demi tahap tanpa adanya kesalahan. Manajemen proyek adalah cara mengontrol, mengorganisir dan mengelola sumber daya maupun penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek. Manajemen proyek merupakan seni mengontrol selama proyek, dari sejak dimulai sampai selesai. Manajemen proyek terbagi menjadi bagian-bagian ilmu yaitu project scope management, project time management, project cost managment, project quality management, project human resources management, project communications management, project risk management, project procurement management dan project integration management (Project Management Institute, 1996). Manajemen waktu proyek (project time management) adalah proses merencanakan, menyusun dan mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian suatu proyek. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars, 1991).

2.5.2 Penjadwalan (Schedule) Jadwal waktu kegiatan merupakan urutan kerja proyek yang berisi jenis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu dimulai dan diakhiri suatu pekerjaan Dengan adanya jadwal waktu maka dapat diketahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan. Tujuan dari pembuatan jadwal antara lain: a. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan untuk memudahkan melakukan pekerjaan agar berjalan dengan lancar dan efektif. b. Untuk memperkirakan alokasi sumber daya yang hasrus disediakan, agar proyek berjalan lancar dan efektif. c. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan, sehingga jika ada keterlambatan dapat segera diketahui untuk diambil tindakan penanggulangan. d. Agar terget lamanya waktu yang ditentukan pemilik dapat terpenuhi. Schedule dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule. Master Schedule berisikan kegiatan-kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk level excecutive management, sedangkan Detailed Scheduled merupakan bagian dari Master Scheduled yang berisikan detail dari kegiatan-kegiatan utama yang dibantu untuk membantu para pelaksana dalam pengerjaan di lapangan. Macam-macam dari schedule dapat dibagi menjadi dua yaitu Bagan Balok dan Jaringan Keja (CPM). Dimana keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti dijelaskan di bawah ini: 1. Bagian Balok (Bar/Gantt Chart) Metode bagan balok diperkenalkan oleh H.L Gantt, dengan tujuan mengidentifikasi unsur dan urutan dalam merencanakan urutan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian dan pada saat pelaporan. Bagan balok mudah dibuat dan dipahami sehingga berguna sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Penggunaan metode bagan balok ssangat terbatas karena mempunyai kelemahan-kelemahan seperti tidak menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan yang

18

lain sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek, sukar mengadakan perbaikan atau pembaharuan (updating) karena umumnya harus dilakukan dengan membuat bagan balok baru, selain itu juga tidak cocok untuk proyek yang berukuran sedang dan besar atau yang bersifat kompleks disebabkan kurangnya kemampuan penyajian secara sistematis karena menyusun sedemekian besar jumlah kegiatan yang mencapai puluhan ribu dan memiliki keterkaitan antara satu kegiatan dengan lainnya (Ardani, 2009). 2. Jaringan Kerja (CPM) CPM merupakan penyempurnaan dari metode bagan balok yang akan menjawab pertanyaanpertanyaan seperti berapa lama kurun waktu penyelesaian proyek tercepat, kegiatan mana yang bersifat kritis dan non kritis, dan lain-lain. CPM diperkenalkan pertama kali oleh ahli matematika dari perusahaan DU-Pont bekerja sama dengan Rand Corporation dibantu oleh team engineer. Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukan kurun waktu penyelesaian proyek tercepat (Ardani, 2009).

19

Related Documents


More Documents from "LatifahAlfiani"

10.pdf
June 2020 10
Daftar Pustaka.docx
June 2020 10
01. Cover A3.doc
June 2020 21
Daftar Gambar.doc
October 2019 18
Daftar Isi.docx
June 2020 9