BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koriokarsinoma Koriokarsinoma merupakan keganasan yang berasal dari trofobalas plasenta. Menurut Budiana dan Nyoman (2009), koriokarsinoma bersifat sangat agresif dalam hal penyebaran secara hematogen. Mola hidatosa, bentuk jinak dari penyakit trofoblas gestasioanl, sering mengalami perubahan menjadi bentuk ganasnya yaitu koriokarsinoma. Mola hidatidosa komplit yang mengalami transformasi menjadi koriokarsinoma berada pada 50% kasus, sisanya berasal dari abortus, kehamilan normal dan kehamilan ektopik. Sebagian besar kasus koriokarsinoma ditemukan pada wanita muda dengan paritas rendah atau bahkan nulipara. Hal ini sangat mempengaruhi kemungkinan fertilitas penderita khususnya pada koriokarsinoma stadium lanjut dimana memerlukan tindakan histerektomi. Koriokarsinoma merupakan kasus keganasan yang menjadi beban pelayanan kesehatan oleh karena angka insiden yang tinggi, pembiayaan yang mahal dan prognosis yang buruk apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Koriokarsinoma ini sering terjadi pada usia 14-49 tahun dengan rata-rata 31,2 tahun. Penatalaksanaan koriokarsinoma yang tepat akan mempertahankan fungsi reproduksi, mengingat insiden koriokarsinoma banyak terjadi pada usia reproduksi. Koriokarsinoma sangat jarang terjadi pada wanita postmenopause sehingga harus dipertimbangkan diagnosis banding dengan perdarahan postmenopause serta diferensiasi trofoblas pada karsinoma endometrium. Deteksi dini koriokarsinoma diperlukan sedini mungkin untuk menghindari tindakan operasi terhadap organ reproduksi yang masih aktif, selain itu pemberian kemoterapi memiliki harapan kesembuhan yang tinggi denganangka keberhasilan mencapai hampir 100% (Budiana and Nyoman, 2009, Evsen et al, 2012, Desai et al., 2010). Koriokarsinoma dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu gestasional dan non gestasional. Menurut Desai et al. (2010), koriokarsinoma gestasional sebagian kasusnya terjadi pada wanita usia reproduksi sedangkan koriokarsinoma non gestasional muncul dari sel germinal atau difernsiasi sel trofoblas dalam endometrium karsinoma. Koriokarsinoma merupakan bagian dari tumor trofoblastik gestasional (TTG). Klasifikasi TTG dibagi menjadi tiga berdasarkan histopatologis, yaitu: Mola invasif, Koriokarsinoma, Placental Site Trophoblastic Tumour (PSTT) (Suwiyoga and Winata, 2015). Koriokarsinoma dapat berkembang di berbagai keadaan. Koriokarsinoma dapat berkembang pada berbagai kondisi seperti intra atau ekstrauterin pada kondisi kehamilan dan disebut sebagai koriokarsinoma gestasional koriokarsinoma berasal dari sel germinal dalam gonad atau garis tengah gonad ekstra (mediastinum, retroperitonium dan kalenjar pineal) dan diklasifasikan sebagai jenis tumor sel germinal, koriokarsinoma dapat terjadi pada organ parenkim, seperti paru-paru, dan gastro intestinal, keadaan ini berkaitan dengan karsinoma dengan diferensiasi buruk (Cheung, 2009). 2.1.1 Sel Trofoblas Plasenta
Perkembangan plasenta tergantung dari differensiasi dan invasi dari trofoblas. Selama proses diferensiasi dan invasi, sel trofoblas secara cepat membelah untuk membentuk hubungan antara ibu dan embrio sedangkan sub populasi trofoblas yang lain melakukan invasi pada desidua untuk melakukan remodelling arteri spiralis dan meningkatkan aliran darah ke plasenta. Sifat permeabilitas dasar dari monolayers bewo menunjukkan bahwa sel-sel tumbuh pada mendukung permeabel dapat diperiksa sebagai nyaman dalam sistem vitro untuk mengevakuasi beberapa mekanisme transportasi transplasenta (Liu et al., 1997). Koriokarsinoma dapat berasl dari trofoblas previllus saat implantasi atau dari permukaan villus plasenta (Budiana and Nyoman, 2009). Meskipun pasien-pasien dengan koriokarsinoma paling sering menunjukkan gejala perdarahan abnormal pervaginam, koriokarsinoma yang tidak didahului oleh kehamilan mola seringkali tidak dicurigai sebelumnya. Sebaliknya,koriokarsinoma dapat regresi di uterus tanpa menimbulkan gejala, dan metastasis merupakan awal dari gejala tersebut (Rosai, 1998). Tandatanda perubahan yang terjadi pada koriokarsinoma adalah hiperplasia trofoblas abnormal dan anaplasia, ketiadaan vili korionik, perdarahan, dan nekrosis, dengan invasi langsung ke miometrium dan invasi vaskular yang dapat menyebar ke paru-paru, otak, hati, panggul, vagina, usus, dan limpa (Lurain, 2010). Kehamilan mola dan penyakit gestasional trofoblas berasal dari trofoblas plasenta. Trofoblas normal terdiri dari sitotrofoblas, sinsitiotrofoblas dan intermediate trofoblas. Sinsitiotrofoblas melakukan invasi pada stroma endometrium dengan implantasi blastokista dan merupakan jenis sel yang menghasilkan human chorionic gonadotropin (HCG). Ketiga jenis trofoblas dapat mengakibatkan penyakit gestasional trofoblas ketika mereka berproliferasi (Lurain, 2010). 2.1.2 Etiolgi Koriokarsinoma 2.1.2.1 Kelainan Ekspresi Gen Etiologi terjadinya penyakit trofoblas ganas (PTG) belum jelas diketahui, namun bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion meskipun pertumbuhan dan metastasenya menyerupai sarkoma. Kelainan pada gen dan ekspresi protein gen terdapat pada terjadi pada proses koriokarsinoma. Gen-gen yang berperan dalam kejadian koriokarsinoma antara lain H19 & IGF-2, gen c-ras, c-erbB-2, p53 dan nm23, c-myc dan ras RNA, gen Bcl-2, dan Bax, gen EGFR, c-erbB-3, onkogen c – erbB-4, gen DOC2/hDab2, gen cyclin E, genP2Y6 ((Suwiyoga and Winata, 2015)). GAP (GTP ase Activating Protein) merupakan protein yang mempunyai aktivitas menghambat aktivitas Ras. Ras merupakan salah satu protein yang merangsang proliferasi sel. Penelitian ekspresi p53 pada sel trofoblas molahidatidosa akan berdegenerasi pada keganasan. C-ras hanya meningkat pada mola hidatidosa akan berdegenerasi pada keganasan. C-ras hanya meningkat pada mola hidatidosa sedangkan pada mas mola invasif dan koriokarsinoma tidak mengalami peningkatan, sehingga C-ras tidak memegang peranan terhadap degenerasi keganasan pasca mola hidatidosa baik pada mola invasif maupun koriokarsinoma. Adanya peningkatanc-erbB2 didapatkan pada mola hidatidosa dan koriokarsinoma. Nm23 merupakan gen yang berperan pada proses metastasis, hanya dijumpai ekspresinya pada korionikarsinoma. Hal ini memperkuat potensi metastasis pada koriokarsinoma (( Suwiyoga and Winata, 2015)).
2.1.2.2 Faktor Nutrisi Berdasarkan penelitian Andrijono et al. (1997) dijelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan level vitamin A pada mola hidatidosa dengan kelompok kontrol. Resiko mola hidatidosa meningkat tujuh kali lebih tinggi pada wanita dengan usia kurang dari 24 tahun dengan paritas nihil. 2.1.3 Faktor Resiko Koriokarsinoma merupakan salah satu penyakit gestasional trophoblas yang ganas. Koriokarsinoma adalah neoplasma ganas yang unik