Bab Ii Rizky Ananda.docx

  • Uploaded by: Prasetya Adie
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Rizky Ananda.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,530
  • Pages: 27
9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Diabetes Melitus 1. Pengertian Diabetes

telah

menjadi

penyebab

kematian

terbesar ke-4 di dunia. Di tahun 2012 sudah ada 4,8 juta

kematian

Diabetes. angka

Di

yang

Amerika

kematian

disebabkan yang

akibat

sudah

langsung maju

diabetes

oleh

sekalipun,

bisa

mencapai

200.000 orang per tahun. World Diabetes Atlas edisi 2012 bahkan mencatat bahwa 471 miliar dolar Amerika (atau

lebih

dari

4.500

triliun

rupiah)

telah

dihabiskan pasien Diabetes untuk berobat (Tandra, Hans 2013). Diabetes Melitus berasal dari bahasa Yunani berarti

“mengalirkan

Melitus

berasal

dari

atau

mengalihkan”

bahasa

Latin

yang

(siphon). bermakna

“Manis atau Madu”. Penyakit Diabetes Melitus dapat diartikan

individu

yang

mengalirkan

volume

urine

yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan relatif

ketiadaan

absolut

insentivitas

insulin

sel

9

atau

penurunan

terhadap

insulin.

10

Berdasarkan penderita

bukti

epiedemologi

Diabetes

di

terkini,

seluruh

dunia

jumlah

saat

ini

mencapai 200 juta, dan diperkirakan meningkat lebih dari

330

juta

pada

tahun

2025

(Corwin,

Elizabet

2010). Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis

merupakan

suatu

penyakit

menahun

yang

ditandai dengan kadar glukosa darah (gula darah) melebihi

nilai

normal

yaitu

kadar

gula

darah

sewaktu sama atau lebih dari 200 mg/dl, dan kadar gula darah puasa diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly 2006). Diagnosis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat

keluhan

Kencing), (Banyak tidak

khas

Polidipsia

Makan), jelas

dan

DM

yaitu:

(Banyak

Minum),

penurunan

sebabnya,

dan

Poliuria(Banyak

berat

Polifagia badan

keluhan

yang

lainnya:

Kesemutan, Gatal, Mata Kabur, dan Impotensia pada pria, 2006).

prioritis

vulva

pada

wanita

(Misnadiarly

11

2. Gejala Diabetes Melitus Beberapa gejala dari Diabetes: a. Gejala Akut 1) Banyak kencing (poliuria). Ginjal tidak menyerap kembali gula yang berlebihan di dalam darah. Akibatnya, gula ini akan menarik air keluar ke jaringan sehingga selain

kencing

menjadi

sering

dan

banyak,

seseorang yang menderita Diabetes juga akan merasa dehidrasi atau kekurangan cairan. 2) Banyak minum (polidipsia). Untuk

mengatasi

dehidrasi,

seseorang

yang menderita Diabetes akan banyak minum dan terus minum. Kesalahan yang sering didapatkan adalah seseorang yang menderita Diabetes akan mencari softdrink yang manis dan segar untuk mengatasi semakin

rasa

naik

haus.

dan

hal

Akibatnya,

gula

ini

menimbulkan

dapat

darah

komplikasi akut yang membahayakan. 3) Banyak makan (polifagia). Sebagai kompensasi dari dehidrasi dan harus banyak minum, seseorang yang menderita Diabetes mungkin mulai banyak makan. Memang pada

mulanya

berat

badan

makin

meningkat,

12

namun lama-kelamaan otot tidak mendapat cukup gula

untuk

Akibatnya, dipecah

tumbuh jaringan

untuk

dan otot

memenuhi

sumber dan

energi.

lemak

harus

kebutuhan

energi

sehingga berat badan menjadi turun, meskipun makannya banyak. Keadaan ini makin diperburuk oleh

adanya

komplikasi

yang

timbulnya

belakangan. b. Gejala kronik 1) Rasa seperti flu dan lemah Keluhan Diabetes dapat menyerupai flu, rasa capek, lemah, dan nafsu makan menurun. Pada Diabetes, gula bukan lagi sumber energi karena glukosa menumpuk dalam peredaran darah dan

tidak

dapat

diangkut

kedalam

sel

untuk

menjadi energi. 2) Mata kabur Gula

darah

yang

tinggi

akan

menarik

keluar cairan dari dalam lensa mata sehingga lensa menjadi tipis. Akibatnya, mata mengalami kesulitan menjadi menderita

untuk kabur. Diabetes

memfokus

dan

Apabila

seseorang

bisa

penglihatan

mengontrol

yang glukosa

darah dengan baik, penglihatan jadi membaik karena lensa kembali normal. Orang Diabetes

13

sering berganti-ganti ukuran kacamata karena gula darah yang terus naik turun. 3) Luka yang sukar sembuh Penyebab luka yang sukar sembuh adalah: infeksi mudah

yang

tumbuh

tinggi,

hebat

karena

kuman

atau

pada

kondisi

gula

darah

kerusakan

dinding

pembuluh

jamur yang darah

sehingga aliran darah yang tidak lancar pada kapiler

(pembuluh

darah

penyembuhan

luka,

dan

menyebabkan

penderita

kecil)

menghambat

kerusakan

saraf

yang

Diabetes

tidak

bisa

merasakan luka yang di alami dan membiarkannya semakin membusuk. 4) Kesemutan Kerusakan saraf disebabkan oleh glukosa yang

tinggi

merusak

dinding

pembuluh

darah

sehingga menganggu nutrisi pada saraf. Karena yang

rusak

adalah

saraf

sensoris,

keluhan

paling sering adalah rasa kesemutan atau tidak terasa,

terutama

Selanjutnya anggota

pada

bisa

tubuh,

timbul betis,

tangan

dan

rasa

nyeri

kaki,

tangan,

kaki. pada dan

lengan, bahkan bisa terasa seperti terbakar. 5) Mudah kena infeksi Leukosit

(sel

darah

putih)

yang

biasanya dipakai untuk melawan infeksi, tidak

14

dapat berfungsi dengan baik pada keadaan gula darah yang tinggi. Diabetes membuat anda lebih mudah terkena infeksi. 3. Klasifikasi Diabetes Melitus a. Diabetes Tipe 1 atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) adalah Diabetes dengan pankreas sebagai pabrik

insulin

tidak

dapat

atau

kurang

mampu

membuat insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau

tidak

menumpuk dapat

ada

sama

dalam

sekali

peredaran

diangkut

kedalam

dan

darah sel.

gula

akan

karena

tidak

Penyakit

ini

biasanya timbul pada usia anak atau remaja, baik pria

maupun

mendadak

dan

wanita. bisa

Gejala

berat

biasanya

sampai

koma

timbul apabila

tidak segera ditolong dengan suntikan insulin. Dari semua penderita Diabetes 5-10 persen adalah Tipe

1.

Di

Indonesia,

statistik

mengenai

Diabetes Tipe 1 belum ada, diperkirakan hanya sekitar 2-3 persen. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian tidak terdiagnosis atau tidak diketahui. b. Diabetes

Tipe

2

atau

Diabetes

Melitus

Tidak

Tergantung Insulin (DMTTI) adalah

jenis

yang

paling

sering

didapatkan. Biasanya timbul pada usia diatas 40

15

tahun, namun bisa pula timbul pada usia diatas 20 tahun. 90 hingga 95 persen dari penderita Diabetes adalah Diabetes Tipe 2. Pada Diabetes Tipe

2,

pankreas

masih

bisa

membuat

insulin,

tetapi kualitas insulinnya buruk dan tidak dapat berfungsi

dengan

baik

sehingga

glukosa

dalam

darah meningkat. Pasien yang mengidap Diabetes tipe ini biasanya tidak perlu tambahan suntikan insulin dalam pengobatannya, tetapi memerlukan obat

yang

bekerja

insulin,

untuk

menurunkan

pengolahan

gula

Kemungkinan

lain

memperbaiki

glukosa,

di

hati,

terjadinya

fungsi

memperbaiki

dan

lain-lain.

Diabetes

Tipe

2

adalah sel-sel jaringan tubuh dan otot si pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin. Akibatnya,

insulin

baik

glukosa

dan

peredaran

darah.

tidak

bisa

akhirnya

Keadaan

ini

bekerja

dengan

tertimbun

dalam

umumnya

terjadi

pada pasien yang gemuk atau obesitas. c. Diabetes pada kehamilan Diabetes disebut

yang

diabetes

terjadi

pada

gestasional.

saat

Keadaan

hamil ini

terjadi karena pembentukan beberapa hormon pada wanita insulin.

hamil

yang

menyebabkan

resistensi

16

4. Komplikasi diabetes Melitus a. Komplikasi Akut 1) Ketoasidosis Diabetikum Ketika

kadar

insulin

rendah,

tubuh

tidak bisa menggunakan glukosa sebagai energi dan karenanya lemak tubuh dimobilisasi tempat penyimpanannya.

Penghancuran

lemak

melepas

menghasilkan

formasi

lemak.

energi Asam

lemak

ini

melewati

untuk asam

hepar

dan

membentuk satu kelompok senyawa kimia melewati hepar

dan

kimia

membentuk

bernama

satu

badan

kelompok

keton,

senyawa

benda

keton

dikeluarkan lewat urin disebut ketourinaria. Kadar benda keton yang meningkat dalam tubuh

disebut

meningkatkan

ketosis.

keasaman

Ketosis

cairan

bisa

tubuh

dan

jaringan sehingga kadar yang sangat tinggi dan menyebabkan asidosis.

satu

Asidosis

kondisi akibat

yang

dari

disebut

benda

keton

yang meningkat disebut ketoasidosis. Gejalanya seperti

dehidrasi:

hilangnya kecut/asam.

kekeringan

elastisitas

kulit,

di

mulut

napas

dan

berbau

17

2) Hipoglikemia Merupakan yang

tidak

salah

jarang

satu

terjadi

komplikasi dan

sering

akut kali

membahayakan hidup penderitanya serta ditandai kadar gula darah yang melonjak turun dibawah 50-60 mg/dl. Komplikasi ini dapat disebabkan faktor eksogen maupun endogen. Faktor

eksogen

diantaranya

akibat

pemakaian insuin atau obat hipoglikemia oral yang

tidak

kalori

terkontrol

yang

dan

memadai.

diikuti Dinegara

asupan maju,

hipoglikemia sering ditemukan pada penderita Diabetes yang menggunakan insulin atau obat hipoglikemia

oral

bersamaan

dengan

alkohol

yang berlebihan tanpa asupan kalori yang baik. Gejala

hipoglikemia

adrenergik

mula-mula

seperti

pucat,

berupa

gejala

berkeringat,

takikardi, palpitasi, lapar, lemas, dan gugup. 3) Infeksi Pengidap

Diabetes

cenderung

terkena

infeksi karena 3 alasan utama: a) Bakteri

tumbuh

darah tinggi

baik

jika

kadar

glukosa

18

b) Mekanisme

pertahanan

tubuh

rendah

pada

orang yang terkena Diabetes c) Komplikasi

terkait

Diabetes

yang

meningkatkan risiko infeksi. Infeksi yang pada

umumnya

termasuk

menyerang

infeksi

pengidap

kulit,

Diabetes

infeksi

saluran

kencing, dan beberapa jenis infeksi jamur. b. Komplikasi kronis 1) Penyakit jantung dan pembuluh darah Aterosklerosis dimana

arteri

adalah

sebuah

dan

menyempit

menebal

kondisi karena

penumpukan lemak pada bagian dalam pembuluh darah.

Menebalnya

mempengaruhi

arteri

di

otot-otot

kaki

kaki

bisa karena

berkurangnya suplai darah yang mengakibatkan kram,

rasa

tidak

nyaman

atau

lemas

saat

berjalan. Jika suplai darah pada kaki sangat kurang

atau

terputus

dalam

waktu

lama

bisa

terjadi kematian pada jaringan. 2) Kerusakan pada ginjal(Nefropati) Diabetes

mempengaruhi

pembuluh

darah

kecil ginjal akibatnya efisiensi ginjal untuk menyaring nefropati menahun

darah

terganggu.

menunjukkan seperti

gambaran

lemas,

mual,

Pasien

dengan

gagal

ginjal

pucat

sampai

19

keluhan sesak napas akibat penimbunan cairan. Adanya gagal ginjal dibuktikan dengan kenaikan kadar kreatinin atau ureum serum yang berkisar antara 2-1,1% pasien Diabetes Melitus. Adanya proteinuria

yang

persisten

tanpa

adanya

kelainan ginjal yang lainnya merupakan salah satu tanda awal nefropati diabetik. 3) Kerusakan saraf Gula darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu lapisan lemak disekitar saraf. Saraf yang rusak tidak bisa mengirimkan sinyal ke otak dan dari otak dengan baik, sehingga akibatnya

bisa

kehilangan

indera

perasa,

meningkatnya indera perasa atau nyeri dibagian yang

terganggu.

Kerusakan

saraf

tepi

tubuh

lebih sering terjadi. Kerusakan dimulai dari jempol

kaki

serta

berlanjut

hingga

telapak

kaki dan seluruh kaki yang menimbulkan mati rasa, kesemutan, seperti terbakar, rasa sakit, rasa tertusuk, atau kram pada otot kaki. 4) Kerusakan pada mata(Retinopati) Retina mata terganggu sehingga terjadi kehilangan sebagian atau seluruh penglihatan.

20

Pasien

dengan

retinopati

diabetik

mengalami

gejala penglihatan kabur sampai kebutaan. 5. Pengobatan Diabetes Melitus Pada

Diabetes

Tipe

1,

pasien

mutlak

memerlukan suntikan insulin setiap hari. Sementara itu pada penderita Diabetes Tipe 2, kadang dengan diet

dan

berolahraga

mengendalikan

gula

saja

darah.

sudah Akan

cukup

tetapi,

untuk umumnya

pasien juga perlu minum Obat Anti Diabetes (OAD) secara

oral

atau

tablet.

Pada

keadaan

tertentu,

pasien Diabetes Tipe 2 masih memerlukan suntikan insulin

atau

bahkan

perlu

kombinasi

suntikan

insulin dan tablet. Pada pasien Diabetes Tipe 2, pada permulaan pengobatan biasanya cukup memakai satu jenis OAD. Akan tetapi, untuk lebih efektif menurunkan gula darah, kadang diperlukan lebih dari satu macam OAD. Tablet Oral Anti Diabetes (OAD): a. Sulfonilurea Obat sulfonilurea adalah tablet OAD yang menurunkan gula darah dengan merangsang sel beta dari

pankreas

insulin.

untuk

Termasuk

klorpropamid,

memproduksi kelompok

lebih

banyak

ini

adalah

OAD

glibenklamid,

gliklazid, glipizid, dan glimepirid.

gliquidone,

21

Obat

ini

kerjanya

kuat

dan

bisa

menyebabkan hipoglikemia atau gula darah naik. Apabila ada gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis

perlu

diperhatikan

karena

lebih

mudah

timbul hipoglikemia. Semua usaha menurunkan kadar gula darah di luar obat seperti olahraga yang berlebihan, tidak makan, atau makan terlalu sedikit, apabila dilakukan bersamaan dengan minum Sulfonilurea, mudah menyebabkan hipoglikemia. Sebaliknya pada pemakaian bersama dengan steroid, penyekat beta, niasin,

atau

mengurangi

obat

efek

obat

jerawat

Retin-A,

sehingga

gula

dapat

tidak

mau

turun. b. Biguanida Obat dihati

ini

serta

dijaringan.

mengurangi

pembentukan

memperbaiki

Keuntungan

obat

kerja ini

gula

insulin

adalah

tidak

menaikkan berat badan sehingga sering diresepkan pada penderita Diabetes Tipe 2 yang gemuk. Obat ini

juga

sedikit

trigliserida.

menurunkan

Satu-satunya

kolesterol Biguanida

beredar dipasaran adalah metformin.

dan yang

22

c.

Meglitinida OAD

ini

berbeda

dengan

sulfonilurea

secara susunan kimia, namun cara kerjanya sama. Obat

ini

menyebabkan

pelepasan

insulin

dari

pankreas secara cepat dan dalam waktu singkat. Karena sifatnya cepat dan singkat, maka obat ini harus diminum bersama dengan makanan. Termasuk golongan

obat

ini

adalah

repaglinide

(Novonorm)dan nateglinide (Starlix). Meskipun sama seperti Sulfonilurea, efek samping

hipoglikemia

boleh

dikatakan

jarang

tejadi. Hal ini disebabkan oleh efek rangsangan pelepasan insulin hanya terjadi pada saat gula darah tinggi. 6. Diagnosis Diabetes Melitus a. Pada sebagian besar kasus, dugaan Diabetes Tipe 2 dapat mudah ditegakkan dengan riwayat poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan. Individu

dapat

mengalami

muntah

berulang

dan

tampak sangat sakit. Penyakit Tipe 1 dikonfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma. b. Dugaan dan pemeriksaan Diabetes Tipe 2 mungkin terlambat,

karena

sering

kali

memperlihatkan

gejala yang tidak spesifik. Diabetes Tipe 2 juga dikonfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma.

23

c. Selama

masa

Diabetes urine,

kehamilan,

gestasional dan

pada

wanita

melalui

usia

diperiksa

penapisan

kehamilan

untuk

glukosa

28

minggu,

dilakukan pengukuran glukosa plasma puasa atau kadar

glukosa

plasma

setelah

pemeriksaan

toleransi glukosa. Wanita yang tidak melakukan pemeriksaan

pranatal

tidak

akan

menerima

pemeriksaan Diabetes Gestasional. d. Kadar glukosa plasma puasa lebih dari 126 mg/100 mL

pada

merupakan

dua

waktu

tanda

pemeriksaan

diagnostik

yang

Diabetes

berbeda Melitus.

Glukosa puasa meningkat karena sebagian besar sel tidak dapat memasukkan glukosa ke dalam sel tanpa insulin

dan

stimulasi

glukoneogenesis.

Kadar

glukosa pospandial (setelah makan) juga mengalami peningkatan. 7. Pencegahan Diabetes Melitus Penyakit

Diabetes

Melitus

(DM)seperti

juga

pada penyakit lain. Usaha pencegahan terdiri dari: a. Pencegahan primer, yaitu mencegah agar tidak timbul penyakit DM,

meliputi

pengetahuan

penyuluhan

gaya

hidup

mengenai

sehat

sedini

perlunya mungkin

dengan memberikan pedoman untuk mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang (meningkatkan

konsumsi

sayuran

dan

buah,

24

membatasi makanan tinggi lemak dan karbohidrat yang sederhana, melakukan kegiatan jasmani yang cukup sesuai dengan umur dan kemampuan, serta menghindari obat yang bersifat diabetogenik). b. Pencegahan sekunder, Yaitu sejak awal harus dicegah kemungkinan timbulnya komplikasi kronis sehingga penderita dapat hidup sehat dan wajar berdampingan dengan penyakitnya.

Peningkatan

nilai

kualitas

hidup

penderita lebih ditekankan dan juga diupayakan selama Pilar Melitus

mungkin utama sampai

pencernaan

timbulnya pengelolaan saat

makanan,

ini

komplikasi

kronis.

penyakit

Diabetes

tetap

latihan

berdasarkan

jasmani,

obat

hipoglikemik, penyuluhan dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah atau urin.

25

B. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

kejadian

Diabetes

Melitus 1. Faktor genetik Ada kecenderungan pengaruh genetik individu untuk mengidap Diabetes Melitus Tipe 1. Individu tertentu mungkin memiliki ”Gen Diabetogenik”, yang berarti mereka

suatu rentan

profil

genetik

mengidap

yang

Diabetes

menyebabkan

Melitus

Tipe

1

(atau mungkin penyakit autoimun lainnya). Lokus genetik yang mewariskan kecenderungan untuk mengidap Diabetes Melitus tampaknya merupakan bagian

dari

gen

kompleks

Kompleks

histokompabilitas

pengenalan

antigen

toleransi

oleh

terhadap

pembentukan

histokompabilitas. ini

sistem

imun;

diri-sendiri

autoantibodi.

mengendalikan

Gen

kehilangan

merupakan

inti

histokompabilitas

terutama di kode di kromosom 6. Gen

terikat

insulin

spesifik

lainnya

di

kromosom 11 yang di duga berperan dalam pembentukan Diabetes Tipe 1 melalui efeknya pada pembentukan dan replikasi sel beta. Saudara kandung individu yang

memiliki

Diabetes

Tipe

1

dan

anak

dari

orangtua yang mengidap Diabetes tipe 1 mengalami peningkatan dibandingkan

risiko

terhadap

dibandingkan

dengan

penyakit

ini

individu

yang

26

tidak

memiliki

kerabat

generasi

pertama

yang

kandung

yang

menderita Diabetes tipe 1. Pada

studi

asimtomatik

klinis,

saudara

memperlihatkan

insiden

yang

lebih

tinggi (2% sampai 4%) untuk antibodi terhadap sel beta

pankreas

tidak

dibandingkan

memiliki

kerabat

dengan

generasi

individu

yang

pertama

yang

mengidap Diabetes; awitan dini antibodi dan kadar yang lebih tinggi, memperbesar kecenderungan pada saudara

kandungnya

untuk

mengidap

penyakit

ini

dimasa selanjutnya. 2. Faktor Umur Diabetes

Melitus

merupakan

penyakit

metabolik yang berlangsung kronik dimana penderita Diabetes jumlah

tidak yang

menggunakan

bisa cukup

insulin

memproduksi atau

insulin

dalam

tidak

mampu

tubuh

secara

efektif

sehingga

terjadilah kelebihan gula didalam darah dan baru dirasakan

setelah

terjadi

komplikasi

lanjut

pada

organ tubuh. Diabetes

Melitus

pada

usia

lanjut

pada

umumnya adalah Diabetes yang tidak tergantung pada insulin (DMTTI). Prevalensi Diabetes Melitus makin meningkat pada usia lanjut. Meningkatnya prevalensi Diabetes

Melitus

di

beberapa

negara

berkembang

27

akibat

peningkatan

kemakmuran

di

negara

yang

bersangkutan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya

hidup

terutama

di

kota

besar

menyebabkan

peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Beberapa meningkatnya

ahli

umur,

berpendapat maka

bahwa

intoleransi

dengan terhadap

glukosa juga meningkat. Jadi untuk golongan usia lanjut diperlukan batas glukosa darah yang lebih tinggi

dari

menegakkan

pada

batas

diagnosis

yang

Diabetes

dipakai

Melitus

untuk

pada

orang

dewasa yang bukan merupakan golongan usia lanjut. Intoleransi dengan

glukosa

obesitas,

berkurangnya

pada

usia

aktivitas

massa

otot,

lanjut

fisik

berkaitan

yang

penyakit

kurang, penyerta,

penggunaan obat-obatan, disamping karena pada usia lanjut sudah terjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin. Pada lebih 50% usia lanjut diatas 60 tahun yang tanpa keluhan ditemukan hasil Tes Toleransi Glukosa

Oral

(TTGO)

yang

abnormal,

namun

intoleransi glukosa ini masih belum dapat dikatakan sebagai Diabetes Melitus. Menurut darah

pada

hal, yaitu:

Jeffrey,

usia

lanjut

peningkatan disebabkan

kadar oleh

gula

beberapa

28

a. Fungsi

sel

pankreas

dan

sekresi

insulin

yang

berkurang b. Perubahan

karena

usia

lanjut

berkaitan

dengan

resistensi

sendiri

insulin,

yang akibat

kurangnya massa otot dan perubahan vaskular. c. Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan. d. Aktivitas fisik yang berkurang. e. Umur yang berkaitan dengan resistensi insulin. f. Umur yang berkaitan dengan penurunan insulin. g. Faktor-faktor penyebab usia lanjut. Tanda-tanda

dan

gejala

klinik

Diabetes

Melitus pada usia lanjut: 1) Penurunan

berat

badan

yang

drastis

dan

katarak yang sering terjadi pada gejala awal. 2) Infeksi

bakteri

(pruritus

vulva

dan untuk

jamur

pada

wanita)

dan

kulit infeksi

traktus urinarius sulit untuk disembuhkan. 3) Disfungsi

neurologi,

hipestesi,

kelemahan

mononeuropati, traktus

termasuk otot

dan

disfungsi

gastrointestinal

parestesi, rasa

sakit,

otomatis

dari

(diare),

sistem

kardiovaskular (hipotensi ortostatik), sistem reproduksi stress.

(impoten),

dan

inkontenensia

29

3. Faktor Obesitas Untuk kebanyakan individu, Diabetes Melitus Tipe 2 tampaknya berkaitan dengan kegemukan. Selain itu,

kecenderungan

pengaruh

genetik,

yang

menentukan kemungkinan individu mengidap penyakit ini, cukup kuat. Diperkirakan bahwa terdapat sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan pankreas

mengeluarkan

insulin

yang

berbeda,

atau

menyebabkan reseptor insulin atau perantara kedua tidak

dapat

berespon

secara

adekuat

terhadap

insulin. Terdapat rangkai

kemungkinan

genetik

antara

yang

lain

bahwa

dihubungkan

kaitan dengan

kegemukan dan rangsangan berkepanjangan reseptorreseptor

insulin.

reseptor-reseptor

Rangsangan tersebut

berkepanjangan dapat

atas

menyebabkan

penurunan jumlah reseptor insulin yang terdapat di sel tubuh. Penurunan ini di sebut downregulation. Mungkin pula bahwa individu yang menderita Diabetes Tipe 2 menghasilkan autoantibodi insulin yang berkaitan dengan reseptor insulin, menghambat akses insulin ke reseptor, tetapi tidak merangsang aktivitas pembawa karier. Penelitian lain menduga bahwa defisit hormon leptin, akibat kekurangan gen penghasil

leptin

atau

tidak

berfungsi,

mungkin

30

bertanggung pada

jawab

beberapa

untuk

Diabetes

individu.

Tanpa

Melitus

gen

Tipe

leptin,

2

yang

sering di sebut gen obesitas pada hewan, mungkin termasuk

manusia,

kenyang,

dan

gagal

itulah

berespons

mengapa

terhadap

menjadi

gemuk

tanda dan

menyebabkan insensivitas insulin. Meskipun untuk

obesitas

Diabetes

Melitus

merupakan

risiko

Tipe

ada

2,

utama

beberapa

individu yang mengidap Diabetes Melitus Tipe 2 di usia muda dan individu yang kurus atau dengan berat badan normal. Salah satu contoh tipe penyakit ini adalah MODY (Maturity-Onset Diabetes of the Young), suatu

kondisi

insulin. kondisi

Pada

yang

tidak

keadaan

lainnya,

mampu

seperti

berkaitan

ini

erat

menghasilkan dan

dengan

beberapa rangkai

genetik suatu sifat yang diwariskan. 4. Faktor Pola Hidup Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab

Diabetes

Mellitus.

Banyak

faktor

yang

mempengaruhi Pola Hidup yang menyebabkan terjadinya kejadian Diabetes Melitus diantaranya: a. Faktor Olahraga Jika resiko

orang

lebih

malas

tinggi

berolahraga

untuk

terkena

memiliki penyakit

Diabetes Mellitus karena olahraga berfungsi untuk

31

membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab Diabetes Mellitus selain disfungsi menjadi

pankreas. faktor

Kurangnya

cukup

aktivitas

besar

untuk

fisik

seseorang

mengalami kegemukan dan melemahkan kerja organorgan vital seperti jantung, liver, ginjal dan juga pankreas. Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu. Badan

Kesehatan

Dunia

(WHO)

mengatakan,

kasus Diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita Diabetes di Hanoi,

Vietnam,

Indonesia.

berlipat

Sebabnya

di

ganda,

jaman

termasuk

sekarang

ini,

masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya,

mereka

yang

sedikit

aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi

dibanding

mereka

yang

rajin

jalan kaki, atau aktivitas lainnya.

bersepeda,

32

b. Faktor Merokok Asam negatif

rokok

terhadap

ternyata

menimbulkan

efek

kesehatan dan sifatnya sangat

komplek. Termasuk terhadap resiko seseorang mudah terserang orang

penyakit

yang

Diabetes

berakal

dan

Melitus.

cerdas

Jadilah

dengan

tidak

menimbun racun dalam tubuh kita walaupun rokok dianggap bisa memberikan kenikmatan. Kasihanilah panjang

rokok

tubuh

sungguh

Anda.

sangat

Efek

jangka

mengerikan.

Maka

sangat sesuai sekali kalau agama sangat membenci rokok

karena

memang

lebih

banyak

kerusakannya

ketimbang manfaatnya. c. Mengkonsumsi

Makanan

Berkolesterol

Tinggi

Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi

kontribusi

seseorang

mudah

yang

cukup

terserang

tinggi

penyakit

untuk

Diabetes

melitus. Batasi konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari. d. Stres Dalam Jangka Waktu Lama Kondisi

stres

berat

bisa

mengganggu

keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk produksi hormon insulin. Disamping itu stres bisa memacu

sel-sel

berpotensi

untuk

tubuh

bersifat

seseorang

liar

terkena

yang

penyakit

33

kanker juga memicu untuk sel-sel tubuh menjadi tidak peka atau resiten terhadap hormon insulin. Belajarlah untuk berpola hidup santai walau dalam keadaan serius. e. Terlalu

Sering

Konsumsi

Obat-Obatan

Kimia

Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan memberikan efek negatif yang

tidak

ringan.

Obat

kimia

ibarat

pisau

bermata dua. Di satu sisi mengobati di sisi yang lain mengganggu kesehatan. Bahkan tidak sedikit kasus penyakit berat seperti jantung dan liver serta

Diabetes

diakibatkan

oleh

terlalu

seringnya mengkomsumsi obat kimia. Salah satu obat

kimia

yang

sangat

berpotentsi

sebagai

penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER.

34

C. Kerangka Konsep Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi

dari

hal-hal

yang

khusus.

Sedangkan

kerangka konsep pada penelitian pada dasarnya adalah kerangka diamati

hubungan atau

antara

diukur

dilakukan.

Dengan

merupakan

formulasi

teori

atau

konsep-konsep

melalui

pendekatan atau

teori-teori

penelitian lain

yang

kerangka

simplifikasi yang

yang

dari

mendukung

ingin akan konsep

kerangka

penelitian

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diabetes Melitus

1. 2. 3. 4.

Faktor Faktor Faktor Faktor

Keturunan Umur Obesitas Pola Hidup

Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti Bagan 2.1: Kerangka Konsep Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diabetes Melitus.

35

D. Pertanyaan Penelitian Hipotesis berasal dari kata hupo dan thesis. Hupo artinya sementara /lemah kebenarannya dan thesis artinya pernyataan/teori. Dengan demikian, berarti

pernyataan

sementara

yang

hipotesis

perlu

diuji

kebenarannya. Untuk menguji kebenaran sebuah hipotesis digunakan pengujian yang disebut pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah

Gambaran

Faktor

Keturunan

pada

Kejadian Diabetes Melitus? 2. Bagaimanakah

Gambaran

Faktor

Umur

pada

Kejadian

Diabetes Melitus? 3. Bagaimanakah Gambaran Faktor Obesitas pada Kejadian Diabetes Melitus? 4. Bagaimanakah

Gambaran

Faktor

Kejadian Diabetes Melitus?

Pola

Hidup

pada

Related Documents

Rizky Zakaria
December 2019 26
Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48

More Documents from ""

Kk.docx
June 2020 25
Lampiran 1.docx
May 2020 27
Daftar Pustaka.docx
June 2020 26
Pus.docx
May 2020 30
Soal Kdp.docx
May 2020 18