Bab Ii (repaired)new.docx

  • Uploaded by: Fast Skripsi
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii (repaired)new.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,281
  • Pages: 23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Karakteristik Kontrasepsi 1. Karakteristik Karakteristik adalah kualitas diri yang membedakan individu atau kelompok individu yang satu dengan yang lainnya. Kualitas atau ciri-ciri ini bias demografis seperti umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan status ekonomi atau spesifik untuk populasi saja. (Bringmapela, 2008). a. Umur Umur adalah lamanya hidup seseorang dari sejak lahir yang dinyatakan dengan tahun. (Notoatmodjo, 2003). Telah lama diketahui bahwa umur sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Umur yang menganggap optimal untuk kehamilan adalah antara 20-35 tahun, sedangkan yang dianggap berbahaya adalah kehamilan 18 tahun ke bawah yang disebut sebagai kehamilan remaja dan umur 35 tahun ke atas. (Hartanto Hanafi, 2004) b. Pendidikan Pendidikan adalah upaya direncanakan untuk mempengaruhi orang baik individu, kelompok, masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Notoatmodjo, 2003)

6

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepandaian atau kemampuan didalam atau diluar sekolah berlangsung seumur hidup. (Notoatmodjo, 2003) Menurut I.B Mantra pendidikan diklasifikasikan menjadi : a) Pendidikan tinggi

: Akademi/PT

b) Pendidikan sedang

: Tamat SLTP/SMU

c) Pendidikan rendah

: tidak bersekolah/Tidak tamat SD/SD

c. Paritas Paritas merupakan jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Janin lahir hidup atau mati setelah viabilitas dicapai, tidak mempengaruhi paritas. (Azrul Anzar, 2008) Di Negara kita wanita dengan paritas yang tinggi masih sering ditemukan belum menggunakan alat kontrasepsi. Sebetulnya usaha untuk mengurangi kehamilan pada usia preventif yaitu melalui program KB yang telah ada, yang penting adalah bagaimana kita dapat memberikan motivasi agar mereka mempunyai minat untuk memiliki keluarga yang sejahtera dapat menentukan angka kelahiran yang bermakna. (Hartanto Hanafi, 2004)

2. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang

7

matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut. Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB. Selain Pelayanan kontrasepsi (PK) juga terdapat

komponen

komunikasi pendidikan

dan

pelayanan

edukasi

kependudukan/KB

(KIE),

konseling,

lainnya

pelayanan

seperti

infertilitas,

seks (sex education), konsultasi pra-perkawinan dan

konsultasi perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan dan adopsi. Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual

bagi

setiap

klien.

Namun

secara

umum

persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut: a. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika digunakan b. Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan. Ada beberapa komponen dalam menentukan keektifan dari suatu metode kontrasepsi keefektifan (theoritical

diantaranya

adalah

keefektifan

teoritis,

praktis, dan keefektifan biaya. Keefektifan teoritis effectiveness)

yaitu

kemampuan

dari

suatu

cara

kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak 8

diinginkan, apabila cara tersebut digunakan terus-menerus dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan tanpa kelalaian. Sedangkan keefektifan praktis (use effectiveness) adalah keefektifan yang terlihat dalam kenyataan di lapangan setelah pemakaian jumlah

besar,

meliputi

segala

sesuatu

yang

mempengaruhi

pemakaian seperti kesalahan, penghentian, kelalaian, dan lain-lain. c. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat. Ada dua macam penerimaan terhadap kontrasepsi yakni penerimaan awal(initial

acceptability)

dan

penerimaan

lanjut

(continued

acceptability). Penerimaan awal tergantung pada bagaimana motivasi dan persuasi yang diberikan oleh petugas KB. Penerimaan lanjut dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti umur, motivasi, budaya,

sosial ekonomi, agama, sifat yang ada pada KB, dan faktor daerah (desa/kota). d. Terjangkau harganya oleh masyarakat e. Bila

metode

tersebut

dihentikan

penggunaannya,

klien

akan

segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap.

3. Jenis-jenis kontrasepsi a. Metode sederhana 1) Tanpa alat

9

- Pantang berkala - Metode kalender - Metode suhu badan basal - Metode lendir serviks - Metode simpto-termal - Coitus interruptus 2) Dengan alat a) Mekanis (barrier) - Kondom pria - Barier intra vaginal antara lain : diafragma, kap serviks, spons, dan kondom wanita. b) Kimiawi -

Spermisid antara lain : vaginal cresm, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal soluble film.

b. Metode modern a) Kontrasepsi hormonal - Pil KB - AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Devices) - Suntikan - Susuk KB 10

b) Kontrasepsi mantap - Medis Operatif Pria (MOP) Vasektomi yaitu menutup saluran sperma yang menyalurkan sperma dari pusat produksinya di testis. Vasektomi merupakan operasi kecil dimana vas deferens yang berfungsi sebagai saluran transportasi spermatozoa dipotong dan disumbat. Setelah operasi minor ini, spermatozoa akan terbendung pada ujung vas sisi testis yang telah disumbat. Karena vasektomi tidak mempengaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar asesoris maka produksi cairan semen tetap berlangsung dan divasektomi

tetap

berejakulasi

dan

pria yang

ejakulatnya

tanpa

mengandung sel spermatozoa. Testis juga tidak terpengaruh dan tetap berfungsi penuh sehingga pria tetap mempunyai perasaan, keinginan, dan kemampuan seksual yang sama dengan sebelum vasektomi. - Medis Operatif Wanita (MOW) 3, 4, 7 Tubektomi merupakan tindakan medis berupa penutupan tuba uterine dengan maksud tertentu untuk tidak mendapatkan keturunan dalam jangka panjang sampai seumur hidup. Kadang-kadang tindakan ini masih dapat dipulihkan seperti semula. Dahulu tindakan ini disebut sterilisasi dan dilakukan atas indikasi medis, seperti kelainan jiwa, kemungkinan 11

kehamilan yang dapat membahayakan nyawa ibu atau penyakit keturunan. Kini tubektomi dilakukan untuk membatasi jumlah anak. Tubektomi dapat dilakukan pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval haid. Pasca persalinan, tubektomi sebaiknya dilakukan dalam 24 jam pertama atau selambat-lambatnya 48 jam pertama. Apabila lewat dari 48 jam maka tubektomi akan dipersulit oleh edema tuba uterina, infeksi dan kegagalan. Edema tuba uterina akan berkurang setelah hari VII-X pasca persalinan. Tubektomi setelah hari itu akan lebih dipersulit oleh adanya penciutan alat-alat genital dan mudahnya terjadi perdarahan. Ada 6 cara melakukan tubektomi yaitu cara Pomeroy, Krooemer, Irving, pemasangan cincin Falope, klip Filshie dan elektro-koagilasi disertai pemutusan tuba uterina. Dan ada 4 cara tindakan untuk mencapai tuba uterina yaitu laparotomi biasa, laparotomi mini, kolpotomi posterior dan laparoskopi. Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi: a. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategoriini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.

12

b. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metodemetode lain selain metode yang termasuk dalam MKJP. Berikut pembahasan singkat mengenai jenis-jenis kontrasepsi tersebut: 1) Kondom pria Kondom adalah selubung tipis dari karet, vinil, atau produk alamiah dapat berwarna maupun tidak berwarna, biasanya ditambahkan

spermisida untuk perlindungan tambahan, serta

digunakan untuk menutupi penis sesaat sebelum

berhubungan.

Mekanisme kerja kondom adalah dengan cara menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita. Efektivitas kondom sendiri tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 3-4 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama. Pemakaian kondom memiliki keuntungan dan kerugian seperti: Keuntungan kondom : a) Mencegah kehamilan b) Memberi perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS) c) Dapat diandalkan d) Sederhana, ringan, disposable, dan mudah digunakan

13

e) Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau followup Reversibel f)

Pria ikut aktif dalam kegiatan KB

g) Efektif segera setelah dipasang h) Tidak mempengaruhi kegiatan laktasi i)

Dapat digunakan sebagai pendukung metode kontrasepsi lain

j)

Tidak mengganggu kesehatan

k) Tidak ada efek samping sistemik l)

Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter

m) Murah karena digunakan dalam jangka pendek

2) Pil KB Tablet yang mengandung hormon estrogen dan progesterone sintetik disebut Pil Kombinasi dan yang hanya mengandung progesterone sintetik saja disebut Mini Pil atau Pil Progestin. Adapun Keuntungan dari pil KB - Mudah penggunaannya dan mudah didapat - Mengurangi kehilangan darah (akibat haid) dan nyeri haid - Mengurangi

resiko

terjadinya

KET

(kehamilan

ektopik

terganggu) dan Kista Ovarium - Mengurangi resiko terjadinya kanker ovarium dan rahim - Pemulihan kesuburan hampir 100%.

14

3) Suntikan Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara suntikan/injeksi untuk mencegah terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini ada yang terdiri atas satu hormon, dan ada pula yang terdiri atas dua hormon sebagai contoh jenis suntikan yang terdiri satu hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan Mesygna.KB suntik sesuai

untuk

menginginkan

wanita

pada

kontrasepsi

semua yang

usia

reproduksi

yang

efektif,

reversibel,

dan

belum bersedia untuk sterilisasi. Adapun Keuntungan dari kontrasepsi dengan suntikan yaitu: a) Mengurangi kunjungan b) Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat c) Dapat dipakai dalam waktu yang lama d) Tidak mempengaruhi produksi air susu ibu 4) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau spiral,

atau dalam bahasa Inggrisnya

Intra-

Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam

rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan

15

dapat

dilepaskan

setiap saat bila anda berkeinginan untuk

mempunyai anak. 5) AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit) Adalah 6 kapsul kecil yang terbuat dari silikon berisi hormone levonorgestrel yang ditanam di bawah kulit.dan dampak dari alat kontrasepsi jenis AKBK Kadang-kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri. Selain itu ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala,kadang-kadang anemia

terjadi

spotting

atau

karena perdarahan yang kronis.

6) Kontrasepsi Mantap (Kontap) Adalah pemotongan/pengikatan

kedua

saluran

telur wanita

(Tubektomi) atau kedua saluran sperma laki-laki (Vasektomi). Operasi tubektomi ada beberapa macam cara antara lain adalah Kuldoskopik, Kolpotomi, Posterior, Laparoskopi dan Minilaparatomi. Cara yang sering dipakai di Indonesia

adalah

Laparaskopi dan Minilaparatomi. Berikut tabel perbandingan jenis kontrasepsi yang pada umumnya digunakan oleh wanita:

16

Tabel 1. Tabel perbandingan jenis kontrasepsi Jenis Kegagalan Kegagalan Efektivitas biaya Kontrasepsi Teoritis per 100 dalam praktek wanita per 100 wanita Kondom 3-4% 10 – 20 % Rp. 3.000/strip Pil KB 0,1 - 5 % 0,7 - 7 % Rp. 2.000/strip Suntik 0,3 % 3-5% Rp. 10.000/strip Implant 0,05 - 1 % Belum ada data Rp. 15.000/pasang Tiap 3 bulan AKDR/IUD 0,6 – 0,8 % 1 – 3% Rp. 15.000/pasang Tiap 8 Tahun MOP 0,1 – 0,15 % 0,2 – 0,6 % Tergantung RS rujukan MOW 0,5% 0,1-0,5% Tergantung RS rujukan Sumber: Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi edisi 2006

4. Kontrasepsi suntikan depo progestin/depo provera a. Pengertian Terdiri dari kontrasepsi suntikan progestin, pil progestin (mini pil), implan, dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dengan progestin. Kontrasepsi suntikan progestin terbagi 2, yaitu depo medroksiprogesteron asetat (depo provera) dan depo noretisteron asetat (depo noristerat). Pil progestin terdiri dari berbagai jenis antara lain kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron dan kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel. Sedangkan kontrasepsi implan atau disbut juga dengan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) terbagi menjadi

3

jenis

yaitu norplant,

implanon,

dan

jadena/indoplant.

17

Norplant

terdiri

dari

6 batang

silastik

lembut

berongga

dengan

panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Sedangkan jadena/indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonohestrel dengan lama kerja 3 tahun. Depo Provera Kristal-kristal mikro

merupakan depot

suspensi

cair

medroksiprogesteron

yang

mengandung

asetat

(DMPA).

DMPA merupakan turunan progesterone. Dosis yang diberikan untuk mendapatkan manfaat kontrasepsi ini adalah 50 mg/ml, yang disuntikkan secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu. Dosis DMPA tidak

perlu

disesuaikan dengan berat badan klien (Varney H.et.all, 2007:481). b. Cara Kerja DMPA merupakan suatu progestin yang meknisme kerjanya bertujuan menghambat sekresi

hormone pemicu folikel (FSH) dan LH

serta lonjakan LH, mengentalkan lendir serviks yang kemudian menjadi penghambat sperma dan perubahan kondisi endometrium sehingga endometrium tidak lagi merupakan lingkungan

yang sesuai bagi ovum

yang telah dibuahi (Varney. H.et.all 2007:481). DMPA bekerja dengan cara

mencegah

terjadinya

ovulasi

dengan jalan menghalangi

pengeluaran LHRF (Luteinizing Hormone Releasing Factor) dan FSHRF 18

(Follicle Stimulating Hormone Releasing Faktor), merubah lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat penetrasi sperma dan menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan

terjadi

nidasi. Selain itu, juga merubah kecepatan transportasi ovum melalui tuba

dan

menjadikan

(Saifuddin 2006:16).

selaput

lendir

rahim tipis

dan

atrofi

Manuaba (2007:444) menambahkan komponen

progesterone bekerja dengan cara merubah gerakan peristaltic tuba fallopii sehingga konsepsi dihambat.

c. Indikasi Menggunakan Kontrasepsi Suntik Depo Progestin Indikasi wanita yang menggunakan KB suntik Depo Provera antara lain remaja sampai wanita usia 40 tahunan, nuligravida sampai grand multipara, wanita menyusui (setelah enam minggu pascapartum), wanita

yang

menderita

penyakit

hati,

penderita

hemoglobinopati,

penderita hipertensi, riwayat tromboembolisme, wanita dengan kejang, perokok yeng berusia lebih dari 35 tahun (Varney H.et.all 2007:482). Selain itu, wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, telah banyak anak tetapi belum menghendaki masalah

tubektomi,

gangguan

tekanan

pembekuan

darah <80/110

darah

atau

mmhg

anemia

bulan

dengan sabit,

menggunakan obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau tuberculosis

19

(rifampisin),

tidak

dapat

memakai

kontrasepsi

yang

mengandung

estrogen, sering lupa menggunakan pil kontrasepsi, anemia defisiensi besi, mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil

kontrasepsi

kombinasi juga dapat menggunakan

kontrasepsi suntik Depo Provera (Saifuddin 2006:MK-43). d. Kontraindikasi Kontraindikasi dalam penggunaan KB suntik Depo Provera adalah kehamilan

(diketahui

atau

dicurigai),

riwayat

kanker

payudara,

perdarahan genitalia yang tidak diketahui asal mulanya, riwayat stroke atau

penyakit

tromboembolik,

hipersentivitas terhadap Saifuddin

(2006:MK-43)

Depo

riwayat Provera

menambahkan

gagal

atau

(Varney wanita

penyakit

H.et.all yang

hati,

2007:481). tidak

boleh

menggunakan kontrasepsi suntik Depo Provera yaitu tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat

kankerpayudara, serta diabetes mellitus

disertai komplikasi. e. Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik Depo Progestin Setiap

terlambat

haid

harus

dipirkan

adanya

kemungkinan

kehamilan, nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu, timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi, sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, kaburnya penglihatan, dan perdarahan berat yang dua kali lebih panjang dari 20

masa haid atau dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid (Saifuddin 2006:MK-46). f. Efek Samping Efek samping yang timbul dari penggunaan KB suntik Depo Provera berupa gangguan spotting

(Wiknjosastro,

haid seperti amenorea, menoragia, dan

2005:921).

Selain

itu,

berat

badan

yang

bertambah, sakit kepala, pada system kardio-vaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin

ada

sedikit

peninggian

dari

kadar

insulin

dan

penurunan HDL-kolesterol (Hanafi, 2010:169). Efek samping lain yang timbul menurut Varney H.at.all (2007:482) yaitu perdarahan tidak teratur dan bercak darah yang berlangsung selama tujuh hari atau lebih atau perdarahan hebat selama beberapa bulan pertama penggunaan Depo Provera, nyeri kepala, nyeri tekan pada payudara, rasa penuh pada abdomen, perubahan mood dan depresi.Sedangkan

menurut

Manuaba

(2007:445)

kerugian

yang

terjadi antara lain perdarahan tidak menentu, terjadi amenore (tidak datang bulan) berkepanjangan, masih terjadi kemungkinan hamil.

21

5. Faktor-faktor dalam memilih kontrasepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memilih jenis kontrasepsi yang digunakan antara lain: a. Faktor pasangan - Umur - Gaya Hidup - Frekuensi senggama - Jumlah keluarga yang diinginkan - Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu - Sikap kewanitaan dan kepriaan b. Faktor kesehatan - Status kesehatan - Riwayat haid - Riwayat keluarga - Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan panggul c. Faktor metode kontrasepsi - Efektivitas - Efek samping - Biaya Pada

dasarnya,

pemilihan

jenis

kontrasepsi

yang

akan

digunakanoleh akseptor dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor 22

yangberasal dari pihak calon akseptordan

faktor

yang

berasal

dari

pihak medis/petugas KB. Faktor-faktor tersebut antara lain: - Pihak calon akseptor - Pihak medis / petugas KB

6. Karakteristik Akseptor KB Pengertian karakteristik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah: ciri-ciri khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Adapun ciri-ciri atau faktor-faktor yang akan diteliti pada akseptor KB suntik adalah usia, tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi. a. Umur akseptor Umur adalah lama seseorang hidup yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu umur <20 tahun, 20 - 35 tahun dan > 35 tahun (Depdikbud, 1997). Menurut KBBI umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Macam-macam umur menurut KBBI diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Usia kawin adalah usia yang dianggap cocok secara fisik dan mental 2) Usia produktif adalah usia ketika seseorang masih mampu bekerja 3) Usia reproduksi adalah masa antara pubertas dan menopause. 4) Usia lanjut adalah tahap masa tua (usia 60 tahun keatas)

23

b. Pengetahuan akseptor Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 1997). Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam bidang atau ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak dari yang sederhana sampai pada yang kompleks yaitu: 1) Jenjang C1 mengetahui/Tahu (Know) Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas atau sempit seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa yang diketahui hanya sekedar informasi yang dapat disingkat saja. Oleh karena itu pengetahuan merupakan tingkat yang paling rendah. 2) Jenjang C2 Pemahaman (Comprehension) Pemahaman adalah kemampuan memahami arti sebuah ilmu seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu. 3) Jenjang C3 Penerapan/Aplikasi (Application) Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau penafsiran suatu ilmu yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu metode, konsep, prinsip atau teori.

24

4) Jenjang C4 Analisa (Analisis) Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan suatu sama lainnya. Seperti menggambarkan

(membuat

bagan),

membedakan,

memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya. 5) Jenjang C5 Sintesis (Synthesis) Sintesis

adalah

suatu

kemampuan

untuk

meletakkan

atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru,

misalnya

dapat

menyusun,

merencanakan,

meringkas,

menyelesaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Jenjang C6 Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat penelitian terhadap suatu berdasarkan maksud atau criteria tertentu. Misalnya dapat membandingkan, menanggapi dan dapat menafsirkan dan sebagainya.

B. Kerangka pikir Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana (KB)

25

adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga dalam memberikan

nasehat

perkawinan,

pengobatan

kemandulan

dan

penjarangan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga, meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, serta untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. Khususnya Indonesia dan

kualitas

menghadapi

sumber daya manusia

permasalahan dengan

pada

kelahiran

jumlah

5.000.000

pertahunnya (Manuaba, 1998, hlm 437). Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh pihak dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya dukung dan daya

tampung

lingkungan.

Kebijakan

operasional

dikembangkan

berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteran keluarga, yang selanjutnya secara garis besar dapat

diklasifikasi

menjadi

pelayanan

kesehatan

reproduksi,

pemberdayaan ekonomi keluarga dan ketahanan keluarga gerakan KB. Dalam pelaksanaannya, program KB nasional digunakan untuk menunda

kehamilan,

menjarangkan

kehamilan

dan

menghentikan

26

kehamilan atau kesuburan. Salah satu alat kontrasepsi yang efektif bisa menunda atau menjarangkan kehamilan adalah dengan menggunakan Suntik KB (Hartanto, 2003). Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan program KB. Menurut data Susenas (2001) yang menyatakan bahwa pada tahun 2001 persentase peserta KB aktif, yaitu pasangan usia 15-49 tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan/memakai salah satu alat kontrasepsi. Namun dibalik penggunaannya para ibu juga harus memperhatikan kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorhea, menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat badan (Saifuddin, 2006). Dengan

demikian

penelitian

mengenai

karakteristik

penggunaan

kontrasepsi suntik depo progestik akan sangat membantu para ibu-ibu memperoleh informasi tentang kontrasepsi tersebut. Berikut bagan kerangka pikir penelitian penggunaan alat kontrasepsi suntik depo progestik sebagai berikut:

27

Umur

Pendidikan FAKTOR KARAKTERI STIK

Karakteristik Penggunaan Kontrasepsi

Akseptor KB

Paritas

C. Defenisi operasional Variabel 1. Umur yaitu lamanya hidup seseorang dari sejak lahir yang dinyatakan dengan tahun. (Notoatmodjo, 2003). 2. Pendidikan yaitu berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. 3. Paritas yaitu tingkat kesuburan yang dimiliki seorang wanita. 4. Akseptor KB yaitu pasangan usia subur, dimana salah seorang menggunakan

salah

satu

cara/alat

kontrasepsi

untuk

tujuan

pencegahan kehamilan 5. Akseptor KB aktif yaitu pasangan usia subur dimana akseptor saat ini menggunakan untuk menjarangkan kehamilan. 6. Akseptor KB baru yaitu pasangan usia subur yang salah satunya menggunakan cara/alat kontrasepsi untuk pertama kalinya.

28

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44
Bab Ii
October 2019 82

More Documents from "Mohamad Shodikin"

Bab Ii (repaired)new.docx
October 2019 25
Ringkasan.docx
October 2019 15
Cap 7 Y 8 Soporte.docx
June 2020 16
Tp Matlab.txt
December 2019 10
Bibliografia.docx
June 2020 12