Bab Ii Proposal Mail.docx

  • Uploaded by: nurwahida
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Proposal Mail.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,890
  • Pages: 8
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian yang terdahulu Sebelum peneliti mengangkat judul “Penerapan bahasa dalam menanamkan nilai- nilai agama di masyarakat desa takkalala kec, malangke kab luwu utara, peneliti menemukan beberapa literatur judul terdahulu yang juga berkaitan dengan judul penelitian tersebut. Judul terdahulu itu seperti “penerapan bahasa bugis dalam berdakwah di desa lantimojong,Dalam literatur tersebut, menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat mengenai penerapan bahasa daerah. Dari hasil pembahasan penelitian tentang penerapan bahasa bahasa daerah dalam menanamkan nilai- nilai agama di masyarakat di desa takkalala kec malangke kab luwu utara dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. masyarakat betul – betul memahami materi yang di sampaikan oleh para muballig. 2. tiga teknik dalam mencari informasi di desa takkalala kec malangke kab luwu utara yaitu menawarkan informasi, mengklasifikasi, dan menanyakan pertanyaan yang berkaitan. 4. Persepsi masyarakat mengenai penerapan bahasa daerah di desa takkalala kec malangke kab luwu utara dalah cukup baik. Selain literatur “ Persepsi masyarakat mengenai bahasa daerah di desa takkalala kec malangke kab luwu utara peneliti juga menemukan literatur lain yang berkaitan dengan judul penelitian yang diangkat oleh peneliti, seperti : “Pengaruh bahasa dalam merubah pola pikir masyarakat. B. Landasan Teori 1. bahasa bahasa adalah topik yang amat sering diperbincangkan, bukan hanya dikalangan ilmuan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam, sehingga kata bahasa itu sendiri memiliki terlalu banyak arti yang berlainan. Dalam wacana publik, kita sering mendengar kalimat atau frase ynag

mengandung kata bahasa atau turunannya, seperti “ Hewan pun berbahasa dengan cara mereka masing-masing,” “Kita harus mengkomunikasikan masalah ini kepada mahasiswa pada saat kuliah nanti,” “ Komputer adalah sarana komunikasi tercanggih,”

“ Orangnya tidak

komunikatif,” dan sebagainya. Pendeknya, istilah bahasa sedemikian lazim di kalangan kita semua, meskipun masing-masing orang mengartikan istilah itu secara berlainan. 1 Kata komunikasi( bahasa) atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare, yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi,( bahasa) yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi( bahasa) menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi(bahasa) merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “ kita berbagi pikiran,” “ kita mendiskusikan makna,” dan “ Kita mengirimkan pesan.”2 Kata lain yang mirip dengan komunikasi( bahasa) adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan dan kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang berkumpul dan hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunikasi bergantung pada pengalaman dan emosi bersama, dan komunikasi berperan dan menjelaskan kebersamaan itu. Bicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun salah. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “ Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik,” atau terlalu luas, ,misalnya “ Komunikasi adalah interaksi antara dua mahluk hidup atau lebih,” sehingga para peserta komunikasi ini mengkin termasuk hewan, tanaman dan bahkan jin. 1

Lihat Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, cet. 18, (Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2014), hal. 45 2 Ibid, hal . 46

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “ Pengalaman.” Sampai batas tertentu, mahluk hidup dapat dikatakan melakukan komunikasi dalam pengertian berbagi pengalaman.3 Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner, Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol—kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi(bahasa).4 Menurut Carl I. Hovland, Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).5 Komunikasi( bahasa) adalah Upaya yang dilakukan oleh manusia, untuk mendapatkan pengertian yang sama yang dilakukan dengan bantunan simbol-simbol. Menurut Brown, Komunikasi( bahasa) adalah Proses pengiriman ide atau pikiran dari satu orang kepada orang lain, dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dalam dir iorang lain yang menerimanya. Adapun menurut Chaplin, Komunikasi merupakan Proses pengiriman dan penerimaan berita atau sinyal. Sedangkan menurut Davis, Proses penyaluran informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain adalah komunikasi.6 Menurut W. Weaver, komunikasi adalah semua prosedur dimana pikiran seseorang dapat memengaruhi orang lain.7 Komunikasi (communication) adalah sebuah proes sistematis dimana orang berinteraksi dengan dan melalui simbol untuk menciptakan dan menafsirkan makna. Pigur pertama dari

3

Ibid Ibid, hal. 68 5 Ibid 6 Lihat http//komunikasi.com, diunduh Agustus 2016 7 Lihat Elvinaro Ardianto dan Bambang Q- Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi, Cet. 1, (Bandung : Penerbit Simbiosa Rekatama Media, 2007), hal. 17 4

defenisi ini adalah proses (process). Komunikasi adalah proses, yang artinya sedang berlangsung dan selalu bergerak, bergerak semakin maju dan berubah secara terus-menerus. Komunikasi juga sistemis (systemic), yang berarti bahwa itu terjadi dalam suatu sistem pada bagian yang saling berhubungan yang memengaruhi satu sama lain. Komunikasi juga menekankan peran serta simbol (symbols), yang mencakup bahasa dan perilaku nonverbal, serta seni dan musik.8 Akhirnya, definisi komunikasi berpusat pada makna yang merupakan jantung dari komunikasi. Makna adalah signifikansi yang kita berikan pada fenomena – apa yang ditunjukkan kepada kita. Makna tidak terdapat dalam fenomena. Sebaliknya, makna muncul dari interaksi kita dengan simbol. Ada dua tingkatan makna dalam komunikasi. Yang pertama tingkat makna berdasarkan isi (content level of meaning) adalah pesan harfiah. Yang kedua, tingkat makna berdasarkan hubungan (relationship level of meaning) adalah mengekspresikan hubuungan antara para pihak yang terlibat dalam komunikasi.9

berkomunikasi dengan efektif mempengaruhi masyarakat untuk mengekspresikan kebutuhan atau bereaksi dengan lingkungan. keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal dan penuh kasih sayang dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat harus memiliki tanggung jawab moral tinggi didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain demi kesejahteraan manusia. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan komunikasi yang dilakukan seorang dai dengan teknik- teknik tertentu yang mempunyai efek mempengaruhi. Komunikasi ini juga menjadi salah satu cara untuk membina hubungan saling percaya terhadap masyarakat dan pemberian informasi yang akurat kepada masyarakat, sehingga 8

Lihat Julia T. Wood, Komunikasi Teori dan Praktek, cet. 6, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2013),

hal. 3 9

Ibid, hal 4

diharapkan dapat berdampak pada perubahan yang lebih baik pada masyarakat sehingga dapa t membantu masyarakat dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada tahap bahasa.10

3. Empati Empaty is easy to say but difficult to understand. Empati adalah sesuatu yang penting dalam imajinasi, dimana tetchener sering kali mempertentangkannya dengan memory. Menurut Titchener, empati membantu kita memahami fenomena-fenomena yang membingungkan seperti fenomena ilusi visual. Karena ketika seseorang berempati, ia sedang melakukan diskusi dengan dirinya sendiri, antara dirinya dengan orang lain, dan antara dirinya dengan lingkungannya. Proses diskusi ini menempatkan kita dalam alam kesadaran, yaitu kesadaran atas kondisi kita, kondisi orang lain, dan situasi disekitar kita. Oleh karena itu, seseorang yang berempati akan terhindar dari ilusi visual yang mungkin terjadi dalam interaksinya dengan orang lain.11 Menurut psikoanalisis, empaty merupakan pusat dari hubungan interpersonal. Dalam arti lain, Kunci dari hubungan interpersonal adalah empati. Kohut percaya bahwa empati itu bersifat kuratif (menyembuhkan). Dalam buku terakhirnya, Kohut mencatat empati memiliki manfaat dalam arti yang luas, tidak hanya bermanfaat dalam bidang klinis, melainkan juga bermanfaat bagi kehidupan secara umum, baik dalam masyarakat, pekerjaan maupun dalam memahami persoalan-persoalan didalam keluarga.12 Menurut para tokoh Behaviourisme salah satu jawaban dari menghubungkan empati dengan perilaku menolong yang merupakan hasil dari pembelajaran sosial yaitu pemahaman. Perilaku menolong muncul dari hasil pemahaman atas kondisi target. Individu memahami apa

10

Lihat Mas Sugeng, Op. Cit Lihat Taufik, Empati pendekatan Psikologi Sosial, Ed. 1 Cet. 2, (Jakarta : Penerbit PT RajaGrafindo Persada, 2012) hal. 12 12 Ibid, hal. 13-17 11

yang dirasakan dan dipikirkan orang lain yang membutuhkan pertolongan. Hasil pemahaman ini membawa individu untuk berempati yang selanjutnya menimbulkan keinginan untuk memberikan pertolongan. Cara pemberian pertolongan ini merupakan level tertinggi dari pembelajaran sosial, karena perilaku itu muncul dari hasil pemahaman dan kesadaran diri sendiri atas kondisi yang terjadi pada orang lain.13 Dalam literatur psikologi sosial, pada awalnya kajian empati terfokus pada isu-isu yang terkait dengan perilaku menolong. Hal ini dipertegas oleh pendapat Carkhuff, without empathy there is no basis for helping. Selanjutnya, Krebs menemukan bahwa respon-respon empati dapat dikaitkan dengan altruisme (perilaku menolong) ketika menggunakan pengukuran-pengukuran psikologi yang berkaitan dengan empati. Allport mendefinisikan empati sebagai perubahan imajinasi seseorang kedalam pikiran, perasaan, dan perilaku orang lain. Dia percaya bahwa empati berada diantara kesimpulan (inference) pada satu sisi, dan intuisi pada sisi lain.14 Dari berbagai definis diatas, dapat disimpulkan bahwa empati merupakan suatu aktivitas untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh yang bersangkutan (observer, perceiver)15 terhadap kondisi yang sedang dialami orang lain, tanpa yang bersangkutan kehilangan kontrol dirinya.16

4. Komunikasi antarpribadi Komunikasi yang sering dilakukan didalam organisasi maupun diluar organisasi, apakah organisasi tersebut terbentuk lembaga pendidikan maupun organisasi diluar lembaga pendidikan atau di masyarakat, sering bersifat antarpribadi (interpersonal communication) . Peristiwa 13

Ibid, hal. 18 Ibid, hal. 39 15 Observer dan perceiver adalah individu yang mengamati dan mempersepsi. Pengertian diambil dari buku empati pendekatan psikologi sosial 16 Ibid, hal. 42 14

komunikasi seperti ini telah menjadi istilah umum, dimana maksud dan tujuannya adalah untuk mendeskripsikan sejumlah proses komunikasi antara manusia.17 Hampir setiap ahli mengartikan istilah bahasa menurut cara pandangnya masing-masing. Hal ini sejalan dengan pendapat Joe Ayres yang menyatakan “ tidak terdapat makna seragam diantara para pakar dalam mengartikan komunikasi Sebagian orang semata-mata menandai bahasa ini sebagai salah satu “tingkatan” dari proses atau terjadinya komunikasi antar manusia.18 Dean Barnlund menjabarkan bahasa sebagai “ Perilaku orang-orang pada pertemuan tatap muka dalam situasi sosial informal dan melakukan interaksi terfokus lewat pertukaran isyarat verbal dan nonverbal yang saling berbalaskan.”19 John Steward dan Gary D’ Angelo memandang bahasa berpusat pada kualitas komunikasi yang terjalin dari masing-masing pribadi. Partisipan berhubungan satu sama lain sebagai seorang pribadi yang memiliki keunikan, mampu memilih, berperasaan, bermanfaat, dan merefleksikan dirinya sendiri daripada sebagai objek atau benda. Dalam berkomunikasi, seseorang dapat bertindak atau memilih peran sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.20 Komunikasi merupakan pertemuan dari paling sedikit dua orang yang bertujuan untuk memberikan pesan dan informasi secara langsung. Joseph De Vito mengartikan bahasa sebagai “proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di sekelompok kecil orang, dengan beberapa effect atau umpan balik seketika”. Selanjutnya Muhammad mengartikan komunikasi sebagai “proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”. 17 Lihat Edi Harapan dan Syarwani Ahmad, Komunikasi Antarpribadi, Ed. 1, cet. 1, (Jakarta : Penerbit Rajawali Pers, 2014), hal. 3 18 Ibid 19 Ibid 20 Ibid, hal. 4

Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang dianggap paling efektif dan prosesnya dapat dilakukan denagn cara sangat sederhana.21 Proses memahami merupakan suatu proses dalam diri seseorang, tetapi proses memahami ini sangat tergantung pada situasi atau pertalian antar-pribadi – jadi sangat tergantung dari apa yang terjadi antara orang-orang yang mempergunakan informasi itu bersama-sama. Definisi yang lebih terperinci, berbunyi : proses merupakan perubahan atau serangkaian tindakan serta peristiwa selama beberapa waktu dan yang menuju suatu hal tertentu.22

C. Karangka Pikir Bahasa yang jelas dan tepat penting untuk memahamkan masyarakat mengenai agama Bahasa merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain, komunikasi ini direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya dipusatkan untuk memahamkan agama.berbahasa adalah kemampuan atau ketrampilan muballig untuk membantu masyarakat memahami agama,mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya. Ketiga mempengaruhi orang lain, Keempat mempererat hubungan atau interaksi anatara dai dan masyarakat .

21

Ibid, hal. 4-5 Lihat D. Lawrence Kincaid dan Wilbur Schramm, Asas-asas Komunikasi Antar Manusia, Cet. 1, ( Jakarta : Penerbit LP3ES bekerja sama dengan EWCI, 1977), hal. 95 22

Related Documents

Bab Ii Proposal Napza.docx
November 2019 34
Bab Ii Proposal Skripsi
October 2019 36
Bab Ii Proposal Mail.docx
November 2019 29
Bab Ii Proposal Efi Ok.pdf
December 2019 20
Proposal Bab Ii Dan Iii.docx
December 2019 36

More Documents from "Rizqi Layli Khusufi"

Analisis Semiotika 3.docx
November 2019 22
198101049.pdf
November 2019 15
Materi Palopo Pos.docx
November 2019 17
Penelitian Mail.docx
November 2019 14
Abstrak Perbaikan Mail.docx
November 2019 14