Bab Ii Perencanaan Runway 2.docx

  • Uploaded by: Ekajati Stepanigari
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Perencanaan Runway 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,520
  • Pages: 13
BAB II PERENCANAAN RUNWAY 2.1 PENDAHULUAN Salah satu fasilitas vital dalam dunia penerbangan yaitu landasan pacu atau Runway. Dalam perencanaan panjang runway yang dibutuhkan, banyak variabel-variabel yang harus ditinjau terlebih dahulu. Panjang dasar runway yang harus dimiliki oleh suatu bandar udara ditentukan dari jenis pesawat yang direncanakan akan mendarat di bandar udara tersebut. Setiap pesawat memiliki karakteristik tertentu dan juga memiliki panjang dasar runway yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh pabrik pembangun pesawat udara tersebut. Akan tetapi panjang dasar runway tersebut tidak lah serta merta dipergunakan sebagai acuan dalam penentuan panjang runway, karena perencana harus lah mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti keadaan disekitar runway. Adapun faktor-faktor yang akan mempengaruhi panjang runway adalah antara lain: 1. Suhu Keadaan suhu pelabuhan udara pada tiap-tiap tempat tidaklah sama. Makin tinggi suhu di Airport makin panjang runwaynya, karena makin tinggi temperatur maka density udaranya makin kecil yang mengakibatkan kuat desak pesawat berkurang sehingga dengan kondisi seperti ini akan dituntut runway yang panjang. Setiap kenaikan 10 F diperlukan panjang runway antara 0,42 0,65% dari panjang runway standar, yakni kondisi suhu 59 0 900 F. 2. Surface wind Surface wind adalah angin yang lewat diatas permukaan landasan. Panjang runway sangat ditentukan oleh angin yang dibedakan atas tiga keadaaan :

Arah angin sejajar arah pesawat, hal ini akan memperpanjang runway. Arah angin berlawanan arah pesawat, hal ini akan memperpendek runway. Arah angin tegak lurus arah pesawat, hal ini tidak mungkin digunakan dalam perencanaan. Penentuan arah angin untuk menentukan arah runway ditentukan oleh arah angin dengan kecepatan terbesar. 3. Runway gradient Kemiringan dari landasan juga akan mempengaruhi panjang pendeknya runway. Tanjakan landasan akan mengakibatkan tuntutan panjang yang lebih jika dibandingkan dengan landasan datar. Landasan yang menurun akan mengakibatkan runway akan menjadi lebih pendek. Karena sulitnya pembuatan uniform gradient, maka kemiringan yang diambil adalah Averange Gradient yaitu dengan menghubungkan ujung-ujung runway tersebut. Pada peta topografi yang direncanakan boleh dibuat rata yaitu diambil harga rata-ratanya dengan syarat daerah yang naik dan yang turun tidak lebih dari 5 ft. 4. Ketinggian pelabuhan udara Semakin tinggi elevasi bandar udara dari muka air laut maka runway yang diperlukan akan semakin panjang, hal ini disebabkan karena semakin tinggi elevasi suatu daerah maka kerapatan udara akan semakin berkurang. Setiap kenaikan 1000 ft akan terjadi perpanjangan runway 7%.

5. Kondisi permukaan runway Adanya genangan air menyebabkan runway lebih panjang, karena pada saat take-off, pesawat akan mengalami hambatanhambatan kecepatan akibat genangan air. 2.2 Penentuan Arah Runway Persoalaan runway erat sekali dengan masalah angin. Oleh sebab itu pada perencanaan, analisa angin merupakan hal yang sangat penting. Peraturan menyebutkan bahwa landasan harus selalu searah atau mendekati dengan arah angin yang terdapat didaerah itu. Karena gerakangerakan pesawat pada saat take off dan landing dapat bebas dan aman kalau komponen angin tegak lurus arah pesawat (cross wind) seminimal mungkin. Gerakan angin tegak lurus yang diizinkan tidak hanya bergantung pada besar kecilnya pesawat, namun juga pada konfigurasi sayap pesawat terbang itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan data angin yang meliputi : Arah angin Kecepatan angin Menentukan arah angin dengan diagram Windrose Langkah-langkah dalam menentukan arah ranway sebagai berikut : 1. Membuat diagram Windrose (DWR) Menentukan skala yang dipergunakan dalam windrose Membagi lingkaran menjadi 16 arah mata angin Membuat angka arah 0 % - 360 % (setiap kelipatan 22,5 o) 2. Data angin diplot ke DWR 3. Menentukan PCw (Permissible Crosswind) 4. Menentukan lingkup dari p = (a) a = 2 PCw / c c 1 c = Faktor ketinggian alat 5. Membuat dua garis sejajar + 1 sumbu dengan jarak a (skala seperti DWR)

6. Dicoba meletakkan transparan dengan sumbu dengan arah tertentu yang diperkirakan dapat meliputi total % angin terbesar. Diulang beberapa kali sampai menghasilkan total % angin 95 % 7. Arah ranway adalah arah sesuai dengan arah dalam besaran sudut 2.3. Perhitungan Crosswind Dengan Diagram windrose ICAO Aerodrome Reference Code Aerodrome Code Number 1 2 3 4 Reference Field Langth (m) < 800 800 - < 1200 1200 - < 1800 1800 Aerodrome Code Letter A B C D E Wingspan ( m) < 15 15 - < 24 24 - < 36 36 - < 52 52 - < 65 Outer Main Gear Wheel Span (m) < 4,5 4,5 - < 6 6-1500 m (untuk pesawat DC 8-63, runway = 3.627,12 m) adalah 20 knot (23 MPh). Untuk alat ukur yang tingginya 20 ft, memiliki faktor koreksi sebesar c = 1,0.

Sehingga lebar Wind Coverage (a) : a ! 2 ™ Pcw 2 ™ 23 ! ! 46 MPh. c 1 Skala diagram windrose : 1 MPh : 1 mm Jadi a dalam skala = 46 ™ 1 = 46 mm = 4,6 cm

Diagram WINDROSE WindRose Skala 1mm:1 MPh 3 30 340W NN 350 360 N 10 20 NN E 30 0 32 40 1.6 W 0 N N 0.8 E 50 2 90 WW 30 N 0 31 1.3 60 0.9 2.7 0.6 47 MP h 3.2 1.8 0.0 2.2 7.8 5.1 0.1 1.6 1.0 2.1 70 EEN 31 0.9 MP h 0.2 28 0 80 0.4 h 15 MP 2.4 0.8 270 W 90 E 0.0 0.1 2.3 0.2 3.3 0.3 0.2 0.9 2.3 4.5 100 2 60 0.6 0.1 0.8 0.4 2.3 4.8 6.7 0.1 0.0 1.8 2 50 S WW 110 EE 12 S 0 2.7 5.6 3.0 0.9 40 0.3 2 13 0 23 0 1.3 2.8 14.2 h 46 M P 14 0 15 0 1 60 E SS 17 0 180 S 1 90 2 00 SS 2 W 10 22 0 SW SE

Hasil Perhitungan WINDROSE Azimut landasan Pacu ( arah :170 o-350o ) Kecepatan Angin (Mph) Arah Angin N NNE NE EEN E EES SE SSE S SSW SW WWS W WWN NW NNW CALM Azimut 0-4 4 15 15 31 Persentase 0 22,5 45 67,5 90 112,5 135 157,5 180 202,5 225 247,5 270 292,5 315 337,5 3,3 TOTAL 7,8 7,8v1= 7,8 5,1 5,1v1= 2,1 2,4 2,4v1= 2,4 0,8 0,8v1= 0,8 0,3 0,3v1= 0,3 2,3 2,3v1= 2,3 4,5 4,5v1= 4,5 6,7 6,7v1= 6,7 4,8 4,8v1= 4,8 2,3 2,3v1= 2,3 0,4 0,4v1= 0,4 0,2 0,2v1= 0,2 2,3 2,3v1= 2,3 1,0 1,0v1= 1,0 1,6 1,6v1= 1,6 2,2 2,2v1= 2,2 2,7 2,7v1= 2,7 2,1 2,1v1= 2,1 0,9 0,9v0,829= 0,7 0,4 0,4v0,496= 0,2 0,2 0,2v0,476= 0,1 0,1 0,1v1= 0,1 1,8 1,8v1= 1,8 3,0 3,0v1= 3,0 5,6 5,6v1= 5,6 2,7 2,7v1=2,7 0,8 0,8v0,794= 0,6 0,6 0,6v0,464= 0,3 0,1 0,1v0,450= 0,05 0,1 0,1v1= 0,1 1,8 1,8v1= 1,8 3,2 3,2v1= 3,2 1,6 1,6v1= 1,6 0,8 0,8v0,710= 0,6 0,6 0,0 0,2 0.2v0= 0 0,9 0,9v0= 0 0,0 0v0= 0 0,9 0,9v0,619= 0,6 14,2 14,2v1= 14,2 2,8 2,8v1= 2,8 1,3 1,3v0,678= 0,9 0,3 0,3v0= 0,0 0,1 0,1v0= 0 0,0 0v0 =0 0,0 0,0v0= 0 0,9 0,9v0,572= 0,5 1,3 1,3v1= 1,3 31 47 Total (%) 12,1 7,8 3,2 1,0 0,4 2,4 6,9 23,9 13,2 5,9 1,0 0,5 2,35 1,1 3,9 6,7 3,3 95,5

Karena usability factor > 95%, maka arah 170o-350o memenuhi syarat sebagai runway. Setelah dianalisa secara grafis (wind rose methode) terhadap data angin yang ada yaitu dengan membuat lingkaran-lingkaran yang mewakili kecepatan angin, garis-garis radial yang menunjukkan arah angin, dengan menggunakan kertas transparan yang telah dibuat wind coveragenya. Setelah dibuat arah (Azimut) runway 170 o-350o,didapat harga useability sebesar 95,5 % maka arah tersebut dapat digunakan, yang artinya 95,5 % dari waktu runway tersebut dapat digunakan dan 4,5% dari waktu runway tidak dapat digunakan karena wind cross yang terjadi melebihi wind cross yang diijinkan. X Recommended

Konfigurasi Runway

Terdapat banyak konfigurasi runway. Kebanyakan merupakan kombinasi dari beberapa konfigurasi dasar. Konfigurasi dasar tersebut adalah : 1. Runway tunggal Konfigurasi ini…

Runway Light

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Optimasi keterkaiatan institusional dapat terwujud apabila antar instansi yang terkait mempunyai keterpautan kepentingan. Salah satu parameter…

Pengertian Runway

LANDASAN PACU ( RUNWAY ) A. Pengertian Runway landasan pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa…

Konfigurasi Runway

Materi konfigurasi landasan pacu

Pengertian Runway Dan Cara Menentukan Runway Designator

Konfigurasi Runway Lapangan Terbang

Konfigurasi Runway pada Lapangan Terbang

Evaluasi Panjang Runway Bandara

Evaluasi panjang runway bandara nusawiru kabupaten Pangandaran

Bagian Pada Runway

Bagian pada Bandara

14039859 Konfigurasi Runway Lapangan Terbang

TEKNIK LAPANGAN TERBANG 1 (TEORI DASAR) Dr. Ari Sandhyavitri & Hendra Taufik, ST, MSc Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Pekanbaru Agustus, 2005 TEKNIK…

Desain Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Runway

Desain Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Runway

Analisis Data Arah Dan Kecepatan Angin Runway

nhntthth

Undangan Pembuktian Kualifikasi Runway Strip (Ulang) TMH05102015

55545

479107268Analisis Landasan Pacu (Runway) Bandar Udara Pinang Kampai Dumai

vhv

479107268Analisis Landasan Pacu (Runway) Bandar Udara Pinang Kampai Dumai

479107268Analisis Landasan Pacu (Runway) Bandar Udara Pinang Kampai Dumai

PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON UNTUK PESAWAT TIPE B 737-900 ER

PERENCANAAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON UNTUK PESAWAT TIPEB 737900 ER

SKEP 78-VI-2005 Juklak Pemeliharaan Konstruksi Runway, Taxiway, Apron Dan Fasilitas Penunjang Di Bandara

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 78 / VI / 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN…

Bab

Bab

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Candi Borobudur a. Sejarah Candi Borobudur Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut…

Bab

PRAKERIN DI ANDIKA KOMPUTER

View more

Related Documents


More Documents from "Irma Nur F"

Bab I-iii.docx
November 2019 1