Bab Ii Perencanaan Konsep Teoritis.doc

  • Uploaded by: Komanx Sexbrenx
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Perencanaan Konsep Teoritis.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,538
  • Pages: 9
C. PERENCANAAN No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan 1. Kerusakan integritas Setelah diberikan asuhan Mandiri : kulit dengan

Rasional

berhubungan keperawatan selama 3 x 24 1. Observasi TTV pasien trauma

1. Peningkatan leukosit dalam

kimia jam diharapkan integritas

darah merupakan tanda dari

sekunder akibat bahan kulit dapat dipertahankan

peningkatan aktivitas bakteri

berbahaya

dalam

ditandai dengan kriteria hasil :

dengan: DS: Pasien

1. Kulit mengatakan

kulitnya

pecah-pecah,

pasien

mengatakan

kulitnya gatal. DO: Kulit pasien

tampak

pecah-pecah,

tampak

luka retak menyerupai fisura pada kulit pasien, tampak

luka

garukan

pada

pasien, kemerahan pasien.

bekas kulit tampak

pada

kulit

pasien

mulai

tubuh

dikompensasi

dan oleh

akan tubuh

menunjukkan perbaikan

dengan

peningkatan

(pecah-pecah

metabolisme tubuh yang akan

berkurang). menyebakan peningkatan suhu 2. Observasi keadaan kulit 2. Pasien mengatakan tubuh, nadi, dan respirasi. pasien. gatalnya berkurang. 3. Tampak adanya proses 2. Mengetahui kondisi kulit 3. Berikan perawatan kulit yang penyembuhan pada luka untuk dilakukan pilihan sering untuk mempertahankan retak maupun luka bekas intervensi yang tepat. integritas kulit. 3. Kulit merupakan barier yang garukan. 4. Kemerahan pada kulit penting yang harus 4. Oleskan lotion dan krim kulit pasien berkurang. dipertahankan keutuhannya sesuai order dokter. agar dapat berfungsi dengan 5. Berikan kompres dingin untuk mengurangi inflamasi.

intensitas

baik. 4. Hidrasi yang efektif pada kulit mencegah gangguan lapisan barier pada kulit.

5. Kompres

dingin

menghasilkan 6. Anjurkan menghindari berulang

pasien

untuk

pemajanan terhadap

(misalnya,

iritan detergen,

pembersih, pelarut). 7.

(karena pekerjaan), anjurkan pasien untuk menggunakan seperti

tangan/ handscoon. 8. Anjurkan pasien

selop

menimbulkan

vasokonstriksi darah

kulit

pembuluh dan

untuk

atau sabun yang dibuat untuk

dengan

demikian mengurangi eritema yang

menghilangkan air, lipid atau protein dari epidermis akan mengubah fungsi barier kulit. Pemajanan berulang terhadap substansi

menggunakan sabun ringan kulit sensitive. 9. Anjurkan pasien

pendinginan

dan edema intersel. 6. Setiap substansi

Bila tidak bisa dihindari

pelindung

yang

akan

kimia

akan

memperburuk kerusakan kulit. 7. Pelindung yang digunakan berfungsi untuk melindungi kulit dari pemajanan berulang

untuk

dan menghindari kerusakan

menghindari pemakaian salep

kulit yang berlanjut. 8. Upaya ini dilakukan untuk

atau lotion yang dibeli tanpa resep dokter. 10. Anjurkan pasien agar kukunya selalu terpangkas/pendek.

mengurangi

iritasi

kulit

terhadap bahan yang bersifat keras. 9. Masalah

pasien

dapat

disebabkan oleh iritasi atau Kolaborasi: 11. Kolaborasi dalam pemberian anti histamin.

sensitisasi karena pengobatan sendiri. 10. Pemotongan menguragi

12. Kolaborasi dalam pemberian

kuku

akan

kerusakan

kulit

karena garukan

anti inflamasi (kortikosteroid). 11. Pengunaan antihistamin dapat mengurangi respon gatal dan mempercepat

proses

penyembuhan. 12. Penggunaan kortikosteroid berfungsi

menekan

terjadi

peradangan pada kulit. 2.

Resiko

tinggi

infeksi Setelah diberikan asuhan Mandiri :

berhubungan

dengan keperawatan selama 2 x 24 1. Observasi adanya tanda-tanda 1. Mengidentifikasi

adanya

invasif jam diharapkan infeksi tidak

jalur

infeksi (rubor, dolor, kalor,

proses

adanya

penyembuhan

dan

akibat adanya luka. terjadi dengan kriteria hasil: tumor, fungsiolaesa serta deteksi dini terhadap DS : 1. Tidak terdapat tandaadanya pus). terjadinya infeksi. Pasien mengatakan 2. Observasi suhu tubuh pasien 2. Peningkatan suhu tubuh dapat tanda infeksi (rubor, terdapat luka pada dan timbulnya demam. mengidentifikasikan dolor, kolor, tumor, kulitnya. terjadinya infeksi. DO : fungsiolaesa) dan 3. Berikan perawatan yang 3. Perawatn luka yang adekuat

Tampak luka retak pada kulit sekitar

pasien, luka

kurang bersih.

area

di

tampak

adanya pus. 2. Luka pasien bersih

dan

tampak

adekuat dengan teknik aspetik

dapat

menghindarkan

pada luka pasien.

dari

adanya

kontaminasi

dan

menurunkan

terawat

bakteri

dengan baik. 4. Ajarkan pasien untuk merawat luka dengan teknik aseptik dan anjurkan pasien untuk

luka

resiko infeksi. 4. Perawatan luka yang baik oleh pasien

dapat

menurunkan

resiko terjadinya infeksi pada luka.

melakukannya di rumah.

Kolaborasi: 5. Obat antibiotic dapat 5. Kolaborasi dalam pemberian membunuh bakteri pirogen. antibiotic.

3.

Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan Mandiri : dengan proses inflamasi keperawatan selama 2 x 24 1. Observasi dan inkontunuitas

rusaknya jam diharapkan nyeri akut jaringan teratasi

dengan

kriteria

keluhan

nyeri, 1. Informasi

yang

didapatkan

termasuk

lokasi,

lamanya,

dari observasi berfungsi untuk

intensitas

dan skala nyeri

mengevaluasi perkembangan

ditandai dengan: hasil: pasien (0-10). pasien dan mengetahui DS: 1. Pasien mengatakan kefektifan tindakan yang Pasien mengatakan nyeri nyerinya berkurang. diberikan. seperti terbakar / panas 2. Skala nyeri pasien 2. Observasi tanda-tanda vital 2. Tanda-tanda vital dievaluasi pada kulitnya, pasien berkurang 1 dari 0-10 (nadi, RR, dan tekanan darah) untuk mengtahui mengatakan nyerinya skala nyeri yang dan ekspresi wajah pasien. perkembangan terhadap

datang

setelah

kontak

dengan iritan, skala nyeri pasien

ringan

sampai

sedang 4 dari 0-10 skala nyeri

yang

pasien terdapat

diberikan, mengatakan

luka

pada

kulitnya. DO: Pasien tampak meringis, pasien tampak gelisah, TTV : Nadi 100x/mnt, RR 24 x/mnt, TD 140/80

diberikan. 3. Luka pada kulit pasien menunjukkan

adanya

proses

tampak

tenang dan relaks. 5. Pasien tidak tampak gelisah. 6. Tanda-tanda vital dalam batas normal: Nadi : 60-90 x/menit RR : 16-20 x/ menit TD : 100-120/60-80

mmHg, S 38 0C. S

yang

diberikan.

Penurunan

nadi,

RR,

menuju

batas

TD

normal

mengindikasikan

penyembuhan/mulai tertutup. 4. Wajah pasien

intervensi

adanya

penurunan respon nyeri. 3. Bantu

klien

meningkatkan 3. Distraksi

kenyamanan mengurangi dengan

nyeri

mengajarkan

psikologis distraksi

seperti

(pengalihan

untuk

perhatian) dapat menurunkan

klien

stimulus

cara

internal

mekanisme

peningkatan

teknik

produksi

endorphin

(pengalihan

enkefalin

yang

perhatian).

dengan dan dapat

memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks

mmHg : 36,8 – 37,4 0C

serebri sehingga menurunkan 4. Lakukan kompres basah atau dingin.

persepsi nyeri. 4. Penghisapan air yang bertahap dari

kasa

kompres

akan

menyejukkan

kulit

dan

memberikan

kenyamanan

sehingga akan menurunkan rangsangan nyeri. Kolaborasi:

5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.

5. Analgetik dapat meringankan rasa nyeri dengan menekan susunan

saraf

pusat

pada

thalamus dan korteks serebri. 4.

Gangguan

pola

berhubungan

tidur Setelah diberikan asuhan Mandiri : dengan keperawatan selama 2 x 24

ketidaknyamanan sekunder

jam diharapkan pola tidur

akibat

gatal pasien

kembali

normal

ditandai dengan: dengan kriteria hasil: DS: 1. Pasien mengatakan Pasien mengatakan tidurnya di malam hari tidurnya terganggu cukup dan tidurnya tidak karena kulitnya gatal. DO: terganggu. Pasien tampak terus 2. Kulit pasien tidak gatal menggaruk pasien

kulitnya,

dan pasien tidak tampak

tampak

menggaruk kulitnya. 3. Pasien tidak tampak

mengantuk di siang hari, pasien tampak letih.

letih

dan

tidak

1. Ciptakan

suasana

mendukung

yang

1. Suasana yang tenang akan

dengan

mendukung istirahat pasien. 2. Menentukan rencanan

mengurangi kebisingan. 2. Beri kesempatan pada pasien unutk

menungkapkan

gangguan tidur. 3. Jaga kamar tidur agar tetap memiliki

mengatasi gangguan.

ventilasi

dan

kelembaban yang baik.

3. Udara yang kering membuat kulit terasa gatal. Lingkungan yang

nyaman

dapat

meningkatkan relaksasi dan membantu istirahat pasien. 4. Tindakan ini mencegah

4. Anjurkan

pasien

menjaga

agar kulit selalu lembab.

mengantuk di siang hari. 5. Anjurkan klien mengerjakan

kehilangan air. Kulit yang kering dan gatal biasanya dapat dikendalikan. 5. Tindakan ini memudahkan

hal-hal yang ritual dan rutin

peralihan

menjelang tidur.

terjaga

dari menjadi

keadaan keadaan

tidur. 5.

Gangguan

citra

berhubungan

tubuh Setelah diberikan asuhan Mandiri : dengan keperawatan selama 2 x 24 1. Observasi adanya gangguan 1. Gangguan

citra

diri

akan

perubahan struktur tubuh jam diharapkan pasien dapat

citra diri pasien (ucapan yang

menyertai setiap penyakit atau

ditandai dengan: beradaptasi dengan citra DS: tubuhnya dengan kriteria Pasien mengatakan malu hasil: dengan keadaannya. DO: 1. Pasien mengatakan tidak Pasien tampak malu, malu lagi. 2. pasien tampak tidak mau 2. Pasien tidak

merendahkan

sendiri,

keadaan yang tampak nyata

malu

bagi pasien. Kesan seseorang

melihat

kulitnya

mengalami

yang

peradangan,

kulit pasien tampak tidak mulus dan kemerahan.

menunjukkan malu. 3. Pasien

mau

kulitnya. 4. Kulit pasien

ekspresi

ekspresi

diri

keadaan

terhadap kondisi kulitnya).

terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri.

Identifikasi

stadium 2. Mengetahui hubungan antara

psikososial

tahap

perkembangan.

stadium perkembangan, citra diri

dan

reaksi

serta

pemahaman pasien terhadap

melihat

kondisi kulitnya. mulai 3. Berikan

menunjukkan perbaikan.

kesempatan

pengungkapan.

untuk 3. Pasien

Dengarkan

(dengan cara yang terbuka,

pengalaman

membutuhkan yang

harus

didengarkan dan dipahami.

tidak menghakimi). 4. Dukung dan dorong pasien, 4. Pemberi perawatan kadangberikan positif.

perawatan

dengan

kadang penilaian mempengaruhi

memungkinkan untuk perawatan

pasien dan kebutuhan untuk

membuat

upaya

untuk

membantu pasien merasakan 5. Dorong

sosialisasi

dengan

orang lain.

nilai pribadi. 5. Bersosialisasi dengan orang lain

dapat

meningkatkan

penerimaan diri dan sosialisasi pasien. 6.

Ansietas

berhubungan Setelah diberikan asuhan Mandiri :

dengan perubahan status keperawatan selama 1 x 24 1. Observasi kesehatan dengan: DS: Pasien

ditandai jam

diharapkan

pasien mengatakan

cemas dengan keadaan kulitnya. DO: Pasien tampak

berkurang/teratasi

ansietas dapat dengan

kriteria hasil: 1. Pasien mengatakan tidak

cemas lagi. cemas, 2. Wajah pasien

pasien tampak gelisah.

pasien

kekhawatiran 1. Perawat dan

tingkat

pemahaman pasien mengenai kesehatannya. 2. Observasi apakah

mengetahui tentang kondisi

ketakutan

pasien.

Bantu

pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan menilai

mengenali masalah.

pemahaman

dan

koping

2. Memberikan data dasar untuk mengembangkan

rencana

penyuluhan.

tampak 3. Nilai rasa keprihatinan dan

untuk

informasi dan memfasilitasi pasien

pasien

dirinya.

tenang. 3. Pasien tidak gelisah.

mengklarifikasi

serta

diri

dan

mengatasi

3. Tindakan kesempatan

ini pada

memberi petugas

untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Ketakutan merupakan unsure yang dapat merusak adaptasi

pasien. 4. Jaga agar pasien mendapatkan 4. Pasien informasi

yang

memperbaiki

harus

memiliki

benar;

perasaan bahwa ada sesuatu

kesalahan

yang dapat mereka perbuat.

persepsi atau informasi.

Kebanyakan pasien merasakan manfaatnya.

5. Diskusikan tentang

apa

bersama yang

klien 5. Diskusi akan

yang

bersama

pasien

dikerjakan dan mengapa perlu

meningkatkan

dilakukan.

pasien yang

dilakukan dapat

pemahaman

mengenai dilakukan

tindakan sehingga

mengurangi kecemasan dan pasien 6. Berikan aktivitas pengalih.

mengikuti

kooperatif

dalam

terapi

yang

diberikan. 6. Aktivitas pengalihan seperti mengajak

bicara

berguna

untuk mengurangi kecemasan pasien.

Related Documents


More Documents from "FATIN HAFIZAH MOHAMMAD SUKRI"