BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu, dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masvarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan. Menurut Havighurst perkembangan tersebut dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang harus ditempuh. Tugastugas perkembangan tersebut menurut Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajar nomma kehidupan dan . budaya masyarakat agar ia (mereka) mampu melakukan penyesuaian. diri dengan baik di dalam kehidupan nyata. Sedangkan menurut Hurlock tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations, yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai ketrampilan tertentu yang penting dan memperoleh perilaku yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Jadi tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut. Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan, adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
1
2.
Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
3.
Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya. Tugas-tugas perkembangan adakalanya yang dapat diselesaikan dengan
baik, ada juga yang mengalami hambatan. Tidak dapat diselesaikannya dengan baik suatu tugas yang dilakukan oleh individu dapat menjadi suatu bahaya potensial. Setidaknya ada tiga macam bahaya potensial yang menjadi penghambat penyelesaian tugas perkembangan, yaitu : 1.
Harapan-harapan kurang tepat, baik individu maupun lingkungan sosial mengharapkan perilaku di luar kemampuan fisik maupun psikologis.
2.
Melangkahi tahap-tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu.
3.
Adanya krisis yang dialami individu karena melewati satu tingkatan ke tingkatan yang lain.1
B. Sumber Tugas Perkembangan Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan tersebut menurut Havighurst adalah sebagai berikut : a. Kematangan fisik, misalnya; 1. Belajar berjalan pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot, dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan. 2. Belajar bertingkah laku, bergaul dengan teman lawan jenis pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual, pada fase ini individu belajar melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. b. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya: 1 Sunarto dan Agung Hartono, Psikologi Perkembangan Pesrta Didik, Rineka Cipta, Jakarta,2008, h.43-45 2
1. Belajar membaca. 2. Belajar menulis. 3. Belajar berhitung. 4. Belajar berorganisasi. Pada fase ini individu berada pada usia 6-12 tahun yang biasa disebut dengan masa sekolah karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup matang untuk menerima pengajaran. Untuk dapat hidup dalam masyarakat yang berbudaya, setidaknya anak harus tamat dalam jenjang sekolah dasar (SD), karena dari sekolah dasar anak sudah memperoleh ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. c. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya: 1. Memilih pekerjaan. 2. Memiliki teman hidup. d. Tuntutan norma agama, misalnya: 1. Taat beribadah kepada Allah. 2. Berbuat baik kepada sesama manusia.2
C. Tugas-tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari seiak masa bayi sampal usia laniut dikemukakan oleh Havighurst sebagai berikut: 1. Tugas Perkembangan Pada masa Bayi dan Anak-Anak a.
Belajar berjalan.
b.
Belajar makan makanan padat.
c.
Belajar berbicara.
d.
Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh.
e.
Mencapai stabilitas fisiologik.
f.
Membentuk pengertian sederhana tentang realitas fisik dan sosial.
2 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm 65-66
3
g.
Belajar kontak perasaan dengan orang tua, keluarga, dan orang lain.
h.
Belajar mengetahui mana yang benar dan vang salah serta mengembangkan kata hati.
2. Tugas Perkembangan Masa Anak Sekolah a.
Belajar ketangkasan fisik untuk bermain.
b.
Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh.
c.
Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya.
d.
Belajar peranan jenis kelamin.
e.
Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung.
f.
Mengembangkan
pengertian-pengertian
yang
diperlukan
guna
keperluan kehidupan sehari-har. g.
Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai.
h.
Belajar membebaskan ketergantungan diri.
i.
Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembga-lembaga.
3. Tugas Perkembangan Masa Remaja a.
Menerima keadaan jasmaniah dan menggunakannya secara Efektif .
b.
Menerima peranan sosial jenis kelamin sebagai pria/wanita.
c.
Menginginkan dan mencapai perilaku sosial vang bertanggung jawab sosial.
d.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e.
Belajar bergaul dengan kelompok anak-anak wanita dan anak-anak laki-laki.
f.
Perkembangan skala nilai.
g.
Secara sadar mengembangkan gambaran dunia yang lebih. Adekwat.
h.
Persiapan mandiri secara ekonomi.
i.
Pemilhan dan latihan jabatan.
j.
Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal
4
a.
Mulai bekerja.
b.
Memilih pasangan hidup.
c.
Belajar hidup dengan suami/istri.
d.
Mulai membentuk keluarg.
e.
Mengasuh anak Mengelola/nengemudikan rumah tangga.
f.
Menerima/mengambil tanggung jawab warga Negara.
g.
Menemukan kelompok sosial yang menyenangkan.
5. Tugas Perkembangan Masa Usia Madya/Masa a. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan Fisiologis. b. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai Individu. c. Membantu anak-anak remaia belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia d. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekeriaan. e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa. f. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.3
D. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas-tugas Perkembangan 1. Peran Sekolah Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi keluarga dan
3 Makmum Khairani, Psikologi Perkembangan, Aswaraja Pressindo, h. 9-13
5
guru substansi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu : a.
Siswa harus hadir di sekolah.
b.
Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini seiring dengan masa perkembangan “konsep dirinya”.
c.
Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
d.
Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
e.
Sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik. Menurut Havighurst sekolah mempunyai peranan atau taggung jawab
penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogyanya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal, kematangan dalam mencapai filsafat hidup, dan kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Terhadap Penyelenggara Pendidikan Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakuakn pola dan sistem yang sama semua tindakan pendidikan kepada semua siswa di dalam kelas, walaupun mereka bereda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan individu yang beraneka ragam itu menjadi berkurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan klasikal adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja.
6
Beberapa usaha yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan dengan cita-cita kehidupannya adalah sebagai berikut: a.
Bimbingan karier atau bimbingan konseling dalam upaya membimbing dan mengarahkan siswa dalam menentukan pilihan jenis pendidikan dan pekerjaan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.
b.
Memberikan latihan-latihan praktis yang berorientasi pada kondisi dan kebutuhan lingkungan.
c.
Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan menyertakan kurikulum muatan lokal. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga
ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan model keluarga yang ideal, perlu dilakukan hal-hal berikut ini : a.
Bimbingan tentang tata cara bergaul dan mengajarkan etika pergaulan melalui pendidikan budi pekerti.
b.
Bimbingan pada siswa untuk memahami nilai dan norma sosial yang berlaku, baik dalam keluarga, sekolah maupaun masyarakat.
c.
Perlu dilakukan pendidikan praktis melalui organisasi pemuda, pertemuan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama, baik di dalam maupun di luar sekolah.4
4 Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik), Pustaka Setia, Bandung, 2006, hlm 159-161
7
BAB III PENUTUP Kesimpulan Tugas-tugas perkembangan adalah sebuah hal yang harus dilakukan oleh individu yang mana menuntut keberhasilan dalam melaksanakan tugas tersebut agar tercapai kata kebahagiaan atau kepuasan batin oleh individu, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, dan ketrampilan yang dimiliki oleh individu sesuai dengan jenjang usia individu tersebut. Tugas-tugas perkembangan memiliki tiga tujuan: 4.
Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
5.
Memberikan motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya.
6.
Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya akan memasuki tingkat perkembangan berikutnya. Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan
tersebut menurut Havighurst adalah Kematangan fisik, Tuntutan masyarakat secara kultural, Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, Tuntutan norma agama. Pembagian tugas-tugas perkembangan untuk masing-masing fase dari seiak masa bayi sampal usia laniut dikemukakan oleh Havighurst adalah Tugas Perkembangan Pada masa Bayi dan Anak-Anak, Tugas Perkembangan Masa Anak Sekolah, Tugas Perkembangan Masa Remaja, Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal. Tugas Perkembangan Masa Usia Madya/Masa. Peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock berpendapat bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Sekolah berperan sebagai substansi keluarga dan guru substansi orang tua.
8
9