BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Bimbingan Karir 1. Pengertian Bimbingan Karir Secara umum bimbingan adalah istilah yang mencakup pengertian umum proses layanan bantuan kemanusian. Di sekolah, layanan bimbingan diberikan dengan tujuan untuk membantu siswa yang mengalami masalah, khususnya yang berkenaan dengan penyusunan rencana untuk masa depannya mengingat usia perkembangannya, kerisauan umum para siswa tersebut adalah mengenai pendidikannya (keberhasilan belajar, dan kelanjutan studi) dan pekerjaan apabila nanti tamat dari sekolah. Layanan bimbingan karier diartikan sebagai bimbingan yang bertujuan membantu siswa menyusun rencana karier dan menyiapkan diri untuk kehidupan kerja .
Menurut pendapat Muhammad Thayeb Manrihu layanan bimbingan
karier adalah: “Suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik,
prosesproses,
teknik-teknik,
atau
layanan-layanan
yang
dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilanketerampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya.”8
9
10
Layanan bimbingan karier adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada sisiwa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karier (Hibana S. Rahman, 2002:43). Dengan berdasar pada pengertian-pengertian layanan bimbingan karier tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan karier merupakan kegiatan layanan bimbingan yang bertujuan membantu siswa menyusun rencana karier dan menyiapkan diri untuk kehidupan kerja. Perencanaan bukan sekedar langkah mengawang-awang atau tingkah laku mencoba-coba saja (Winkel dan Sri Hastuti, 2006). Bimbingan karir merupakan bimbingan yang juga perlu diterapkan dalam bimbingan dan konseling di sekolah, karena bimbingan ini diperlukan untuk masa depan siswa atau individu untuk memeprolah pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan bakat dan minatnya. Bimbingan karir adalah kegiatan dan layanan pemberian bantuan kepada para siswa dengan tujuan agar siswa memperoleh pemahaman dunia kerja dan akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir (Munandir 1996). Sukardi (1994) suatu proses yang berkesinambungan yang membantu siswa melalui perantara kurikuler yang dapat membantu perencanaan karir. Menurut Marsudi (2003) Bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang,
11
serta mengembangkan keterampilan keterampilan mengambil keputusan sehingga
yang
bersangkutan
dapat
menciptakan
dan
mengelola
perkembangan karirnya. , Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa bimbingan karir sangatlah penting dikalangan anak-anak karena untuk menunjang kehidupan mendatangya nanti maka perlu sekali perencanaan karir dari dini yang disesuaikan bakat minat siswa agar siswa tidak menemukan hambatanhambatan yang akan dilakukan kedepanya nanti. 2. Tujuan Layanan Bimbingan Karier Menurut Sukardi bahwa secara umum Bimbingan Karir di sekolah bertujuan untuk membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya,
dalam
pengambilan
keputusan,
perencanaan,
dan
pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya . Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Karir di sekolah adalah, di antaranya: (a) agar siswa dapat meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri (self concept), (b) agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya tentang dunia kerja, (c) agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan memasukinya, (d) agar siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja, (e) agar siswa dapat menguasai keterampilan dasar dalam
12
pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, berprakarsa, dan sebagainya10 Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan layanan bimbingan karier adalah agar sisiwa untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karier (Hibana S. Rahman, 2002:43). Bimo
Walgito
(2004)
menyatakan
bahwa
tujuan
dilaksanakannya bimbingan karir di sekolah yaitu: a. Agar siswa dapat memahami nilai dirinnya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai kemampuan minat, bakat, sikap dan cita-citannya. b. Agar siswa menyadari dan memahami nila-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat. c. Agar siswa mengetahui beberapa jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada didalam dirinya, mengetahui jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu. Memahami hubungan usah dirinya yang sekarang dengan masa depannya. d. Agar siswa menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. e. Agar siswa dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karir dan kehidupannya yang serasi. Aminuddin Najib (1997:10) menjelaskan bahwa “layanan bimbingan karier bertujuan membantu siswa dalam mengembangkan perencanaan masa depan kariernya, sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kemampuannya”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir di sekolah bertujuan untuk membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya,
dalam
pengambilan
keputusan,
perencanaan,
dan
pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karir dan cara hidup.
13
3. Dasar-dasar Layanan Bimbingan Karier di Sekolah Dalam rangka pelaksanaan layanan Bimbingan Karir, kepada setiap pendidik dituntut untuk memahami dengan mendalam dan seksama mengenai
dasar-dasar
atau
pokok-pokok
pikiran
yang
melandasi
pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah, sehingga diharapkan pada para pendidik untuk dapat memperkokoh keyakinan tentang tanggung jawab yang lebih besar. Adapun dasar-dasar atau pokok pikiran yang melandasi pelaksanaan Bimbingan Karir di sekolah, sebagai berikut: a. Perkembangan anak didik menuntut kemampuan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan, yakni sebagai calon tenaga kerja ialah memilih lapangan kerja yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. b. Sebagian besar hidup manusia berlangsung dalam dunia kerja. c. Bimbingan Karir diperlukan agar menghasilkan tenaga pembangunan
yang cakap dan terampil dalam melakukan pekerjaan untuk pembangunan. d. Bimbingan Karir diperlukan didasarkan bahwa setiap pekerjaan atau
jabatan menuntut
persyaratan tertentu
Pekerjaan atau jabatan itu pun menuntut
untuk
melaksanakannya.
persyaratan tertentu dari
individu-individu yang melaksanakannya. e. Dilaksanakan di sekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia
kerja,
14
f.
Manusia mampu berpikir secara rasional, sehingga mereka dapat memutuskan pekerjaan apa yang cocok atau sesuai untuk dirinya sendiri, serta berupaya untuk mengatasi segala hambatan yang diperkirakan akan dijumpai dalam lapangan kerja yang dipilihnya.
g. Dilandaskan pada nilai dan norma yang tercakup dalam falsafah negara h. Bimbingan Karir menjunjung tinggi nilai-nilai martabat manusia baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Sehubungan dengan adanya pelaksanaan Bimbingan Karier di sekolah ada beberapa kepentingan khusus yang dipertimbangkan dalam menghubungkan bimbingan karier dengan para siswa di sekolah, antara lain: a. Karena banyak siswa akan menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah lanjutan atas dan karena itu siswa harus mengetahuai arah perkembangan kariernya dan mengetahui upaya-upaya yang perlu diambil agar siswa mendapatkan kesempatan karier. Penekanan utama bimbingan karier di sekolah hendaknya pada perencanaan umum tentang pilihanpilihan pendidikan awal, lanjutan, dan masa depan. Akan tetapi, dengan berbagai alasan, tidak semua siswa telah siap dengan perencanaan seperti itu. Banyak siswa akan memerlukan kesadaran diri, baik karena mereka belum memiliki pengalaman-pengalaman seperti itu, ataupun karena mereka belum siap untuk memperoleh keuntungan dari hal tersebut pada saat itu.
15
c. Karena sifat siswa dan keragaman tujuan-tujuannya, maka bimbingan karier di sekolah harus mencakup pengalamanpengalaman konseling dan bimbingan perkembangan yang berkenaan dengan kebiasaan-kebiasaan studi, hubungan-hubungan manusia dalam pekerjaan, dan perencanaan karier dan pendidikan. d. Siswa disekolah dihadapkan pada tekanan-tekanan internal untuk mengambil keputusan-keputusan dan mengejar jenis-jenis pekerjaan khusus. Bimbingan karier dapat membantu siswa-siswa menghadapi secara efektif tekanan-tekanan ini. e. Karena kombinasi-kombinasi utama dari kemungkinankemungkinan yang ada dalam suatu pekerjaan, bimbingan karier harus membantu siswa mempertimbangkan keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya masing-masing . Dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar layanan bimbingan karier di sekolah mempertimbangkan: perkembangan anak didik, dunia kerja, perlunya tenaga yang cakap dan terampil, persyaratan tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan, dilaksanakan di sekolah atas dasar kompleksitas masyarakat dan dunia kerja, rasional, dilandaskan pada nilai dan norma, menjunjung tinggi nilai-nilai martabat manusia B. Perencanaan karier 1. Pengertian Perencanaan Karir Karier merupakan suatu rangkaian kata yang sering diungkapkan untuk menunjukkan posisi atau jabatannya. Homby (dalam Walgito, 2010: 201)
16
menyatakan bahwa “karier adalah merupakan pekerjaan, profesi”. Seseorang akan bekerja dengan senang, dengan penuh kegembiraan bila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, sesuai dengan kemampuannya, sesuai dengan minatnya. Sedangkan menurut Murray (dalam Supriatna, 2009: 9) “karier dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan citacita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span ofone's' life)”. Kemudian dijelaskan bahwa karier tidak lagi diartikan sebagai suatu pekerjaan, tetapi karir diraih/diwujudkan dalam bentuk suatu pekerjaan yang memiliki berbagai persyaratan misalnya tingkat pendidikan, tanggung jawab dan syarat lainnya (Ifdil, Konseling Indonesia: 2011). Merujuk uraian tersebut bahwa karier merupakan suatu yang ditekuni untuk memajukan kehidupannya dan memenuhi persyaratan tersebut, maka
diperlukan suatu perencanaan.
Winkel (2004: 682) menyatakan bahwa “perencanaan yang baik disebut juga perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan dalam jangka waktu pendek (short-range goals)”. Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2004: 626-623) merumuskan perencanaan karier sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karier. Proses ini mencakup tiga aspek utama yaitu pengetahuan dan
17
pemahaman akan diri sendiri, pengetahuan dan pemahaman akan pekerjaan, serta penggunaan penalaran yang benar antara diri sendiri dan dunia kerja. Perencanaan yang matang menurut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short range goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediar yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu panjang. Kegunaan dari perencanaan yang matang adalah meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih diantara alternatif-alternatif yang tersedia. Hasil dari perencanaan adalah keputusan tentang sesuatu yang dipilih secara sadar, biasanya 10 dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa karier merupakan suatu pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang untuk memajukan kehidupannya yang memiliki berbagai persyaratan misalnya tingkat pendidikan, tanggung jawab dan syarat lainnya. 2. Tujuan Perencanaan Karir Menurut Winkel (2004: 682), “perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka panjang (longrange goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka pendek (shortrange goals)”. Secara ideal, tujuan jangka pendek menjadi tujuan intermediar yang semakin mendekatkan siswa kepada tujuan jangka panjang. Gaya hidup (life style) yang ingin dicapai termasuk tujuan dalam jangka panjang misalnya, dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan
18
dalam hidup. Sertifikat ijazah yang dipersiapkan untuk memegang suatu rencana pekerjaan di masa depan, termasuk tujuan dalam jangka pendek. Sedangkan menurut Dillard (1985) dalam yang diunduh tanggal 16 Oktober 2013 memaparkan tujuan perencanaan karier sebagai berikut: a. Memperoleh kesadaran dan pemahaman diri (acquiring self awareness) Penilaian kekuatan dan kelemahan pada diri siswa merupakan langkah penting dalam perencanaan karier. Salah satu penilaian memungkinkan siswa untuk lebih memahami diri sendiri yang berhubungan dengan tujuan dan rencana karier. Hasil penilaian ini akan memungkinkan siswa untuk realistis dalam mengevaluasi diri sendiri dan membantu atau menerapkan karier secara tepat. b. Mencapai kepuasan pribadi Mencapai kepuasan karier secara pribadi adalah salah satu tujuan dalam perencanaan karier. Siswa harus memilih karier yang menghasilkan keuntungan tertinggi dalam kepuasan pribadi. Siswa mungkin lebih suka dalam kegiatan karier yang mirip dengan minat atau yang memberikan perasaan emosional dan kesenangan fisik. Untuk memperoleh kepuasan, siswa harus memahami persyaratan karier dan mengenali minat beserta keinginannya. Ketika siswa merasa puas, siswa akan cenderung untuk mengekspresikan sikap positif. c. Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai (preparing for adequate placement) Selama perencanaan karier, siswa mungkin ingin menghindari daerah-daerah yang memberikan peluang terbatas atau tidak sesuai dengan minatnya. Hal ini sama pentingnya untuk
19
menginvestasikan waktu dan energi ini dengan karier siswa, mengidentifikasi tanpa melampaui batas kemampuan siswa. Sepanjang perencanaan karier, fokus perhatian adalah pada karier yang sesuai untuk siswa. d.Menilai aset dan kewajiban serta membandingkannya dengan persyaratan untuk berbagai jenis karier. Pendekatan seperti ini akan membantu siswa menemukan karier dan siap menerima karier tersebut. Efisiensi usaha dan penggunaan waktu (efficiently using time and effort) Tujuan lain perencanaan karier adalah untuk memungkinkan siswa untuk secara sistematis memilih karier. Perencanaan sistematis akan membantu menghindari metode uji coba dan membantu menghabiskan lebih banyak waktu bekerja ke arah tujuan lain. Siswa dapat menggunakan waktu secara efisien untuk mempelajari diri sendiri dalam kaitannya dengan berbagai pilihan karier. Siswa yang telah berpartisipasi dalam perencanaan karier lebih puas dengan karier mereka dan tetap aktif bekerja lebih lama daripada mereka yang tidak melakukan perencanaan karier. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari perencanaan karier di masa depan adalah untuk meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih alternatif-alternatif yang tersedia. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka pendek saja, tanpa jelas menghubungkan dengan suatu tujuan jangka panjang, terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan jangka pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras dengan tujuan jangka panjang.
20
Menurut Winkel (2004: 683), “kematangan perencanaan karier untuk jangka panjang juga tergantung dari corak pendidikan yang diterima dari dalam keluarga”. Hal ini sesuai dengan pandangan Anne Roe (dalam Winkel, 2004: 629), yang menekankan unsur perkembangan dalam pilihan karier, lebih-lebih pada corak pergaulan dengan orang tua selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil sehingga berdampak terhadap perkembangan jabatan. Selain itu, Winkel (2004: 683) juga memaparkan bahwa “hasil dari perencanaan ialah keputusan tentang sesuatu yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih”. Keputusan tersebut akan semakin dimudahkan apabila dipikirkan secara matang dan merupakan hasil dari perencanaan, bukan sekedar langkah yang mengawangawang atau tingkah laku yang bersifat mencoba-coba saja. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Karir Faktor-faktor yang mempengaruhi karir meliputi dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari diri individu dan faktor yang bersumber dari lingkungan dan orang lain. Kedua faktor ini sangat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pemilih karir. Berikut faktor pemilihan karir menurut Winkel,(2004:647) : a. Faktor Internal Nilai-Nilai Kehidupan (values) Nilai-nilai kehidupan yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang di mana-mana dan kapan pun juga. Nilai-nilai
21
menjadi pedoman dan pegangan dalam hidup sampai umur tua dan sangat menentukan bagi gaya hidup seseorang (life style). 1) Taraf Intelegensi (kecerdasan) Taraf intelegensi yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasiprestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan (Winkel, 2004:648). Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peran yang penting sebab kemampuan itelegensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki pekerjaan, jabatan atau karier dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu. Adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan individu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga hal itu memperkuat asumsi bahwa kemampuan inteligensi itu memang ada dan berbedabeda pada setiap orang, dimana orang yang memiliki taraf inteligensi yang lebih tinggi lebih cepat untuk memecahkan permasalahan yang sama bila dibandingkan dengan orang ynag memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah. Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu memegang peranan yang penting, sebab kemampuan inteligensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karir dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki suatu jenjang pendidikan tertentu.
22
2). Bakat Bakat yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian . Menurut Rudi Mulyatiningsih (2004:91) bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir. Untuk itulah kiranya perlu sedini mumgkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau anak-anak disekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka memprediksi bidang kerja, jabatan atau karir para murid setelah menamatkan studinya perlulah kiranya pada setiap siswa disekolah dilaksanakan tes bakat. Sedangkan menurut Munandir (1992:17) bakat (aptitude) adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat 18 terwujud. Bakat memilki pengaruh dalam karir khususnya dalam kesuaian bakat dengan pilihan jabatan atau karir, individu cendrung memilih jabatan atau karir yang sesuai dengan bakatnya. 3). Minat Minat yaitu kecenderungan yang agak menetap pada seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecendrungankecendrungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Dewa K.Sukardi, 1994:46). Sedangkan
23
Munandir (1996:146) berpendapat bahwa minat adalah kecendrungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu. Minat merupakan daya yang mengarahkan individu untuk memanfaatkan waktu luangnya dalam melaksanakan hal yang paling disenangi untuk dilakukan. 4). Sifat-Sifat Sifat-sifat yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak khas pada seseorang seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka, fleksibel, tertutup, pesimis dan ceroboh (Winkel,2004:651). 5). Pengetahuan Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan dan tentang diri sendiri (Winkel,2004:652). Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki oleh orang dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan bercirikan idealisasi. 6). Keadaan Jasmani Keadaan jasmani yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seprti tinggi badan, tampan atau tidak tampan, penglihatan dan pendengaran baik atau kurang baik memiliki kekuatan otot tinggi atau rendah dan jenis kelamin. b. Faktor Eksternal 1) Orang Tua (keluarga) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti. Dukungan positif dari orang tua sangat membantu dalam memilih karir yang
24
diinginkan. Sebaliknya sebuah pemaksaan akan berakibat buruk bagi pemilihan karir dan jabatan. 2). Masyarakat Winkel (2004:653) masyarakat merupakan lingkaran sosial budaya dimana orang muda dibesarkan. Individu yang berada di lingkungan masyarakt tidak lepas dari pandangan-pandangan mereka, termasuk juga dalam pemilihan karier individu akan jabatan yang dipandang masyarakat baik. Sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga berpengaruh pada pemilihan karir mengingat persyaratan memasuki jabatan memerlukan tingkat pendidikan tertentu dan tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi keluarga. 3.) Keadaan Sosial-Ekonomi Keadaan sosial ekonomi yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah dan rendah. Serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota dari kelompok yang lain. 4). Pendidikan Sekolah Pendidikan sekolah yaitu pandangan dan sikap yang dikominikasikan kepada anak didik oleh staf petugas bimbingan dan tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja .
25
5).Tuntutan Tuntutan adalah suatu yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil didalamnya. 6). Pergaulan Dengan Teman-Teman Sebaya Pergaulan dengan teman sebaya yaitu beraneka pandangan dan variasi harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari. Teori John L. Holland menyatakan pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peran yang penting. Kumara (2017: 184) mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi perencanaan karir adalah faktor internal yang meliputi nilainilai kehidupan, taraf intelegensi, bakat khusus, minat, sifat-sifat, pengetahuan, dan keadaan jasmani. Faktor eksternal yang meliputi masyarakat, keadaan sosial ekonomi keluarga, pengaruh keluarga, pendidikan sekolah, pengaruh teman sebaya, dan tuntutan jabatan. Perencanaan karir dilakukan oleh individu itu sendiri, dan keterampilan individual menjadi fokus analisis sendiri. Dillard dalam Prameswari (2013:11) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir adalah “(1) Self Knowledge, yaitu pengetahuan yang ditandai dengan pengetahuan tentang bakat atau potensi, minat dan ciri kepribadian, (2) Information About Surronding, yaitu
26
pengetahuan tentang lingkungan karir
yang dipilih, (3) Taking
Responsibility, tanggung jawab terhadap keputusan tersebut”. Selanjutnya faktor sekaligus menjadi indikator dalam merencanakan karir yang diusung oleh Krumboltz dalam Suherman (2009:78) yaitu: bawaan genetik dan kemampuan khusus, kondisi-kondisi dan peristiwa lingkungan, pengalaman-pengalaman belajar, keterampilan-keterampilan dalam menghadapi tugas. Indikator
yang
telah
diutarakan
oleh
Krumboltz
kemudian
dikembangkan oleh Suherman (2009:116) mengungkapkan bahwa dalam aspek perencanaan karir terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut : 2) 3) 4) 5) 6)
mempelajari informasi karir; membicarakan karir dengan orang dewasa; mengikuti pendidikan tambahan (kursus); berpartisipasi dengan kegiatan ekstrakurikuler; mengikuti pelatihan-pelatihan terkait dengan pekerjaan yang diinginkan; 7) mengetahui kondisi pekerjaan yang diinginkan; 8) mengetahui persyaratan pendidikan untuk karir yang diinginkan; 9) dapat merencanakan apa yang harus dilakukan setelah tamat dari sekolah; 10) mengetahui cara dan kesempatan memasuki karir yang diinginkan; 11) mengatur waktu luang secara efektif. 4. Aspek dalam Pemilihan Karir Menurut Winkel (2004 : 685-687) menyatakan bahwa dalam pemilihan karir harus melihat aspek-aspek sebagai berikut a. informasi tentang diri sendiri yang meliputi data tentang Pemahaman nilai-nilai kehidupan (values), pengetahuan akan taraf intelegensi akademiknya (kecerdasan), mengerti akan bakat yang dimiliki, mengerti akan minat yang diinginkan, pemahaman akan sifatsifat yang
27
dimiliki, mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, mengetahui akan keadaan jasmani, memiliki cita-cita dimasa depan. b. Mengetahui dan memahami informasi tentang lingkungan keluarga meliputi tentang dukungan orang tua (keluarga), harapan keluarga tentang masa depan, memahami keadaan ekonomi keluarga. c. Mengetahui dan memahami informasi tentang karir (studi lanjut dan pekerjaan) meliputi tentang Mengetahui tentang jenis-jenis sekolah lanjutan, Mampu menentukan sekolah lanjutan, Mengetahui tentang jenis-jenis pekerjaan. Ginzberg, 1951 (dalam Munandir,1996:90) perkembangan dalam proses pilihan pekerjaan mencakup tiga tahapan utama yaitu fantasi, tentatif dan realistik. Pada tahap fantasi dimana dimana anak-anak hanya bermain saja dan tidak ada kaitanya dengan dunia kerja karena pada tahap ini tidak diberi banyak perhatian. Pada tahap tentatif mencakup usia 11 sampai 18 tahun (masa anak bersekolah di SMP dan SMA) pilihan karir hanya berdasarkan tahap kesenangan atau minat, tahap kemampuan (capasity) dimana individu menyadari akan kemampuan-kemampuanya, tahap nilai-nilai (Values) dimana individu mulai menghayati nilai-nilai kehidupan yang ingin dikerjakanya, tahap transisi dimana individu mulai memadukan minatnya, kemampuanya, dan nilai-nilai kehidupanya sehingga memperoleh gambaran diri yang bulat.
28
Dapat disimpulkan bahwa aspek penting dalam pemilihan karir yaitu harus mengetahui informasi diri,informasi lingkungan dan memahami informasi karir. 5. Strategi dalam Pemilihan Karir Menurut Asih Fitriani (2011) menyatakan bahwa ada 8 strategi dalam pemilihan arah karir yaitu sebagai berikut: a. Menemukan Potensi Diri Potensi diri adalah segala sesuatu yang ada dalam diri manusia. Pada dasarnya manusia memiliki potensi yang berbeda karena setiap individu bersifat unik. Potensi diri, jika diasah dengan baik akan sangat menunjang kesuksesan hidup. Pengenalan potensi diri dapat dilakukan dengan mengenali kekuatan dan kelemahan. b. Menciptakan Visi dan Tujuan Hidup Visi berasal dari keinginan yang paling kuat dalam diri seseorang untuk meraih sesuatu yang benar-benar diinginkan lebih dari apapun. Visi mencakup semua aspek penting dalam kehidupan yang tidak dapat digantikannya oleh apapun. Tujuan (goals) dalam hal ini adalah penjelasan dari visi dalam bentuk yang lebih kecil dan sederhana sehingga mudah untuk dilakukan dan diwujudkan untuk meraih visi. c. Mensinkronisasikan antara Potensi Diri dengan Visi dan Tujuan yang Dibuat Siswa melihat kembali hasil latihan yang telah dilakukan yang berupa minat karir (dalam tes kunci karir), kekuatan dan kelemahan (dalam jendela johari) serta visi dan tujuan hidup. Siswa menyelaraskan antara minat karir, kekuatan dan kelemahan, serta visi dan tujuan hidup.
29
d. Menentukan Pilihan yang Tercipta dari Sinkronisasi Menentukan pilihan yang tercipta dari sinkronisasi ialah siswa melakukan proses pensinkronisasian antara minat, kekuatan dan kelemahan, visi dan tujuan hidup. Tahap selanjutnya adalah mencari profesi yang tepat yang sesuai dengan pensinkronisasian potensi siswa. e. Mewujudkan yang Telah Direncanakan Mengutip perkataan Anthony Robbins bahwa sudah banyak dalam kehidupan ini orang yang mengetahui apa yang harus diperbuat, tetapi tidak banyak yang benarbenar melaksanakan apa yang mereka ketahui. Mengetahui saja tidak cukup! Harus mengambil tindakan. Oleh karenanya, segera bangun dari mimpi. f. Mengembangkan
Potensi
Diri
Setelah
Teraktualisasikan
Mengembangkan pengetahuan dan skills Anda. Ini berfungsi untuk mengembangkan potensi yang telah diwujudkan. Berikut langkahlangkah yang perlu dipertimbangkan dalam memperluas cakrawala potensi diri. g. Mengoptimalkan
potensi
diri
yang
telah
dikembangkan
Mengoptimalkan potensi diri yang dimaksud optimalisasi dalam hal ini lebih bersifat mental dan sikap. Disebut optimal karena mental dan sikap itulah yang dapat membuat potensi diri Anda menjadi optimal. Diperlukan optimalisasi potensi agar mencapai pengeksistensian diri dan pemaknaan hidup melalui potensi.
30
h.
Menindak lanjutkan apa yang sudah dibuat adalah untuk menunjang pencapaian keinginan, jangan hanya mengandalkan kombinasi potensi diri utama saja. Gunakan kombinasi potensi yang lain dengan mengombinasikan potensi yang sebelumnya telah digunakan.