Bab Ii Ayuuuuu.docx

  • Uploaded by: laisah jamala
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Ayuuuuu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 13,855
  • Pages: 63
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Kebidanan Keluarga 1. Defenisi Bidan Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui dinegaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasih untuk didaftar/registrasi dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan (ICM, 2005). Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akun tabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukngan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi y baru lahir dan bayi yang mencakup upaya preventif, promotif persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak dan akses bantuan medis dan bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat. (Depkes, RI, 2008). 2. Pengertian Bidan Indonesia Bidan indonesia adalah seorang perempuan yang tulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalakan praktik kebidanan. (Depkes RI, 2008) 3. Kebidanan (Midwiferery) Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya. (Depkes RI, 2008).

3

4. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service) Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah teregisteri, yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan. (Depkes RI, 2008) 5. Praktik Kebidanan Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya yang didasari oleh etika dan kode etik bidan. (Depkes, RI, 2008) 6. Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang di lakukan oleh bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, bersalin, nifas, bayi setelah lahir setelah keluarga berencana (Depkes RI, 2008). 7. Asuhan Kebidanan Keluarga Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan asuhan kebidanan. B. PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Dalam melakukan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah : 1. Health Monitor adalah Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data secara obyektif, serta berperan untuk membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.

4

2. Memberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan memberikan

asuhan

kebidanan

kepada

anggota

keluarga

yang

memerlukan. 3. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan. Dalamhal ini, Bidan berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga khusunya terkait dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok, maupun individual. 4. Sebagai fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan khusunya dalam lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga serta mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya. 5. Pendidikan kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku yang pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku yang kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat. 6. Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga. Dalam melaksanakan perannya ini, seorang bidan tidak dapat bekerja sendiri, melainkan perlu berkolaborasi atau bekerja sama dengan profesi lain dalam rangka mencapai asuhan kebidanan keluarga yang komprehensif, efektif dan efisien. (Setiadi, 2008).

C. TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah : 1. Memberikan Asuhan/Pelayanan secara langsung. Pelayanan secara langsung harus diberikan secara intermiten khususnya yang terkait dengan praktik kebidanan sesuai dengan tugas dan kewenangan bidan. Namun demikian, pelayanan yang diberikan di rumah (dalam konteks keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota keluarga tersebut dalam upaya memberikan kesadaran bahwa semua anggota keluarga mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kesehatan. Dengan demikian, pendidikan kesehatan

5

menjadi intervensi utama dalam pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan pada keluarga. 2. Pendokumentasian proses asuhan kebidanan Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan selama dalam keluarga sangat penting terutama untuk melihat kemajuan status kesehatan keluarga khususnya dan kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya. Dokumentasi yang jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, disamping mampu memberikan gambaran tentang perkembangan status kesehatan keluarga juga dapat membantu keluarga sebagai klien untuk menentukan kerangka waktu dalam menyelesaikan masalah secara realistic. (Depkes, RI, 2008). 3. Koordinasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan Lain dan Manajemen Kasus. Bidan mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasi atau kolaborasi dengan profesi kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi keluarga tersebut dpat diatasi secara komprehensif. Sedangkan tanggungjawab bidan dalam manajemen kasus adalah kemampuan untuk mengkaji masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas masalah, mengindentifikasi cara mengatasi masalah dengan penyusunan rencana dan mengimplementasikan rencana tersebut secara sistematis. (Depkes, RI, 2008). 4. Menentukan Frekuensi dan lamanya Asuhan/ Pelayanan Kebidanan Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentu dalam proses asuhan kebidanan yang diberikan. Sedangkan lamanya asuhan/pelayanan kebidanan adalah lamanya waktu asuhan/pelayanan kebidanan yang dilakukan di rumah atau didalam keluarga. Selama proses ini, keluarga senantiasa dilibatkan dalam dari perencanaan sampai menentukan prioritas rencana tindakan yang akan diimplementasikan. Bidan juga harus memperkirakan alokasi waktu dan frekuensi yang memungkinkan berbeda ketika harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan/profesi lain. (Depkes, RI, 2008).

6

D. TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan akhir yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan keluarga yang diberikan. Karena dengan meningkatnya status kesehatan seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan pula produktivitas keluarga tersebut dan dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat. Secara lebih rinci tujuan asuhan kebidanan keluarga adalah sebagai berikut (Setiadi,2008) : 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencengah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga

status

kesehatannya

semakin

meningkat

serta

mampu

melaksanakan tugas tugas mereka secara produkif. 2. Tujuan Khusus Secara Khusus, Asuhan kebidanan keluarga ditujukan untuk : a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi khusunya yang berkaitan dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA). b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarga. c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan terhadap anggota keluarga yang sakit. e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu hidup keluarga. E. ALASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN ASUHAN KEBIDANAN Menurut Ruth B Freeman (1981), alasan keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan antara lain :

7

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabdikan atau memperbaiki masalah- masalah kesehatan dalam kelompok. 3. Masalah –masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain. 4. Dalam memelihara kesehatan, anggota kelurga sebagai pengambilan keputusan terhadap pemeliharan kesehatan para anggotanya. 5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan/masyarakat. F. PRINSIP – PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan/pelayanan kesehatan, diantaranya adalah : 1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus utama pengkajian dalam pelayanan/asuhan kebidanan. dipandang

sebagai

system

yang

paling

Keluarga

berinteraksi

dengan

memperhatikan dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga dan saling ketergantungan keluarga dengan pelayanan kesehatan serta dengan lingkungannya. 2. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status sehat adalah menjadi tujuan utamanya melalaui peningkatan status kesehatan keluarga khususnya dengan program kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraannya. 3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. 4. Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, bidan harus mampu melibatkan peran aktif dari semua anggota keluarga mulai

8

dari

mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya. 5. Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. 6. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin. 7. Sasaran pelayanan asuhan kebidanan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan. 8. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) dengan menggunakan proses asuhan kebidanan keluarga. 9. Kegiatan esensial dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga adalah penyuluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar/home care. 10. Pemberian

pelayanan/Asuhan

diutamakan

kepada

keluarga

yang

mempunyai resiko tinggi terhadap masalah kesehatan terutama masalah kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA). (Freeman,1981), Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yng mereka hadapi, baik masalah kesehatan secara umum maupun masalah kesehatan yang khususnya terkait dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) yang memungkinkan dapat disebkan oleh karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi. Oleh karena itulah, maka dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan keluarga lebih diutamakan atau diprioritaskan pada keluarga yang mempunyai resiko tinggi terhadap suatau masalah

kesehatan.

(Freeman,1981), G. KELUARGA-KELUARGA

YANG

TERGOLONG

MEMPUNYAI

RESIKO TINGGI DALAM BIDANG KESEHATAN ANTARA LAIN : 1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur, dengan masalah sebagai berikut : a. Tingkat social ekonomi rendah b. Keluarga kurang/tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri

9

c. Keluarga dengan penyakit keturunan 2. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan, yaitu : a. Ibu hamil dengan usia terlalu muda atau terlalu tua (< 16 tahun : > 35 tahun) b. Ibu hamil dengan anemi/kekurangan gizi c. Primipara atau multipara d. Riwayat persalinan dengan komplikasi 3. Keluarga dengan anak : a. Lahir premature b. Berat badan rendah atau sukar naik c. Lahir dengan cacat konginetal ibu menderita penyakit menular, dsb (Setiadi, 2008) H. LANGKAH LANGKAH DALAM ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Langkah – langkah yang harus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga antara lain : (Freeman,1981), 1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota kelurga, dengan cara : a. Mengadakan kontak dengan keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial yng memandang keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang mempunyai

struktur

organisasi

kemasyarakatan

tersendiri.

Sehingga sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur kepada kemasyarakatan yang ada. b. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan meraka. c. Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan yang dirasakan oleh keluarga. d.

Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.

2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga

10

3. Menganalisa data untuk menentukan masalah

kesehatan keluarga,

dengan melakukan pengelompokan data. 4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria : Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas – tugas keluarga dalam bidang kesehatan. 5. Menetukan

skla

prioritas

masalah

kesehatan

keluarga

dengan

mempertimbangkan : Menyusun rencana

asuhn kebidana keluarga sesuai dengan urutan

prioritas maslah yang telah disusun dengan langkah – langkah : a. Melaksanakan / mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun. b. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. c. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan kebidanan yang baru. I. IMPLIKASI DARI PELAYANAN KESEHATAN YANG DIPUSATKAN KEPADA KELUARGA Terdapat beberapa implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan (Asuhan kebidanan) yang dipusatkan atau berorientasi kepada keluarga, diantaranya adalah 1. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan diarahkan untuk membantu seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan cara – cara hidup sehat sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan keluarga. 2. Cakupan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan menjadi lebih luas karena banyak anggota yang bisa dicakup dan sember – sember keluarga yang ada dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan keluarga. 3. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidana dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh. 4. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan lebih ditekankan pada waktu– waktu rawan dalam kehidupan keluarga, terutama pada keluarga – keluarga dengan resiko tinggi.

11

5. Diperlukan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan secara kontinyu dan sistematis agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan terutama pada keluarga keluarga yang rawan terhadap masalah kesehatan/ kebidanan. 6. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber sumber yang ada dalam masyarakat untuk menunjang keberhasilan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan keluarga yang diberikan. 7. Perlu mempersiapkan tenaga kesehatan keluarga/ bidan keluarga yang mempunyai kemampuan memberikan pelayanan kesehatan keluarga. (Freeman,1981),

J. MENAGEMENT KEBIDANAN KOMUNITAS Konsep adalah kerangka ide yang mangandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata “Bidan” yang artinya adalah seseorang yang telah mengikuti pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat ijin melakukan praktek kebidanan. Sedangkan

kebidanan sendiri

mencakup

pengetahuan yang dimiliki bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang dilahirkan (J.H. Syahlan, 1996). Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi tertentu. Sasaran kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga

dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar

rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayann kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas. Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya. Dapat ditemukan disini bahwa unsur – unsur yang tercakup didalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta

teknologi. Asuhan kebidanan

komunitas adalah merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan,

12

khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. (J.H. Syahlan, 1996). 1. Manajemen Kebidanan Komunitas Dalam memecahkan masalah pasiennya bidan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. a. Manajemen kebidanan adalah metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkah – langkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan,. Penerapan manajemen kebidanan melalui proses yang secara berurutan yaitu identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah, rencana dan tindakan pelaksanaan serta evaluasi hasil tindakan. Manajemen kebidanan juga digunakan oleh bidan dalam menangani kesehatan ibu, anak dan KB di komuniti, penerapan manajemen kebidanan komuniti (J. H Syahlan, 1996). b. Identifikasi masalah Bidan yang berada di desa memberikan pelayanan KIA dan KB di masyarakat melalui identifikasi, ini untuk mengatasi keadaan dan masalah kesehatan di desannya terutama yang ditujukan pada kesehatan ibu dan anak. (J.H. Syahlan, 1996). c. Analisa dan perumusan masalah Setelah data dikumpulkan dan dicatat maka dilakukan analisis. Hasil analisis tersebut dirumuskan sebagai syarat dapat ditetapkan masalah kesehatan ibu dan anak di komunitas. Dari data yang dikumpulkan, dilakukan analisis yang dapat ditemukan jawaban tentang : (J.H. Syahlan, 1996). 1) Hubungan antara penyakit atau status kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya atau perilaku, pelayanan kesehatan yang ada serta faktor faktor keturunan yang berpengaruh terhadap kesehatan. (H.L. Blum). 2) Masalah – masalah kesehatan, termasuk penyakit ibu, anak dan balita 3) Masalah masalah utama ibu dan anak serta penyebabnya

13

4) Faktor faktor pendukung dan penghambat. d. Rumusan masalah Dapat ditentukan berdasarkan hasil analisa yang mencakup masalah utama dan penyebabnya serta masalah potensial. e. Diagnosa potensial Diagnosa yang mungkin terjadi. f. Antisipasi pananganan segera Penanganan segera masalah yang timbul. g. Rencana (intervensi) Rencana untuk pemecahan masalah bagi menjadi tujuan, rencana pelaksanaan dan evaluasi. h. Tindakan (implementasi) Kegiatan yang dilakukan bidan dikomunitas mencakup rencana pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. i. Evaluasi Untuk mengetahui ketepatan atau kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan evaluasi dilakukan : 1. Untuk mengukur keberhasilan 2. Selama evaluasi tenaga kesehatan mengumpul data dan menganalisanya apakah terjadi perubahan kondisi atau tidak. 3. Dilakukan bersama masyarakat. (J.H. Syahlan, 1996).

K. TEORI MEDIS 1. Pengertian SADARI SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri.Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara (Wenny, 2011). SADARI merupakan suatu cara untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara (Luwia, 2003). Dapat disimpulkan bahwa SADARI merupakan usaha yang

14

dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kanker payudara dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada payudara. 2. Tujuan SADARI Tujuan dilakukannya SADARI adalah sebagai skrining kanker payudara yaitu untuk deteksi dini. Wanita yang melakukan SADARI menunjukkan tumor yang lebih kecil dan masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik. Para peneliti telah menunjukkan bahwa angka harapan hidup berhubungan langsung dengan stadium penyakit saat didiagnosis. American Cancer Sosiety (ACS) telah menetapkan petunjuk penapisan untuk wanita tanpa gejala yang meliputi tiga metode deteksi dini salah satunya adalah SADARI, sebagai berikut: a. SADARI harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita berusia mulai dari 20 tahun. b. Pemeriksaan payudara klinis oleh profesional kesehatan, harus dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita usia 20-40 tahun dan setiap tahun untuk wanita diatas 40 tahun. c. Mammografi harus dimulai usia 40 tahun. Penapisan mammografi rutin harus dilakukan setiap 1-2 tahun sekali untuk wanita usia 40-49 tahun dan setiap tahun untuk wanita usia 50 tahun ke atas. 3. Manfaat SADARI Manfaat SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendiri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah. 4. Pemeriksaan Payudara Sendiri. Terbukti 95%wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari

15

ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke bidan atau dokter untuk setiap tahunnya. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. 5. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan : o

Tahap 1

Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan.

16

o

Tahap 2

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya. o

Tahap 3

Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara

17

o

Tahap 4

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla. 6.

Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring. Tahap 1. Persiapan

Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan

18

diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular. 7. Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

19

8. Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. 9. Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

20

10. Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak. Referensi Ris_Kan_Payudara_01 (Converted).pdf. Kanser Payudara. Kesan Awal Dengan Pemeriksaan Sendiri Payudara (PSP). Oktober, 2004 Brosur Yayasan Kanker Indonesia. Deteksi Dini Kanker Payudara .

2. KB a.

Pengertian KB KB atau Keluarga Berencana merupakan salah satu program yang

dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengontrol jumlah populasi rakyat di Indonesia yang makin meledak. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak 21

lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi. Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan). Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%. b. Manfaat KB Setiap tahun ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tidak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan misalnya,KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat: 1.

Kehamilan terlalu dini Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh, belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula bayinya pun dihadang risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.

22

2. Kehamilan terlalu “telat” Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia punya problemaproblema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. 3. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah, bahkan juga bahaya kematian, menghadang. 4. Terlalu sering hamil dan melahirkan Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lagi, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi. c. Metode - Metode KB Apabila sudah mengambil keputusan akan menggunakan kontrasepsi dalam penerapan program Keluarga Berencana ini, kini tiba saatnya memilih metode yang paling cocok. Kontrasepsi dalam KB sendiri memiliki tujuh metode dalam penerapannya, yaitu : 1. Metode Perintang Yang bekerja dengan cara menghalangi sperma dari

pertemuan

dengan sel telur (merintangi pembuahan). Metode ini tidak mengubah cara kerja tubuh perempuan maupun pasangannya. Efek sampingnya sangat sedikit serta aman untuk ibu yang sedang menyusui. Sebagian besar juga melindungi dari penularan berbagai penyakit melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Contoh alat yang digunakan pada metode ini adalah kondom (untuk lelaki), kondom perempuan, diafragma, serta spermisida. 2.

Metode Hormonal Yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki. Metode KB hormonal memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon yaitu estrogen dan

23

progestin. Keduanya serupa dengan hormon-hormon alamiah yang dihasilkan tubuh Anda, yakni estrogen dan progesteron. Dalam metode hormonal terdapat 3 jenis alat KB : 1. Pil pengendali kehamilan, yang harus diminum setiap hari. 2. Suntikan yang diberikan setiap beberapa bulan sekali. 3. Susuk yang biasanya dimasukkan ke dalam lengan Anda, dan tahan sampai beberapa tahun. Perbedaan antara metode hormonal dan metode perintang adalah metode hormonal mengubah proses kerja tubuh, sedangkan metode perintang tidak. Dengan metode hormonal, indung telur (ovarium) dihalangi sehingga tidak melepas sel telur ke dalam rahim. Selain itu metode ini juga menyebabkan lendir mulut rahim menjadi kental, sehingga menghalangi sperma bila hendak masuk. Kebanyakan pil KB dan beberapa suntikan mengandung hormon progestin dan estrogen sekaligus. Ini disebut pil atau suntikan terpadu. Kedua hormon itu bersama-sama bekerja memberi perlindungan yang bagus agar tidak hamil. Namun bila ada masalah-masalah kesehatan tertentu, sebaiknya jangan memakai metode terpadu. Bila sedang menyusui, sebaiknya juga jangan menggunakan pil atau suntikan terpadu. Pil progestin, susuk, dan beberapa suntikan lain, tidak mengandung estrogen. Progestin saja (tanpa estrogen) lebih aman ketimbang pil atau suntikan terpadu, bila sedang mengalami problema kesehatan yang berhubungan dengan estrogen, atau sedang dalam masa menyusui bayi. 3. Metode Yang Melibatkan Alat-Alat Yang Dimasukkan Ke Dalam Rahim (IUD), Digunanya Untuk Mencegah Pembuahan Sel Telur Oleh Sperma. Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra Uterine Devices, disingkat IUD.Tergantung jenis spiral apa yang dipakai, spiral bisa

24

bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. 4. Metode Alamiah Yang membantu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat menghindari hubungan seks pada masa itu. Yang dimaksudkan dengan istilah

“alamiah”

di

sini

adalah

metode-metode

yang

tidak

membutuhkan alat ataupun bahan kimia (yang menjadi ciri khas metode perintang), juga tidak memerlukan obat-obatan (sebagaimana ciri metode hormonal). Ada 3 metode KB alami: a. memberi ASI selama 6 bulan pertama b. metode pengecekan lendir c. metode pengamatan irama 5. Metode Permanen, atau metode yang menjadikan seseorang tak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya lewat suatu operasi. Contohnya melalui proses sterilisasi, yaitu operasi pada tubuh perempuan atau laki-laki agar steril atau tak mampu tak lagi mempunyai anak. Kemungkinan terjadi kehamilan setelah sterilisasi hampir nol. Karena itu perlu pemikiran yang matang sebelum memilih metode ini dan harus yakin betul apabila sudah tidak ingin punya anak lagi di masa mendatang. Contoh lain dari metode permanen meliputi tindakan : a. Vasektomi atau vas Ligation b. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur) c. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim) 6.

Metode Tradisional Tiap masyarakat punya metode-metode pencegahan kehamilan khasnya sendiri yang diturunkan dari nenek moyang. Meski jarang seefektif metode KB modern, banyak juga yang berhasil. Yang harus diingat adalah ada metode-metode tradisional yang tidak membawa hasil sama sekali dan ada yang malah membahayakan.

25

Ada dua metode yang umumnya manjur untuk mencegah kehamilan: 1. Menarik keluar penis sebelum ejakulas Dalam bahasa ilmiah ini dinamakan coitus interruptus atau “senggama terputus”. Caranya, lelaki segera menarik keluar penisnya

menjauhi

vagina ketika ia merasa sudah akan

mengeluarkan air mani. Namun metode ini tidak selalu berhasil dengan baik. 2. Memisahkan suami dengan istri sesudah kelahiran bayi Adat beberapa masyarakat menentukan bahwa sesudah bayi lahir, suami istri dilarang berhubungan seks sampai beberapa bulan, bahkan beberapa tahun lamanya. Metode

bisa berhasil baik.

Lagipula sang ibu punya waktu untuk memulihkan kondisi kesehatannya sendiri serta merawat bayi tanpa gangguan. 7. Metode Darurat Metode-metode darurat adalah cara-cara menghindari kehamilan setelah terlanjur berhubungan seks tanpa pelindung. Metode-metode ini mengupayakan agar sel telur yang telah dibuahi oleh sperma jangan menempel ke dinding rahim dan berkembang menjadi janin. Jadi, metode-metode darurat tidak dianjurkan untuk dipilih dalam keadaan apapun. Metode-metode ini hanya untuk keperluan mendesak dan jangan dijadikan acuan kebiasaan. Lagipula, metodemetode ini hanya berhasil bila dilakukan seketika atau secepat mungkin setelah selesai berhubungan seks. d. Resiko Penggunaan Alat Kontrasepsi Perlu di ketahui pemakaian kontrasepsi dalamss KB itu banyak dan bermacam-macam, dari pil, suntikan, jarum, IUD, antiseptic sperma, Kondom sampai sistikalender. Pemakai kontrasepsi KB memang harus diperiksa terlebih dahulu tekanan darahnya. sebab pemakaian alat kontrasepsi memang pada umumnya akan membuat tekanan darah sedikit naik dari normal. bahkan ada beberapa wanita tidak bisa menggunakan kontrasepsi berhubungan tekanan darah demikian ekstrim tinggi, dan itu sangat berbahaya.

26

Disamping itu efek sampingannya juga akan sangat berlainan bagi beberapa wanita seperti : 1. Berat badan menjadi bertambah / gemuk 2.

Akibat tambahan hormon lewat kontrasepsi maka kulit wajah menjadiberjerawat.

3. Rambut rontok 4. Tulang menjadi keropos 5. Kelainan methabolisme lemak 6. Mentsruasi yg tidak teratur Jadi, daya tahan tubuh dari wanita yg menentukan apakah dia tahan atau tidak dengan jenis-jenis alat kontrasepsi yg disebutkan diatas. Namun tidak benar kalau dikatakan pemakaian alat kontrasepsi penyebab kemandulan, sebab cerita ini hanyalah mitos belaka. Selain itu ada beberapa Dampak dari penggunaan alat kontrasepsi DMPA.Wanita yang menggunakan kontrasepsi medroxyprogesterone acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik 3 bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan hingga 5,5 kg dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu 3 tahun pemakaian. Demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch (UTMB). Sementara, wanita yang beralih ke kontrasepsi oral atau pil setelah melakukan kontrasepsi suntikan, akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 2 kg dalam jangka waktu yang sama. Peningkatan berat badan ini tergantung dari lamanya suntikan DMPA digunakan. DMPA adalah kontrasepsi suntikan yang diberikan setiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi ini banyak digunakan karena memiliki angka kegagalan yang rendah, tidak mahal, dan tidak perlu dikonsumsi setiap hari. Namun, kontrasepsi dengan metode ini juga berisiko meningkatkan lemak

abdominal (perut), yang merupakan salah satu komponen dari

sindroma metabolic yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

27

Penelitian mengenai dampak buruk KB suntik ini melibatkan 703 wanita yang dibagi dalam 2 kategori, usia 16–24 tahun, dan usia 25–33 tahun, menggunakan kontrasepsi DMPA (KB suntik 3 bulan), oral (desogestrel) atau nonhormonal (kondom, abstinensia) selama 3 tahun. Para peneliti membandingkan berat badan dan komposisinya yang mencakup pengaruh usia, ras, intake, atau asupan kalori, dan olahraga atau aktivitas fisik selain dari faktor-faktor lain. Ketika peneliti membandingkan ketiga grup ini, pengguna DMPA memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pengguna kontrasepsi lainnya untuk mengalami obesitas selama 3 tahun pemakaian.Meskipun begitu sampai sekarang masih terus dilakukan penelitian mengenai dampak dari kontrasepsi ini. e. Jenis-Jenis Keluarga Berencana

Keluarga berencana terbagi menjadi 2 jenis yaitu kontrasepsi sederhana tanpa alat, dan kontrasepsi sederhana dengan alat. Berikut adalah perinciannya: 1. Keluarga Berencana Alami (Tanpa Alat) a. Senggama Terputus (Pull Out Method) Metode kontrasepsi ini adalah salah satu yang paling sering digunakan dan juga yang paling tua. Senggama terputus mewajibkan pria untuk mengetahui betul kapan spermanya akan keluar. Cara ini tidak dianjurkan oleh dokter karena sang pria sering kali tidak mampu mengontrol diri dan gagal mengeluarkan spermanya di luar. Metode ini dilakukan sama seperti bersenggama biasa, tetapi pada puncak) 28

b. Cara kerjanya Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan. c. Keuntungan -

Murah

-

Tidak perlu repot-repot datang ke tenaga kesehatan

-

Bisa digunakan oleh ibu yang mempunyai tekanan darah tinggi

d. Kerugian Faktor kegagalan cukup tinggi jika pasangan tidak bisa bekerja sama dengan baik enggama, penis dikeluarkan dari vagina dan sperma dikeluarkan di luar. 2. Sistem Kalender (Pantang Berkala) Dengan mengetahui betul masa subur sang istri, maka pasangan dapat mencegah terjadinya kehamilan. Umumnya cara ini digunakan agar istri cepat hamil, tetapi dapat juga digunakan sebaliknya.Metode kontrasepsi ini menganjurkan agar pasangan tidak bersenggama saat istri sedang dalam masa subur. Cara ini jadi pilihan maka pengetahuan kita tentang masa subur atau fertility awareness harus tinggi. kita harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling memungkinkan kita mengalami kehamilan. Bila kita emang ingin menunda kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki masa

subur

tundalah

keinginan

berhubungan

intim

dengan

pasangan.

Atau kita tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom. Dianjurkan

untuk

memperhatikan

terlebih

dahulu

siklus

mentruasi kita selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, secara umum masa "aman" seorang wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 20 hari menjelang mentruasi berikutnya buat yang memiliki siklus haid pendek. Jika siklus menstruasi kita panjang, maka masa "aman" 2 hari setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang.

29

Namun perlu di ingat sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda mengalami "kebobolan" 3. Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat a. Kondom Kondom adalah alat kontrasepsi yang sangat popular di kalangan masyarakat. Popularitas kondom terus meningkat karena dalam sebuah penelitian di laboratorium membuktikan bahwa kondom sangat efektif dan aman untuk digunakan. Selain itu, kondom juga dapat mencegah berbagai macam penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Kondom adalah sebuah kantung karet tipis tidak berpori dan biasanya berbahan dasar lateks. Alat kontrasepsi ini digunakan untuk menutupi alat kemaluan pria sebelum penetrasi dilakukan.Selain tidak memiliki efek samping, kondom sangat murah dan mudah untuk didapatkan 1. Efektivitas Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. 2. Cara Kerja Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai ke ovum 3. Keuntungan -

Mudah digunakan

-

Tidak membutuhkan bantuan medis untuk memakai.

-

Bisa menlindungi dari PMS

-

Mudah didapat

-

Tidak Merepotkan

4. Kerugian Kegagalan terjadi jika kondom bocor, robek 5. Efek Samping -

Kondom dapat tertinggal di dalam alat kelamin ibu

-

Ibu bisa mengeluh keputihan yang banyak dan berbau

-

Terjadi infeksi ringan

30

b. Diafragma Diafragma adalah kap berbahan dasar lateks yang berbentuk bulat cembung.

Sebelum

berhubungan

seksual,

alat

kontrasepsi

ini

dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi serviks. Cara kerja diafragma adalah dengan menahan laju sperma agar tidak dapat mencapai sel telur.Beberapa jenis kontrasepsi diafragma adalah: coiled wire (coil

spring), flat

metal

band

(flat

spring),

dan arching spring. c. Pil Keluarga Berencana 1. Cara Kerja Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur 2. Efektifitas Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama. 3. Keuntungan -

Tidak mengganggu produksi ASI

-

Bisa menghambat keluarnya darah haid

4. Kerugian -

Mahal

-

Kegagalan Tinggi

-

Harus ke tenaga kesehatan

-

Tidak nyaman

5. Efek samping -

Resiko infeksi tinggi

d. Pil KB Pil KB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960. Pil tersebut adalah obat keluarga berencana yang dapat mencegah kehamilan jika diminum. Pil KB dipercaya dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 99%, yang berarti dari 1000 wanita yang mengkonsumsinya, hanya kurang dari 10 orang yang hamil.

31

Pil KB adalah solusi metode kontrasepsi efektif yang bersifat sementara.Cara kerja pil KB adalah dengan menggunakan hormon estrogen dan progestron untuk memicu pengentalan lendir serviks dan membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk ovulasi.Perlu diketahui bahwa pil KB tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui. Penggunaan pil KB harus dihentikan selama kurang lebih 6 bulan sebelum menyusui bayi. 1. cara kerjanya - mencegah pelepasan sel telur - mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur 2. Efektifitas - Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur. 3. Keuntungan - Tidak mengganggu hubungan seksual - Kesuburan cepat kembali - Membuat menstruasi teratur, - Mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. 4. Kerugian - Bisa menambah/mengurangi berat badan - Harus selalu mengingat-ingat minum pil - Tidak bisa mencegah dari PMS 5. Efek Samping - Mual, muntah - Amenorhea - Spotting e. Suntik KB Suntik KB adalah metode kontrasepsi yang mencegah kehamilan dengan suntikan hormon yang umumnya dilakukan sebulan atau 3 bulan sekali.Selain memiliki tingkat keberhasilan lebih dari 99%, suntik kb juga praktis, efektif, dan aman untuk dilakukan.

32

1. Cara kerjanya -

mencegah pelepasan sel telur

-

mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur

2. Efektifitas -

Efektifitasnya tinggi sekitar 99% bila digunakan secara teratur

3. Keuntungan -

Tidak mengganggu hubungan seksual

-

Tidak mengganggu produksi ASI

-

Cocok digunakan bagi klien yang pelupa (lupa minum pil)

4. Kerugian -

Kesuburan lama kembali

-

Tidak melindungi dari PMS

-

Tidak boleh digunakan untuk wanita perokok

-

Kegemukan

5. Efek Samping -

Amenorhea

-

Spotting

f. KB Implan (KB Susuk) KB implan atau yang biasa disebut alat kontrasepsi bawah kulit adalah metode kontrasepsi dengan menyusupkan sebuah implan kecil di dalam lengan bagian atas.Bentuknya mirip seperti sebuah tabung kecil dan ukurannya kurang lebih mirip dengan sebatang korek api. Implan tersebut mengandung hormon progestin yang dikeluarkan sedikit demi sedikit. Setelah dipasang, KB implan dapat mencegah kehamilan selama 3 atau 5 tahun (tergantung jenisnya).KB implan juga biasa disebut dengan KB susuk karena cara pemasangannya mirip dengan memasang susuk keca 1. Cara Kerja -

Mengentalkan lendir serviks

-

Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

33

-

Menekan ovulasi

2. Efektifitas -

Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

3. Jenis Implan -

Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun

-

Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun

-

Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.

4. Keuntungan -

Daya guna tinggi

-

Perlindungan jangka panjang

-

kesuburan cepat kembali

-

Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5. Kerugian -

Membutuhkan tindakan insisi

-

Tidak melindungi dari PMS

-

Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri

6. Efek Samping -

Amenorhea

-

Spotting

-

Ekspulsi

-

Suntikan.

g. Vasektomi (Sterilisasi Pria) Vasektomi adalah operasi kecil pada testis pria yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma. Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang sangat

efektif

dalam

mencegah

kehamilan

karena

bersifat

permanen.Metode sterilisasi ini akan membuat sperma untuk tidak lagi keluar bersamaan dengan air mani pada saat pria ejakulasi. 1.

Cara Kerja Saluran vas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat, sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi.

34

Cairan semen diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh vasektomi. 2. Efektifitas : 99% lebih a. Indikasi dan Kontraindikasi : 1. Indikasi : -

Menunda kehamilan

-

Mengakhiri kesuburan

-

Membatasi kehamilan

-

Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki jumlah anak cukup dan tidak ingin menambah anak.

2. Kontraindikasi : -

Peradangan kulit atau jamur pada kemaluan.

-

Peradangan pada alat kelamin pria.

-

Penyakit kencing manis.

-

Kelainan mekanisme pembekuan darah.

-

Infeksi didaerah testis (buah zakar) dan penis

-

Hernia (turun bero)

-

Varikokel (varises pada pembuluh darah balik buah zakar)

-

Buah zakar membesar karena tumor

-

Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar)

-

Buah zakar tidak turun (kriptokismus)

-

Penyakit kelainan pembuluh darah

3. Efek Samping dan Komplikasi : a. Efek Samping : -

Timbul rasa nyeri.

-

Abses pada bekas luka.

-

Hematoma atau membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan.

35

h. Tubektomi (Sterilisasi Wanita) Tubektomi atau ligasi tuba adalah operasi yang memotong dan menutup tuba falopi sehingga menghalangi sperma masuk ke tuba falopi dan membuat sel telur tidak dapat masuk ke dalam rahim.Metode kontrasepsi ini bersifat permanen dan dapat dilakukan kapan saja setelah persalinan normal ataupun sesar. 1. Cara KB Permanen (Sterilisasi) Metode KB Permanen adalah dengan memotong kedua saluran tuba falopi yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus) dan pada bagian ujung-ujungnya ditutup dengan cincin atau dibakar (kauter). Metode lain KB Permanen adalah dengan mengikat atau menjepit saluran tuba falopi (tubal ring/tubal clip), dengan tujuan sel telur tidak dapat terjangkau oleh sperma. 2. Efrktifitas KB Sterilis Tingkat efektifitas metode kontrasepsi ini mendekati 100% per tahun. Sedangkan untuk Risiko komplikasi, seperti halnya operasi lainnya, terutama berkaitan dengan anestesi. Hormon, gairah untuk Berhubungan Suami Istri pun akan normal, bahkan akan bertambah karena tidak lagi takut dengan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Dan

tentu

efek

samping

kontrasepsi yang

mengganggu kesehatan penggunaan metode kontrsepsi ini sangat kecil. i. Spermisida Spermisida adalah kontrasepsi yang berguna untuk membunuh sperma sebelum sampai ke uterus (rahim). Spermisida biasanya berbentuk gel, krim, atau tisu dan mudah untuk ditemui di apotek. Cara menggunakan spermisida adalah dengan memasukkan benda tersebut ke dalam vagina atau mengoleskannya pada bagian atas penis. Spermisida digunakan kurang lebih 10 – 15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.

36

j. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR atau yang biasa disebut IUD (Intra Uterine Device) adalah salah satu alat kotrasepsi wanita yang terbaik. AKDR adalah sebuah alat yang terbuat dari plastik atau logam dan dimasukkan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis.Alat Kontrasepsi Dalam Rahim mencegah pembuahan terjadi dengan mengubah transportasi tuba dalam rahim yang mempengaruhi sperma dan sel telur. AKDR sangat efektif untuk digunakan dan tidak memberikan efek samping hormonal seperti pil KB atau suntik KB. Ibu menyusui juga dapat menggunakan AKDR karena tidak ada efek samping terhadap kelancaran ataupun kadar asi (air susu ibu).Penggunaan kontrasepsi ini wajib dilakukan melalui pemeriksaan dokter untuk mengetahui jenis AKDR yang cocok untuk sang wanita. a. Cara Kerja -

Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum uteri sehingga menghambat terjadinya penempelan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.

-

IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma "berenang" melawan arus.

b. Efektifitas Efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah mengembalikan kesuburan Anda. c. Keuntungan -

Bisa digunakan untuk metode jangka panjang

-

Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah tinggi

-

Tidak mengganggu produksi ASI

d. Kerugian -

Mengganggu hubungan seksual

-

Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas, dan kontrol

-

Mahal

37

-

Tidak bsa mencegah darib PMS

e. Efek Samping -

Amenorhea

-

Spoting / perdarahan bercak

-

Nyeri

3. ASI (AIR SUSU IBU) a. Pengertian ASI ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan

melindunginya

dalam

melawan

kemungkinan

serangan

penyakit.

Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007). ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI

Eksklusif menurut WHO

adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin, 2004). ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat (Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).

38

b. Pengelompokan ASI ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: 1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari. 2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. 3. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. c. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI antara lain : 1. Frekuensi Penyusuan Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi. ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama

bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan

dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu (Hopkinson et al, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali perhari selama 2

minggu pertama setelah melahirkan

berhubungan dengan produksi ASI yang cukup (de Carvalho, et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

39

2. Berat Lahir Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan intik yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI. 3. Umur Kehamilan saat Melahirkan Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ. 4. Umur dan Paritas Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali (Zuppa et al, 1989 dalam ACC/SCN, 1991), meskipun oleh Butte et

40

al (1984) dan Dewey et al (1986) dalam ACC/SCN, (1991) secara statistik tidak terdapat hubungan nyata antara paritas dengan intik ASI oleh bayi pada ibu yang gizi baik. 5. Stres dan Penyakit Akut Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap kronik

produksi maupun

akut

ASI. yang

Penyakit

infeksi

mengganggu

proses

baik

yang

laktasi

dapat

mempengaruhi produksi ASI. 6.

Konsumsi Rokok Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan

oksitosin.

Studi

Lyon,(1983);

Matheson,

(1989)

menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 6 – 12 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et al (1982) mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok/hari mempunyai prolaktin 30-50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok. 7. Konsumsi Alkohol Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu

merasa lebih rileks sehingga membantu proses

pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan

41

merupakan indikator

produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62% dari normal, dan dosis 0,91,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim 32% dari normal (Matheson, 1989). 8. Pil Kontrasepsi Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. d. Fisiologi Pengeluaran ASI Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009). Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen (Maryunani, 2009).

42

Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu (Maryunani, 2009). Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan (Badriul, 2008). ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009). Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI” ini yaitu pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat refleks ”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau merasakan nyeri. Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula (Maryunani, 2009).

43

e. Komposisi ASI Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI: 1. Kolostrum Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi. 2. Protein Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein. 3. Lemak Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda. 4. Laktosa 5. Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus. 6. Zat Besi Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi. 7. Taurin Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi. 8. Laktobacilus Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

44

9. Laktoferin. Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang. 10. Lizozim Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot. f. Manfaat ASI Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut : 1. Untuk Bayi Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi

bayi

karena

mudah

dicerna

dan

dapat

mempercepat

penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).

45

2.

Untuk Ibu Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu,

karena

ibu

tidak

perlu

menyiapkan

botol

dan

mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional ( Dwi Sunar, 2009 ). 3.

Untuk Keluarga Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2005 ).

4.

Untuk Masyarakat dan Negara Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009 ).

46

g. Peran ASI pada Kecerdasan Anak Komposisi ASI dan berbagai factor pertumbuhan yang ada didalam ASI sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan otak bayi. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan manajemen pemberiannya. ASI mengandung taurin dari gugus protein sebagai bahan pokok pertumbuhan sel otak dan lemak dengan rantai panjang, seperti omega -3, -6, dan DHA sebagai bahan kedua pembentuk sel saraf otak. Kedua nutrisi ini sangat sedikit kandungannya pada susu buatan. Laktosa menghasilkan galaktosa sebagai sumber makanan pada pertumbuhan sel saraf otak sehingga jaringan serabut saraf otak dapat tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin bahkan dapat menggantikan kekurangan pertumbuhan selam masa dalam kandungan. Karena pada masa ini masih berlangsung hiperplasi kedua jaringan otak. Pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sejak masa janin sampai usia balita merupakan masa kritis yang tidak dapat diganti oleh kesempatan lain. Pada kurun waktutersebut terjadi perkembangan dan peryumbuhan sel-sel otak yang cepat sekali yang akan menentukan kualitas otak pada masa dewasa nanti.Inteligansia atau tingkat kecerdasan selain ditentukan oleh kondisi gizi juga dipengaruhi

oleh

genetic

(unsure

pembawaaan

sifat

keturunan)

dan

mempengaruhi faktor lingkungan. Faktor penentu intelegensia di atas yang dapat diusahakan oleh manusia agar mendapat tingkat kecerdasan yang optimal adalah faktor gizi dan lingkungan. Dengan mempelajari dan mengetahui jenis dan susunan makanan (gizi) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel otak serta kapan nutrisi itu sangat dibutuhkan, ibu dan bidan dapat melakukan intervensi dari luar terhadap kecerdasa seorang anak. Intervensi dari luar ini dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan kebutuhan zat pembentuk sel yang semuanya harus tersedia cukup dan dalam waktu yang tepat. Dan kebutuhan ini sebenarnya telah dipenuhi oleh ASI. h. Hebatnya Kandungan ASI 1. ASI Kaya Akan Zat Penting Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk sang buah hati, ASI tetap terunggul dan tak

47

terkalahkan. Karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun. 2. Enzym Lipase Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-9 bulan. 3. ASI mengandung antibodi ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh seorang ibu. Antibodi tersebut membantu bayi menjadi tahan terhadap penyakit, selain itu juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Karena ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat-zat penting yang terkandung didalamnya yang membuat bayi berkembang dengan optimal. ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk pembentukan sistim Imun sang bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk sang bayi, semakin baik sistim imun anak maka akan membuat anak jarang sakit. Dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai sistim imun atau sistim kekebalan tubuh yang jauh lebih baik. 4. ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak

immunoglobulin IgA

yang baik

untuk

pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal bayi menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.

48

5. Pertahanan nonspesifik ASI Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada mingguminggu pertama laktasi. Kolostrum dan ASI dini mengandung 1-3 x 106 leukosit/ml. Pada ASI matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan laktasi, jumlah sel ini menurun menjadi 1×103 /ml. Sel monosit/makrofag sebanyak 59-63%, sel neutrofil 18-23% dan sel limfosit 7-13% dari seluruh sel dalam ASI. Selain sel terdapat juga faktor protektif larut seperti lisozim (muramidase), laktoferin, sitokin, protein yang dapat mengikat vitamin B12, faktor bifidus, glyco compound, musin, enzim-enzim, dan antioksidan 6. Sel makrofag Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositiknya, sel makrofag juga memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1, serta enzim lainnya. Makrofag ASI dapat mencegah enterokolitis nekrotikans pada bayi dengan menggunakan enzim yang diproduksinya 7. Sel neutrofil Pada vakuola neutrofil ASI ditemukan juga sIgA sehingga sel ini merupakan alat transport IgA ke bayi. Sel neutrofil ASI merupakan sel yang teraktivasi. Peran neutrofil ASI pada pertahanan bayi tidak banyak, respons kemotaktiknya rendah. Antioksidan dalam ASI menghambat aktivitas enzimatik dan metabolik oksidatif neutrofil. Diperkirakan perannya adalah pada pertahanan jaringan payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada permulaan laktasi. Pada ASI tidak ditemukan sel basofil, sel mast, eosinofil dan trombosit, karena itu kadar mediator inflamasi ASI adalah rendah. Hal ini menghindarkan bayi dari kerusakan jaringan berdasarkan reaksi imunologik 8. Lisozim Lisozim yang diproduksi makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara dapat melisiskan dinding sel bakteri Gram positif

49

yang ada pada mukosa usus. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume. 9. Komplemen Komplemen C3 dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Di samping itu C3 aktif juga mempunyai

sifat

opsonisasi

sehingga

memudahkan

fagosit

mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 pada kolostrum adalah sekitar 5075% kadar serum dewasa (C3 = ± 80 mg/dl, C4 = ±20 mg/dl). Pada laktasi dua minggu kadar ini menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar C3 = 15 mg/dl dan C4 = 10mg/dl). 10. Sitokin I L-l yang diproduksi makrofag akan mengaktifkan sel limfosit T. Demikian pula TNF-α yang diproduksi sel makrofag akan meningkatkan produksi komponen sekretori oleh sel epitel usus dan TNF-β akan merangsang alih isotip ke IgA, sedangkan IL-6 akan meningkatkan produksi IgA. Semuanya ini akan meningkatkan produksi sIgA di usus. 11. Laktoferin Laktoferin yang diproduksi makrofag, neutrofil dan epitel kelenjar

payudara

bersifat

bakteriostatik,

dapat

menghambat

pertumbuhan bakteri, karena merupakan glikoprotein yang dapat mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri aerobik seperti stafilokokus dan E. coli. Laktoferin dapat mengikat dua molekul besi ferri yang bersaing dengan enterokelin kuman yang juga mengikat besi. Kuman yang kekurangan besi ini pembelahannya akan terhambat sehingga berhenti memperbanyak diri. Efek inhibisi ini lebih efektif terhadap kuman patogen, sedangkan terhadap kuman komensal kurang efektif. Laktoferin bersama

sama

sIgA

secara

50

sinergistik

akan

menghambat

pertumbuhan E. coli patogen. Laktoferin tahan terhadap tripsin dan kimotripsin yang ada pada saluran cerna. Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum. Pada ASI juga ditemukan protein yang dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat mengontrol flora usus secara kompetitif. Pengikatan vitamin B12 oleh protein tersebut mengakibatkan kurangnya sel vitamin B12 yang dibutuhkan bakteri patogen untuk pertumbuhannya. Laktosa ASI yang tinggi, kadar fosfat serta kapasitas buffer yang rendah, dan faktor bifidus dapat mempengaruhi flora usus, yang menyokong ke arah tumbuhnya Lactobacilus bifidus. Hal ini akan menurunkan pH sehingga menghambat pertumbuhan E. coli dan bakteri patogen lainnya. Oleh karena itu kuman komensal terbanyak dalam usus bayi yang mendapat ASI sejak lahir adalah Lactobacilus bifidus. Pada bayi yang mendapat susu sapi, flora ususnya adalah kuman Gram negatif terutama bakteroides dan koliform, dan peka terhadap infeksi kuman patogen. ASI juga mengandung glyco compound seperti glikoprotein, glikolipid, dan oligosakarida yang berfungsi analog dengan sedikit bakteri pada mukosa sehingga dapat menghambat adhesi bakteri patogen seperti Vibrio cholerae, E. coli, H. influenzae, dan pneumokokus pada mukosa usus dan traktus respiratorius. Glyco compound ini juga dapat mengikat toksin. 12. Musin ASI juga mempunyai sifat antimikroba Dapat menghambat adhesi E. coli dan Rotavirus.ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat memecah PAF yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. ASI juga mengandung lipase yang sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan Entamoeeba histolytica. 13. Antioksidan dalam ASI Seperti tokoferol-α, karotin-β juga merupakan faktor anti inflamasi. Air susu ibu mengandung faktor pertumbuhan epitel yang merangsang maturasi hambatan (barrier) gastrointestinal sehingga

51

dapat

menghambat

penetrasi

mikroorganisme

maupun

makromolekul. Fraksi asam ASI mempunyai aktivitas antiviral. Diperkirakan monogliserida dan asam lemak tak jenuh yang ada pada fraksi ini dapat merusak sampul virus. 14. Faktor antistafilokok Dalam ASI terdapat faktor ketahanan terhadap infeksi stafilokokus yang dinamakan faktor antistafilokok dan komponen yang menyerupai gangliosid yang dapat menghambat E. coli dan mengikat toksin kolera dan endotoksin yang menyebabkan diare. 15. Limfosit T Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat pada ASI dan mempunyai fenotip CD4 dan CD8 dalam jumlah yang sama. Sel limfosit T ASI responsif terhadap antigen K1 yang ada pada kapsul E. coli tetapi tidak responsif terhadap Candida albicans. Sel limfosit T ASI, merupakan subpopulasi T unik yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem imun lokal. Sel T ASI juga dapat mentransfer imunitas selular tuberkulin dari ibu ke bayi yang disusuinya. Hal ini diperkirakan melalui limfokin yang dilepaskan sel T ASI yang menstimulasi sistem imun selular bayi. Sel limfosit T ASI tidak bermigrasi melalui dinding mukosa usus. 16. Sel limfosit B di lamina propria payudara Atas pengaruh faktor yang ada, terutama akan memproduksi IgA1 yang disekresi berupa sIgAl. Komponen sekret pada sIgA berfungsi untuk melindungi molekul IgA dari enzim proteolitik seperti tripsin, pepsin, dan pH setempat sehingga tidak mengalami degradasi.

Stabilitas

molekul

sIgA

ini

dapat

dilihat

dari

ditemukannya sIgA pada feses bayi yang mendapat ASI. Sekitar 2080% sIgA ASI dapat ditemukan pada feses bayi. 17. Kadar sIgA Kadar sIgA ASI berkisar antara 5,0-7,5 mg/dl. Pada 4 bulan pertama bayi yang mendapat ASI eksklusif akan mendapat 0,5 g sIgA/hari, atau sekitar 75-100 mg/kgBB/hari. Angka ini lebih besar

52

dari antibodi IgG yang diberikan sebagai pencegahan pada penderita hipogamaglobulin sel (25 mg IgG/kgBB/minggu). Konsentrasi sIgA ASI yang tinggi ini dipertahankan sampai tahun kedua laktasi. Kadar IgG (0,03-0,34 mg/ml)dan IgM (0,01-0,12 mg/ml)ASI lebih rendah kadar sIgA ASI, dan pada laktasi 50 hari kedua imunoglobulin ini tidak ditemukan lagi dalam ASI. Imunoglobulin D dalam ASI hanya sedikit sekali, sedangkan IgE tidak ada. 18. SIgA ASI dapat mengandung aktivitas antibodi terhadap virus polio, Rotavirus,echo, coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virusrespiratori sinsisial (RSV); Streptococcus pneumoniae;antigen O, E. coli, klebsiela, shigela, salmonela, kampilobakter, dan enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli serta Giardia lamblia juga terhadap protein makanan seperti susu sapi dan kedelai (tergantung tentu pada pajanan ibunya). Oleh karena itu, ASI dapat mengurangi morbiditas infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan bagian atas. Fungsi utama sIgA adalah mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding mukosa usus halus dan menghambat proliferasi kuman di dalam usus. Adanya titer antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio pada kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio per oral. Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan sesudah pemberian vaksin polio per oral pada polio I, agar tidak terjadi netralisasi vaksin polio oleh sIgA kolostrum. 19. Imunoglobulin Imunoglobulin ASI tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan memperkuat sistem imun lokal usus. ASI juga dapat meningkatkan sIgA pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar saliva bayi pada 4 hari pertama kehidupan. Ini disebabkan karena faktor dalam kolostrum yang merangsang perkembangan sistem imun lokal bayi. Hal ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit otitis media, pneumonia, bakteriemia, meningitis dan infeksi traktus urinarius pada

53

bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat PASI. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama, tetapi dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding bayi yang mendapat PASI. 20. Menghambat diabetus melitus tipe I Air susu ibu juga dapat menghambat diabetus melitus tipe I (dependen insulin). Hal ini disebabkan karena pada albumin susu sapi terdapat antigen yang bereaksi silang dengan protein yang terdapat pada permukaan sel β pankreas. 21. Aktivitas antibodi terhadap bakteri enteral Sebagian besar imunoglobulin ASI mengandung aktivitas antibodi terhadap bakteri enteral. Hal ini terjadi karena limfosit B ibu pada plak Peyer yang teraktivasi oleh bakteri enteral pada usus ibu, bermigrasi ke lamina propria payudara. Pada payudara, sel B aktif ini berdiferensiasi menjadi sel plasma dan menghasilkan imunoglobulin yang disekresi pada ASI. Selain itu ASI juga mengandung antibodi terhadap jamur, parasit dan protein dalam diet. 22. Mencegah Alergi Selain sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme, ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit alergi, terutama alergi terhadap makanan seperti susu sapi. Dengan menunda pemberian susu sapi dan makanan padat pada bayi yang lahir dari orang tua dengan riwayat alergi sampai bayi berumur 6 bulan, yaitu umur saat barier mukosa gastrointestinal bayi dianggap sudah matur, maka timbulnya alergi makanan pada bayi dapat dicegah. i.

Dahsyatnya Manfaat ASI 1. Memperbaiki Saluran Cerna Penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat ASI sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam ususnya yang berarti membantu penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. yang akan melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Menurut peneliti dari Duke University Medical Center, manfaat tersebut tidak bisa

54

didapatkan dari susu formula. Mereka melakukan penelitian dengan menumbuhkan dua strain bakteri E.coli dalam contoh ASI, susu formula bayi (baik susu kedelai atau sapi), serta susu sapi. Bakteri tersebut kemudian mulai berbiak dan berlipat ganda, tetapi ada perbedaan pada cara mereka bertumbuh. Pada contoh ASI, bakteri itu saling menempel dalam bentuk lapisan biofilm, yakni menjadi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme berbahaya dan infeksi. Bakteri dalam susu formula dan susu sapi tumbuh sebagai organisme individual yang tidak membentuk lapisan biofilm. 2. Mencegah Depresi Saat Dewasa Penelitian terbaru tentang manfaat air susu ibu (ASI) dari ilmuwan Jerman menyatakan, anak yang diberi ASI berisiko rendah mengalami depresi saat dewasa. Peneliti mempelajari 52 orang, ratarata berusia 44 tahun, yang menjalani pengobatan depresi di rumah perawatan, dibandingkan dengan 106 orang sehat. Menurut peneliti, menyusui mengindikasikan kualitas hubungan ibu-bayi dan aspek lain yang dapat melindungi anak dari depresi. Bisa juga ada komponen pada ASI yang mencegah depresi. Penelitian sebelumnya mengaitkan menyusui dengan rendahnya risiko darah tinggi dan kegemukan pada masa dewasa. 3. Mencegah Gangguan mental dan Perilaku Anak-anak yang mendapat ASI cenderung tidak menderita masalah kesehatan perilaku atau mental daripada mereka yang tidak disusui, menurut penelitian baru. Penelitian, yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan 136th American Public Health Association & Pameran di San Diego, melihat apakah menyusui dikaitkan dengan masalah perilaku menurun dan penyakit jiwa selama masa kanakkanak. Menggunakan 2.003 Survei Nasional Data Kesehatan Anak dari 102.353 wawancara orang tua dan wali terhadap kesehatan anakanak mereka, para peneliti menemukan bahwa orang tua dari anakanak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kepedulian

55

terhadap perilaku anak, dan anak yang disusui kurang mungkin telah didiagnosis oleh profesional kesehatan dengan masalah perilaku atau perilaku dan kurang mungkin telah menerima perawatan kesehatan mental. Selain itu, orang tua dari anak-anak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kekhawatiran tentang kemampuan anak untuk belajar. 4. Mencegah Kecemasan dan gelisah Bayi yang disusui, tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan orangtuanya, mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas,” kata Dr Scott Montgomery, ahli epidemiologi di Karolinska Institute Swedia, seperti dikutip reuters. ASI mengandung banyak nutrisi, hormon, enzim, untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh yang

diturunkan

ibunya

ke

bayi.

Penelitian

tersebut

juga

menunjukkan ASI mampu mengurangi infeksi, penyakit pernapasan dan diare pada bayi. Ibu yang menyusui bayinya juga bisa terhindar dari pendarahan setelah melahirkan. Montgomery dan timnya meneliti bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi ASI dan yang diberi susu formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan orangtuanya. Sekitar 9000 bayi menjadi responden penelitian ini. Mereka dimonitor sejak lahir sampai masuk sekolah. Guru-guru di sekolah juga ditanyai tentang tingkat kegelisahan anak-anak tersebut dalam skala 0-50. Ternyata anak yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Tetapi para peneliti belum mengetahui kaitan antara ASI dengan tingkat kegelisahan. Menurut dugaan sementara, anakanak yang disusui tidak mudah gelisah karena saat disusui mereka merasa mendapat kasih sayang orangtuanya, pelukan dan dekapan ibu saat menyusui juga menenangkan bayi. Selain itu menyusui juga berpengaruh terhadap perkembangan tubuh dalam merespon stres. 5. Pencegahan Terhadap HIV AIDS Riset terbaru mengungkapkan, para peneliti telah mengisolasi antibodi dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari ancaman virus

56

HIV. Peneliti mengatakan, hanya satu dari sepuluh orang wanita yang terinfeksi HIV, yang dapat menularkan virus tersebut kepada bayi yang dikandungnya. Temuan ini dipublikasikan dalam PLoS One. Beberapa penelitian sebelumnya mengindikasikan, pemberian ASI secara eksklusif oleh perempuan yang terinfeksi HIV tidak akan mengurangi perkembangan AIDS atau jenis penyakit lainnya pada bayi. Meski CDC tidak merekomendasikan pemberian ASI, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap mendorong para ibu yang terinfeksi virus HIV untuk menyusui bayi mereka sambil tetap menggunakan obat antiretroviral untuk mencegah penularan virus HIV ke bayi. Pasalnya, tanpa nutrisi dan faktor imun yang terdapat pada ASI, akan banyak bayi yang meninggal akibat diare berat, gangguan pernapasan serta penyakit lainnya 6. Rasa nyaman Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik atau bayi yang sedang tumbuh gigi dan membantu membuat bayi tertidur setelah makan. 7.

Perkembangan otak dan kecerdasan Menyusui membantu perkembangan otak. Bayi yang diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah. Penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin. Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga seiya sekata dengan hasil studi Horwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang diberi

57

ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi. 8.

IQ, ED dan SQ Lebih tinggi Semua hasil penelitian tersebut menyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak ASI lebih cerdas. Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ lebih baik

9. Psikologis Menyusui secara psikologis baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan ibu. Jika seorang sedang membaca atau mengecek email saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan keamanan karena meringkuk ke tubuh ibunya. 10. ASI Tidak Basi dan Selalu Segar Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi, karena ASI langsung dihasilkan dipayudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang dan tepat , maka ASI yang dihasilkanpun memiliki kualitas yang baik. 11. ASI Lebih Higenis Dibandingkan dengan Susu Lain Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang tersimpan dipayudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah hati. Bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, keduannya memerlukan alat bantu berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi. Kesterilan dari susu seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa susu tersebut tercemar dengan senyawa lain, entah dari susunya sendiri sudah tercemar, air yang digunakan belum tentu streril dan yang penting botol dot yang digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu bebas dari kuman.

58

12. ASI Menjadi Pelindung yang Baik ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare , infeksi telinga dan lain-lain. 13. . ASI Akan Berubah Sesuai Kebutuhan Bayi ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi. 14. DHA dan AA ASI mengandung nutrisi yang mempunyai fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara lain long chain polyunsaturated fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina, kolesterol untuk myelinisasi jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan stabilisator membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, koline yang mungkin meningkatkan memori. 15. Mengandung lebih 100 ensim ASI juga mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi yang terkandung di dalam ASI. Proses menyusui ASI tidak hanya sekadar memberi makan tapi juga mendidik dan memberikan kebutuhan psychososial. Proses menyusui itu merupakan stimulasi bagi pendidikan anak karena ada kontak mata, diajak bicara, dipeluk dan dielus-elus oleh sang ibu. 16. Lebih Cepat Berjalan Penelitian terhadap anak yang menyusui ASI lebih dari setengah abad yang lalu. Mulai dari Douglas tahun 1950 yang menemukan bahwa anak ASI lebih cepat bisa berjalan, 17. Memperbaiki Tekanan Darah 18. Penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan

59

oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. 19. Pembuluh Darah Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung. 20. Kurangi resiko Penyakit Jantung Kelompok penelitian yang dipimpin Dr Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. Kadar adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya risiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki risiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa risiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. 21. Rasa Nyaman Pelepasan hormon oksitosin ketika menyusui meningkatkan perasaan tenang, nyaman, dan cinta untuk bayi. 22. Terbukti secara ilmiah mencegah berbagai penyakit 23. Telah terbukti bahwa bayi yang diberi ASI lebih kuat dan terhindar dari beragam penyakit seperti asma, pneumonia, diare, infeksi telinga, alergi, “SIDs”, kanker anak, multiple scleroses, penyakit

60

- Crohn, diabetes, radang usus buntu, dan obesitas - 6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak - 16,7 kali lebih jarang terkena pneumonia (radang paru). - 3 kali lebih jarang terkena risiko dirawat karena sakit saluran pernafasan dibanding bayi dengan susu formula. - 47 persen lebih jarang diare - Menghindarkan kurang gizi dan vitamin - Mengurangi risiko kencing manis - Mengurangi penyakit jantung dan pembuluh darah - Mengurangi kemungkinan penyakit menahun, seperti penyakit usus besar - Mengurangi kemungkinan terkena asma - Mengurangi kemungkinan terkena infeksi E. Sakazakii dari bubuk susu yang tercemar -

Memberikan ASI lebih ramah lingkungan karena Anda terhindar dari konsumsi susu formula yang dibuat dari susu sapi atau kedelai. Terdapat isu mengenai eksploitasi sapi yang berlebihan

serta

bahan

kimia

yang

digunakan

untuk

menumbuhkan kedelai. -

Susu formula dan botol susu harus diproduksi dan dikemas, dimana hal tersebut menggunakan banyak energi dan sumber daya. Setelah itu didistribusikan ke toko-toko. Konsumen menggunakan bahan bakar untuk sampai ke toko dan membeli susu formula. - Kemasan dan botol bekas harus dibuang.

24. Menurunkan berat badan Ibu Cara paling mudah untuk menurunkan berat badan! Menyusui membakar ekstra kalori sebanyak 200-250 per hari. Biarkan wanita lain berkeringat di tempat senam, semua yang perlu Anda lakukan adalah berpelukan dengan bayi Anda.

61

25. Hemat biaya Tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Lebih praktis saat berpergian karena tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dan segala macamnya. Bayi yang sehat karena diberi ASI dapat menghemat biaya kesehatan dan mengurangi kekhawatiran keluargaBiaya untuk susu formula selama seminggu bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Dan biaya selama setahun untuk susu formula mencapai lebih dari jutaan rupiah . Dan lebih dari itu Anda harus membeli perlengkapan seperti dot, botol dan peralatan sejenisnya kemudian Anda harus menjaga barang-barang tersebut tetap bersih. 26. ASI selalu siap tersedia Tidak perlu mencampur susu formula atau menunggu menghangatkan, sementara bayi menjerit tak bisa ditenangkan. Tidak perlu khawatir kehabisan ketika tengah malam atau tidak cukup membawa susu formula tersebut ketika sedang berpergian. 27. Alat Kontrasepsi ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami. Menyusui bagus untuk kesehatan. Menyusui membantu uterus kembali ke ukuran normal lebih cepat dan mencegah perdarahan. Wanita yang menyusui memiliki iinsiden lebih sedikit terkena osteoporosis dan beberapa tipe kanker termasuk kanker payudara dan kanker ovarium. 28. Mencegah Perdarahan Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula.

62

k. Keunggulan ASI daripada Susu Formula Perbedaan Komposisi

Nutrisi

ASI ASI mengandung zat-zat gizi, antara lain:faktor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada kasein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Mengandung imunoglobulin dan kaya akan DHA (asam lemak tidak polar yang berikat banyak) yang dapat membantu bayi menahan infeksi serta membantu perkembangan otak dan selaput mata.

Pencernaan

Protein ASI adalah sejenis protein yang lebih mudah dicerna selain itu ada sejenis unsur lemak ASI yang mudah diserap dan digunakan oleh bayi. Unsur elektronik dan zat besi yang dikandung ASI lebih rendah dari susu formula tetapi daya serap dan guna lebih tinggi yang dapat memperkecil beban ginjal bayi. Selain itu ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat) dan protease (untuk menguraikan protein).

Kebutuhan

Dapat memajukan pendirian hubungan ibu dan anak. ASI adalah makanan bayi, dapat memenuhi kebutuhan bayi, memberikan rasa aman kepada bayi yang dapat mendorong kemampuan adaptasi bayi.

Ekonomi

Lebih murah: menghemat biaya alat-

63

Susu Formula Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey: casein susu sapi adalah 20:80. Protein yang dikandung oleh susu formula berguna bagi bayi lembu tapi kegunaan bagi manusia sangat terbatas lagipula immunoglobulin dan gizi yang ditambah di susu formula yang telah disterilkan bisa berkurang ataupun hilang. Tidak mudah dicerna: serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzimenzim pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras. Susu formula tidak mengandung posporlipid ditambah mengandung protein yang tidak mudah dicerna yang bisa membentuk sepotong susu yang membeku sehingga berhenti di perut lebih lama oleh karena itu taji bayi lebih kental dan keras yang dapat menyebabkan susah BAB dan membuat bayi tidak nyaman. Kekurangan menghisap payudara: mudah menolak ASI yang menyebabkan kesusahan bayi menyesuaikan diri atau makan terlalu banyak, tidak sesuai dengan prinsip kebutuhan. Biaya lebih mahal: karena

Kebersihan

Ekonomis

Penampilan

Pencegahan

alat, makanan, dll yang berhubungan menggunakan alat,makanan, dengan pemeliharaan, mengurangi pelayanan kesehatan, dll. beban perekonomian keluarga. Untuk memelihara sapi. Biaya ini sangat subjektif yang menjadi beban keluarga. ASI boleh langsung diminum jadi bias Polusi dan infeksi: menghindari penyucian botol susu pertumbuhan bakteri di dalam yang tidak benar ataupun hal makanan buatan sangat cepat kebersihan lain yang disebabkan oleh apalagi di dalam botol susu penyucian tangan yang tidak bersih yang hangat biarpun makanan oleh ibu. Dapat menghindari bahaya yang dimakan bayi adalah karena pembuatan dan penyimpanan makanan bersih akan tetapi susu yang tidak benar. karena tidak mengandung anti infeksi, bayi akan mudah mencret atau kena penularan lainnya. Tidak perlu disterilkan atau lebih Penyusuan susu formula dan mudah dibawa keluar, lebih mudah alat yang cukup untuk diminum, minuman yang paling segar menyeduh susu. dan suhu minuman yang paling tepat untuk bayi. Bayi mesti menggerakkan mulut untuk Penyusuan susu formula menghisap ASI, hal ini dapat membuat dengan botol susu akan gigi bayi menjadi kuat dan wajah mengakibatkan penyedotan menjadi cantik. yang tidak puas lalu menyedot terus yang dapat menambah beban ginjal dan kemungkinan menjadi gemuk. Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat Bagi bayi yang alergiterhadap menghindari alergi karena susu susu formula tidak dapat formula seperti mencret, muntah, menghindari mencret, infeksi saluran pernapasan, asma, muntah,infeksi saluran napas, bintik-bintik, pertumbuhan terganggu asma, kemerahan, pertumbuhan dan gejala lainnya. terganggu dan gejala lainnya yang disebabkan oleh susu formula.

64

Kebaikan

Dapat membantu kontraksi rahim ibu, Tidak

dapat

membantu

bagi ibu

lebih lambat datang bulan sehabis kontraksi rahim yang dapat melahirkan sehingga dapat ber-KB membantu pengembalian tubuh alami. Selain itu dapat menghabiskan ibu jadi rahim perlu dielus kalori

yang

pengembalian

berguna postur

tubuh

untuk sendiri oleh ibu. Tidak dapat ibu. memperlambat waktu datang

Berdasarkan biodata statistik, ibu yang bulan yang dapat menghasilkan menyusui kemungkinan

ASI

lebih

menderita

rendah cara KB alami. Berdasarkan kanker biodata

statistik,

ibu

yang

payudara, kanker rahim dan keropos menyusui susu formula lebih tulang.

tinggi kemungkinan menderita kanker payudara.

65

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44
Bab Ii
October 2019 82

More Documents from "Mohamad Shodikin"