Bab Ii Anemia Sita.docx

  • Uploaded by: Agus Sudiana Nurmansyah
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Anemia Sita.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,602
  • Pages: 39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anemia dalam Kehamilan 1. Pengertian Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan kadar Hb < 11 g% pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,5 g% pada trimester II (Depkes RI, 2009). Anemia dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan kadar hemoglobin dalam darah dibawah normal. Di Indonesia kasus anemia umumnya terjadi karena kekurangan zat besi (Saifuddin, 2006). Tabel I. Kadar Hemoglobin Ibu Hamil (Tarwoto, 2007) Jenis Kelamin

Hb Normal

Lahir (aterm) Perempuan dewasa tidak hamil Perempuan dewasa hamil: Trimester Pertama : 012 minggu Trimester Kedua : 1328 minggu Trimester ketiga : 29 aterm

13,5-18,5 12,0-15,0

Hb Anemia kurang dari (g/dl) 13,5 12,0

11,0-14,0

11,0

10,5-14,5

10,5

11,0-14,0

11,0

2. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan a. Macam-macam anemia menurut Winkjosastro (2010), adalah : 1) Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan, dimana angka kejadiannya

10

11

62,3%, yang diakibatkan oleh kekurangan zat besi dan asam folat, gangguan reasorbsi, atau terlampau banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya pada kasus perdarahan. Keperluan akan zat besi bertambah selama kehamilan, terutama dalam trimester akhir. Apabila masuknya zat besi tidak ditambah dalam kehamilan mudah terjadi anemia defiesiensi besi. 2) Anemia Megaloblastik Anemia jenis ini disebabkan oleh karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Biasanya karena malnutrisi dan infeksi yang kronik, merupakan urutan kedua terbanyak kejadiannya yaitu sekitar 29,0%. 3) Anemia Hipoplasti Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang belakang, membentuk sel –sel darah merah baru, dengan angka kejadian berkisar antra 8,0%. 4) Anemia Hemolitik Anemia jenis ini disebabkan oleh penghancuran atau pemecahan

sel

darah

merah

yang

lebih

cepat

dari

pembuatannya, anemia jenis ini sangat jarang terjadi yaitu berkisar 0,7%. b. Macam-macam Anemia Menurut Manuaba (2007), antara lain : 1) Normal

: Hb 11 gr%

2) Anemia ringan

: Hb 9 – 10 gr%

12

3) Anemia sedang

: Hb 7 – 8 gr%

4) Anemia berat

: Hb kurang 7 gr%

3. Tanda dan Gejala Anemia Menurut Varney (2006), tanda gejala anemia adalah sebagai berikut : a. Letih, sering mengantuk b. Pusing, lemah c. Nyeri kepala d. Luka pada lidah e. Kulit pucat f. Membran mukosa pucat (misal, konjungtiva) g. Bantalan kuku pucat h. Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah 4. Bayi mudah mendapat infeksi sampai Bahaya Anemia Menurut Manuaba (2007), bahaya anemia adalah sebagai berikut : a. Bahaya selama kehamilan 1) Tumbuh kembang janin terhambat dengan berbagai manifestasi kliniknya 2) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis 3) Menimbulkan plasenta previa 4) Dapat menimbulkan solusio plasenta 5) Mudah terjadi infeksi 6) Perdarahan antepartum 7) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6g%)

13

8) Molahidatidosa b. Bahaya terhadap janin 1) Abortus 2) Terjadi kematian intra uterin 3) Persalinan prematuritas tinggi 4) Berat badan lahir rendah 5) Kelahiran dengan anemia 6) Dapat terjadi cacat bawaan 7) kematian perinatal 8) Intelegensia rendah c. Bahaya Anemia dalam Persalinan 1)

Gangguan kekuatan his

2)

Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.

3)

Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.

4)

Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri.

5)

Kala empat dapat terjadi terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

d. Bahaya Anemia di setiap Trimester 1) Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus, atau keguguran.

14

2) Pada trimester II, anemia, dapat menyebabkan terjadinya partus prematur, pada antepartum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian janin, gestosis dan mudah terkena infeksi dan dekompensasi kordis hingga kematian. 5. Faktor yang Mempengaruhi Anemia a. Faktor Dasar 1) Sosial ekonomi Perilaku seseorang di bidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi. 2) Pengetahuan Pengetahuan

seseorang

biasanya

diperoleh

dari

pengalaman yang berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya. Kebutuhan ibu hamil akan zat besi (Fe) meningkat 0,8 mg

sehari

pada trimester I dan meningkat tajam selama

trimester III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak mungkin tercukupi hanya melalui makanan apalagi didukung dengan

pengetahuan

ibu hamil yang kurang terhadap

peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil sehingga menyebabkan mudah terjadinya anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil (Arisman, 2005).

15

Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah akan berperilaku kurang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) serta dalam pemilihan makanan sumber zat besi (Fe) juga rendah. Sebaliknya ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang baik, maka cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan semakin patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). 3) Pendidikan Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemungkinan besar bisa terhindar dari masalah anemia. 4) Budaya Faktor sosial budaya setempat juga berpengaruh pada terjadinya anemia. Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, serta pantangan- pantangan yang

harus di ikuti oleh kelompok khusus

misalnya

ibu

hamil, bayi, ibu nifas merupakan kebiasaan-kebiasaan adat-

16

istiadat dan perilaku masyarakat yang menghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. b. Faktor tidak langsung 1) Kunjungan Antenatal Care (ANC) Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu akan lebih dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia pada ibu hamil jarang sekali menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan timbul setelah anemia sudah ke tahap yang lanjut. 2) Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar rahim. Paritas ≥ 3 merupakan faktor terjadinya anemia. Hal ini di sebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu (Arisman, 2005). 3) Umur Ibu hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak atau belum siap untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Di samping itu akan terjadi kompetisi

17

makanan antar janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil diatas 30 tahun lebih cenderung mengalami anemia, hal

ini

disebabkan

karena

pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi. 4) Dukungan Suami Dukungan suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang di berikan oleh suami pada ibu untuk mengkonsumsi tablet besi semakin tinggi pula keinginan ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi. c. Faktor Langsung 1) Pola konsumsi tablet besi (Fe) Penyebab anemia gizi besi di karenakan kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan penggunaan atau terlampau banyaknya besi keluar dari badan misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%.

Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun

selama hamil ialah 1040 mg.

18

Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer

ke

janin,

dengan

rincian

50-75

mg

untuk

pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik 2) Penyakit Infeksi Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga

penyebab

terjadinya

anemia

karena

menyebabkan

terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit 3) Perdarahan Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi yang keluar dari tubuh akibat perdarahan (Wiknjosastro, 2008). 6. Etiologi Anemia Penyebab umum anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan menyusui (kebutuhan fisiologis), dan kehilangan banyak darah saat menstruasi (Manuaba, 2007).

19

a. Asupan Fe yang tidak memadai Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi oleh konsumsi makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dll), tetapi dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Yang membentuk 90% Fe dari makanan non daging (termasuk biji-bijian, sayur-sayuran, buah, telur) tidak mudah diserap oleh tubuh. b. Peningkatan kebutuhan fisiologi Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan. c. Kehilangan banyak darah Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor darah. Pada wanita kehilangan darah terjadi melalui menstruasi dan wanita hamil mengalami perdarahan saat dan setelah melahirkan. Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor kejadian anemia setelah melahirkan. Perdarahan patologi akibat penyakit/infeksi parasit seperti cacingan dan saluran pencernaan berhubungan positif terhadap anemia. Perdarahan gastrointestinal

oleh

adanya

luka

disaluran

gastrointestinal

(gastritis, tukak lambung, kanker kolon dan polip pada kolon). d. Sebagian besar anemia adalah anemia defiesiensi Fe yang dapat disebabkan oleh konsumsi Fe dan makanan yang kurang atau terjadi

20

perdarahan manahun akibat parasit. Berdasarkan fakta tersebut dapat dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada ibu hamil adalah kemiskinan dan tidak mampu memenuhi standar makanan 4 sehat 5 sempurna dan lingkungan yang buruk sehingga masih terdapat penyakit parasit, seperti ankilostomiasis. 7. Pathofisiologi Anemia Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodulusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodulusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan

21

umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro, 2008). Menurut Wirakusumah (2005), sebelum terjadi anemia, biasanya terjadi kekurangan zat besi secara perlahan-lahan. Tahap-tahap defisiensi besi sebagai berikut : a. Berkurangnya cadangan zat besi b. Turunnya zat besi untuk sistem pembentukan sel-sel darah merah c. Anemia gizi besi Pada tahap awal, simpanan zat-zat besi yang berbentuk ferritin dan hemosiderin menurun dan absorbsi meningkat. Daya ikat besi dalam plasma, selanjutnya besi yang tersedia untuk sistem eritropoisis di dalam sum-sum tulang berkurang.Terjadi penurunan jumlah sel darah merah dalam jaringan, pada tahap akhir hemoglobin menurun dan eritosit mengecil, maka terjadilah anemia (Sabrina, 2008). 8. Pencegahan dan Penatalaksanaan Anemia a. Pencegahan Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit (Sabrina,2008). Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau

22

glukonat ferrosus 1 tablet sehari. Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, daging, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun singkong, bayam, sawi ijo, sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, pepaya dan lain-lain (Wiknjosastro, 2006). Berhati-hati

dalam

mengkonsumsi

makanan,

karena

kombinasi tertentu dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan mempesulit penyerapan zat besi, untuk itu tablet zat besi sebaiknya diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu, teh, kopi, atau antasida. Mengkonsumsi tablet besi, pada wanita hamil dan menyusui disarankan 18 mg suplemen zat besi perhari (Sabrina, 2008). Ibu hamil diharap untuk segera memeriksakan secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agar langkahlangkah pencegahan bisa segera dilakukan (Sulistyoningsih, 2011). b. Penatalaksanaan Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara pemberian tablet besi serta peningkatan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil biasanya tidak hanya mendapat preparat besi tetapi juga asam folat. Dosis pemberian asam folat

23

sebanyak 500µg dan zat besi sebanyak 120mg. Pemberian zat besi sebanyak 30gram per hari akan meningkatkan kadar hemoglobin sebesar 0,3 dl/gram/minggu atau dalam 10 hari. Berikut penatalaksanaan anemia ringan (Sulistyoningsih, 2011) : 1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi. 2) Perhatikan komposisi hidangan setiap kali makan dan makan makanan yang banyak mengandung besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe). Perlu juga makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus. Makanan yang berasal dari nabati meskipun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus. 3) Menambah pemasukan zat besi ke dalam tubuh dengan minum tablet tambah darah (tablet besi/tablet tambah darah). 4) Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet besi yaitu : a) Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan kopi karena dapat menurunkan penyerapan

24

zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. b) Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja berwarna hitam. c) Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi disertai makan buah-buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll. 9. Pengobatan Anemia Ringan Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada penderita

anemia

akibat

pendarahan

dan

defisiensi

besi.

(Sulistyoningsih, 2011) Ibu hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hb-nya akan naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi menurut Varney, (2007) adalah : a. Minum zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum makan.

25

b. Hindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu, antasida, makanan tambahan prenatal). c. Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C). d. Masak makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu memasak sesingkat mungkin. e. Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan dibanding zat besi dalam bahan makanan lain. f. Makanlah berbagai jenis makanan B. Tinjauan Islam 1. Pandangan Islam Terhadap Kehamilan a. Pandangan Umum Islam telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang wanita hamil diperlakukan. Apa saja hak mereka, dan tentu saja kewajiban suami terhadap pasangannya yang sedang mengandung anaknya tersebut. Sementara itu, masalah kesehatan anak juga mendapat

perhatian

besar

dari

Islam.

Pertumbuhan

dan

keselamatan seorang anak dimasa kecil, menentukan nasibnya dikemudian hari. Keselamatan dan kesehatan ibu hamil dan anakanak merupakan tulang punggung dari kesinambungan manusia di dunia ini. Kewajiban semua pihaklah peduli terhadap masalah tersebut.

26

b. Anjuran untuk makan makanan yang halal dan baik Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zatzat gizi dan atau unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan kedalam tubuh. Bila tubuh kekurangan zat gizi maka akan timbul berbagai macam penyakit. Alquran juga menyinggung masalah ini, menganjurkan agar memilih makanan yang halal dan baik. Menurut ayat suci Al-Qur’an yang berhubungan dengan studi kasus pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah, pada surat An – Nahl ayat 69 yang berbunyi :

Artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacammacam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. Dalam ayat diatas madu mempunyai keistimewaan yang tersendiri dengan nilai-nilai utama dalam ilmu kesehatan, yang mempunyai zat-zat besi dan vitamin yang kuat. Di samping itu

27

madu juga dianggap penting karena memenuhi keperluan tubuh dan cepat memberi tenaga. Memperkuat janin yang lemah dalam kandungan ( rahim ). Membantu menjaga stamina dan kesehatan Ibu Hamil karena memberikan asupan gizi yang tinggi bagi pertumbuhan janin yang sehat selama dalam kandungan Membantu perkembangan otak bayi, karena setiap harinya otak terus berkembang sampai dengan usia 5 tahun (Sulistyoningsih, 2011). C. Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney Langkah I : Pengkajian. Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data penunjang. Pada dokumentasi SOAP langkah I meliputi data Subyektif dan Obyektif seperti : A. Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Meliputi : 1. Biodata Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah, keluarga).Menurut Nursalam (2008), identitas meliputi :

28

a.

Nama Pasien : Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasiennya

b.

Umur

: Ditulis dalam tahun, untuk mengetahui adanya

resiko karena umur kurang dan 20 tahun, alat reproduksi belum siap. Pada umur lebih dari dan 35 tahun kerja jantung meningkat karena adanya hemodilusi dan kemungkinan terjadi anemia. c.

Suku/Bangsa

: Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat

yang menguntungkan dan merugikan bagi ibu hamil. d.

Agama : Untuk mempermudah bidan dalam melakukan pendekatan di dalam melakukan asuhan kebidanan.

e.

Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat

pendidikan

mempengaruhi

perilaku

kesehatan

seseorang. f.

Pekerjaan : Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan pasien terhadap permasalahan keluarga pasien/klien.

g.

Alamat : Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.

2. Keluhan Utama Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilannnya (Nursalam, 2008).

29

Keluhan-keluhan yang dirasakan ibu hamil dengan anemia ringan menurut Manuaba (2007), adalah pasien merasa pusing, cepat lelah, dan badan terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan. 3. Riwayat menstruasi Untuk mengetahui menarch umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus lama haid, banyak nya darah, sifat darah (cair, atau beku, warnanya, bau nya) dan ada disminore atau tidak (Estiwidani, 2008). 4. Riwayat kehamilan sekarang Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terkahir, dan perkiraan lahir, ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak, imunisasi TT berapa kali, masalah dan kelainan pada kehamilan sekarang,

pemakaian

obat-obatan,

keluhan

selama

hamil

(Manuaba,2007). 5. Riwayat Penyakit a. Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui penyakit yang diderita ibu pada saat sekarang ini atau untuk mengetahui penyakit lain yang bisa memperberat keadaan ibu (Manuaba, 2007).

30

b. Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan penyakit menurun seperti hipertensi, Dm, jantung (Bickley,2008). c. Riwayat kesehatan keluarga. Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga. Untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat penyakit menular dan menurun seperti diabetes, TBC, jantung, hipertensi (Mitayani,2009). d. Riwayat penyakit yang lain atau operasi. Ada riwayat penyakit atau operasi yang pernah diderita yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses persalinan dan memerlukan pengawasan yang intensif terutama pada pasien dengan riwayat pembedahan menggunakan anatesi epidural (Jense, 2005). 6. Riwayat perkawinan Status perkawinan : jika menikah, apakah pernikahan ini yang pertama. Untuk mengetahui kawin umur berapa tahun, dengan suami umur berapa kali kali kawin, lama pernikahan, dan jumlah anak (Nursalam,2007). 7. Riwayat keluarga berencana

31

Untuk mengetahui KB yang pernah dipakai, jenis dan lama berlangsungnya dan keluhan selama menjadi akseptro KB yang digunakan. 8. Riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu a.

Kehamilan : adakah gangguan seperti muntah-muntah berlebihan, hipertensi, perdarahan pada hamil muda.

b.

Persalinan : waktu persalinan dimana tempat melahirkan, umur kehamilan,jenis persalinan, ditolong oleh siapa.

c.

Nifas : apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, dan bagaimana proses laktasi nya.

d.

Anak : jenis kelamin,berat badan ,panjang badan, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal nya (Manuaba, 2007).

9. Kebiasaan sehari-hari. a.

Nutrisi Data yang dikaji meliputi kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga kebersihan makanan,dan bagaimana pola makan sehari-hari antar sebelum dan sesudah hamil,apakah terpenuhi gizinya. Dimana nutrisi pada ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil (Tirab, 2009). Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan kebutuhan akan nutrisi harus ditingkatkan.

32

b.

Eliminasi Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan Bak untuk mengetahui keseimbangan antara intake dan output yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh ibu hamil (Mansjoer, 2005).

c.

Personal hygiene Personal hygiene perlu dikaji untuk mempengaruhi tingkat kebersihan pasien meliputi kebersihan lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia), gigi dan mulut (Kusmiyati, 2009).

d.

Istirahat dan tidur Istirahat yang perlu dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur adalah berapa jam klien tidur dalam sehari dan apakah ada gangguan (Saifuddin, 2006). Pada ibu hamil perlu diperhatikan pola istirahat dan tidur dengan baik, agar dapat meningkatkan kesehatan ibu dan pertumbuhan janin.

10.

Hubungan seksualitas. Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam seminggu (Manuaba, 2008). Pada masa kehamilan diperbolehkan, namun pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan biasanya akan mengalami penurunan hubungan seksual, dikarenakan ibu hamil dengan anemia ringan sudah

33

merasa lelah, letih sehingga dapat mengurangi libido pada masa kehamilan. 11.

Data psikososial Perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemahaman dan untu mengetahui tingkat kekhwatiran pasien, persaan terhadap kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, dukungan keluarga terhadap kehamilannya dan pantangan makanan. Ibu merasa ketegangan kecemasan pada kehamilannya, karena takut terjadi sesuatu pada bayinya (Kusmiyati,2008).

12.

Obat-obatan Dikaji

untuk

mengetahui

kebiasaan

merokok,

menggunakan obat-obatan dan alkohol (Jense,2005). B. Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik kilen, hasil laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. Data yang diobservasi dan di ukur oleh bidan (Nursalam, 2008). a. Status Generalis 1. Keadaan umum

untuk mengetahui keadaan umum apakah

baik, sedang, jelek (Prihardjo, 2007). Pada ibu hamil dengan anemia

ringan

mempengaruhi

keadaan

umum

yang

menimbulkan rasa lemas. Sehingga di butuhkan pemeriksaan kesadaran pasien.

34

2. Kesadaran

:

penilaian

kesadaran

dinyatakan

sebagai

composmentis,apatis,somnolen,sopor,koma (Mansjoer, 2005). Pada

ibu

hamil

dengan

anemia

ringan

kesadarannya

composmentis.Tanda vital. (a) Tekanan darah : untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Tekanan darah pasien hamil dengan temuan normal < 130/90 mmHg (Saifuddin, 2006). (b) Suhu : untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan atau tidak. Normalya, suhu tubuh orang berfluktuasi dalam rentang yang relatif sempit. Suhu tubuh normal 35,6-37,60°C. Ibu hamil dengan anemia ringan suhu tubuhnya akan mengalami peningkatan akibat dehidrasi (Mansjoer, 2005). (c) Nadi : untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2006). Batas normal 60-100 kali per menit. Pada ibu hamil dengan anemia ringan nadi akan mengalami peningkatan frekuensi dan terdengar lemah (d) Respirasi : untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit (Saifuddin, 2006). Batas normal 12 - 20x/menit (e) Berat badan : penambahan dan penurunan berat badan ukuran yang paling penting untuk mengetahui adanya malnutrisi, malabsorbsi, pertumbuhan janin terhambat,

35

diabetes mellitus pada kehamilan, kehamilan ganda (Mansjoer, 2005). (f) Tinggi badan : Tinggi badan normal lebih dari 145 cm. Tinggi

badan

sefalopelvik

untuk yang

mengetahui

adanya

disporposi

mempengaruhi

pada

persalinan

(Mansjoer, 2005). (g) LILA : Sebagai indikator status gizi seseorang normalnya 23,5 cm (Wartonah, 2003). b. Pemeriksaan sistematis Menururt Nursalam (2007), pemeriksaan sistematis meliputi : 1.

Kepala : (a) Rambut : untuk mengetahui apakah rambut nya bersih, rontok, dan berketombe. (b) Muka : keadaan muka pucat, atau tidak adakah kelainan, adakah oedema, adakah kooasma gravidarum. (c) Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah muda dan sklera warna putih. Pada wanita hamil dengan anemia ringan konjungtiva pucat. (d) Hidung : untuk menilai adanya kelianan, adakah polip, apakah hidung tersumbat. (e) Telinga : untuk mengetahui apakah di dalam ada serumen. Nyeri atau tidak.

36

(f) Mulut : untuk mengetahui mulut bersih atau tidak, ada caries dan karang gigi atau tidak, lidah tampak kering atau kotor. (g) Leher : untuk mengetahui apakah leher, warna kulit. Adanya pembengkakkan, jaringan parut, massa, terutama untuk mengetahui keadaan dan lokasi kelenjar limfe, kelenjar tiroid, dan trachea (Prihardjo, 2007). 2.

Dada dan Axilla a. Mammae. Untuk mengetahui apakah payudara kanan dan kiri simetris atau tidak, tumor ada atau tidak, areola hyperpigmentasi atau tidak, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum sudah keluar atau belum. b. Axilla Untuk mengetahui apakah ada tumor atau nyeri tekan (Nursalam, 2007).

3.

Ekstermitas Untuk mengetahui reflek patella (+) atau (-) berkaitan dengan kekurangan vitamin B atau penyakit syaraf dan magnesium

sulfat

(Manuaba,

2007).

Karena

terjadi

pembesaran tekanan vena dapat menyebabkan oedema pada ekstremitas bawah. Relaksais otot polos dinding pembuluh darah disebabkan oleh progesteron dan tekanan anatomik

37

dari pembesaran uterus menyebabkan timbulnya atau memperburuk varices (Walsh, 2008). 4.

Pemeriksaan Khusus Obstetri Abdomen a.

Inspeksi Perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada pembesaran, ada luka bekas operasi atau tidak, strie gravidarum, linea nigra, atau alba, ada luka bekas operasi atau tidak, ada strie atau tidak (Manuaba, 2007).

b.

Palpasi Kontrakasi : kontraksi yang terjadi sepanjang kehamilan merupakan kontraksi tak teratur rahim dan tanpa nyeri, kontraksi ini membantu sirkulasi darah dalam plasenta yang disebut kontraksi braxton hicks, kontraksi ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan. Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri sehingga dapat diketahui berat janin, umur kehamilan, dan bagian janin apa yang terdapat difundus uteri seperti membujur

atau

kosong

jika

posisi

janin

melintang.Kepala : bulat padat mempunyai gerakan pasif (ballotement) (Manuaba, 2007). Bokong : tidak padat, lunak, tidak mempunyai gerak pasif (bantuan atau gerak ballotement). (Manuaba, 2007).

38

Leopold II : untuk menentukan letak punggung janin dapat digunakan untuk mendengar detak jantung janin pada puctum maximum dengan teknik kedua telapak tangan melakukan palpasi pada sisi kanan dan kiri, bersama-sama bila punggung janin rata, sedikit melengkung, mungkin teraba tulang iganya tidak terasa gerak ekstremitas, bila bagian abdomen teraba gerakan ekstremitas (Manuaba, 2007). Leopold III : untuk menentukan bagian terendah janin, bila teraba bulat, padat (kepala) dan bila bokong teraba tidak bulat, tidak keras. (Manuaba, 2007). Leopold IV : pemeriksaan dengan menghadap kearah kaki ibu. Untuk mengetahui apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul (Manuaba, 2007). TBJ : menurut Manjoer (2005) TBJ (Tafsiran Berat Janin) dapat ditentukan berdasarkan Johnson Toschack yang

berguna

untuk

mengetahui

pertimbangan

persalinan secara spontan pervaginam. c.

Auskultasi DJJ (Denyut Jantung Janin). Terdengar detak jantung janin menunjukkan bahwa janin hidup dan tanda pasti kehamilan Puctum Maximum janin tergantung

39

presentasi,posisi,dan kehamilan kembar, biasanya pada daerah punggung janin. Frekuensi diatas 120 – 160x/ menit keteraturan denyut jantung janin menunjukkan keseimbangan asam basa atau kurang O2 pada janin (Manuaba, 2007). 5.

Pemeriksaan panggul a.

Kesan panggul Dapat diketahui melalui pelviometri rontgen atau melalui

pengukuran panggul penting untuk diketahui

kesan panggul

ini

untuk

perencanaan persalinan

pervaginam ada 4 kesan panggul ginekoid, platipeloid, antropoid, dan android, tapi paling baik untuk wanita ginekoid agar dapat persalinan pervaginam (Farrer, 2005). b.

Distansia spinarum Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dextra. Ukuran 24cm – 26 cm (Farrer, 2005).

c.

Distansia cristarum Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaka sinistra dan dextra. Ukuran 28 cm – 30 cm. (Farrer, 2005).

d.

Conjugata eksterna (boudeloque).

40

Jarak antra bagian atas simfisis ke prosessus spinosus lumbal 5. Ukuran 18 cm. (Farrer, 2004). e.

Lingkar panggul. Jarak antra tepi atas simfisis pubis superior kemudian ke lumbal ke lima kembali ke sisi sebelah nya sampai kembali ke tepi atas simpisis pubis diukur dengan metlin normalnya 80-90 cm (Sumarah, 2008).

6.

Anogenital. Pemeriksaan pada vulva dan perineum untuk mengetahui ada atau tidaknya varices, kondiloma, oedema, hemoroid, kelianan lain, vulva perineum, bekas episotomi (Manuaba,2007).

7.

Pemeriksaan penunjang Data pemeriksaan penunjang diperlukan sebagai pendukung

diagnosa,

apabila

diperlukan.

Misalnya

pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hb. Dalam kasus ini pemeriksaan penunjang dilakukan yaitu dengan melakukan pemeriksaan Hb. Kadar Hb pada ibu hamil yang mengalami anemia ringan adalah < 11 gr% (Maimunah, 2005). Langkah II : Interpretasi Data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan

41

diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan. (Varney, 2006) 1. Analisa Menggambarkan interpretasi

data

pendokumentasian subyektif

dan

hasil

obyektif

analisa

dan

dalam

satu

identifikasi.Diagnosa atau masalah diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi

standar

nomenklatur

diagnosa

kebidanan

yang

dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney, 2006). Diagnosa yang ditegakkan adalah diagnosa yang berhubungan dengan umur ibu, gravida, para, abortus, umur kehamilan, dan keadaan janin. Diagnosa kebidanan : Ny. .... G .... P .... A .... umur .... tahun umur kehamilan .... minggu, janin tunggal/ kembar, hidup/ mati, intra/ ekstra uteri, letak memanjang/ melintang, presentasi kepala/ bokong, punggung kanan/ kiri bagian terbawah sudah masuk/ belum pintu atas panggul dengan anemia ringan. Dasar : a. Data subyektif Ibu mengatakan merasa pusing, cepat lelah, dan badan terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan kondisi yang dirasakan (Manuaba, 2007).

42

b. Data objektif 1) HPL 2) Vital sign : tekanan darah, nadi meningkat dan lemah, aspirasi, suhu (Bickley, 2008). 3) Conjungtiva pucat (Nursalam, 2007). 4) Melakukan leopold mulai I – IV, mengukur TFU, DJJ (Kusmiyati, 2009). 5) Data penunjang Hb < 11 gr% pada anemia ringan (Maimunah, 2005). 2. Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa Masalah yang sering timbul pada ibu hamil dengan anemia ringan yaitu merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilan (Kusmiyati, 2009). 3. Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum terindikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data. Menurut Kusmiyati (2009), kebutuhan pada pasien ibu hamil dengan anemia ringan adalah : a. Informasi tentang keadaan ibu b. Informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori, terutama zat besi.

43

c. Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan. d. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial. e. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter. Konsultasi atau kolaborasi. Langkah III : Diagnosa Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan masalah dan diagnosa yang telah diindentifikasi. Langkah – langkah ini membutuhkan antisipasi sambil mengamati pasien, bila kemungkinan dilakukan pencegahan infeksi. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2006). Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah terjadi anemia sedang dan menjurus ke anemia berat (Manuaba, 2007). Langkah IV : Antisipasi Tindakan Segera Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh bidan atau konsultasi, kolaborasi bila diperlukan serta melakukan rujukan terhadap penyimpangan yang abnormal (Estiwidani, 2008). Pada ibu hamil dengan anemia ringan antisipasi yang dilakukan adalah pemberian tablet besi 2 tablet per hari dengan dosis 120 mg, pemeriksaan kadar Hb 1 minggu sekali (Manuaba, 2007).

44

Langkah V : Rencana Tindakan. Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manejemen terhadap diagnosa yang telah terindetifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi, penyuluhan, atau pendidikan kesehatan. Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan juga akan melaksanakan rencana tersebut (Estiwidani, 2008). Menurut Manuaba (2007), rencana tindakan yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan anemia ringan adalah sebagai berikut : 1.

Meningkatkan gizi penderita yaitu dengan penambahan makanan sayuran hijau.

2.

Memberi tambahan suplemen zat besi 2 x 60 mg.

Langkah VI : Pelaksanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh kilen atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2006). Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat. Menurut Muslihatun dkk (2009), melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan secara efektif dan aman. Penatalaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas lainnya.Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri,

45

tetapi

dia

tetap

memiliki

tanggung

jawab

untuk

mengarahkan

pelaksanaannya. Pelaksanaan asuhan pada ibu hamil dengan anemia antara lain : a)

Memberikan hasil pemeriksaan ibu.

b)

Memberikan obat kepada pasien yaitu FE.

c)

Memberikan KIE pola istirahat yang baik kepada pasien.

d)

Memberikan KIE tentang pola nutrisi yang baik.

e)

Memberikan ibu support.

f)

Memberikan KIE aktivitas sehari-hari.

g)

Menganjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang

Langkah VII : Evaluasi Tujuan evaluasi adalah adanya kemajuan pada pasien setelah dilakukan tindakan (Estiwidani, 2008). Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan anemia ringan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan KU dan tanda-tanda vital ibu baik, ibu bersedia minum tablet Fe, dan tata caranya, ibu bersedia makan makanan yang banyak mengandung sayur, hemoglobin naik, tidak terjadi anemia sedang (Manuaba, 2007).

Data Perkembangan Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan ini menggunakan SOAP yaitu :

46

S:

Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O:

Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik kilen, hasil laboratorium yang telah dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan.

A:

Analisa Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi.

P:

Penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan evaluasi (E) berdasarkan analisa (Estiwidani, 2008).

47

D. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori Anemia pada Ibu Hamil (Saifuddin, 2006)

Pada ibu yang sedang hamil mengalami peningkatan kebutuhan sirkulasi darah, yang berguna untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.Hal ini mengakibatkan pertambahan volume darah, dalam kehamilan yang lazim disebut dengan hidremia atau hipervolemia.Pertambahan tersebut berbanding plasma 30%, sel darah

48

merah 18% dan hemoglobin 19%.Akan tetapi bertambahnya sel-sel darah merah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas (percepatan aliran darah) rendah. Pengenceran darah yang tidak diikuti pembentukan sel darah merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia, kadar hemoglobin <11g% pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 g% pada trimester 2 (Saifuddin, 2006). E. Kerangka Konsep Pengkajian Awal di Puskesmas Danurejan II Tanggal 4 Juni 2015

Kunjungan Rumah I pada Ny Y Tanggal 8 Juni 2015

Kunjungan Rumah I pada Ny D Tanggal 10 Juni 2015

Kunjungan Rumah II pada Ny Y Tanggal 13 Juni 2015

Kunjungan Rumah II pada Ny D Tanggal 16 Juni 2015

Kunjungan Rumah III pada Ny Y Tanggal 18 Juni 2015

Kunjungan Rumah III pada Ny D Tanggal 20 Juni 2015

Related Documents

Anemia Y Embarazo Ii
June 2020 9
Bab I Anemia - Copy.docx
December 2019 4
Anemia
July 2020 33
Anemia
September 2019 46
Anemia
October 2019 41

More Documents from ""