BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Bidang radiologi mempunyai peranan penting sebagai penunjang diagnostik. Didalamnya terdapat suatu ruangan yang digunakan untuk melakukan processing dengan cara konvensional yang disebut kamar gelap. Kamar gelap merupakan suatu kamar khusus yang digunakan sebagai pengolahan film sampai terbentuknya radiograf dengan merubah bayangan laten menjadi bayangan tampak dan menghasilkan gambaran radiograf. Kamar gelap dalam pelayanan radiologi berfungsi untuk melindungi film dari cahaya dan radiasi pengion selama penanganan dan pengolahan film. Kamar gelap harus didesain sedemikian rupa agar meminimalkan cahaya yang masuk karena dengan adanya cahaya yang masuk kedalam kamar gelap, seperti kebocoran cahaya kamar gelap dapat merusak citra radiodiagnostik (Papp, 2006). Penerangan
pada
kamar
gelap
terdapat
dua
macam,
yaitu
penerangan umum dan penerangan kusus. Lampu penerangan umum yaitu
biasanya
digunakan
untuk
menerangi
ruangan
pada
saat
mempersiapkan dan menyediakan kaset, hanger, film yang masih tertutup oleh
bungkusnya
dan
digunakan
untuk
mempersiapkan
larutan
processing. Sebaiknya diletakkan ditengah ruangan, kecuali jika ruangan cukup besar maka sebaiknya ditempatkan didekat tempat kerja. Sedangkan lampu khusus yaitu disebut safelight merupakan lampu yang digunakan untuk menerangi saat melakukan loading dan unloading serta
1
2
proses pencucian film. Biasanya safelight ini berwarna merah atau jingga dengan kekuatan15 sampai 25 watt (Price, 2006). Papp (2006), mengatakan bahwa setiap generator dan sistem radiografi harus dikalibrasi dan menjalani program Quality Control paling sedikit setiap satu tahun sekali. Pengujian dilakukan enam bulan sekali untuk upaya preventif menjaga mutu atau juga harus dilakukan secepatnya pada alat yang baru dipasang dan setelah alat diservis karena dapat mempengaruhi kualitas radiograf dan keluaran radiasi dari peralatan radiografi tersebut. Safelight diletakan minimal 1,2 m (4 kaki) dari permukaan meja kerja, karena digunakan untuk penerangan saat pengisian dan pengeluaran film dari dalam kaset. Sedangkan safelight tidak langsung diletakkan minimal 2,1 m dari lantai untuk menghindari terjadinya benturan dengan kepala petugas kamar gelap. Penggunaan safelight jika tidak standar akan mempengaruhi hasil dari radiograf karena tingkat penerangan lampu atau intensitas cahaya, jenis film, waktu penanganan film, serta jarak akan mengakibatkan terajdinya fog pada film yang belum ekspos dikamar gelap. Terjadinya fog dapat dipengaruhi oleh jenis safelight, jarak safelight yang terlalu dekat dan jumlah safelight yang terlalu banyak maka memungkinkan terjadinya kebocoran cahaya terhadap film dikamar gelap. Jika safelight mengalami kebocoran atau penghitaman film tidak diinginkan bisa mengakibatkan pengabutan yang menurunkan kontras gambar. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian safelight enam bulan sekali untuk memastikan bahwa safelight dalam keadaan baik (Papp 2006).
3
Penurunan kualitas citra radiograf adalah salah satu indikasi adanya kebocoran pada safelight. Untuk memastikan bahwa safelight dikamar gelap memenuhi persyaratan dan tidak menimbulkan fog pada film sehingga bisa memberikan informasi diagnosis maka diperlukan uji safelight. Uji safelight ini merupakan salah satu dari suatu program kendali mutu radiologi diagnostik. Pengujian ini dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu metode koin dan metode karton. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan waktu yang aman dalam penanganan film radiograf baik sebelum maupun sesudah terekspos pada kondisi cahaya yang aman dan pengujian ini dilakukan ketika dicurigai terjadi kebocoran safelight dengan indikator penurunan citra radiograf. Pengujian dilakukan enam bulan sekali untuk upaya preventif menjaga mutu atau juga harus dilakukan secepatnya pada alat yang baru dipasang dan setelah alat diservis karena dapat mempengaruhi kualitas radiograf dan keluaran radiasi dari peralatan radiografi tersebut. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu (Quality Control). Metode yang digunakan adalah metode karton. Alat yang digunakan film, kaset, karton, densitometer, processing. Siapkan karton yang sudah bergaris, sebelumnya lakukan loading dan film diekspos. Kemudian ambil film dari kaset dan masukan film tersebut kedalam karton dilengkapi dengan penutupnya, dilakukan dengan keadaan gelap. Nyalakan safelight dan tarik penutup dengan bagian yang pertama harus terpapar ke safelight selama total waktu 8 menit, pada akhir pengujian yaitu 4 menit + 2 menit +1 menit +0,5 menit +0,25 menit +0,25 menit = 8 menit.
4
Densitometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur densitas. Densitometer ini digunakan untuk mengukur besarnya densitas yang telah diekspos. Cara menghitungnya yaitu masing-masing daerah akan diukur densitasnya sebanyak 3 kali dan akan diambil rata-rata hasil perhitungan densitas. Kamar gelap di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi mempunyai ukuran panjang 1,5 m, lebar 1,5 m, dan tinggi 2 m, proses pencucian filmnya menggunakan manual. Terdapat dua penerangan yaitu penerangan umum yang berupa lampu neon 15 watt berwarna putih terletak dilangit-langit kamar gelap setinggi 2 m dari lantai dan penerangan khusus yang berupa safelight berupa lampu pijar
5 watt
berwarna kuning. Safelight tersebut dilapisi sendiri dengan mika warna merah dan terletak pada dinding setinggi 1,5 m dari lantai, terletak diatas tempat processing. Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah safelight dipasang pada tahun 2005, sudah beberapa kali dilakukan pergantian lampu pijar, tetapi belum pernah dilakukan pengujian. Dengan dilakukan pengujian ini supaya mengetahui berapa lama waktu aman yang dibutuhkan selama film diproses berada dibawah safelight. Berdasarkan
alasan
tersebut,
penulis
tertarik
untuk
menguji
keamanan safelight yang terdapat di kamar gelap Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi dan menuangkan dalam sebuah Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ PENGUJIAN SAFELIGHT MENGGUNAKAN METODE KARTON DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT HABIBULLAH PURWODADI “. 1.2
Rumusan Masalah
5
Agar dalam menyusun Proposal Karya Tulis ini penulis dapat lebih terarah, serta keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut: 1.2.1
Bagaimana hasil dari pengujian safelight di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi ?
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui waktu aman yang dibutuhkan selama film diproses berada dibawah safelight.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat teoritis Penulis dapat menambah pengalaman dan mengetahui secara lebih lanjut mengenai pengujian safelight menggunakan metode karton di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi. 1.4.2 Manfaat praktis Untuk memberikan masukan dan saran yang berguna dalam hal memberikan kualitas gambar radiograf yang lebih baik dan mengetahui waktu aman pada safelight yang dipakai di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi.
1.5
Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Penelitian yang terkait dengan Pengujian Safelight menggunakan Metode Karton Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi.
No.
Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian
Rumusan Masalah dan Metode
Hasil Penelitian
6
1
Rhisti Nieka Prayudiana (2014) Prodi D III Teknik Rontgen STIKES Widya Husada Semarang
Pengujian Safelight menggunakan Metode Karton Di Instalasi Rumah Sakit
1).Bagaimana hasil pengujian safelight dengan metode karton dikamar gelap Instalasi Radiologi RSUD RA.Kartini Jepara?
Pada pengujian yang pertama dengan daya lampu pijar 40 watt, dan jarak 72cm, yang berarti safelight dikamar gelap Instalasi Radiologi RSUD RA Kartini Jepara tidak berada dalam batas aman atau batas toleransi sehingga menyebabkan penurunan citra radiograf.
2
Rejeki Fajar Tiana (2015) Prodi DIII Teknik Rontgen Politenik Kesehatan Semarang
Pengujian safelight di Insalasi Radiologi RSUD DR.R.Soetrisno Rembang
1).Bagaimana hasil pengujian safelight di Instalasi Radiologi RSUD dr.R.Soetras no Rembang?
Hasil pengujian menunjukan bahwa film uneksposed dalam batas aman apabila terkena penyinaran safelight hingga 475 detik karena nilai fog yang dihasilkan tidak melebihi batas toleransi, yaitu kurang dari 0,1. Sedangkan film eksposed dalam batas aman jika nilai fog dalam batas toleransi kurang dari 0,02 yaitu sampai dengan 25 detik penyinaran dibawah safelight dengan intensitas lampu sebesar 15 watt.
3.
Sulasih (2016) Prodi DIII Teknik Rontgen STIKES Widya Husada Semarang
Pengujian Safelight dengan Metode Karton Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Habibullah Purwodadi
1).
Untuk hasil penelitian sedang dalam proses penelitian.
Bagaimana hasil dari pengujian safelight di Instalasi Radiologi Habibullah Purwodadi Metode Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif.