BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia (Cahyani, 2014). Medium yang dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan baik yaitu dapat memenuhi persyaratan antara lain, memiliki pH yang rendah (4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat pertumbuhan organisme lain, lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C, dan medium
harus
mengandung
semua
nutrisi
yang
dibutuhkan
oleh
mikroorganisme. Salah satu mikroorganisme yang sering dibiakan dalam ilmu mikrobiologi baik dalam bidang industri pangan maupun industri pertanian adalah khmair. Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang sering ditumbuhkan menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar). Berdasarkan komposisinya PDA termasuk dalam media semi sintetik karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Media semi sintetik seperti PDA memiliki kandungan karbohidrat yang cukup sehingga baik digunakan untuk pertumbuhan khamir. Namun harga dari media ini cukup mahal selain itu tidak semua toko bahan kimia menyediakan, sedangkan kebutuhan media PDA semakin banyak sehingga diperlukan alternatif lain untuk menggantikan media biakan khamir tersebut. Saccharomyces cerevisiae merupakan jenis khamir atau ragi/yeast yang memiliki
kemampuan mengubah
glukosa
menjadi
etanol
dan
CO2.
Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak berklorofil, dan termasuk golongan eumycetes, tumbuh baik pada suhu 30ºC dan pH 4,5-5. Ciri-ciri koloni dari Saccharomyces cerevisiae berbentuk oval atau lonjong, berwarna krem, smooth dan cembung, sehingga mudah di teliti pertumbuhannya pada media (Agustining, 2012). Sumber karbon yang berasal dari karbohidrat, dan protein banyak dimanfaatkan oleh para peneliti untuk membuat media alternatif pertumbuhan khamir Saccharomyces cerevisiae seperti pati singkong (Kwoseh et al, 2012), ubi jalar putih dan ungu, cocoyam, dan ubi (Amadi et al, 2012), kacang tunggak,
1
2
kacang kedelai hitam, kacang hijau (Ravimannan et al, 2014). Banyak sumber karbohidrat dari bahan baku maupun bahan limbah yang murah dan mudah didapatkan namun belum optimal dalam pemanfaatannya misalnya biji kluwih dan biji nangka. Biji kluwih dan biji nangka memiliki berbagai nutrisi terutama sumber karbohidrat yang tinggi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan jamur. Kandungan karbohidrat pada biji kluwih sebesar 5,7 gram dan kandungan karbohidrat pada biji nangka 36,7 gram (Depkes RI, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud untuk memanfaatkan sumber karbohidrat dari biji kluwih dan biji nangka sebagai media pertumbuhan jamur Saccharomyces cerevisiae. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka didapatkan tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan biji nangka dan biji kluwih sebagai media pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae 2. Untuk mengetahui pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dari media alternatif biji nangka dan biji kluwih. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitan ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti a. Dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam tentang ilmu mikrobiologi. b. Dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu mikrobiologi yang diperoleh pada saat teori dengan menerapkannya dalam bentuk penelitian. c. Melatih kemampuan penalaran dalam menganalisis data-data hasil penelitian 2. Bagi Pembaca a. Memperoleh informasi baru mengenai pemanfaatan biji nangka dan biji kluwih sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Saccharomyces cerevisiae
3
b. Sebagai salah satu sumber dalam memahami konsep-konsep ilmu mikrobilogi. 3. Bagi Masyarakat a.
Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat tentang pemanfaatan biji nangka dan biji kluwih.
b.
Dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan biji nangka dan biji kluwih sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Saccharomyces cerevisiae
D. Batasan Penelitian Pada penelitian ini terdapat batasan penelitian yang berguna untuk membatasi bahasan dari penelitan supaya lebih terfokus dan tidak melebar antara lain sebagai berikut: 1. Pada penelitian ini digunakan biji nangka dan biji kluwih dari buah yang telah matang 2. Pada penelitian ini jamur yang digunakan adalah jamur Saccharomyces cerevisiae 3. Pertumbuhan jamur yang diamati adalah dengan mengukur diameter koloni dan mendeskripsikan sporulasi berdasarkan kriteria warna dan ketebalan sporulasi. 4. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan diameter koloni dan sporulasi jamur. E. Definisi Operasional Definisi operasinal yang kami lakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Biji nangka dan biji kluwih diekstraksi dengan menggunakan pelarut berupa aquades 2. Penginokulasian jamur Saccharomyces cerevisiae dilakukan dengan menggunakan metode agar block 3. Pengamatan pertumbuhan jamur Saccharomyces cerevisiae dilakukan dengan mengukur diameter koloni serta mendeskripsikan kriteria warna dan ketebalan sporulasi