BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan, promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu, keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas menurut WHO adalah mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse healty family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
luas,
membantu
masyarakat
mengidentifikasi
masalah
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum meminta bantuan kepada orang lain.
1.2 Tujuan 1) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan Sehat! 2) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami Apa saja Indikator sehat! 3) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami Karakteristik sehat! 4) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan komunitas! 5) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami Tujuan & strategi Keperawatan Komunitas! 6) Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami Tahapan pencegahan keperawatan komunitas!
1
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Sehat A. Definisi Sehat 1) Menurut WHO, “healt is a state of complete physical, mental, sosial and spiritual wellbeing and not merely absence of disease or infirmity”. Sehat adalah keadaan yang sempurna, baik fisik, kesejahteraan mental, sosial, dan spiritual dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Selanjutnya defenisi ini kemudian dimodifikasi menjadi: “healt is adynamic state of physical, mental, social spiritual wellbeing and not merely absence of disease or infirmity” (basavanthappa, 2003). Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dari fisik, mental, kesejahteraan sosial spiritual dan tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (Swarjana,ketut, 2016). 2) Kesehatan menurut UU kesehatan No.39 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis (Nugraheni, 2018). 3) Sedangkan virgina henderson membuat definisi sehat seperti seperti berikut ini: “Healt is a quality of life, it is basic to human functions it requires independence and interdependence. The promotion of healt is more important than care of sick” (Basanvathappa, 2003) kesehatan adalah kualitas hidup, ini adalah hal dasar untuk fungsi manusia. Hal ini membutuhkan kemandirian dan saling ketergantungan. Kesehatan yang meningkat lebih penting dari pada perawatan terhadap orang sakit (Swarjana,ketut, 2016). B. Indikator Sehat Indikator adalah tentang sesuatu yang terbentang diantara dua hal: mereka adalah entitas yang kita coba ukur (misalnya, nilai rata-rata konsentrasi tahunan atau angka kematian) untuk menggambarkan masalah
2
yang kita perhatikan dalam alur yang jelas dan dapat dipahami (Apriningsih, 2008). Kualitas layanan kesehatan ditentukan oleh berbagai indicator yang sesuai. Derajat kesehatan ditentukan antara lain oleh kualitas pelayanan kesehatan. Untuk menunjukkan pada derajat kesehatan biasanya menggunakan istilah status kesehatan. Status kesehatan masyarakat selalu ditentukan
oleh
seperangkat
indicator
yang
representative,
yang
membutuhkan data (Ryadi, Alexsander lucas Slamet,2016). Berbagai factor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya derajat kesehatan suatu masyarakat menurut H.L Blum, tahun 1969 dalam buku ilmu kesehatan masyarakat antara lian: - Faktor genetic, system kesehatan, perilaku dan lingkungan - Ukuran epidemiologis - Ukuran kondisi pencapaian berbagai program kesehatan
1) Herediter
4) Lingkungan
Status kesehatan
2) Sistem kesehatan
3) Perilaku
Gambar 1. Determinan status kesehatan masyarakat Berdasarkan gambar diatas, dapat kita cermati bahwa makin tebal garis panah maka semakin besar pulalah pengaruh tiap factornya terhadap status kesehatan masyarakat. Factor lingkungan mempunyai andil yang besar dalam menentukan apakah status kesehatan masyarakat telah membaik (Ryadi, Alexsander lucas Slamet,2016). 3
Berbagai perangkat indicator yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat,antara lain: 1. Conventional healt status indicators. Indikator yng termasuk dalam kelompok ini merupakan indicator lepas yang tidak dimaksudkan bagi suatu kelompok (index). Berbagai indicator ini merupakan indicator-indikator yang konvensional, yang di pakai sebagai indicator umum. Berbagai indicator Conventional healt status indicators,meliputi: a) Angka Kematian Bayi (AKB) – Infant Mortality rate (IMR) b) Angka Kematian Ibu (AKI) – Maternal Mortality Rate (MMR) c) Angka Kelahiran Kasar (per 100.000 kelahiran hidup) – Crude Bird Rate (CBR) d) Umur Harapan Hidup (Dalam Tahun) – Life Expectance at Bird e) Persentase Gizi Kurang pada bayi dan persentase gizi kurang pada Balita (Ryadi, Alexsander lucas Slamet,2016). 2. Epidemiological healt status indicators. Dalam paket ini sering meliputi : a) Berbagai Angka Kesakitan (Crude Morbidity Rate) -
Cause Specific Mordibity Rate.
-
Age Specific Mordibity Rate.
-
Incidence (Rate).
-
Prevalance (Rate).
b) Berbagai Angka Kematian (Crude Mortality Rate). -
Cause Specific Mordibity Rate.
-
Age Specific Mordibity Rate.
-
Attack Rate.
-
Case Fatality Rate
3. Perangkat indikator kesejahteraan social: a) Indeks mutu Hidup (Fisik) (physical Quality Of Life Index – PQLI)
4
Indeks ini meliputi tiga indicator: -
Life Expectancy
-
Infant Mortality Rate
-
Angka kemampuan membaca dan menulis pada usia 16 tahun keatas. (=Literacy rate). Bila indicator ditambah dengan angka fertilitas maka disebut: PQLI Plus =
PQLI + Fertility Rate
b) Indeks Pembangunan Manusia (Human Devolopment Index) c) Berbagai indek keberhasilan pembangunan ekonomi yang berdampak pada kesehatan 4. Perangkat indicator demografi. Berbagai indicator yang sering dipakai pada data Epidemiologi meliputi: a) Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate) b) Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) c) Angka
Pertumbuhan
Penduduk/Tahun
(Natural
Population
Increase/Year) d) Angka Fertilitas (Total Fertility Rate) (Ryadi, Alexsander lucas Slamet,2016). 5. Perangkat indicator kesehatan lingkungan. Berbagai indicator yang sering dipakai pada data kesehatan lingkungan meliputi: a) Perssentase penduduk dengan jamban keluarga (Tidak buang Air Besar di lapangan). b) Persentase penduduk dengan penggunaan air bersih (Clean water) c) Persentase penduduk dengan konsumsi air minum PDAM (Safe water) d) Persentase Rumah tangga dengan fasilitas listrik. e) Persentase rumah tangga hidup dalam rumah sehat (Ryadi, Alexsander lucas Slamet,2016).
5
C. Karakteristik dan perilaku sehat Pengertian perilaku sehat menurut Soekidjo Notoadmojo (1997:121) adalah suatu respon seseorang/organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan (Nugraheni, 2018). Menurut Wikipedia disebutkan perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang di miliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat,sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,persuasi dan atau genetika. (Nugraheni, 2018). Menurut skinner sebagaimana dikutip oleh Soekidjo Notoadmojo (2010:21) Perilaku merupkan respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar (stimulus). Perilaku dapat dikelompokkan menjadi dua : 1) Perilaku tertutup (covert behavior), perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum bisa diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” apabila respon tersebut terjadi dalam diri sendiri dan sulit diamati dari luar (orang lain) yang disebut dengan pengetahuan (knowlodge) dan sikap (attitude) (Nugraheni, 2018). 2) Perilaku Terbuka (overt behaviour),apabila respon tersebut dalam bentuk tindakan yang dapat diamati dari luar (orang lain) yang disebut practik (practice) yang diamati orang lain dari luar atau “observabel behaviour”. Perilaku terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skinner ini disebut teori ‘S-O-R’ (Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari skinner tersebut,maka dapat didefinisikan perilaku adalah kegiatan atau aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu, dan sebagainya (Nugraheni, 2018).
6
Menurut Backer, konsep perilaku sehat merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Backer mengembangkan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health Knowledge), Sikap terhadap kesehatan (health attitude), dan practice kesehatan (Healt Practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisi penelitian (Nugraheni, 2018). 1) Pengetahuan Kesehatan, Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara keehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang factor-faktor
yang terkait.
Dan
tau
mempengaruhi
kesehatan,
pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dan pengetahuan untuk meghindari kecelakaan. 2) Sikap, sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan. 3) Praktik Kesehatan,praktik kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dalam konteks pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dibagi menjadi dua yaitu perilaku masyarakat yang dilayani atau menerima pelayanan
7
(consumer) dan perilaku pemberi pelayanan atau petugas kesehatan yang melayani (provider) (Nugraheni, 2018). Dimensi perilaku kesehatan dibagi menjadi dua (Soekidjo Notoadmojo,2010) yaitu: i. Healt Behaviour yaiutu perilaku orang sehat untk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Disebut juga perilaku preventif (tindakan atau upaya untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain: kecelakaan) dan promotif (tindakan atau keinginan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya) (Nugraheni, 2018). Contohnya makan dengan gizi seimbang, olahraga/kegiatan fisik secara
teratur,
tidak
mengkonsumsi
makana/minuman
yang
mengandung zat adiktif, istirahat cukup, rekreasi/mengendalikan stress. ii. Health Seeking Behaviour, yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitatifyang mencakup kegiatan mengenali gejala penyakit, upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan
mengobati
sendir
atau
mencari
pelayanan
(tradisional,professional) ,patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (compliance) atau kepatuhan (Nugraheni, 2018).
2.2 Kesehatan Komunitas A. Pengertian Komunitas & Keperawatan Komunitas Terdapat banyak definisi dari komunitas yang diberikan oleh para ahli atao organisasi diantaranya : 1) WHO(1794); community is a social group determined by geographical boundaries and or common values and interest; community members known interact with one another; the community function within a particular social structure; and community creates norms, values and social institutions” (clemenstone et.al,2002). Komunitas adalah sebuah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografis dan/data nilai dengan
8
kepentingan umum; anggota komunitas yang dikenal adalah berinteraksi satu sama lain; fungsi komunitas dalam struktur sosial tertentu, dan komunitas menciptakan norma-norma, nilai-nilai, dan lembaga-lembaga sosial. 2) . “A community is a group of people who share something in common and interact with one another, and who may exhibit a commitment, with one another, and who may share a geographic boundar” (Lundy and Janes, 2009). Sebuah komunitas adalah sekelompok orang yang berbagi kesamaan dan berinteraksi satu sama lain, dan yang mungkin menunjukkan komitmen satu sama lain. 3) . “A population is a group of people who have at least one thing in coomon and who may not interect with one another” (Lundy and Janes,2009). Sebuah populasi adalah sekelompok orang yang setidaknya memiliki satu kesamaan dan yang mungkin tidak berinteraksi satu sama lainnya. 4) Joesten (1989) defined a community as a social system, a place, and a people (Clark, 1999a) Mendefenisikan sebuah komunitas sebagai sistem sosial, sebuah tempat, dan orang-orang. 5) Shamansky and Pesznecker (1981) defined a community as a group of peoplein a spesifictime and place who have common purpose, the “who”, where and “whem”,”whyand how” of coommunity (Clark,1999a) Komunitas sebagai sekelompok orang dalam waktu tertentu dan tenpat yang memiliki tujuan yang sama, komunitas “siapa”
dimana
dan
kapan”,
mengapa
dan
bagaimana”
(Swarjana,ketut, 2016). Sedangkan yang dimaksud dengan keperawatan komunitas yakni: 1) WHO Keperawatan komunitas adalah mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse healty family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah
9
kesehatannya sendiri, serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum meminta bantuan kepada orang lain. 2) Ruth B.Freeman (1981) Kesatuan yang unik dari praktik keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada pengembangan serta peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai peorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat. 3) DEPKES RI (1986) Suatu upaya pelayanan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pleh perawat dengan mengikutsertakan
tim
kesehatan
lainnya
dan
masyarakat
untu
memperoleh tingkar kesehatan individu , keluarga, dan masyarakat lebih tinggi. 4) Pradley Pelayanan kesehatan profesional yang di tunjukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan yang penyakit dan peningkatan kesehaatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan (Harnilawati,2013).
B. Tujuan & Strategi Keperawatan Komunitas Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut: 1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,keluarga dan keluarga dan kelompok dalam komunitas. 2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga ,individu,dan kelompok.
10
Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami ; 2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut; 3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan; 4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi; 5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi (Harnilawati,2013). Sedangkan strategi Intervensi keperawatan komunitas terdiri dari Proses kelompok (group Process), pendidikan kesehatan (Healt Promotion),dan kerja sama (Partnertship) (Harnilawati,2013).
C. Tahapan Pencegahan Dalam Keperawatan Komunitas Menurut Leavel dan Clark, tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit (tahap pretagonesis-Prepathogenesis phase) dan pada tahap terjadinya penyakit (tahap Patogenesis-pathogenesis phase) (Harnilawati,2013). 1. Tahap Prepatogenesis Pada tahap ini dapat dilakukan pencegahan primer (primery preventation). Pencegahan primer ini dapat dilaksanakan selama masa prepatogenesis suatu kejadian penyakit atau masalah kesehatan. Pencegahan primer dilakukan melalui dua kelompok a) Peningkatan kesehatan (health promotion) b) Perlindungan umum
dan khusus (general
and specific
protection) (Harnilawati,2013). 2. Tahap patogenesis Pada tahap pathogenesis dapat dilakukan dua kegiatan pencegahan, yaitu :
11
a. Pencegahan
sekunder
(
secondary
preventation),
yaitu
pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit dengan dua kelompok kegiatan berikut ini. 1) Diagnosis dini dan pengobatan segera/adekuat (early diagnosis and prampt treatment) 2) Pembatasan kecacatan (disability limitation). b. Pencegahan tersier (tertiary prevention) yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang telah sembuh dari sakit serta mengalami kecacatan (Harnilawati,2013).
12
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesehatan menurut UU kesehatan No.39 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomis (Nugraheni, 2018). Indikator adalah tentang sesuatu yang terbentang diantara dua hal: mereka adalah entitas yang kita coba ukur (misalnya, nilai rata-rata konsentrasi tahunan atau angka kematian) untuk menggambarkan masalah yang kita perhatikan dalam alur yang jelas dan dapat dipahami (Apriningsih, 2008).Berbagai perangkat indicator yang sering digunakan dalam kesehatan masyarakat,antara lain: 1) Conventional healt status indicators. 2) Epidemiological healt status indicators. 3) Perangkat indikator kesejahteraan social 4) Perangkat indicator demografi. 5) Perangkat indicator kesehatan lingkungan. Perilaku sehat menurut Soekidjo Notoadmojo (1997:121) adalah suatu respon seseorang/organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan (Nugraheni, 2018). Backer mengembangkan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health Knowledge), Sikap terhadap kesehatan (health attitude), dan practice kesehatan (Healt Practice). Menurut Soekidjo Notoadmojo,2010 dimensi perilaku kesehatan dibagi menjadi dua yaitu Healt Behaviour dan Health Seeking Behaviour Menurut WHO Komunitas adalah sebuah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas geografis dan/data nilai dengan kepentingan
13
umum; anggota komunitas yang dikenal adalah berinteraksi satu sama lain; fungsi komunitas dalam struktur sosial tertentu, dan komunitas menciptakan norma-norma, nilai-nilai, dan lembaga-lembaga sosial. Sedangkan keperawatan komunitas menurut WHO yakni Keperawatan komunitas adalah mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse healty family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengidentifikasi
masalah
kesehatannya
sendiri,
serta
memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum meminta bantuan kepada orang lain. Tujuan
proses
keperawatan
dalam
komunitas
adalah
untuk
pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut: 1) Pelayanan
keperawatan
secara
langsung
(direct
care)
terhadap
individu,keluarga dan keluarga dan kelompok dalam komunitas. 2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community)dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga ,individu,dan kelompok. Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu,keluarga,kelompok dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk: 1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami ; 2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut; 3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan; 4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi; 5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi (Harnilawati,2013). Sedangkan strategi Intervensi keperawatan komunitas terdiri dari Proses
kelompok
(group
Process),
pendidikan
kesehatan
(Healt
Promotion),dan kerja sama (Partnertship) (Harnilawati,2013)
14
Menurut Leavel dan Clark, tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit (tahap pretagonesis-Prepathogenesis phase) dan pada tahap terjadinya penyakit (tahap Patogenesis-pathogenesis phase) (Harnilawati,2013). 3.2 Saran Kita sebagai seorang perawat memiliki peran yang sangat penting dalam pemberian perawatan baik individu keluarga ataupun kelompok komunitas. Untuk itu itu kita sebagai seorang perawat perlu mengetahui tentang konsep dasar keperawatan Komunitas selain untuk menambah wawasan pengetahuan kita sebagai seorang perawat, juga untuk berbagi kepada masyarakat tentang informasi tentang bagaimana perawatan kesehatan komunitas. Makalah ini masih jauh dari sempurna, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKAN Harnilawati. 2013.“Pengantar Ilmu keperawatan Komunitas”.Sulawesi selatan :Pustaka As salam GoogleBook: https://books.google.co.id/books?id=3hLEAwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl =id#v=onepage&q&f=false Swarjana,ketut. 2016. “Keperawatan Kesehatan Komunitas”.Yogyakarta :CV Andi Offset GoogleBook: https://books.google.co.id/books?id=L9dDQAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=i d#v=onepage&q&f=false Ryadi, Alexsander lucas Slamet.2016.”Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Yogyakarta; CV.ANDI OFFSET GoogleBook: https://books.google.co.id/books?id=LPNrDQAAQBAJ&printsec=frontcover&hl =id Apriningsih.
2008.”Indikator
Perbaikan
Kesehatan
Lingkungan
Anak”.Jakarta;EGC GoogleBook: https://books.google.co.id/books?id=EpgpZ2Hjkm0C&printsec=frontcover&hl=id #v=onepage&q&f=false Nugraheni,Hermien. 2018. “Kesehatan Masyarakat Dalam Determinan Sosial Budaya”.Yogyakarta; CV Budi Utama GoogleBook: https://books.google.co.id/books?id=zwCKDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl =id#v=onepage&q&f=false
16