Bab I.docx

  • Uploaded by: umi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,475
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di masa sekarang ini pendidikan menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan seseorang. Menurut Sadirman dalam Hamdu (2011), pendidikan merupakan proses yang sadar akan tujuan. Tujuan ini dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan hasil yang diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Melihat tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang telah ada. Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas bagi suatu bangsa. Agar tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan maka di terapkanlah beberapa mata pelajaran di sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran Fisika. Fisika sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari manusia. Bahkan sebagian besar fenomena alam di dunia ini dapat dijelaskan menggunakan konsep teori fisika. Akibat fenomena ini maka diharapkan untuk setiap siswa mampu menguasai konsep Fisika dengan baik. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah memberikan banyak konstribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukan hanya konstribusi dalam bidang teknologi, tetapi Fisika juga mendidik siswa untuk bertindak atas dasar pemikiran kritis, analitik, logis, rasional, cermat dan sistematis, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri (Afrizon, 2012). Pelajaran fisika adalah salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam. Fisika mengkhususkan diri pada pemahaman tentang alam, interaksi manusia dengan alam, pemanfaatan teknologi dan pengetahuan untuk memanfaatkan alam. Pendidikan fisika berfungsi untuk menumbuhkan sikap ilmiah, penalaran, sikap kritis, dan logis yang berperan sangat penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Para ilmuwan mempelajari alam

dengan memperhatikan apa yang terjadi dan mencari tahu penyebab terjadinya sesuatu di alam. Terdapat beberapa perilaku yang diharapkan ada pada siswa ternyata saat ini masih belum tercapai. Penyebab ketidaktercapaian tersebut dikarenakan beberapa kendala yang dialami selama proses pembelajaran seperti guru terkesan mendominasi proses pembelajaran karena masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa menjadi pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini menyebabkan siswa tidak mampu memahami konsep dari materi yang diajarkan Pembelajaran secara aktif dilakukan dengan mengolah pengalaman dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksi ransangan dan memecahkan masalah. Dengan demikian upaya pengembangan keterampilan proses dapat dilakukan dengan melakukan proses pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan yang berorientasi pada pemecahan masalah. Siswa mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit merupakan salah satu alasan yang melandasi perlunya diterapkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. . Menurut Rustaman dalam Nurvitasari, 2012 adapun keterampilan proses sains yang harus dikuasai oleh siswa antara lain adalah : kemampuan observasi, interpretasi, klasifikasi, prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan melaksanakan percobaan eksperimen. Seseorang yang terlah terlatih dengan keterampilan proses sains akan memiliki kepribadian yang jujur dan teliti sehingga mampu bersosialisasi dengan masyarakat lebih mudah. Keterampilan proses sains dan sikap ilmiah dipandang perlu untuk ditingkatkan pada proses pembelajaran mengingat siswa diharapkan mampu memikirkan dengan baik apa saja yang terjadi di alam dan dapat menemukan hal yang baru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 3 Polewali, terlihat sulitnya guru mata pelajaran Fisika untuk membelajarkan peserta didiknya dengan melakukan praktikum dikarenakan keterbatasan alat

praktikum dan laboratorium hanya ada satu yang menyebabkan terjadinya jadwal yang bertepatan untuk menggunakan laboratorium sehingga ada kelas yang terpaksa mengalah dan tidak melaksanakan praktikum sehingga keterampilan proses sains disekolah tersebut tidak pernah menjadi prioritas, artinya guru hanya memerhatikan hasil belajar peserta didik tanpa memerhatikan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah. Minimnya keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang dimiliki oleh peserta didik dapat dilihat pada

saat pengenalan alat-alat praktikum, mereka belum

mengenali kegunaan bahkan nama dari alat tersebut. Dan pada saat melakukan praktikum terdapat beberapa siswa yang tidak disiplin pada saat melakukan praktikum. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan proses sains dan sikap ilmiah pada sekolah ini masih rendah. Pengembangan sikap ilmiah dalam pembelajaran Fisika mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, baik kualitas akademik maupun karakter siswa. Untuk itu diperlukan model pembelajaran inovatif yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar, Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran berbasis proyek (Project Based learning). Pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran Fisika dipandang dapat mengembangkan sikap ilmiah, karena model pembelajaran ini menganut pembelajaran eksperimental yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlaku sebagai seorang ilmuwan dalam mendesain dan mengkonstruksi suatu proyek penelitian serta lebih memfokuskan siswa untuk mengalami suatu

proses pemecahan masalah

dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan dan merencanakan pemecahan masalah kehidupan sehari-hari dengan menerapkan metode ilmiah. Disamping itu melalui pembelajaran berbasis proyek juga dapat dikembangkan konsep diri siswa, karena dalam pembelajaran siswa dibantu memilih proyeknya dan menciptakan peluang belajar berdasarkan minat dan kekuatannya. Proyek dapat membantu siswa dalam meraih keberhasilan belajar karena dengan proyek memungkinkan siswa untuk

mengembangkan seluruh kemampuannya untuk menghadapi tantangan dalam menyelesaikan proyek. (Widya,2015) Berbagai penelitian yang dirangkum oleh Thomas (2000) dalam (Widya, 2015) menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berbasis proyek memberikan dampak yaitu: 1) meningkatkan prestasi siswa, 2) meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, 3) meningkatkan pemahaman siswa tentang subjek materi, 4) meningkatkan pemahaman terkait skil tertentu dan strategi yang dimunculkan dalam proyek, 5) mengembangkan kerja kelompok dan budaya kerja. Pembelajaran berbasis proyek yang diberikan pada kelas eksperimen memberikan perbedaan prestasi belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok lain yang diterapkan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran berbasis proyek memberikan dampak instruksional yaitu peningkatan kemampuan berfikir peseta didik dalam memahami materi pembelajaran, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Model pembelajaran berbasis proyek juga dapat mengembangkan karakter peserta didik, membentuk kecakapan hidup pada diri peserta didik, meningkatkan sikap ilmiah dan membina kemapuan peserta didik dalam berkomunikasi, berargumentasi dan berkolaborasi (Abidin, 2014). Berdasarkan beberapa penelitian yang relevan: Kholifudin (2013) menunjukan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa SMA Negeri 2 Kebumen. Setiyatmoko (2015) menunjukan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan prestasi belajar dan kinerja ilmiah siswa di SMA Negeri Semaraputera. Menurut Sastrika .(2013), model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) mendorong siswa melakukan inkuiry seperti mampu membuat rumusan masalah, tujuan, menentukan langkah-langkah pembuatan percobaan sehingga mampu membangun konsep secara mandiri. Menurut Khoirur (2018) Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), merupakan model pembelajaran yang secara efektif dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di dalam pembelajaran fisika.

Dengan model pembelajaran berbasis proyek diharapkan peserta didik akan lebih aktif pada proses pembelajaran dikarenakan peserta didik lebih termotivasi dengan pertanyaan guru sehingga lebih tertantang untuk mencari tahu jawaban dari sebuah permasalahan. Model pembelajaran berbasis proyek juga memotivasi peserta didik untuk lebih merefleksikan apa yang mereka pelajari dalam bentuk sebuah produk nyata. Sehingga pada akhirnya tujuan dari model pembelajaran ini yakni peserta didik dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah dapat tercapai. Sejalan dengan hal ini, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas X SMAN 3 Polewali”

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diangkat penulis adalah sebagai berikut 1. Bagaimana keterampilan proses sains peserta didik setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek

di kelas X SMAN 3

Polewali? 2. Bagaimana keterampilan proses sains peserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X SMAN 3 Polewali? 3. Bagaimana sikap ilmiah peserta didik setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek di kelas X SMAN 3 Polewali? 4. Bagaimana sikap peserta didik yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional di kelas X SMAN 3 Polewali? 5. Apakah terdapat perbedaan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah yang diajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan yang diajar model pembelajaran konvensional pada peserta didik kelas X SMAN 3 Polewali Tahun 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian Sehubung dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas tujuan dari penelitian ini sebagai berikut 1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas X SMAN 3 Polewali Tahun ajaran 2018/2019. 2. Untuk Untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas X SMAN 3 Polewali Tahun ajaran 2018/2019. 3. Untuk mengetahui sikap ilmiah peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada kelas X SMAN 3 Polewali Tahun ajaran 2018/2019. 4. Untuk mengetahui sikap ilmiah peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas X SMAN 3 Polewali Tahun ajaran 2018/2019. 5. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dan yang diajar dengan model pembelajaran konvensioanl pada peserta didik kelas X SMAN 3 Polewali Tahun ajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan terkhusus dibidang pendidikan yaitu tentang peranan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar khususnya model pembelajaran berbasis proyek 2. Bagi pendidik, sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah peserta didik melalui model pembelajaran berbasis proyek

3. Bagi peserta didik, dapat memberikan pengalaman baru bagi peserta didik dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan sikap ilmiah terutama dalam mata pelajaran fisika 4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan model pembelajaran berbasis proyel yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Kata Pengantar.docx
June 2020 31
Bab I.docx
December 2019 43
Bab Iii Benar.docx
December 2019 46
Pengumuman1
November 2019 31
Pengumuman 3
November 2019 42