BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak (Sarwono, 2006). Menyusui, artinya memberikan makanan kepada bayi yang secara langsung dari payudara ibu sendiri. Menyusui adalah merupakan makanan utama bayi yang bersifat alamiah (Utami Roesli, 2000).
Di Negara berkembang, khususnya didaerah yang penduduknya berpendidikan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai pentingnya nutrisi bagi janin, bayi, dan sang ibu sendiri masih rendah. Umumnya pengetahuan tentang pemberian asupan makanan bagi janin dan bayi diperoleh dari keluarga ataupun teman.Kebutuhan nutrisi pada ibu yang mengandung dan menyusui harus di pertimbangkan dalam hubungannya dengan nutrisi anak sebelum lahir dan sewaktu bayi.Untuk mendapatkan angka nutrisi yang cukup untuk janin, bayi, dan ibu itu sendiri kerjasama antara ibu (keluarga) dengan petugas kesehatan mutlak diperlukan. Kerjasama ini harus dimulai pada kehamilan trimester pertama (Brinch J, Gaya Favorit Press).
Masalah gizi pada ibu hamil di Indonesia masih kurang menguntungkan. Ahli gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK, memaparkan, berdasarkan riset kesehatan dasar 2007, terdapat 13,6 persen wanita usia subur dengan kurang energi kronis. Selain itu, ada 11,3 persen wanita dewasa yang mengalami anemia. Bahkan, berdasarkan survei kesehatan rumah tangga 2001, prevalensi (angka kejadian) anemia pada ibu hamil mencapai 40,1 persen. Calon ibu dinyatakan mengalami anemia jika kadar hemoglobinnya kurang dari 11 gram persen (artinya 11 gram dalam setiap 100 mililiter darah). sebaiknya calon ibu menjaga agar tak sampai mengalami malnutrisi. Kasus malnutrisi terkait dengan kurangnya asupan energi dari makanan dalam waktu lama (kalori terutama dari karbohidrat dan protein). Malnutrisi yang dialami calon ibu akan menyebabkan kondisi kurang berat (underweight) dan akan meningkatkan terjadinya masalah kesehatan.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian gizi untuk ibu hamil dan menyusui ? 2. Bagaiman dampak kekurangan gizi pada ibu hamil ? 3. Apa saja kebutuhan gizi selama hamil ? 4. Apa saja kebutuhan gizi selama menyusui ? 5. Apa saja makanan yang harus dihindari ibu hamil dan menyusui ?
C. Tujuan
1. Mampu memahami pengertian gizi ibu hamil dan menyusui 2. Mengetahui dampak kekurangan gizi pada ibu hamil 3. Memahami kebutuhan gizi selama hamil 4. Memahami kebutuhan gizi ibu menyusui 5. Mengetahui makanan yang harus di hindari ibu hamil dan menyusui
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Masa kehamilan adalah masa pertumbuhan janin, oleh karena itu ibu yang sedang hamil memerlukan tambahan gizi dalam makanannya. Kesehatan bayi tergantung dari kesehatan ibunya, terutama pada masa hamil.
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil.Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi dari pada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain. Demikian pula, bila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat bersalin dapat mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebihan dapat mengakibatkan kenaikan BB yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan terjadinya preeklampsi (keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang, kemudian diperbaiki setelah bayi lahir, kekurangan yang dialami sewaktu dalam kandungan tidak dapat sepenuhnya diperbaiki. Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil antara lain : faktor sosial, psikologis, ekonomi, pengetahuan, mitos, kebudayaan, dan keyakinan serta usia.
B.
Dampak Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil 1.
Anemia gizi besi
Kekurangan zat besi banyak terdapat di Indonesia sehingga ibu hamil dinajurkan agar mengkonsumsi tambahan zat besi atau makanan yang mengandung zat besi. Seperti hati ayam dan lain-lain.
2.
Kenaikan BB yang rendah selama hamil
Di negara maju rata-rata kenaikan BB selama hamil 12-14 kg. Bila ibu hamil kurang gizi kenaikan BB hanya 7-8 kg berakibat melahirkan bayi BBLR. Tapi, berdasarkan perkembangan terkini juga disampaikan bahwa ternyata penambahan BB selama kehamilan tidak terlalu mempengaruhi BB janin, karena ada kalanya ibu yang penambahan BB nya cukup ternyata BB janinnya masih kurang dan ada juga ibu yang penambahan berat badannya kurang selama kehamilan tapi BB janinnya sesuai.
3.
Ngidam (pica) dan mual muntah berlebihan selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)
memerlukan penanganan khusus. Namun, biasanya hiperemesis ini hanya terjadi pada awal-awal kehamilan saat kebutuhan gizi janin belum terlalu besar. Belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan mual dan muntah selama kehamilan. Secara teoritis diduga kesengsaraan ini dilatarbelakangi oleh peningginya kadar hormone HCG, progesterone, dan estradiol. Mual akan teratasi bila upaya berikut dilakukan: a. sebelum tidur, pastikan kamar tidur selalu mendapat udara segar b. sebelum bangkit dari tempat tidur, makanlah dengan sedikit roti bakar atau biscuit (boleh diolesi dengan selai, tetapi jangan menggunakan marharine atau mentega ) c. ketika bangun , bangkitlah secara perlahan : 5-6 menit (jangan bangkit mendadak). Beberapa saat makanlah lebih banyak roti panggang d. untuk meredakan nek pada siang ahri makanlah sedikit-dikit, bukan tiga kali sehari dalam jumlah besar. Minum air jeruk atau minuman yang mengandung karbonat cukup.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Diet pada hiperemesis: a.
Tinggi karbohidrat dan rendah lemak
b. Makan sedikit kuah ( minum di pisahkan dari waktu makan ) c.
Mudah dicerna dan bau tidak merangsang
d. Porsi kecil tapi sering e.
Makanan yang menyegarkan
C. Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan Asupan gizi yang buruk akan menimbulkan berbagai dampak bagi kesehatan ibu juga bayi yang dikandungnya. Misalnya sang ibu bisa menderita anemia dan kurang gizi, sedangkan pada bayi bisa berupa berat badan lahir rendah, prematur bahkan keguguran. Tujuan penataan gizi pada ibu hamil adalah , Cukup kalori, protein yang bernilai tinggi , vitamin, mineral dan cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu, janin, serta plasenta. Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak. Berikut nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu selama kehamilan : 1.
Kalori/energi
Banyaknya energy yang harus disiapkan hingga kehamilan berakhir sekitar 80.000 kkal ( National Academy of Science, 1980), atau kira kira 300 kkal tiap hari diatas kebutuhan wawnita tidak hamil. Nilai ini dihitung berdasarkan kesetaraan dengan protein dan lemak yang tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energy selama hamil, WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester 1, dan 350 kkal pada trimester 2 dan 3. 2.
Protein
Anda membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain di seluruh hidup anda. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 30 gram protein setiap harinya ( National Academy of Science ). Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein. Bahan pangan yang dijadikan sumber sebaiknya (2/3 bagian ) merupakan bahan pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (bernilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian
3.
Folat (Asam Folat)
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat , pada trimester I sekitar 280 µg, pada trimester II sekitar 660 µg dan pada trimester III sekiatr 470 µg, folat disarankan untuk ibu hamil. Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi (100 µg/100 g), hati (250 µg/100 gr), brokoli, sayur berdaun hijau : bayam, asparagus, dan kacang – kacangan, misalnya kacang kering, kacang kedelai (100 µg/100 g). sumber lainnya ialah ikan daging, jeruk dan telur. Jeruk ukuran sedang, atau secangkir air jeruk mengandung 70 µg; setengah cangkir brokoli masak mengandung 50 µg; telur 25 µg; dan setengah cangkir kacang tanah mengandung 70µg asam folat. 4.
Zat besi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Perkiraan zat besi yang harus ditimbun selama hamil ialah 1.040 mg. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 30 mg sehari. Selain dari suplemen, zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan 5.
Kalsium
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 gr sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1200 mg per hari
untuk ibu yang berumur lebih dari 25 tahun dan hanya 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik. 6.
Vitamin C
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. 7.
Vitamin A
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan lainnya. 8.
Cairan
Air adalah substansi utama dalam sel, darah, limf, dan cairah vital tubuh lain. Air juga membantu memepertahankan suhu tubuh, masukan cairan yang cukup memperbaiki buang air besar yang kadang-kadang menjadi masalah selama hamil. Cairan dibutuhkan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban. Minumlah setidaknya 6 hingga 8 gelas ( 1500-2000 ml ) per hari, baik itu berupa air mineral, jus, teh atau pun sup. Minuman yang mengandung sakarin sebaiknya di hindari, minuman yang mengandung aspartam, dapat di pakai dalam jumlah ringan.
9. Natrium (garam) Natrium merupakan unsure utama cairan ekstra seluler, karena itu kebutuhan cairan selama hamil meningkat. Efek estrogen yakni menahan air dan efek progestron adalah melepaskan natrium menimbulkan suatu gambaran yang membingungkan tentang keseimbangan cairan elektrolit selama hamil. Konsumsi natrium tetap dalam batas normal.
D.
Kebutuhan Nutrisi Selama Menyusui 1.
Kalori
Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pascapartum mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini didasarkan pada asumsi bahwa tiap 100cc ASI berkemampuan memasok 67-77 kkal. Efisiensi konversi energy yang terkandung dalam makanan menjadi energy susu sebesar rata – rata 80 % , dengan kisaran 76-94 %. Dari sini dapat diperkirakan besaran energy yang diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu , yaitu sekitar 85 kkal. Rata rata produksi ASI sehari 850 cc yang berarti mengandung 600 kkal. Sementara itu , kalori yang dihabiskn untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung lebih dari 3 bulan, dan selama itu berat badan ideal ibu menurun, berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan. Sesungguhnya tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadangan indogen. 2.
Protein
Selama menuyususi ibu membutuhkan tambahan protein diatas kebutuhan normal sebesar 20 gr/ hari. dasr ketentuan ini ialah bawa tiap 100 cc ASI mengandung 1,2 gr protein. Dengan demikian, 850 cc ASI mengandung 10 gr protein . 3.
Kalsium
Kalsium juga nutrisi penting dalam produksi susu, dan diharapkan meningkatkan keperluan diluar kehamilan. Keperluan selama menyusui sama dengan kebutuhan selama kehamilan : 1200 mg/hr. Pemasukkan kalsium yang cukup dari sumber makanan mengharuskan penggunaan kalsium yang melengkapi. 4.
Zat besi
Zat besi dibutuhkan masa menyusui tindakan pada hakekatnya berbeda dari wanita yang tidak hamil, karena zat besi bukan sesuatu yang penting dalam komponen susu ibu bagaimanapun juga sebagaimana disebutkan sebelumnya pemberian suplemen yang terus menerus untuk mengisi kehilangan simpanan maternal yang dikarenakan kehamilan. 5.
Cairan-cairan
Cairan yang sangat penting selama menyusui karena ketidakcukupan pemasukan cairan bisa mengurangi volume susu. Direkomendasikan pemasukan air sekitar 8-10 gelas tiap hari bisa kita temui dengan mengkonsumsi air, jus, susu dan sup.
Dalam pendidikan gizi pada waktu menyusui hendaknya ditekankan pada ibu mengenai hal-hal seperti berikut : a.
Bahwa wanita menyusui memerlukan jauh lebih banyak zat-zat gizi untuk diri sendiri dan untuk keperluan bayi.
b.
Bahwa dalam penyusunan hidangan terutama yang diperhatikan adalah bukanbanyaknya, tetapi mutu dari makanan yang cukup mengandung protein, vitamin, dan zat besi.
c.
Bahwa sesungguhnya tidaklah benar makanan yang bermutu tinggi selalu mahal harganya.
d.
Mempelajari cara memasak bahan-bahan dan banyaknya makanan yang dihidangkan.
e.
Pada waktu pendidikan gizi hendaknya sebanyak mungkin bersifat demontrasi.
f.
Tidak berguna dan tidak bijaksana untuk menganjurkan seseorang memakan sesuatu dimana keluarga tidak mungkin memperoleh karena tidak mampu atau karena tidak ada bahannya di daerah itu.
Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
E.
Makanan yang Harus Dihindari Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari, dan di kurangi konsumsinya selama hamil. beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh calon ibu maupun ibu yang sedanghamil adalah: 1.
Hindari makanan daging maupun telur hewan yang dimasak setengah matang atau dalam
kondisi mentah. Bakteri maupun parasit biasanya belum akan mati sebelum berada dalam suhu mendidih atau di atas 90 derajat celcius, sehingga akan dapat membahayakan janin maupun ibu.
2.
Untuk makanan sayuran, sebaiknya dimasak hingga matang. Kalau ingin mengkonsumsi
lalapan mentah, sebaiknya sayuran dibersihkan terlebih dahulu dengan baik dan benar, dengan menggunakan air yang mengalir. Sayuran mentah biasanya masih menyisakan bahan pupuk kimia maupun kotoran hewan bila menggunakan pupuk organik. Tentunya berbahaya untuk keselamatan janin. 3.
Hindari
makanan
keju
maupun
produk
susu
yang
berasal
dari
kambing
ataupun produk susu lain yang tidak melalui proses pasteurisasi. Dikhawatirkan membawa bakteri yang sangat berbahaya terhadap plasenta dan pertumbuhan janin. 4.
Hindari mengkonsumsi makanan, seperti hati atau daging ayam maupun makanan yang
merupakan sumber salmonella. 5.
Hindari makanan yang pedas selama masa kehamilan, terutama bagi Anda yang senang
dengan makanan pedas. Makanan atau masakan pedas dapat memberi efek kurang baik bagi perkembangan janin. 6.
Kurangi atau hindari makanan yang banyak mengandung gula atau terlalu banyak garam.
mengkonsumsi garam dapat menimbulkan pembengkakan kaki atau memperberat pembengkakan kaki pada ibu hamil. 7.
Hindari dan jangan makan buah-buahan yang panas, seperti durian atau nanas, dapat
mengganggu pertumbuhan janin, dan bahkan bisa menyebabkan keguguran. 8.
Jangan minum minuman beralkohol maupun yang mengandung kafein, seperti kopi karena
akan mempengaruhi kesehatan maupun perkembangan janin. Begitu juga dengan rokok, sebaiknya hindari atau jauhi asap rokok karena juga dapat mengganggu kesehatan janin. Bila terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut : Trimester I
: Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan.
Hal ini disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tetapi sering. Bentuk makanan kering atau tidak berkuah. Trimester II
: Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan: 3 x sehari ditambah
1 x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
Trimester III : Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan kelebihan, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi, dan memperbanyak sayur-sayuran dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit. Bila terjadi keracunan kehamilan/edema (bengkak-bengkak pada kaki) maka tidak menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu. Saat ini pun ibu pada umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula. Normalnya, sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada kehamilan maupun output persalinannya kelak. Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori, karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Sementara protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran.
DAFTAR PUSTAKA Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC Kardiati, Sri. Alisjahbana, Anna., dkk. 1985. Aspek kesehatan dan Gizi Anak Balita. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia