Bab I.docx

  • Uploaded by: Rosela Part II
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 427
  • Pages: 2
BAB I PENDAHULUAN

Kolestasis merupakan suatu sindroma klinis yang disebabkan oleh terganggunya aliran empedu ke usus. Kolestasis dapat menyebabkan mobirditas dan mortalitas yang signifikan pada anak. Pada 60-80% kasus jaundice bayi baru lahir, 1 dari 2.500-5.000 kelahiran berkembang menjadi kolestasis. Kolestasis menyebabkan terjadinya akumulasi zat-zat yang diekskresi empedu seperti bilirubin, asam empedu, dan kolesterol di dalam darah dan jaringan tubuh. Manifestasi klinis yang disebabkan kolestasis antara lain ikterus, pruritus, gangguan biokimiawi seperti peningkatan kadar alkaline phosphatase dan peningkatan fraksi bilirubin terkonjugasi di dalam serum darah lebih dari 20% dari kadar bilirubin serum total. Kolestasis menyebabkan peningkatan bilirubin dalam darah atau hiperbilirubinemia.1, 2 Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Berdasarkan tempatnya, hernia terbagi menjadi hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia diafragmatik, dan hernia nukleus pulposus (HNP). Hernia umbilikus merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup oleh peritoneum dan kulit. Gejala klinis hernia umbilikus berupa penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus akibat adanya peningkatan tekanan intra abdomen seperti ketika bayi menangis. Sebagian besar kasus hernia umbilikus akan menutup dengan sendirinya, namun bila terdapat

1

tanda obstruksi/strangulasi usus maka harus segera dioperasi. Bila tidak tertutup dengan sendirinya, operasi dapat dilakukan pada umur 6 tahun. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio inguinalis). Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Tekanan intra abdominal yang meninggi serta kronik seperti batuk kronik, hipertrofi prostat, konstipasi dan asites sering disertai hernia inguinalis.3, 4 Anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang rentan terhadap kesehatan dan gizi. Kurang Energi Protein (KEP) adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita di Indonesia. KEP terbagi menjadi KEP ringan, sedang, dan berat. Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus. Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor. Pada marasmus, anak akan terlihat tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng, dan rewel. Selain itu, anak juga memiliki kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar), perut cekung, iga gambang, dan sering disertai penyakit infeksi yang umumnya kronis berulang dan diare kronik atau konstipasi.5 Berikut akan dilaporkan kasus An NRA usia 2 tahun dengan diagnoa kolestasis intrahepatic+hernia umbilikus+hernia inguinal+gizi buruk marasmus yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin.

2

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Ppt Sela.pptx
April 2020 0
21233_bab Iv.docx
April 2020 3
Bab Iii Follow Up.docx
April 2020 11
Hasil Lab.docx
April 2020 8
Bab I.docx
April 2020 1
Bab Iii Follow Up.docx
April 2020 2