BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah pangan dan gizi merupakan masalah pokok yang mendasari seluruh
kehidupan dan pembangunan bangsa.Masalah ini adalah masalah yang harus selalu mendapat perhatian ekstra dari pemerintah dan kita semua tentunya sebagai warga negara. Akar permasalahan pangan dan gizi sebenarnya adalah kemiskinan, ketidaktahuan, ketidak pedulian (ignorance), distribusi bahan pangan yang buruk, dan KKN. Salah satu indikator keberhasilan yang dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index. Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tahun 2003, IPM Indonesia menempati urutan ke 112 dari 174 negara (UNDP 2003 dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005). Sedangkan pada tahun 2004, IPM Indonesia menempati peringkat 111 dari 177 negara (UNDP 2004, dalam Beban Ganda Masalah dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, 2005), yang merupakan peringkat lebih rendah dibandingkan peringkat IPM negara-negara tetangga. Rendahnya IPM ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia (Hananto, 2002). Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Betapapun kayanya sumber alam yang tersedia bagi suatu bangsa tanpa adanya sumber daya manusia yang tangguh maka sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri (Anonymous, 2011a). Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu SDM yang sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Gizi merupakan
1
salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan tersebut bertujuan untuk tercapainya ketahanan nasional, yaitu kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang meliputi semua aspek kehiddupan bangsa termasuk kesehatan dan gizi. Oleh sebab itu masalah gizi dipandang perlu sebagai factor penentu dalam kesehatan manusia khususnya golongan rawan gizi yaitu anak balita (Suhardjo). Di Indonesia masalah kekurangan konsumsi pangan bukanlah merupakan hal yang baru, namun masalah ini tetap actual terutama di negara-negara sedang berkembang sebab mempunyai dampak yang sangat nyata terhadap timbulnya masalah gizi. Masalah pangan dan gizi merupakan masalah yang cukup kompleks karena banyak factor yang berrpengaruh terhadap masalah pangan dan gizi tersebut. Status gizi merupakan salah satu factor penting yang erat hubungannya dengan perkembangan otak,mental dan kemampuan berfikir. Keadaan gizi atau status gizi dapat di hubungkan dengan tingkat pendapatan. Khumaidi berpendapat bahwa tingkat pendapatan yang tinggi belum tentu menjamin keadaan gizi yang baik.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gizi? 2. Apa pengertian pangan? 3. Apa pengertian pembangunan? 4. Bagaimana hubungan pangan, gizi dan pembangunan? 5. Bagaimana strategi nasional dalam pembangunan pangan dan gizi? 6. Bagaimana Pangan dan Gizi Sebagai Pilar Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia? 7. Konsep gizi seimbang yang mendukung meningkatkan SDM? 8. Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan?
2
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa pengertian gizi 2. Mengetahui pengertian pangan 3. Menjelaskan pengertian pembangunan 4. Menjelaskan hubungan Pangan,Gizi dan Pembangunan Manusia Indonesia 5. Mengetahui Strategi Nasional dalam Pembangunan Pangan dan Gizi 6. Mengetahui bagaimana Pangan dan Gizi Sebagai Pilar Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia 7. Mengetahui Konsep gizi seimbang yang mendukung meningkatkan SDM 8. Mengetahui Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan
1.4
Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian gizi, pangan dan pembangunan 2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan pangan, gizi dan pembangunan 3. Mahasiswa mampu mengetahui strategi nasional dalam pembangunan pangan dan gizi. 4. Mahasiswa mampu Mengetahui bagaimana Pangan dan Gizi Sebagai Pilar Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,pertumbuhan dan fngsi normal dari organ-organ,serta menghasilkan energy. Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi,yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat,tumbuh kembang dan prodduktif. Oleh karena itu,setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan. Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang berraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu : 1.
Makanan yang mengandung zat tenaga Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari
2.
Makanan yang mengandung zat pembangunan Zat pembangunan sangat berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
3.
Makanan yang mengandung zat pengatur Makanan-makanan yang mengndung berbagaivitamin dan mineral,yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis : ( perumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya) ( Suryatno, 2009). Pada gilirannya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh.
4
Berikut adalah beberapa hal yang disebabkan oleh beberapa alasan mengenai rendahnya perhatian terhadap pemeliharaan gizi : 1.
Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya produktivitas kerja manusia. Hal ini berarti akan menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.
2.
Kekurangan gizi berakibat menurunnya kualitas kecerdasan manusia muda yang pandai yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
3.
Kurangnya gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang berarti menurunnya produktivitas kerja manusia.
2.2
Pengertian Pangan Pangan adalah segala sesuatu yang bersal dari sumber hayati dan air,baik
yang diolah maupun yang tidak diolah,yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia. Kecukupan pangan manusia dapat didefinisikan secara sederhana sebagai kebutuhan harian yang paling sedikit memenuhi kebutuhan gizi,yaitu sumber kalori dan energy yang dapat berasal dari semua bahan pangan. Kekurangan pangan dapat menimbulkan akibat yang sulit ditoleransi terutama pada anak-anak balita sehingga masalah pangan menjadi sangat penting dan menentukan tingkat kesehatan. Pangan menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi. Pada gilirannya zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh,mengatur proses dalam tubuh dan membuat lancarnya pertumbuhan serta memperbaiki jaringan tubuh. Tubuh manusia memerlukan sejumlah pangan dan gizi secara tetap, serta dengan standar kecukupan gizi, namun kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan pangan dan gizi dalam jumah yang cukup. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang di konsumsiya dalam jangka waktu yang cukup lama. Terdapat 2 akses dalam kaitannya dengan cara memperoleh pangan, yaitu akses ekonomi dan akses fisik. Akses ekonomi ditentukan oleh pendapatan (semakin tinggi pendapatan makan semakin tinggi intake pangan) sedangkan akses fisik tidak ditentukan oleh pendapatan, misalnya santunan yang menyebabkan
5
perolehan pangan secara gratis. Namun, dalam kenyataannya di masyarakat, terdapat gabungan antara akses ekonomi dan fisik misalnya beras raskin yang dijual dengan harga murah.
2.3
Pengertian Pembangunan Definisi pembangunan itu sendiri adalah proses atau kumpulan berbagai
kegiatan baik fisik (infrastruktur) maupun nonfisik (sosial) yang dilakukan oleh berbagai bidang, dilakukan secara terencana serta bertanggung jawab untuk menuju ke arah yang lebih baik, biasanya untuk kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan itu sendiri diartikan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan dengan cukup, baik secara ekonomi atau non ekonomi. Berikut merupakan pengertian pembangunan menurut para ahli : 1.
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
2.
Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
3.
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994).
4.
Portes (1976) mendefinisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Sama halnya dengan Portes,
5.
Menurut Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.
6.
Sedangkan dalam pengertian ekonomi murni, pembangunan adalah suatu usaha proses yang menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka panjang. (Sukirno, 1995:13).
6
Dengan demikian, proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro. Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).
2.4
Hubungan Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia Gizi memiliki peranan penting dalam pembangunan. Hubungan gizi dengan
pembangunan timbal balik,yang artinya bahwa gizi akan menentukan keberhasilan suatu bangsa, begitupula sebaliknya kondisi suatu bangsa dapat mempengaruhi status gizi masyarakatnya. Gizi dalam kaitannya dengan pembangunan suatu bangsa berkaitan dengan sumber daya manusia, karena gizi sebagai sentra untuk pembangunan manusia. Gizi memiliki pengertian secara makro dan mikro. Pengertian gizi secara mikro yaitu gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan fungsi-fungsinya, dalam hal ini terutama pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan pertambahan ukuran tubuh (fisik) sedangkan perkembangan berkaitan dengan fungsi psikologis dari manusia (non fisik), seperti mental, kemampuan berfikir, dan lainnya. Jadi, pengertian gizi secara mikro yaitu gizi sebagai dasar dalam tumbuh kembang manusia. Gizi secara mikro harus dipandang sebagai sesuatu yang bersifat holistik, dalam hal ini berkaitan dengan pentingnya gizi dalam setiap tahapan kehidupan dimulai dari konsepsi sampai dengan manusia lanjut usia. Selain faktor gizi, tumbuh kembang manusia juga dipengaruhi oleh faktor non gizi, yang diantaranya meliputi pola pengasuhan anak, pendidikan orang tua, dan lainnya yang mungkin mempengaruhi. Gizi memiliki pengertian secara makro dan mikro. Pengertian gizi secara mikro yaitu gizi merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan fungsi-fungsinya, dalam hal ini terutama pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berkaitan dengan pertambahan ukuran tubuh (fisik) sedangkan perkembangan berkaitan dengan fungsi psikologis dari manusia (non
7
fisik), seperti mental, kemampuan berfikir, dan lainnya. Jadi, pengertian gizi secara mikro yaitu gizi sebagai dasar dalam tumbuh kembang manusia. Gizi secara mikro harus dipandang sebagai sesuatu yang bersifat holistik, dalam hal ini berkaitan dengan pentingnya gizi dalam setiap tahapan kehidupan dimulai dari konsepsi sampai dengan manusia lanjut usia. Selain faktor gizi, tumbuh kembang manusia juga dipengaruhi oleh faktor non gizi, yang diantaranya meliputi pola pengasuhan anak, pendidikan orang tua, dan lainnya yang mungkin mempengaruhi. Masa kritis tumbuh kembang manusia dimulai dari masa konsepsi sampai dengan usia 2 tahun, yang dikenal dengan istilah 1000 hari pertama kelahiran. Terdapat istilah yang dikenal dengan window of opportunity yaitu suatu kesempatan atau peluang, merupakan tahapan penting yang menentukan kehidupan manusia selanjutnya. Pada periode ini, apabila kebutuhan gizi tidak terpenuhi maka pada tahap selanjutnya terjadi kegagalan tumbuh kembang, dan bahkan seandainya tidak terpenuhi, anak tidak akan bertahan hidup atau hidup dengan kecacatan, baik kecacatan fisik maupun mental. Namun saat ini, terdapat program untuk mengejar ketertinggalan pada tahap ini, yaitu dengan SUN (Scaling Up Nutrition), konsepnya menggunakan pendekatan holistik, contohnya dengan program intervensi untuk mengejar ketertinggalan tumbuh kembang akibat malnutrisi. Kegiatan intervensi ini meliputi kegiatan spesifik dan kegiatan sensitif. Kegiatan spesifik dilakukan secara langsung pada kelompok sasaran, misalnya melalui kegiatan suplementasi pada kelompok yang kekurangan zat gizi tertentu seperi zat besi (Fe), vitamin A, dan zat gizi maupun mineral lainnya. Kegiatan sensitif sifatnya tidak langsung, artinya memperbaiki kondisi namun secara tidak langsung, misalnya untuk mengatasi masalah gizi melakukan penyediaan lapangan pekerjaan, melakukan penyuluhan, menyediakan fasilitas yang mendukung pemberian ASI, kegiatan-kegiatan ini secara tidak langsung dapat meningkatkan status gizi. Dalam kenyataannya kegiatan spesifik belum sepenuhnya terjamin berhasil oleh karena itu dalam pelaksanaannya kegiatan sensitif ditingkatkan untuk mendukung keberhasilan kegiatan/program spesifik. Pada kaitan antara pembangunan dengan gizi, sudut pandangnya lebih makro, disini gizi sebagai indikator pembangunan, dalam hal ini karena gizi merupakan
8
outcome dari berbagai bidang pembangunan di suatu negara (sesuai dengan kerangka UNICEF). Pertumbuhan yang baik di satu bidang saja belum dapat dikatakan pembangunan
yang berhasil
karena kunci
dari keberhasilan
pembangunan adalah pemerataan. Misalnya, contoh kasus, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai puncak targetnya, namun yang menikmati hanya segelintir orang saja sehingga belum dikatakan berhasil karena belum menggambarkan pemerataan, dalam hal ini pemerataan ekonomi. Hal lain terkait gizi sebagai indikator dalam pembangunan dikaitkan dengan gizi yang cukup akan melahirkan manusia yang berkualitas (cerdas, kreatif, produktif), sehingga akses terhadap pendapatan meningkat, selanjutnya akses terhadap pangan pun meningkat, sehingga tercipta ketahanan pangan suatu negara, semua ini mendukung pencapaian pembangunan nasional negara/bangsa. Tolak ukur pembangunan bangsa adalah status gizi balita, dalam hal ini berkaitan dengan status gizi balita sebagai aset/faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Hal ini berkaitan dengan kondisi balita yang rentan terhadap penyakit/masalah gizi, serta balita masih mendapatkan pengasuhan dari orang tua/pengasuh, dimana keduanya sangat mempengaruhi tumbuh kembang manusia selanjutnya.
2.5
Strategi Nasional dalam Pembangunan Pangan dan Gizi Dalam strategi nasional terdapat 5 pilar pembangunan pangan dan gizi,
meliputi: 1.
Perbaikan gizi masyarakat
2.
Peningkatan aksebilitas pangan
3.
Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan
4.
Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
5.
Penguatan kelembagaan pangan dan gizi GBHN telah menetapkan bahwa pembangunan yang sedang kita galakkan
bersama dewasa ini bertujuan untuk membangun manusia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia seluruhnya. Jumlah penduduk yang besar, modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental, serta potensi efektif bangsa
9
merupakan sebagian dari modal pembangunan. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah subjek dan objek dari pembangunan. Membangun manusia Indonesia seutuhnya bearti menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat dari semua lapisan masyarakat dan golongan. Peningkatan taraf hidup tercemin pada kebutuhan pokok yaitu pangan sandang, permukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akan merupakan tolak ukur pencapaian pembangunan. Perlu ditekankan disini, pengukuran ini tidak hanya kuantitatif tetapi lebih diperhatikan kualitatifnya. Keadaan gizi masyarakat tidak lain adanya pencerminan kualitatif dari pemenuhan kebutuhan pokok atau pangan tersebut. Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal itu disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari. Apabila makanan tidak cukup mengandung za-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan
perubahan
metabolism
dalam
otak,
berakibat
terjadi
ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Masalah gizi yang terjad pada masa tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan dimasa akan dating. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan gizi yang berakibat kerusakan yang sulit bahkan mungkin tidak dapat di tolong, ,bagaimana tidak karena jika anak-anak di Indonesia banyak yang kekurangan gizi maka kelak akan terjadi masalah dalam pembangunan dimasa akan datang. Berkenaan dengan hal diatas perlu penanganan serius terhadap anak-anak, hal ini di sebabkan:
Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak
Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunya produktifitas kerja manusia
Kekurangan gizi berakibat menurunya kecerdasan anak-anak
10
Kekurangan gizi berakibat menurunya daya tahan manusia untuk bekerja, yang berarti menurunya prestasi dan produktifitas kerja manusia
2.6
Pangan dan Gizi Sebagai Pilar Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia
Gambar Pangan dan Gizi Pembangun SDM.
Jumlah penduduk yang besar, modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental, serta potensi efektif bangsa merupakan sebagian dari modal pembangunan. Membangun SDM seutuhnya berarti menjamin adanya peningkatan taraf hidup rakyat dari semua lapisan masyarakat dan golongan. Peningkatan taraf hidup rakyat tercermin pada kebutuhan pokok yaitu pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akan merupakan tolok ukur pencapaian pembangunan. Masalah gizi yang terjadi pada masa tertentu akan menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, usaha-usaha peningkatan gizi terutama harus ditunjukkan pada anak-anak dan ibu hamil. Karena pada masa yang akan datang anak-anak merupakan generasi penerus nusa dan bangsa. Penundaan pemberian perhatian pemeliharaan gizi yang tepat pada anak-anak akan menurunkan potensi sebagai SDM pembangunan masyarakat dan ekonomi nasional. Berbagai alasan mengapa anak-anak memerlukan penanganan serius terutama jaminan ketersediaan zat gizi, yaitu: a.
Kekurangan Gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak. Hal ini berarti berkurangnya kuantitas SDM di masa yang akan datang.
11
b.
Kekurangan Gizi berakibat meningkatkan angka kesakitan dan menurunnya produktifitas kerja manusia. Hal ini berarti dapat menambah beban pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan.
c.
Kekurangan Gizi berakibat menurunnya kecerdasan anak-anak. Hal ini berarti menurunnya kualitas kecerdasan manusia pandai yang dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.
d.
Kurangnya Gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja, yang berarti menurunnya prestasi dan produktivitas kerja manusia (Budiyanto, 2002). Harusnya kecukupan pangan dan Gizi bukan merupakan landasan untuk
semua proses kemajuan ekonomi dan sosial bangsa. Peningkatan Gizi masyarakat merupakan bagian integral pembangunan nasional. Oleh karena itu pemerintah membuat program perbaikan Gizi masyarakat yang meliputi penanggulangan kekurangan vitamin A, penanggulangan anemia Gizi, penanggulangan gondok endemic. “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (QS. An-Nahl : 114)
Pemenuhan kebutuhan pangan dan pemenuhan gizi akan membantu permasalahan krisis Sumber Daya Manusia Indonesia. Dengan pemberantasan masalah ini maka permasalahan rendahnya mutu SDM Indonesia dapat lebih ditingkatkan. Program pangan dan perbaikan gizi mulai mendapat perhatian khusus sejak Repelita II pemerintahan Orde Baru. Jelas hal ini bukan semata-mata karena kehendak seseorang atausekelompok masyarakat yang senang terhadap gizi, tetapi terutama karena GBHN menghendaki pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
2.7
Konsep gizi seimbang yang mendukung meningkatkan SDM Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan
gizi lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan.
12
Oleh karena itu, perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut. Pendidikan gizi merupakan salah satu unsur yang terkait dalam meningkatkan status gizi masyarakat jangka panjang. Melalui sosialisasi dan penyampaian pesanpesan gizi yang praktis akan membentuk suatu keseimbangan bangsa antara gaya hidup dengan pola konsumsi masyarakat. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang lebih baik. Setiap keluarga mempunyai masalah gizi yang berbeda-beda tergantung pada tingkat sosial ekonominya. Pada keluarga yang kaya dan tinggal diperkotaan, masalah gizi yang sering dihadapi adalah masalah kelebihan gizi yang disebut gizi lebih. Anggota keluarga ini mempunyai risiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk dan rawan terhadap penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, dan kanker. Pada keluarga dengan tingkat sosial ekonominya rendah atau sering disebut keluarga miskin, umumnya sering menghadapi masalah kekurangan gizi yang disebut gizi kurang. Risiko penyakit yang mengancamnya adalah penyakit infeksi terutama diare dan infeksi saluran pernafasan atas (SPA), rendahnya tingkat intelektual dan produktifitas kerja. Apabila ke dua masalah gizi tersebut dalam jumlah yang besar, akan menjadi masalah masyarakat dan selanjutnya menjadi masalah bangsa. Masyarakat yang terdiri dari keluarga yang menyandang masalah gizi, akan menyandang masalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan berat dalam menghadapi persaingan bebas di era globalisasi. Untuk mencapai sasaran global dan perkembangan gizi masyarakat, perlu meningkatkan daya dangkal dan daya juang pembangunan kesehatan yang merupakan modal utama pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya).Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah.
13
Adapun tujuan program pangan dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah : 1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup, kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan. 2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga. 3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih. 4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk mencapai hidup sehat. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, pada tahun 1992 telah diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang sebagai upaya untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu rekomendasi penting dari konggres itu adalah anjuran kepada setiap negara agar menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Di Indonesia pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna padatahun 1950 dan sampai sekarang pedoman ini masih dikenal oleh sebagian anak sekolah dasar. Slogan 4 sehat 5 sempurna saat itu sebenarnya adalah merupakan bentuk implementasi PUGS. Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002).Bahan makan sehat seimbang dikelompokan menjadi tiga fungsi utama gizi atau disebut juga dengan triguna makanan yaitu diantaranya: 1. Sumber zat gizi yaitu padi-padian atau serella seperti beras, jagung, gandum, sagu, umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; seperti hasil olahanya seperti tepung-tepungan,mie,roti,macaroni,havermount,bihun. 2. Sumber zat pembangun yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu dan keju;serta sumber protein nabati seperti kacang-kacangan
14
berupa kacang kedelai,kacang tanah,kacang hijau,kacang merah dan kacang telo;seta hasil olahan seperti tempe,tahu,susu,kedelai,dan oncom. 3. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah.Sayuran diutamakan yang berwarna hijau dan kuning jingga,seperti bayam,daun singkong,daun katus,kangkung,wortel dan tomat;serta kacang-kacangan ,seperti kacang panjang,buncis dan kecipir,buah-buahan diutamakan yang berwarna kuning jingga kaya serat dan yang berasa asam,seperti pepeya,mangga,apel,dan jeruk. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”
Gambar Piramida Gizi Seimbang
2.8 1.
Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan Banyak hal yang harus diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan program yang benar dan efektif. Kajian strategi
15
program yang efisien untuk masa yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan kabupaten. 2.
Melakukan penanggulangan program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif untuk jangka panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik lokal.
3.
Melakukan strategi program khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerja sama yang baik dengan swasta.
4.
Secara bertahap melakukan peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan
16
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan Keadaan gizi dan kesehatan masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi,
sedangkan tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Bila kualitas dan jumlahnya melebihi kebutuhan tubuh dinamakan konsumsi berlebih, sebaliknya bila kualitas dan kuantitas zat gizi dalam hidangan kurang baik maka dinamakan kurang gizi atau defisiensi. masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu yang disertai dengan minimnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan. Dengan demikian, sebaiknya masyarakat meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya gizi salah (malnutrisi) dan risiko untuk menjadi kurang gizi.
3.2
Saran Dalam hal ini sesungguhnya bahwa untuk keberhasilan dalam pemenuhan
nutrisi di masyarakat umumnya sangat tergantung dengan factor ekologi yang dihadapi dalam suatu kalangan masyarakat. Sebab faktor tersebut berhubungan dengan segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen termasuk host yang lain sehingga kiita sebagai masyarkat hedaknya mampu menyediakan penyedian pangan semaksimal mungkin demi pencapaian status gizi yg optimal.
17
DAFTAR PUSTAKA 1. Soemarno, Prof.Dr. Ir. MS. 2012. “Ketahanan Pangan Food Security”. 2. Rusman, Efendi. “Zat Gizi Makro dan Mikro”. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2012. 3. http://www.persagi (persatuan ahli gizi Indonesia.org.index) di akses pada 10 Februari 2012 4. Abubakar, Mustafa. 2008. Kebijakan Pangan, Peran Perum Bulog, dan Kesejahteraan
Petani.
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com
content& task= view&id=1662&Itemid=192. diakses tanggal 10 Maret 2011 5. Ali Khomsan, 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. PT Grasindo. Jakarta 6. Anonymous. 2011-a. Gizi dan Pembangunan Bangsa indonesia. http: //indonesiafile.com/ content/ view/726/43/. diakses tanggal 10 Maret 2011 7. Anonymous.2011-b.Pangan dan gizi untuk meningkatkan sumber daya manusia. http://wikipedia.org/wiki/. Diakses tanggal 10 maret 2011 8. Budiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Press ; Malang 9. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta, 2002. 10. Hananto, W. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan Bahan Makanan Lokal. Sagung Seto, Jakarta, 2002.
18