BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dewasa ini kita hidup dalam era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi ( IPTEK) yang ditandai dengan adanya persaingan antar bangsa yang makin ketat, dan daya saing yang makin ketat. Sedangkan daya saing yang makin ketat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kadar tehnologi yang dimiliki. Konsep keunggulan komparatif yang menjadi dasar persaingan telah bergeser ke konsep yang mempunyai makna lebih dinamis yaitu konsep keunggulan komparatif. Untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan persaingan keunggulan kompetitif tersebut diperlukan proses pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga guru ( pembelajar) yang mampu dan siap berperan secara professional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Sejalan dengan kemajuan IPTEK maka tuntutan kompetensi guru yang professional juga berubah. Guru tidak cukup hanya mampu membelajarkan anak yang belajar ( siswa ). Guru juga harus mampu melaksanakan kegiatan instruksional atau pembelajaran yaitu kegiatan mengatur atau mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Yan dimaksud dengan lingkungan dalam pengertian ini bukan hanya tempat dimana kegiatan belajar berlangsung, tetapi mencakup metode, media, system penilaian serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas informasi (bahan pelajaran) dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar. Guru professional harus mampu melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Salah satu kompetensi guru professional adalah harus mampu mengelola system pembelajaran, yang mencakup komponen-komponen tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, anak yang belajar (pembelajar), strategi dan metode pembelajaran, sumber belajar dan media pembelajaran serta penilaian hasil belajar. Dalam menganalisis dan menerapkan kegiatan setiap komponen
1
pembelajaran tersebut harus ditunjang oleh berbagai hasil kajian ilmu dan tehnologi yang terkait, seperti paedagogi (pendidikan), psikologi, andragogi, teknologi pendidikan dan sebagainya. Salah satu unsure penting adalah adanya penanganan dari guru terhadap kegiatan belajar siswa. Hal ini disebabkan karena guru merupakan petugas lapangan dalam pendidikan yang secara langsung berhadapan dengan siswa. Disamping itu guru itu sendiri merupakan pengelola proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan belajar siswa banyak bergantung kepada guru sebagai pengelola dan penyelenggara proses belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar yang diselengarakan guru dapat berhasil dengan baik, dimana materi pelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa dengan baik, hal itu diperlukan keterampilan mengajar dari guru. Salah satu keterampilan mengajar dari guru adalah terampil dalam menggunakan alat peraga. Alat peraga merupakan salah satu komponen penting dalam PBM yang banyak memberikan protifitas baik bagi guru maupun bagi siswa, dengan alat peraga akan tercipta suasana proses belajar mengajar yang kondusif dan interaktif. Di satu sisi proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru akan belajar secara efektif dan lancar, dan sisi lain motivasi belajar siswa akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik seperti tumbuh dan berkembangnya perhatian, gairah dan semangat belajar siswa. Demikian jugapemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru bertambah baik dan tidak bersifat verbalisme. Menurut pendapat Sudirman N (1992 : 2005) dengan menggunakan alat peraga akan dapat meletakkan dasr-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehinga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat abstrak. Membangkitkan motivasi belajar dan memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya ( sumber belajar ). Demikian halnya bila dalam proses belajar mengajar pengetahuan social guru data memanfaatkan alat peraga secara baik dan optimal sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa, akan memungkingkan tumbuhnaya motivasi dasn interaksi siswa dalam belajar, seperti tumbuhnya perhatian minat,
2
gairah atau semangat siswa dalam proses belajar mengajar. Dari uraian diatas kiranya dapat memberikan suatu indikasi yang bersifat rasional bahwa alat peraga memiliki hubugan yang erat dengan minat belajar siswa yang pada gilirannya akan berpengaruh pada prestasi belajar. Karena alat peraga memiliki peranan penting dalam proses belajar mngajar , maka hal itu diharapkan dapat dimanfaatkan dan difungsikan secara baik dan optimal oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Namun realitas menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga kurang dapat dapat dimanfaatkan dan difungsikan secara baik oleh guru dalam proses belajar mengajar, akibatnya anak kurang berminat terhadap materi pelajaran, sehingga gairah belajar kurang yang berujung pada prestasi belajar anak rendah. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis terdorong untuk mengangkat masalah tersebut menjadi sebuah penelitian dan melaporkan hasilnya dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Sejauh mana “ alat peraga globe “ dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPS di SDN Palengaan daya III ? 3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh fungsi penggunaan alat peraga globe dalam meningkatkan minat belajar siswa pada kegiatan belajar mengajar , yang pada akhirnya dapat meningkatkat prestasi belajar siswa. 4. Manfaat Penelitian a. Manfaat bagi siswa : •
Meningkatkan minat siswa terhadap materi pelajaran.
•
Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
3
belajar mengajar. •
Memotifasi siswa dalam belajar.
•
Meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Manfaat bagi guru : Membantu guru memperbaiki strategi dan tehnik pembelajaran. Membantu guru berkembang secara profesional. Meningkatkan rasa percaya diri guru. Memungkinkan mengembangkan keterampilannya.
4
guru
secara
aktif
pengetahuan
dan