Bab I Perbaikan.docx

  • Uploaded by: eping
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Perbaikan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 894
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Obesitas adalah suatu keadaan akumulasi lemak yang berlebihan (Tchernof and Despres, 2013). Definisi operasional obesitas dan overweight dibuat berdasarkan indeks massa tubuh (IMT atau bodymass index, BMI). Perhitungan IMT menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan. Indonesia mengikuti kriteria Asia Pasifik untuk klasifikasi obesitas, yaitu overweight bila IMT >23.0 kg/m2 dan obesitas bila IMT >25 kg/m2 (WHO, 2000). Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2016 lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan, dari jumlah tersebut lebih dari 650 juta orang dewasa mengalami obesitas. Secara keseluruhan sekitar 13% populasi orang dewasa dunia (11% pria dan 15% wanita) mengalami obesitas pada tahun 2016. Prevalensi obesitas di seluruh dunia hampir tiga kali lipat antara tahun 1975 dan 2016 (WHO 2016). Menurut hasil riset kesehatan dasar atau Riskesdas 2018 yang dirilis pada tanggal 2 November 2018, menyebutkan bahwa angka obesitas di Indonesia meningkat menjadi 21,8%. Prevalensi ini meningkat dari hasil Riskesdas 2013 yang menyebut bahwa angka obesitas di Indonesia hanya mencapai 14,8%. Angka obesitas pada

1

2

dewasa diatas 18 tahun menurut hasil Riskesdas 2018 paling tinggi di Sulawesi Utara, yakni sebanyak 30,2%. Posisi tertinggi selanjutnya berada di DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Papua Barat. Sebanyak 18 provinsi memiliki prevalensi obesitas sentral di angka nasional, salah satunya adalah Sulawesi Selatan (Riskesdas, 2018). Adapun berdasarkan distribusi lemak, obesitas dibagi menjadi dua kategori, yakni : obesitas sentral dan obesitas umum, untuk penduduk Asia, IMT-nya >25 kg/m2 atau lingkar perut ≥ 90 cm pada laki-laki dan ≥ 80 cm pada perempuan (Waist circumference and waist–hip ratio). Menurut WHO obesitas sentral lebih berhubungan dengan risiko kesehatan dibandingkan dengan obesitas umum. Lingkar perut sebagai salah satu indeks distribusi lemak tubuh bagian atas mungkin dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu dengan risiko terkena penyakit sindroma metabolik. (WHO, 2008). Pada obesitas juga berasosiasi dengan sejumlah penyakit, antara lain non alcoholic fatty liver disease (NAFLD) atau perlemakan hati non-alcoholic. NAFLD yang semakin meningkat menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tidak boleh diabaikan. Prevalensi NAFLD adalah 3-24% populasi umum di berbagai Negara seiring dengan prevalensi obesitas. Saat ini, peningkatan prevalensi NAFLD sudah mencapai lebih dari dua kali lipat dibandingkan 10 tahun yang lalu. NAFLD merupakan penyakit hati kronis yang paling sering berubah menjadi fibrosis dan sirosis yang menyebabkan kegagalan

3

fungsi hati. Berdasarkan penelitian sebelumnya, NAFLD terbukti memiliki

hubungan

sebab-akibat

dengan

komponen-komponen

sindroma metabolic, sehingga dapat dianggap NAFLD merupakan merupakan manifestasi hati pada sindroma metabolik. Sebuah studi pada populasi obesitas di negara maju didapatkan 60% mengalami perlemakan hati sederhana (steatosis) dan dilaporkan pula bahwa pasien diabetes mellitus tipe 2 mengalami perlemakan hati sebesar 70%, sedangkan pada pasien dislipidemia

sekitar 60%. Terdapat

peningkatan sebesar 4-11 kali resiko individu dengan sindroma metabolik untuk menderita NAFLD pada penderita obesitas. (Dabhi AS., 2008). Penyakit perlemakan hati ini tidak menunjukkan tanda-tanda yang khas, umumnya kelainan ini ditemukan secara kebetulan pada saat medical check up. Satu-satunya kelainan fisis yang didapatkan pada pasien ini adalah hepatomegali. (Chen Z et al., 2008). Peningkatan ringan sampai sedang konsentrasi enzim Aspartate Aminotransferase

(AST),

Alanine

Aminotransferasi

(ALT),

atau

keduanya merupakan kelainan hasil pemeriksaan laboratorium yang paling sering didapatkan pada pasien-pasien dengan perlemakan hati non-alcoholic. ALT merupakan enzim yang paling erat kaitannya dengan akumulasi lemak hati, sehingga sering digunakan dalam studi epidemiologi sebagai marker pilihan untuk NAFLD (Schindhelm RK. Et al., 2007).

4

The two hit theory yang diajukan Day dan James, mengemukakan bahwa perlemakan hati (NAFLD) terjadi akibat penumpukan lemak di hepatosit yang dapat terjadi karena berbagai keadaan, seperti dislipidemia, diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) dan obesitas. Dalam keadaan normal, asam lemak bebas akan masuk ke dalam hati melalui sirkulasi darah, kemudian dalam hati akan dimetabolisme lebih lanjut seperti reesterifikasi menjadi trigliserida atau digunakan untuk pembentukan lemak lainnya. Setelah itu, hati akan mengalami inflamasi dan kerusakan sel akibat dari dislipidemia yang merangsang terbentuknya stres oksidasi

di sel hepar. Sel hepar yang rusak

ditandai dengan peningkatan kadar ALT serum. Dari teori tersebut dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara dislipidemia dengan kadar ALT. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Korelasi Kadar Alanin Aminotransferase (ALT) dengan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada Pria dengan Obesitas Sentral di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah terdapat Korelasi Kadar Alanin Aminotransferase (ALT) dengan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada Pria dengan

5

Obesitas Sentral di Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas Hasanuddin Makassar?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Korelasi Kadar Alanin Aminotransferase (ALT) dengan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada pria dengan obesitas sentral di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar. 2. Tujuan Khusus  Untuk mengetahui kadar Alanin Aminitransferase (ALT) pada pria dengan obesitas sentral di Rumah SAkit Universitas Hasanuddin Makassar.  Untuk mengetahhui kadar Low Density lipoprotein (LDL) pada pria dengan obesitas sentral di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar.  Untuk menganalisa dan menentukan derajat Korelasi Kadar Alanin Aminotransferase (ALT) dengan Kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada pria dengan obesitass sentral di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

6

Sebagai

tambahan

pengetahuan

dan

wawasan

dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima selama proses pembelajaran. 2. Bagi Institusi Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan kepustakaan, dokumentasi ilmiah dan dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi mengenai penyakit yang berhubungan dengan obesitas.

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"

1.docx
October 2019 26
Referat Anestesi.docx
October 2019 25
Bab I Perbaikan.docx
October 2019 19
7. Master Tabel.xlsx
October 2019 24
Lirik Lagu.docx
October 2019 28