BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired immunodefiency syndrome (AIDS) merupakan penyakit kronik progresif yang disebabkan human immunodeficiency virus (HIV), menyebabkan morbiditas secara signifikan dan masih belum dapat diobati, dan untuk sebagian orang berakibat fatal. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan, yang secara alami dimiliki tubuh manusia, sehingga melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Angka estimasi penderita HIV dan AIDS di seluruh dunia adalah 36.9 juta sampai saat ini, dengan perkiraan 2 juta kasus baru dan 1.2 kematian per tahun (Collein, I., 2010; Souza, P.N., et al., 2016). Perubahan perjalanan penyakit HIV menyebabkan kebutuhan perawatan paliatif stadium terminal metode lama berubah menjadi metode manajemen tambahan dalam paket perawatan stadium terminal. World Health Organisation (WHO) mendefinisikan perawatan paliatif merupakan suatu pendekatan yang bertujuan mengurangi penderitaan fisik, fisiologis, sosial, dan spiritual pada mereka yang menderita penyakit serius. Perawatan paliatif diberikan pada pasien HIV untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarganya dalam menghadapi masalah penyakitnya melalui identifikasi awal, penilaian dan terapi nyeri dan masalah lainnya, fisik, psikososial dan spiritual. Kebutuhan perawatan paliatif primer yang kompleks mengalami peningkatan, model baru perawatan sangat diperlukan, meliputi akses kepada dokter spesialis HIV, koordinator perawatan, dan perawatan subspesialis komorbiditas umum (penyakit hati, jantung dan ginjal, gangguan metabolik dan tulang, malignansi, gangguan psikiatri, penyalahgunaan zat). Perawatan paliatif sangat penting dimasukkan sebagai
integrasi perawatan paliatif pada pasien HIV yang sedang menjalani perawatan (Cherny, N., et al., 2015).
Rumusan masalah A. Mengetahui pengertian perawatan paliatif B. Mengetahui gambaran umum HIV/AIDS C. Mengetahui Tujuan perawatan paliatif pada pasien hiv D. Mengetahui Peran dan fungsi perawatan pada perawatan paliatif E. Mengetahui Perawatan akhir hidup pada pasien HIV/AIDS Tujuan Umum Khusus
Bab ll Pembahasan A. Pengertian perawatan paliatif Perawatan paliatif (WHO,2005) adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderita lain, mmebrikan deukungan sporitual dan psikososial mulai saat didiagnosa ditegakan sampai akhir hayat dan setelah penderita meninggal. Tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang berduka. Perawatan paliatif
tidak hanya sebatas aspek fisik dari penderita itu yang ditangani, tetap juga aspek lain seperti psikologi, sosial dan spiritual.
B. Gambaran umum hiv/aids Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu sindrom yang timbul akibat infeksi Human Imunodeficiency Virus (HIV). Terdapat 2 jenis HIV yaitu, HIV-1 dan HIV-2 yang ditransmisikan dengan cara yang sama dan terkait infeksi oportunistik. HIV-1 merupakan penyebab terbanyak infeksi HIV di dunia, sedangkan HIV-2 jarang, namun dikatakan seseorang bisa terinfeksi kedua jenis virus secara bersamaan. Pola penularan HIV saat ini berkembang jauh berbeda, terutama 19 tahun terakhir. beberapa cara penularan HIV melalui: 1) Kegiatan seksual yang tidak aman pada kelompok heteroseksual dan homoseksual. 2) Terpapar darah dan cairan tubuh klien, misalnya melalui penggunaan jarum suntik bergantian, transfusi darah dan transplantasi organ. 3) Secara vertikal dari ibu kepada bayi yang dikandungnya yang dapat terjadi selama kehamilan, proses melahirkan per-vaginam, dan periode menyusui (Collein, I., 2010).
C. Tujuan perawatan paliatif pada pasien hiv Peran paliatif pada pasien HIV yaitu perawatan yang diberikan dengan pendekatan secara koprehensif mencakup pengobatan sakit. Pengobatan gejala, konsultasi dan pengobatan untuk mengatasi maslaah kejiwaan dan psikologis, dukungan dalam mengatasi stigma dan diskriminasi atau penolakan dari keluarga, rujukan pada layanan sosial, layanan kesehatan primer, perawatan rohani dan konsultasi, perawatan akhir-kehidupan, dan dukungan duka cita bagi pihak keluarga. Pada perawatan paliatif disamping pengobatan dasarnya hiv/aids dan infeksi opertunistik, perawat juga termasuk didalam layanan pencegahan dan promosi kesehatan.
D. Peran dan fungsi perawatan pada perawatan paliatif
Sebagai anggota tim perawatan paliatif , apa yang dapat dilakukan perawat dalam upaya membantu pasien HIV/AIDS untuk meningkatkan kualitas hidupnya : Berikut ini adalah peran dan fungsi perawat dalam perawatan paliatif : 1. Pelaksana perawat: Sebagai pelaksana, perawat dapat bertindak sebagai pemberi asuhan keperawatan pada pasien HIV/AIDS, memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, memberikan advokasi sertamelakukan peran kolaborasi dengam profesi lain yang terlihat dalm keperawatan pasien HIV/AIDS. 2. Pengelola Sebagai pengelola, perawat dapat berperan sebagai manajer kasus, maupun konsultan pasien HIV/AIDS dan keluarganya. 3. Pendidik Sebagai pendidik , perawatdapat berperan di pendidikan kperawatan sebagai pengajar yang memberikan materi tentang perawatan paliatif kepada mahasiswa sebagai peserta didik maupun dijajaran pelayanan keperawatan dengan membrikan pendidikan atau pelatihan kepada sejawat tentang perawatan paliatif pada pasien HIV/AIDS.
E. Perawatan akhir hidup pada pasien HIV/AIDS Serupa dengan penyakit kronis lainnya, pergeseran ke arah paliatif masa akhir kehidupan merupakan keputusan yang membutuhkan banyak pertimbangan dan kolaborasi antar pasien, keluarga, dan pendamping. Terapi pada HIV secara spesifik baik terhadap penyakit dan gejala, saat digunakan bersamaan, dapat membantu mengendalikan gejala serta secara signifikan berkontribusi terhadap kenyamanan pasien. Sebagai contoh, melanjutkan terapi untuk pneumonia dapat mengatasi dyspneu, disamping
terapi gejala spesifik lainnya seperti oksigen, opioid, dan benzodiazepin. Pada beberapa kasus, intervensi yang disesuaikan dengan penyakit mungkin tidak memiliki manfaat memperpanjang kehidupan secara langsung namun dapat membantu memberikan kualitas hidup pada pasien yang akan meninggal (seperti valganciclovir dapat mempertahankan pengelihatan pada pasien dengan retinitis CMV); pada individu lain, hal tersebut mungkin juga dapat meringankan penderitaan dengan segera, serta memperpanjang kehidupan (seperti fluconazole atau amphotericin B, dengan analgesik kuat, untuk mengobatan odynophagia kadidiasis esofagus, atau nyeri kepala yang berhubungan dengan meningitis cryptococcal) (Cherny, N., et al., 2015).
Bab lll ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF PADA PASIENHIV/AIDS