Bab I Mikro Abays (autosaved).docx

  • Uploaded by: Amelinda Ruby
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Mikro Abays (autosaved).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,867
  • Pages: 14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang selain bersifat sempurnajuga dinamis. Disebut sempurna karena Islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya dan syari’atnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat aqidah maupun muamalah. Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segala bentuk perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia. Termasuk di dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang pasar dan mekanismenya. Pasar adalah tempat dimana antara penjual dan pembeli bertemu dan melakukan transaksi jual beli barang dan atau jasa. Pentingnya pasar dalam Islam tidak terlepas dari fungsi pasar sebagai wadah bagi berlangsungnya kegiatan jual beli. Jual beli sendiri memiliki fungsi penting mengingat, jual beli merupakan salah satu aktifitas perekonomian yang “terakreditasi” dalam Islam. Attensi Islam terhadap jual beli sebagai salah satu sendi perekonomian dapat dilihat dalam surat Al Baqarah 275, bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Pentingnya pasar sebagai wadah aktifitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik, namun aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar. Dengan fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan juga perbuatan ketidakadilan yang menzalimi pihak lain. Karena peran pasar penting dan juga rentan dengan hal-hal yang dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang antara lain terkait dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di pasar. Dalam istilah lain dapat disebut sebagai mekanisme pasar menurut Islam dan intervensi pemerintah dalam pengendalian harga. Melihat pentingnya pasar dalam Islam bahkan menjadi kegiatan yang terakreditasi serta berbagai problem yang terjadi seputar berjalannya

1

2

mekanisme pasar dan pengendalian harga, maka pembahasan tentang tema ini menjadi sangat menarik dan urgen.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan islam dengan sistem pasar? 2. Bagaimana pandangan islam mengenai harga pasar persaingan sempurna? 3. Apa maksud moral faktor sebagai endogen dalam persaingan pasar islami? 4. Bagaimana pengawasan pasar menurut pasar islami?

C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui hubungan islam dengan pasar islam. 2. Untuk mengetahui pandangan islam mengenai harga pasar persaingan sempurna. 3. Untuk mengetahui moral faktor sebagai endoen dalam persainga pasar islami. 4. Untuk mengetahui pengawasan pasar menurut pasar islami.

2

3

BAB II PEMBAHASAN A. Islam dan Sistem Pasar Secara umum dapat disampaikan bahwa kemunculan pesan moral Islam dan pencerahan teori pasar, dapat dikaitkan sebagai bagian dari reaksi penolakan atas sistem sosialisme dan sekularisme.Meskipun tidak secara keseluruhan dari kedua sistem itu bertentangan dengan Islam. Namun Islam hendak menempatkan segala sesuatu sesuai pada porsinya, tidak ada yang dirugikan. Oleh sebab itu, sangat utama bagi umat Islam untuk secara kumulatif mencurahkan semua dukungannya kepada ide keberdayaan, kemajuan dan kecerahan peradaban bisnis dan perdagangan.Islam secara ketat memacu umatnya untuk bergiat dalam aktivitas keuangan dan usaha-usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan social. Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar.Al Qur’an selain memberikan stimulasi imperatif untuk berdagang, dilain pihak juga mencerahkan aktivitas tersebut dengan sejumlah rambu atau aturan main yang bisa diterapkan di pasar dalam upaya menegakkan kepentingan semua pihak, baik individu maupun kelompok. Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip persaingan bebas (perfect competition). Bukan kebebasan mutlak, akan tetapi kebebasan yang dibungkus oleh Frame syari’ah. Dalam Islam, Transaksi terjadi secara sukarela, Sebagaimana disebutkan dalam AlQur’an surat An-Nisa’ ayat 29: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” Didukung pula oleh hadits riwayat Abu dawud, Turmudzi, dan Ibnu Majjah dan as Syaukani sebagai berikut:

3

4

”Orang-orang berkata: “Wahai Rasulullah, harga mulai mahal.Patoklah harga untuk kami!”Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah-lah yang mematok harga, yang menyempitkan dan yang melapangkan rizki, dan aku sungguh berharap untuk bertemu Allah dalam kondisi tidak seorangpun dari kalian yang menuntut kepadaku dengan suatu kezhaliman-pun dalam darah dan harta”. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan asy-Syaukani). Selanjutnya pasar yang adil akan melahirkan harga yang wajar dan juga tingkat laba yang tidak berlebihan, sehingga tidak termasuk riba yang diharamkan oleh Allah SWT.Sebagaimana ayat berikut : Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS Al Baqarah: 275) “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Al Qoshos (028): 77)

B. Harga dan Pasar Persaingan Sempurna Dalam Pasar Islam Price (harga) sebuah komoditas (barang dan jasa) ditentukan oleh penawaran dan permintaan, perubahan yang terjadi pada harga berlaku juga 4

5

ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan dan perubahan penawaran. Hal ini sesuai dengan Hadis yang diriwayatkan dari Anas bahwasannya suatu hari terjadi kenaikan harga yang luar biasa di masa Rasulullah SAW, maka sahabat meminta nabi untuk menetukan harga pada saat itu, lalu nabi bersabda: artinya, “Bahwa Allah adalah Dzat yang mencabut dan memberi sesuatu, Dzat yang memberi rezeki dan penentuan harga...”(HR Abu Daud). Dari hadist itu, dapat disimpulkan bahwa pada waktu terjadi kenaikan harga, Rosulullah SAW meyakini adanya penyebab tertentu yang sifatnya darurat. Oleh karena itu, sesuatu yang bersifat darurat akan hilang seiring dengan hilangnya penyebab dari keadaan itu. Di lain pihak, Rosulullah juga meyakini bahwa harga akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama. Penetapan harga menurut Rosul merupakan suatu tindakan yang menzalimi kepentingan para pedagang, karena para pedagang di pasar akan merasa terpaksa untuk menjual barangnya sesuai dengan harga patokan, yang tentunya tidak sesuai dengan keridhoannya. Dalam passar bersaing sempurna, secara teoritis penjual tidak dapat menentukan harga atau disebut Price Taker dimana penjual akan menjual barangnya sesuai harga yang berlaku dipasar. Konsep Islam memahami bahwa pasar dapat berperan aktif dalam kehidupan ekonomi apabila prinsip persaingan bebas dapat berlaku secara efektif. Pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun termasuk Negara dalam hal intervensi harga atau private sector dengan kegiatan monopolistic dan lainya. Pasar yang efisien akan tercapai apabila seluruh pelaku pasar termasuk investor (jika dalam pasar modal) memperoleh akses dan kecepatan yang sama atas keseluruhan informasi yang tersedia. Inilah pola normal dari pasar yang dalam istilah Al Ghozali berkait dengan ilustrasi dari evolusi pasar. Selanjutnya Adam Smith menyatakan serahkan saja pada Invisible hand dan dunia akan teratur dengan sendirinya. Prinsip invisible hand yaitu, dimana pasar cenderung akan mengarahkan setiap individu untuk mengejar dan mengerjakan yang terbaik untuk kepentingannya sendiri, yang pada akhirnya juga akan menghasilkan yang terbaik untuk seluruh individu.

5

6

Pemerintah tidak mewakili wewenang untuk melakukan intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal. Ibnu Taimiyah mengatakan, jika masyarakat melakukan transaksi jual beli dalam kondisi normal tanpa ada distorsi atau penganiayaan apapun dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya penawaran atau banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah. Harus diyakini bahwa intervensi terhadap pasar hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang darurat. Keadaan darurat disini dapat diartikan jika pasar tidak terjadi dalam keadaan sempurna, yaitu terdapat kondisi-kondisi yang menghalangi kompetisi secara fair (market failure). Beberapa contoh klasik dari kondisi market failure antara lain: informasi yang tidak simetris, biaya transaksi, kepastian institusional, masalah eksternalitas (termasuk pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan) serta masalah dalam distribusi. Jika kondisi demikian ini terjadi, maka akan terjadi pasar tidak sempurna atau disebut dengan istilah Market Imperfection. Lebih jauh lagi Ibni Taimiyah membatasi keabsahan pemerintah dalam menetapkan kebijakan intervensi pada empat situasi dan kondisi berikut : 1. Kebutuhan masyarakat atau hajat orang banyak akan sebuah komoditas (barang maupun jasa), para fukaha sepakat bahwa sesuatu yang menjadi hajat orang banyak tidak dapat diperjualbelikan kecuali dengan harga yang sesuai. 2. Terjadinya

monopoli

(penimbunan)

para

fukaha

sepakat

untuk

memberlakukan hak Hajar (ketetapan yang membatasi hak guna dan hak pakai atas kepemilikan barang). 3. Terjadi keadaan al-hasr (pemboikotan), dimana pendistribusian barang hanya berkonsentrasi pada satu penjual atau satu pihak tertentu.Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa terkadang ada pihak-pihak tertentu dipasar yang suka membiasakan diri untuk tidak memberikan hak jualsebuah komoditas kecuali pada orang-orang tertentu yang sudah dikenal, dengan ketentuan yang dibuatbuat bahwa komoditas tersebut dikhususkan untuk tertentu yang hanya mereka yang berhak untuk menjualnya.

6

7

4. Terjadi koalisi dan kolusi antara para penjual, dimana sejumlah pedagang sepakat untuk melakukan transaksi diantara mereka sendiri, dengan harga penjualan yang tentunya dibawah harga harga pasar. Konsep diatas menentukan bahwa pasar Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas dipasar berikut perangkat faktor-faktor produksinya. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin adanya pendistribusian kekuatan ekonomi dalam sebuah mekanisme yang proporsional. Aktivitas ekonomi dalam konsep ini diarahkan pada kebaikan setiap kepentingan untuk seluruh komunitas Islam, baik sektor pertanian, perindustrian, perdagangan maupun lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS.At-Taubah : 105) Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.(QS. Al-Mulk : 15) Jika pasar dapat mengkomodasikan bentuk-bentuk kebebasan, hal ini berarti pasar sudah berperan sebagi tnstrumen tersruktur untuk pendistribusian barang dan jasa, efesiensi produksi dan distribusi income. Adapun tiga peran pasar sebagai berikut: 1. Peran pasar sebagai distribusi barang dan jasa Pasar terbuka akan mengarahkan kepada distribusi barang dan jsa sevara optimal kepada konsumen, selama daya beli antara para konsumen di pasar tidak terpaut berjauhan satu dengan yang lain. 2. Peran pasar dalam efisiensi produksi kontrol dan pembatasan faktor-faktor produksi dalam tatanan nilai islam dilakukan dengan memanfaatkan sekali lagi instrumen harga pasar. Instrumen harga akan mengarah efisiensi bahan

7

8

baku produksi dari berbagai macam hasil produksi permintaan konsumen di pasar. 3. Peran pasar dalam distribusi pendapatan Hukum permintaan dan penawaran di pasar sangat berperan dalam menentukan pendapatan. Hal ini karena pendapatan di pasar direprensentasikan oleh harga yang berlaku sebagai alat tukar atas penggunaan jasa ataupun aneka ragam produk. C. Moral Sebagai Faktor Endogen Dalam Persaingan Pasar Agar pasar dapat berperan secara normal dan terjamin keberlangsungannya. Di mana struktur dan mekanismenya dapat terhindar dari perilaku negatif para pelaku pasar, maka islam juga menawarkan aturan sebagai berikut : 1. Spritualisme transaksi perdagangan Islam mengenal adanya nilai-nilai spiritualisme pada setiap materi yang dimiliki, yang menjadi sentral dari konsep moralnya adalah semua barang milik Allah SWT dan bagaimana melakukan transaksi perdagangan yang sesuai dengan aturan syariah. Sedangkan objek yang dapat diperjualbelikan adalah barang yang tidak berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain. Islam mengatur bagaimana seorang pedagang mengharmonisasikan aktivitas perdagangan dengan kewajiban beribadah. Kemudian secara khusus Islam tidak memperkenankan jikaaktivitas bisnis dan perdagangan dapat melupakan kita kepada kehadirat Allah SWT.(dzikrullah). Demikian secara khusus Islam tidak memperkenankan aktivitas pasar berlaku pada saat masuk waktu shalat jum’at. Bagaimana mekanisme yang jadi acuan adalah konsep yang tidak saling mendhalimi dan kesepakatan secara “at-aradhin” (suka sama suka). 2.

Aspek hukum dalam mekanisme transaksi perdagangan

Mekanisme suka sama suka adalah pandangan dan garis Alquran dalam melakukan control terhadap perniagaan yang dilakukan. Teknik, sistem dan aturan main tentang tercapainya tujuan ayat tersebut menjadi ruang ijtihad bagi pakar

8

9

muslim dalam menerjemahkan konsep dan implementasinya pada konteks pasar modern saat ini. Konsep halal haram sangatlah jelas dalam mekanisme bisnis dan transaksi dipasar. Secara umum aturan halal dan haram kontrak komersialatau bisnis diatur dalam firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa : 29). Mekanisme suka sama suka adalah panduan dan garis Al-quran dalam melakukan kontrol terhadap perniagaan yang dilakukan. Teknik, sistem dan aturan main tentang tercapainya tujuan ayat tersebut menjadi ruang ijtihad bagi pakar muslim dalam menerjemahkan konsep dan implementasinya pada konteks pasar modern saat ini. Para ulama menyimpulkan satu konsep yang menegaskan pelarangan bagi para pelaku pasar untuk mempraktikkan sejumlah transaksi berikut : Transaksi riba, gharar dan maysir. Untuk hal ini, sistem bagi hasildikedepankan dalam merumuskan hubungan kerja antara tenaga kerja dan modal investasi. macammacam transaksi diantaranya : a. Transaksi gharar adalah kurangnya informasi atau pengetahuan sehingga tidak memiliki skill. b. Transaksi An-Najsy yaitu adanya kesepakatan antara pihak ketiga untuk melakukan penawaran palsu sehingga dapat mempengaruhi perilaku calon pembeli. c. Transaksi Al-Ghaban yaitu suatu transaksi jual beli yang dilakukan di bawah atau di atas harga yang sebenarnya. d. Transaksi Al-Ma’dun yaitu jenis penjualan barang dan jasa yang belum atau tidak dimiliki langsung oleh si penjual.

9

10

Walaupun demikian prinsip syariah dalam muamalah (bisnis dan transaksi) dapat menerima adanya inovasi. Hal tersebut dikuatkan dengan banyaknya hadits nabi yang memberikan keleluasan kepada manusia dalam menentukan mekanisme bertransaksi dan berbisnis bahwa : artinya “kaum muslimin terikat dengan syaratsyarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

D. Pengawasan Pasar Ajaran islam tidak hanya merekomendasikan sejumlah aturan berbau perintah maupun larangan yang berlaku di pasar. Islam menggariskan sebuah sistem pengawasan yang dapat dicanangkan dalam melanggengkan mekanisme dan struktur pasar, yaitu : 1. Pengawasan internal Pengawasan ini berlaku personal pada setiap diri pribadi muslim. Sistem pengawasan ini akan bergantung sepenuhnya kepada adanya pendidikan islami dengan melandaskan nilai kepada rasa takut kepada Allah. Untuk aktivitas perdagangan di pasar, individu lah yang penting dan bukan komunitas pasar secara keseluruhan ataupun bangsa secara umum. 2. Pengawasan eksternal Pengawasan eksternal dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga lainnya diluar diri para pelaku pasar. Secara umum, pengawas pasar berfungsi sebagai berikut : a) Mengorganisir pasar agar dapat memfungsikan diri sebagai solusi permasalahan ekonomi umat melalui mekanisme sistem kompetitif terbuka dan sempurna sesuai dengan aturan syariat islam b) Menjamin instrument harga barang dan jasa yang disesuaikan dengan hukum permintaan dan penawaran c) Melakukan pengawasan produk-produk yang masuk di pasar

10

11

d) Mengupayakan agar informasi di pasar dapat terdistribusikan secara baik kepada para penjual maupun pembeli e) Menjamin tidak adanya praktik monopolistic para pelaku pasar f) Mengupayakan agar praktik-praktik mediator tidak berlaku di pasar, kecuali keberadaan mediator tersebut bisa menjamin keberlangsungan kesehatan dan efisiensi mekanisme pasar g) Mengupayakan perilaku moral islami yang berkaitan dengan sistem transaksi perdagangan seperti kejujuran, amanah, dan toleransi Ajaran islam tidak hanya mengatur tentang mekanisme pasar, transaksi, dan perdagangan,

namun

islam

juga

menyediakan

mekanisme

pengawasan

(pengawasan pasar) agar tercipta law enforcement terhadap aturan-aturan tersebut. Lembaga yang bertugas mengawasi pasar adalah hisbah. Hisbah menurut Imam Mawardi dan Abu ya’la merupakan sistem untuk memerintahkan yang baik dan adil jika kebaikan dan keadilan secara nyata dilanggar atau tidak dihormati, selain itu lembaga ini juga melarang kemungkaran dan ketidakadilan ketika hal tersebut secara nyata sedang dilakukan. Hisbah mulai dilembagakan secara resmi pada masa Umar bin khattab dengan cara “menunjuk seorang perempuan untuk mengawasi pasar dari tindakan-tindakan penipuan” Meskipun sebenarnya pengawasan dapat dilakukan oleh semua orang sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang perintah untuk menindak kemungkaran. Terkait dengan mencegah terjadinya kemungkaran ini salah satu wewenang lembaga hisbah adalah pencegahan penipuan di pasar, seperti masalah kecurangan dalam timbangan, ukuran maupun pencegahan penjualan barang yang rusak serta tindakan-tindakan yang merusak moral landasan hisbah sebagaimana diterapkan oleh Rasulullah adalah hadis yang menceritakan ketika Rasulullah melakukan inspeksi pasar dan menemukan pelanggaran di pasar. Diriwayatkan dari Abu hurairah, pada suatu hari Rasulullah berjalan ke pasar dan menghampiri penjual makanan tersebut, beliau terkejut mendapati tangannya basah, Nabi berkata:”wahai penjual, makanan apa ini?”. Ia menjawab “makanan itu terkena hujan ya Rasulullah, kemudian Nabi berkata :”kenapa tidak engkau letakkan

11

12

makanan yang basah diatas sehingga orang dapat melihatnya, siapa yang melakukan penipuan bukan dari golonganku (HR. Muslim). Peristiwa tersebut membuktikan bahwa institusi pengawas pasar telah ada pada masa Rasulullah SAW.

12

13

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Islam telah menjelaskan berkenaan mekanisme secara komperhensif yang berlandaskan atas prinsip moralitas sehingga tercipta pasar yang berjalan secara baik. Beberapa hal yang tentunya harus ditanamkan sedalam-dalamnya pada diri seorang muslim dalam hal mekanisme pasar antara lain persaingan yang sehat, kejujuran, keterbuakaan dan keadilan. Dengan demikian, apabila hal tersebut telah diterapkan dengan baik maka akan terjalin hubungan yang harmonis antara penjual dan pembeli sehingga terbentuk pasar yang sehat dan tidak ada alasan lagi untuk menolak pasar. Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang(jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Pasar dapat memberikan informasi yang tepat, pasar dapat merangsang pelaku usaha untuk melakukan kegiatan ekonomi,pasar mendorong penggunaan faktorfaktor produksi serta pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sistem pasar apa saja memiliki harga, yang merupakan nilai suatu barang dalam satuan mata uang . Harga mencerminkan kondisi dimana seseorang atau perusahaan bersedia mengadakan tukar menukar secara sukarela .

B. Saran Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata “sempurna”, untuk itu kami selaku pemakalah meminta kepada kalian untuk memberikan sarannya yang berisi hal-hal apa saja yang kurang dari makalah ini. Dan untuk kedepannya mudahmudahan makalah ini menjadi lebih sempurna lagi.

13

14

DAFTAR PUSTAKA Al Kaaf, Abdullah Zaky. 2002. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia Karim, Adiwarman Azwar. 2012. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: Rajawali Pers http://www.pendidikanekonomi.com/2012/11/harga-dan-persaingan-sempurnapada.html http://dinulislami.blogspot.com/2013/02/hisbah-dan-pengawasan-pasar.html?m=1

14

Related Documents

Mikro
November 2019 45
Mikro
May 2020 35
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"