Bab I Makalah Bu Umi-1.docx

  • Uploaded by: Larassati Laras
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Makalah Bu Umi-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,646
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Teknologi kesehatan mengalami beberapa perkembangan dari masa ke masa. Pelayanan kesehatan saat ini telah menjadi lebih baik karena adanya perkembangan yang bsignifikan dari teknologi kesehatan. Beberapa tahun silam, sebelum teknologi kesehatan berkembang, tenaga kesehatan mengalami kendala pada aktivitasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat karena keurang memadainya alat-alat yang digunakan pada saat itu. Dahulu ketika masyarakat ingin mengetahui mengenai perubahan bentuk anatomi dan fisiologi pada tubuhnya karena sakit, perawat dan tenaga kesehatan lainnya berusaha keras untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dengan peralatan seadanya karena keterbelakangan teknologi kesehatan yang belum memadai. Pada zaman sekarang, teknologi telah berkembang pesat, hal ini dapat dilihat berdasarkan teknologi-teknologi yang telah digunakan di beberapa RS hingga di beberapa pelayanan kesehatan, seperti klinik, puskesmas, dll. Meskipun beberapa alat dibilang kurang memuaskan (dalam arti belum sepenuhnya berguna), namun setidaknya alat-alat teknologi yang digunakan saat ini telah lebih baik daripada beberapa tahun silam. Maka dari itu, makalah ini dibuat agar khalayak tahu mengenai perkembangan teknologi akustik di pelayanan kesehatan.

1

1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana bentuk dan perkembangan alat-alat teknologi akustik dalam pelayanan kesehatan? 1.2.2. Bagaimana cara penggunaan teknologi akustik dalam pelayanan kesehatan? 1.2.3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan serta fungsi pada macammacam bentuk teknologi akustik tersebut?

1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. Untuk mengetahui mengenai bentuk dan perkembangan teknologi akustik 1.3.2. Untuk mengetahui mengenai cara penggunaan teknologi akustik dalam pelayanan kesehatan 1.3.3. Untuk mengetahui mengenai kelebihan dan kekurangan serta fungsi pada macam-macam bentuk teknologi akustik tersebut

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Bentuk dan Perkembangan Teknologi Akustik Teknologi akustik adalah sebuah teknologi dalam pelayanan kesehatan yang mengenakan fungsi akustik (bunyi) dalam pemeriksaannya. Teknologi ini merupakan teknologi yang amat penting dalam pelayanan kesehatan khususnya dalam melaksanakan pemeriksaan dengan sistem perkusi dan auskultasi. Karena dalam pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia, tenaga kesehatan tidak dapat melihat langsung (tanpa dibedah), sehingga harus menggunakan sistem lain yakni perkusi dan auskultasi. Beberapa peralatan yang menggunakan teknologi akustik pada pelayanan kesehatan sekarang ialah: a.

ABD (Hearing AID) Hearing AID adalah suatu alat elektronik yang dirancang untuk membantu orang yang kehilangan pendengarannya. Kebanyakan kehilangan pendengaran pada orang dewasa secara permanen

(tidak

dapat

diobati

secara

medis

maupun

pembedahan). Namun, dalam beberapa kasus sebuah alat bantu pendengaran efektif untuk membantu mereka yang mengalami masalah pendengaran. Menurut sejarah penemuan, alat bantu dengar telah ditemukan, diciptakan, dan digunakan pada abad ke-17. Marcus Banzer, seorang pria berkebangsaan Jerman yang tercatat sebagai penemu dan memulai penciptaan alat bantu dengar tersebut. Namun, dahulu ia membuatnya dengan menyambungkan kandung kemih babi ke pipa yang terbuat dari kuku rusa untuk membuat gendang

telinga

menyusulah

buatan.

penciptaan

Seiring audiophone

bertambahnya dan

waktu,

ordentiphone.

3

Audiophone dibentuk seperti kipas yang ujungnya dipegang di antara gigi dan dibengkokkan menuju kea rah suara berasal, bahan yang digunakan adalah bahan dari kardus. Getaran suara yang ditangkap oleh kipas lalu dibawa ke gigi, tulang rahang, kepala, dan akhirnya ke saraf suara, tempat suara dapat didengar. Selain itu, adapula temuan yang mengesankan adalah ABD yang diciptakan untuk Raja John VI dari Portugal tahun 1819. Sandaran tangan pada kursi raja diukir sedemikian rupa sehingga bisa menciptakan gema. Ukiran ini berujung pada ukirang yang berbentuk mulut singa, yang berfungsi sebagai corong untuk orang berbicara kepada raja. Pipa di dalam mulut singa inilah yang akan menghantarkan suara ke telinga raja. Cukup lama dari pertemuan untuk raja, pada tahun 1870 Alexander

Graham

Bell

memulai

percobaannya

untuk

mengirimkan suara lewat alat elektrik yang dibuatnya untuk membantu anak-anak tuna rungu. Penemuannya ini justru menghasilkan penemuan besar yang disyukuri masyarakat sampai sekarang, yaitu telepon. Walau begitu, penemuannya berhasil menciptakan kesadaran masyarakat akan kebutuhan tuna rungu. Miller Reese Hutchinson menyempurnakan pekerjaan Bell dengan menciptakan alat bantu dengar elektrik pertama tahun 1901. Alat yang ia namakan telephone-transmitter dijual kepada Akuophone Company di Alabama seharga 400 dollar AS. Seiring dengan waktu, penciptaan alat bantu dengar semakin berkembang. Tahun 1935, A.

Edwin Steven untuk

pertama kalinya

menciptakan alat bantu dengar yang bisa dipakai. Walaupun bobotnya cukup berat yaitu I,1 kg. Kemudian pada tahun 1953, Microtone memperkenalkan alat bantu dengar yang kuat dan ringkas. Hearing AID atau alat bantu dengar pada saat ini tersedia dalam beberapa jenis. Tipe yang terbaik untuk dipilih tergantung

4

pada tingkat kehilangan pendengaran, bentuk telinga, gaya hidup, dan kebutuhan akan pendengaran. Setelah mengevaluasi tingkat pendengaran, seorang ahli THT dapat menolong klien untuk menentukan pilihan yang tepat. Berikut ada 4 jenis alat bantu pendengaran: 1. BTE (Behind The Ear) Jenis alat bantu pendengaran ini diletakkan dibelakang telinga, dan dikaitkan dibagian atas daun telinga. Alat ini ditahan oleh bentuk telinga sesuai dengan kanal telinga. Sehingga suara dari alat bantu pendengaran ini diteruskan ke gendang telinga. Jenis ini mudah untuk dimanipulasi dan segala tipe rangkaian dapat sesuai dengan model ini.

2. ITE (In The Ear) Jenis ini diletakkan di dalam daun telinga. Alat ini akan menutup saluran telinga sepenuhnya. Seperti halnya BTE, jenis tipe ini mudah dioperasikan dapat sesuai dengan kebanyakan rangkaian yang dikembangkan.

3. ITC (In The Canal) Jenis ini diletakkan di dalam saluran kanal telinga dan tidak terlalu tampak kelihatan dibandingkan dengan jenis BTE ataupun ITE. Karena bentuknya yang lebih kecil sehingga jenis ini pasti lebih sukar untuk dimodifikasi dan tidak semua tipe rangkaian dapat pas untuk model ini.

4. CIC (Completely In The Canal) Jenis alat bantu dengar yang satu ini dipasang jauh di dalam saluran kanal telinga, dan umumnya tidak dapat dilihat. Karena bentuknya yang begitu kecil sehingga tidak

5

semua tipe rangkaian dapat sesuai dengan model ini. Jenis ini sangat sesuai untuk penderita yang amat parah.

b.

Stetoskop Stetoskop ditemukan di Perancis pada 1816 oleh ReneTheophile-Hyacinthe Laennec. Stetoskop (Bahasa Yunani): stethos (dada) dan skopeein (memeriksa) adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Digunakan untuk mendengar suara jantung dan pernafasan, juga digunakan untuk mendengar intestine dan aliran darah dalam arteri dan vein. Stetoskop ditemukan pada tahun tersebut ketika seorang dokter

Perancis

muda

bernama

Rene-Theophile-Hyacinthe

Laennec sedang memeriksa seorang pasien perempuan muda. Leannec malu untuk menempatkan telinganya di dada, yang merupakan metode auskultasi yang digunakan oleh dokter pada saat itu. Dia teringat sebuah trik yang ia pelajari saat ia masih anak-anak yang bermain suara melalui suatu padatan, kemudian ia menggulung 24 lembar kertas ditempatkan satu ujung ke telinga dan ujung lainnya ke dada wanita itu. Ia senang menemukan bahwa dari kerucut kertas itu ia dapat mendengar suara dengan keras dan jelas. Itulah kali pertama yang tercatat dalam dokumentasi naskah auskultasi menggunakan stetoskop (media auskultasi) pada 8 Maret 1817 ketika Leannec memeriksa MarieMelanie Basset yang berumur 40 tahun. Leannec menyebut alatnya dengan sebutan “Le Cylindre”, yang kemudian berubah nama menjadi stetoskop, yang berasal dari Bahasa Yunani yang berarti saya lihat dan dada. Dia menciptakan sebuah stetoskop dari sepotong kayu, yang mana salah satu ujungnya memiliki lubang untuk menempatkan di dekat telinga dan di ujung lainnya berbentuk cekung. Leannec menerbitkan hal tersebut pada risalah klasik, pada auskultasi di

6

tahun 1819, dimana ia disana membahas tentang stetoksop serta diilustrasikan desainnya. Edisi kedua diterbitkan pada tahun 1826, setelah

Leannec

meninggal

akibat

penyakit

tuberculosis.

Stetoskop itu digambarkan memiliki panjang 12 inci dan 1,5 inci dengan diameter lubang 3/8 inci. Pada saat itu stetoskop dapat dibeli dengan harga 2 franc. Dalam perkebangan sejarahnya, stetoskop terbagi menjadi 2 macam, yaitu Stetoskop Monaural dan Stetoskop Binaural. Saat ini stetoskop telah mengalami perubahan menjadi stetoskop yang modern. Ada dua jenis stetoskop, yakni stetoskop akustik dan stetoskop elektronik. Stetoskop akustik: paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi udara, ke telinga pendengar. Bagian “chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakkan dibadan pasien untuk memperjelas suara, sebuah diafragma (disk plastik) atau bel (mangkok kosong). Bila di diafragma diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diafragma, menciptakan tekanan gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila bel diletakkan di tubiuh pasien getaran kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ketelinga pendengar. Bel menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan diafragma menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik menjadi lebih umum dari stetoskop akustik. Stetoskop dua sisi ini diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20.

7

c.

Doppler Prinsip Doppler pertama kali diperkenalkan oleh Cristian Jhann Doppler dari Australia pada tahun 1842. Dibidang kedokteran penggunaan teknik doppler ultrasound pertama kali dilakukan oleh Shigeo Satomura dan Yosuhara Nimura untuk mengetahui pergerakan katup jantung pada tahun 1955. Kato dan Izumi pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan Ociloscop pada penggunaan doppler ultrasound sehingga pergerakan permbuluh darah dapat didokumentasikan. Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang memperkenalkan penggunaan doppler velocimtri di bidang kebidanan, dengan menggambarkan tekanan spectrum doppler dari arteri umbi likalis. Sementara itu, di Barat penggunaan velocimetri doppler di bidang kebidanan baru dilakukan pada tahun

1977.

Pada

awal

penggunaan

doppler

ultrasound

difokuskan pada arteri umbilikalis, tetapi pada perkembangan sejarah banyak digunaan untuk pembuluh darah lainnya. Sedangkan untuk Fetal Doppler sendiri diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr Edward H. Hon, yakni sebuah doppler monitor janin atau doppler monitor detak jantung janin dengan transduser genggam ultrasound yang digunakan untuk mendeteksi detak jantung dari janin. Edward menggunakan efek doppler untuk memberikan stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk perkembangan selanjutnya, alat ini menampilkan detak jantung janin per menit. Penggunaan alat ini dikenal sebagai auskultasi doppler.

d.

USG Penggunaan aplikasi mesin USG di dunia medis dimulai ketika manusia mulai mengukur jarak menggunakan gelombang suara bawah air. Pertama kali utrasonik ini digunakan pada

8

bidang teknik untuk radar yakni teknik SONAR (sound, navigation, dan ranging) oleh Langevin tahun 1918. Seseorang yang berkebangsaan Perancis, pada awal perang dunia pertama, untuk

mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian

digunakan dalam pelayaran untuk menentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia kedua (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tapi hasilnya belum memuaskan. Selama

akhir

tahun

1800-an,

fisikawan

mulai

mengidentifikasi fisik fundamental dari gelombang suara, refraksi, prpagasi, dan transmisi. Lord Rayleigh dari Inggris, menerbitkan “The Theory Of Sound” (teori suara pada tahun 1877). Lazzaro Spallanzani dari Italia dianggap berjasa karena menemukan USG pada tahun 1794 ketika ia menunjukkan bagaimana kelelawar secara akurat dapat terbang dalam gelap menggunakan echo refleksi dari suara tak terdengar di frekuensi tinggi. Francis Galton menciptakan getaran suara frekuensi sangat tinggi pada tahun 1876, yang mampu didengar telinga manusia, melalui Whistle Galton. Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia ke-2 usai, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh. Howeri dan Lis pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal. Dan kemudian, sejarah alat USG dimulai akhir tahun 1970-an. Generasi awal alat USG ini masih sangat tidak praktis, dikarenakan alat ini memiliki ukuran sebesar lemari es 2 pintu. Selain itu, teknologi fisika juga masih kuno, tetapi perkembangan IPTEK demikian pesat sampai 2 dekade saja sudah ada teknologi yang ditambahkan dan dikembangkan. Sebelumnya, pada tahun 1880, Pierre Curie dan JacQues Currie dari Perancis menemukan efek Piezo-Listrik. Mereka

9

menemukan bahwa USG dapat menghasilkan dan diterima dalam konsekuensi megahertz. Sistem deteksi sonar pertama kali diciptakan untuk ekplorasi bawah air dan navigasi. Penemuan dioda dan trioda di tahun 1900-an juga mendorong perkembangan USG. Paul Langevin dan Constantin Chillowsky dari Perancis mengembangkan sebuah perangkat suara echo frekuensi tinggi yang

dihasilkan

oleh

USG.

Lahirlah

hidrofon

dengan

menggunakan transduser dan menggunakan Kristal kuarsa yang ditemukan oleh Currie bersaudara. Dr. Ian Donald menyarankan agar sonar dapat digunakan untuk diagnosis medis. Praktik ini dimulai setelah USG digunakan secara terbatas usai perang dunia ke-2. Pada tanggal 21 Juli 1955, beliau mulai bekerja pada eksperimen yang melibatkan detector logam cacat ultrasonic industry. USG kemudian dirasakan sangat berguna dalam mendeteksi dan membedakan vibroit, tumor perut, dan kista. Dr. Karl Theodore Dussik dari Austria menyelidi USG transmisi di otak pada tahun 1942 dan menerbitkan beberapa karya ultasonik medis. Dr Ian Donald bersama rekan lain dari Glasglow

telah

berjasa

melakukan

banyak

hal

dalam

pengembangan aplikasi dan teknologi praktis. Karya-karya mereka telah menybabkan penggunaan teknologi yang lebih luas dalam praktik medis ini. Lebih banyak lagi tersedia sistem yang lebih komersial, seperti gambar Grey Scale dan Bistable. Doppler USG juga dikembangkan dengan mengkombinasikan pindai duplex dan pindai berwarna. Bahkan sekarang aliran darah melalui pembuluh darah tubuh dapat dilihat. Pencitraan 3 dimensi dan 4 dimensi juga sekarang tersedia, yang dimulai dengan penciptaan microchip pada tahun 1970.

10

Namun, terlebih dahulu diawali dengan munculnya USG 2 dimensi yang masih merupakan dasar dari seluruh alat USG saat ini. Artinya, walau sebuah mesin USG dijual dengan label 4 dimensi, tetaplah berdasar sistem 2 dimensi. USG 3 dimensi yang lahir sekitar 3-4 tahun yang lalu, merupakan pengembangan 2 dimensi dari panjang dan juga lebar yang ditunjang dengan proses computer dari segala macam prosesor yang baru seperti, Pentium, AMD, dll yang kemudian dapat dibuat rekonstruksi dari potongan-potongan gambar 2 dimensi menjadi tampilan 3 dimensi yang terlihat di layar monitor. Untuk mendapat gambar-gambar tersebut, operator USG tetap membuat gambar-gambar 2 dimensi (yang terdiri dari banyak

potongan-potongan

gambar),

kemudian

memori

potongan-potongan gambar tersebut direkonstruksi oleh computer dan tampak dengan tampilan 3 dimensi dilayar monitor. Ada beberapa jenis USG yang tersedia pada saat ini, yang penggunaan masing-masing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa. Semua relative aman, nyama, dan terjangkau untuk digunakan. Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien. prosedurnya juga noninvasive dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pengujian. Jenis pemeriksaan USG: 1. Pemeriksaan 2 Dimensi Menampilkan gambar 2 bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar keadaan janin dapat ditampilkan.

11

2. Pemeriksaan 3 Dimensi Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil mirip seperti aslinya. Pemukaan suatu benda (dalam hal ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan janinnya yang diputar).

3. USG 4 Dimensi Sebetulnya USG 4 Dimensi hanya istilah untuk USG 3 Dimensi yang bergerak (Live 3D). Kalau gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis, sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat “bergerak”. Jadi, pasien dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim.

4. USG Doppler Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk

menilai

keadaan

atau

kesejahteraan

janin.

Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi: a. Gerak nafas janin (min. 2x / 10 menit). b. Tonus (gerak janin). c. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20cm). d. Doppler arteri umbi likalis. e. Reaktivitas denyut jantung janin.

e.

Tensimeter Tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang

12

lalu. Tensimeter adalah alat pengukur tekanan darah, sering juga disebut sphygmomanometer. Sejak itu, sphygmomanometer air raksa telah digunakan sebagai standar emas pengukur tekanan darah oleh para dokter. Tensimeter atau sphygmomanometer pada awal menggunakan air raksa sebagai pengisi alat ukur ini. Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Bagaimanapun, sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara modern. Para dokter tidak meragukan untuk menetapkan kepercayaan mereka kepada tensi meter air raksa ini.

2.2. Cara Penggunaan Teknologi Akustik dalam Pelayanan Kesehatan Cara menggunakan alat-alat yang berada di pembahasan atas memiliki cara yang berbeda-beda. a.

Hearing AID Perawatan : Pemeliharaan dan perawatan yang baik adalah hal mendasar untuk kelangsungan hidup dan fungsi alat bantu dengar anda. Sebuah alat bantu dengar adalah sebuah investasi besar. Penting sekali bagi anda mengambil langkah-langkah untuk menjaga fungsinya sebagaimana mestinya. Anda akan diberi informasi kapan alat bantu dengar anda harus dibersihkan secara professional. Tetapi tentunya ada beberapa hal yang harus anda lakukan sendiri dirumah untuk menjaga alat bantu dengar anda agar bekerja baik setiap waktu. Batteries : Sangatlah penting untuk menggunakan batterai baru pada alat bantu dengar anda. Batterai sebaiknya disimpan di tempat yang tidak lembab dan jauhkan dari jangkauan anak dan hewan peliharaan, jangan menyimpannya dengan obat-obatan. Malam hari tempat batterai pada alat bantu dengar harus dalam keadaan terbuka. Ini untuk memastikan bahwa alat bantu dengar benar-benar dalam keadaan mati dan tidak membuat batterai habis atau mengering. Jika anda menggunakan kotak pengering alat 13

bantu dengar, ambillah batterai dari alat karena kotak pengering akan membuat batterai mengering. Membersihkan Alat Bantu Dengar :Microphone dan receiver pada alat bantu dengar anda mudah sekali terkena debu dan harus diperiksa secara teratur. Alat-alat untuk membersihkan alat bantu dengar di rumah sangat mudah di dapat dengan harga yang tidak mahal. Alat-alat tersebut berupa sikat kecil dan sebuah pembersih kotoran telinga. Untuk membersihkan, anda dapat juga menggunakan sikat gigi lembut kering untuk membersihkan sehari-hari. Sikat lembut membersihkan microphone dan receiver dari kotoran telinga dan debu. Jika terlihat ada debu di selang receiver, alat pembersih kotoran telinga (wax loop) dapat digunakan dengan sangat hati-hati untuk membersihkannya. Karena posisi receiver ada di sebelah dalam selang tersebut maka anda harus sangat berhati-hati, tidak memasukan wax loop terlalu dalam yang akan menyebabkan receiver rusak. Jaga agar alat bantu dengar anda jangan sampai masuk atau terkena air. Anda dapat membersihkan alat dengan lap yang lembut dan kering untuk membersihkan dari debu. Earmold/cetakan telinga : Earmold/cetakan telinga dapat dipisahkan dari alat bantu dengar (model BTE) dan dapat dibersihkan dengan sabun lembut. Wax loop dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran telinga yang mungkin masuk ke selang dari liang telinga. Earmold dan selang harus benar-benar kering sebelum anda memasangkan kembali pada alat bantu dengar,karena air yang tersisa dapat menyebabkan alat bantu dengar anda mengalami kerusakan.Jika terdapat kotoran telinga pada selang earmold yang tidak dapat dihilangkan dengan wax loop atau di cuci, ini berarti selang sudah harus diganti dengan yang baru. Selang earmold pada dasarnya harus diganti secara berkala, jika selang telah menjadi rapuh, keras, mulai berubah warna. Kelembaban : Kelembaban akan dapat merusak alat bantu dengar Alat bantu dengar harus disimpan pada tempat pengering setiap malam. Lakukan pembersihan alat bantu dengar sebelum menyimpan di tempat pengeringnya. Batterai dapat dilepas sebelum anda menyimpannya di alat pengering (dry aid kit).

14

Jangan menyimpan batterai pada dry aid kit karena akan membuat batterai mengering dan berkurang kekuatannya. Troubleshooting Problems : Bila alat bantu dengar anda tidak memperkeras suara : “Adakah kotoran telinga dalam receiver hearing aid yang membuat suara terhambat untuk sampai ke telinga?” “Apakah batterai habis ?” “Apakah alat telah anda nyalakan?” Apabila anda telah memeriksa alat bantu dengar dan batterai dan alat tetap masih mati, hubungilah tempat service di mana anda membeli alat bantu dengar tersebut. b.

Stetoskop Periksa stetoskop untuk kualitas dan kerusakan. Stetoskop terbaik memiliki tabung untuk setiap potongan telinga daripada tabung tunggal. Selain itu, tabung terbaik adalah tebal, pendek, dan relatif kaku, dengan sedikit membosankan.Cari tempat yang tenang relatif untuk memastikan bahwa suara tubuh tidak dikuasai oleh kebisingan latar belakang. Masukkan masing-masing dari dua buah telinga ke telinga Anda Gunakan stetoskop pada kulit telanjang untuk menghindari mengangkat suara gemerisik kain dan basah kulit dengan air hangat untuk menghindari polusi suara dari rambut-rambut kecil di kulit.Pegang bagian dada atau jantung.Anda harus mendengar Lub dub-mantap, Lub-dub suara.

c.

Doppler Langkah-langkah pemeriksaan: 1. Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang 2. Beri jeli pada doppler yang akan digunakan 3. Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin 4. Hitung detak jantung janin

Cara pemakaian doppler: 1. Untuk menghidupkan doppler tekan tombol on atau off yang ada di sebelah kiri doppler

15

2. Tekan tombol on atau off tersebut sampai doppler hidup dan ada bunyi bip 3. Hasil pengukuran denyut janin akan tampil pada display yang ada pada dppler 4. Untuk mematikan doppler maka tekan tombol on atau off tersebut sampai display mati dan ada bunyi bip

Cara pemeliharaan doppler: 1. Waktu 3 bulan : a. cek dan bersihkan bagian-bagian alat b. cek bateray, ganti bila penuh c. cek dan bersihkan probe dengan kain halus dan gunakan air hangat atau sabun lunak d. cek pengatur volume atau sound level e. cek suara keluaran f. cek konektor probe dan bersihkan 2. Waktu 1 tahunan: a. Cek kebocoran arus listrik b. Cek hubungan pembumian

Cara Penyimpanan: 1. Kembalikan posisi volume atau sound level regulator ke posisi minimum. 2. Matikan alat dengan menekan atau memutar tombol on atau off ke poisisi off. 3. Lepaskan hubungan alat dari satu daya atau kecuali (yang memakai bateray). 4. Bersihkan probe. 5. Letakkan probe pada tempatnya. 6. Pasang penutup debu. 7. Simpan alat pada tempatnya.

16

d.

USG Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya. Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar oscilloscope. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor. Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance accoustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah besar, pericardial dan pleural efusion. Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :  mode L : Dalam sistem ini, gambar yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang diterima transducer.  B- mode : Pada layar monitor (screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.  M- mode : Alat ini biasanya digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung dan katubnya.

17

e.

Tensimeter Untuk mengukur tekanan darah manusia, diperlukan berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan bacaan tekanan darah. Secara umum, ada 2 metode yang atau teknik yang digunakan untuk mendapatkan bacaan tekanan darah, yaitu metode palpasi atau rabaan, dan metode auskultasi dengan menggunakan berbagai macam alat dan teknik pengukuran sesuai dengan keragaman jenis alat yang digunakan Tekanan sistolik dapat ditemukan dengan memompa lengan dan kemudia mebiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur dengan metode auskultasi. Metode palpasi adalah dengan meraba denyut radialis ketika memompa manset selama pengukuran tekanan darah. Bila tekanan

manset

diturunkan,

bunyi

Korotkoff

kadang-kadang

menghilang pada tekanan di atas tekanan diastolik, kemudian muncul lagi pada tekanan yang lebih rendah (celah asukultasi). Bila manset dimulai untuk dipompa sampai denyut radialis menghilang, pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan manset di atas tekanan sistolik, dan nilai tekanan rendah palsu dapat dihindari. Metode auskultasi telah menjadi andalan pengukuran tekanan darah klinis selama ini tetapi secara bertahap digantikan oleh teknik lain yang lebih cocok untuk pengukuran-pengukuran secara otomatis.

18

2.3. Kelebihan dan Kekurangan pada Macam-macam Bentuk Teknologi Akustik Tersebut. a. Hearing AID  Kelebihan Menerapkan teknologi digital, di mana gelombang suara yang diterima mikrofon alat bantu dengar dipisahkan secara digital dan hanya menguatkan sinyal suara yang dibutuhkan. Dengan cara digital ini bukan hanya suara yang diharapkan bisa lebih jelas.  Kekurangan Menguatkan semua gelombang suara yang diterima, termasuk suara yang tidak diinginkan (back-ground noise). Bahkan tidak jarang dalam situasi ramai, suara bising dari latar belakang ini justru dominan sehingga menutup suara yang diinginkan.

b. Stetoskop  Kelebihan Kemungkinkan para profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan usus fungsi yang abnormal dapat segera terlihat dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop Beberapa stetoskop sangat sensitif dan bahkan bisa bekerja melalui pakaian.

 Kekurangan Stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu

keras

berpotensi

dapat

merusak

telinga

pendengar.Stetoskop harus selalu dibersihkan karena kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus.Karenabiasanya digunakan pada kulit yang telanjang dan kadang-kadang pada pasien yang sangat sakit, pembersihan tepat sangat penting.

19

c. Doppler  Kelebihan Untuk mendeteksi detak jantung pada janin, yang biasanya digunakan pada usia kehamilah 11 minggu keatas. d. USG  Kelebihan Ultransonografi atau USG memiliki banyak manfaat. Alat yang menggunakan gelombang suara ini digunakan dalam dunia kedokteran kandungan sejak 1961. Tidak ada efek samping berarti dari USG asal tidak digunakan terus menerus selama berjam-jam. Beberapa hal yang bisa diketahui dari penggunaan USG antara lain adalah : 1.Konfirmasi kehamilan : Di usia kehamilan lima setengah minggu, embrio dapat dilihat lewat USG. Di usia 7 minggu, detak jantung janin dapat diketahui 2.Usia kehamilan : ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untukj mengukur usia kehamilan. Ukuran ini bisa diketahui lewat pemantauan dengan USG > Tanggal persalinan pun dapat diperkirakan dengan mudah. 3.Pertumbuhan dan perkembangan janin 4.Ancaman keguguran : jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai kesehatan dari tetus. Detak jantung janin jelas berarti prospek yang baik untuk melanjutkan kehamilan 5.Plasenta bermasalah : USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya masalah, seperti plasenta previa (plasenta menutup jalan lahir) 6.Hamil ganda/kembar : jumlah fetus dapat dipastikan lewat USG. Karena itu, bila ada bayi kembar, orangtua dapat mengetahuinya sejak awal. 7.Ukuran cairan ketuban : lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan ketuban yang berlebih maupun kurang dapat

20

mempengaruhi kondisi janin. Mengecek lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini. 8.Kelainan posisi janin : kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan melintang juga bisa dipantau lewat alat canggih ini 9.Jenis kelamin bayi : bagi banyak orang, hal ini merupakan abgian terpenting dalam proses kontrol kehamilan.  Kekurangan Sejumlah wanita berpendapat, pemeriksaan USG yang terlampau sering dapat menyebabkan kerusakan janin dalam kandungan. Akhirnya, ketika menjalani kehamilan, mereka hanya bersedia sekali atau dua kali menjalani pemeriksaan USG. Sebenarnya, anggapan tersebut keliru. Menurut sejumlah studi eksperimental pada manusia dan hewan yang dilakukan di manca negara, tak pernah ditemukan efek negatif akibat penggunaan USG. Sementara, dalam situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disebutkan bahwa USG baru berakibat negatif jika telah dilakukan sebanyak 400 kali. USG memang tak berbahaya buat janin. Sebab, USG tak mengeluarkan radiasi gelombang suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Pada kepentingan tertentu, misalnya kehamilan resiko tinggi, seharusnya sang ibu semakin sering menjalani pemeriksaan USG. Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang tak dikehendaki. Misalnya, pada kasus bayi kembar, jika tanpa USG, Bagaimana kita tahu, kalau bayi yang satu dapat makan, sementara yang satu lagi tidak. Memang tidak bisa dideteksi, kecuali kita punya kemampuan supranatural.

e. Tensimeter  Kelebihan

21

1. Aman, karena tidak menggunakan air raksa yang berisiko radiasi logam berat. 2. Praktis. 3. Hasil penukuran langsung ditampilkan (pada tensimeter digital). 4. Multivitur, alat ini biasanya dilengkapi juga dengan beragam vitur lain yang bermanfaat. Seperti grafik, tekanan darah (apakah darah normal atau tidak). 5. Vitur Ireirreguler Heart Beat, tidak perlu pelatihan khusus untuk menggunakannya karena cara penggunaannya tidak jauh beda dengan tensimeter air raksa.  Kekurangan 1. Tingkat akurasi pengukuran lebih rendah daripada tensimeter raksa. 2. Akurasi pengukuran pada tensimeter digital, dipengaruhi oleh banyak faktor: a. Kondisi bateray atau daya. b. Usia

pemakaian

(semakin

lama

pemakaian

semakin menurun tingkat akurasi). c. Teknologi produk, oleh karena itu kalibrasi secara berkala perlu dilakukan dan untuk proses kalibrasi digunakan tensimeter air raksa

22

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan Teknologi Akustik memang beragam jenis, manfaat kegunaannya dalam asuhan keperawatan di berbagai pelayanan kesehatan. Selain karena itu sangat berguna bagi pemeriksaan yang berdasar pada metode perkusi dan auskultasi. Berbagai teknologi kesehatan telah mengalami perubahan yang signifikan dari waktu kewaktu untuk memenuhi kebutuhan fasilitas pelayanan kesehatan.

3.2. Saran Diharapkan agar perawat hingga calon perawat mengenali lebih baik mengenai sejarah, perkembangan, manfaat, dll. Hal ini bertujuan agar lebih menggunakan teknologi akustik lebih baik dan diharapkan agar seiring berjalannya waktu, dimasa depan teknologi akustik dapat menjadi lebih baik dan makin berkembang dalam pelayanan kesehatan, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dari sekarang.

23

DAFTAR PUSTAKA https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://fatahabahusni.wordpre ss.com/2009/02/03/perawatan-alat-bantudengar/amp/&ved=2ahUKEwiXofvf2P3dAhWLrI8KHZnmAsQFjAKegQIBxAB&usg=AOvVaw26l7QEfK9S6BR0K0T7K0El&cf=1

https://www.pdfcoke.com/doc/135689441/Doc-Kahar-Tensimeter# https://www.google.co.id/url?q=https://salmahayaty70.wordpress.com/2013/11/12 /stetoskop/&sa=U&ved=2ahUKEwismpbNvv3dAhVFr48KHdO4CpgQFjA BegQICRAB&usg=AOvVaw)ES8M-JuGEe3n39Z3An9Nb https://www.google.co.id/url?q=https://ajunkcolectionz.wordpress.com/2011/12/1 7/dibalik-teknologiusg0ultrasonografi/&sa=U&ved=2ahUKEwjEh8qaxv3dAhUQTY8KHbl1D GUQFjAAeqQIBBAB&usg=AOvVaw3Y42p3RElfpQ12F6rvlkb8 https://www.google.com/amp/s/bidanrisyablog.wordpress.com/2016/04/15/dopple r/amp https://www.pdfcoke.com/documentt/336234115/makalah-Tensimeter#

24

Related Documents


More Documents from "Novita Wahyuni"

Kover Advokasi.docx
December 2019 42
Kaus Atut Fiks.docx
May 2020 25
Cover Laras Idk.docx
December 2019 36
Kover Kmb 2.docx
May 2020 26
Naskah Role Play Fiks.docx
December 2019 40