Bab I Latar Belkang Proposal.docx

  • Uploaded by: indriani nurrisqi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Latar Belkang Proposal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 631
  • Pages: 2
A. Latar Belakang Salah satu permasalahan perikanan hiu saat ini adalah eksploitasi terhadap kelompok hiu di wilayah perairan Indonesia yang masih terus berlangsung hingga tanpa diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang mengarah pada perikanan yang lestari. Salah satu sentra perikanan hiu terbesar di Indonesia adalah Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Pemanfaatan sumberdaya hiu secara berlebih akan mengakibatkan hilangnya manfaat ekonomi dan punahnya spesies hiu. Siklus hidup hiu yang panjang, kemampuan reproduksi yang rendah dan membutuhkan waktu lama mengakibatkan mudah terjadi over eksploitasi pada sumberdaya hiu karena kemampuan pulihnya yang rendah. Tingkat kematian hiu sangat tinggi akibat tangkapan yang tidak disengaja (incidental take) oleh nelayan dan pertumbuhan perikanan yang cepat, tetapi tidak disertai oleh peraturan dan pengawasan yang tepat mengakibatkan beberapa jenis hiu di alam terancam kepunahan. Melihat fungsi penting dan juga ancaman terhadap kelangsungan populasi hiu tersebut, maka perlu dicari upaya pengelolaan perikanan hiu yang sebaik-baiknya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sumberdaya hiu di alam adalah mengelola jenis hiu yang boleh ditangkap berdasarkan status konservasi dan ikan yang sudah sudah mencapai dewasa.

Latar Belakang Perikanan hiu (Elasmobranchii) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup penting di dunia. Hiu memiliki nilai ekologis yang penting dalam ekosistem terumbu karang dan lautan. Hiu merupakan salah satu predator tingkat atas dari rantai makanan yang menentukan keseimbangan dan mengontrol jaring-jaring makanan yang komplek di bawah mereka. Berkurangnya jumlah hiu di dalam suatu ekosistem akan berdampak pada berubahnya tatanan alamiah dalam struktur komunitas yang berakibat pada terganggunya keseimbangan suatu ekosistem (Graham et al. 2010). Selain memiliki nilai ekologis, hiu memiliki nilai ekonomis yang tinggi di pasar domestik maupun internasional. Data FAO melaporkan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil hiu terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 12,31% dari total produksi dunia (Fahmi dan Dharmadi, 2005). Hiu digunakan sebagai komoditi ekspor untuk dimanfaatkan sirip, kulit, daging dan organ dalamnya (Dulvi et al. 2008). Permintaan pasar internasional terhadap hiu semakin meningkat (Dulvy et al. 2014). Pada tahun 1987, produksi perikanan hiu di Indonesia tercatat sebesar 36.884 ton, kemudian pada tahun 2000, produksi hiu tersebut meningkat hingga hampir dua kali lipat, yaitu sebesar 68.366 ton (Dharmadi dan Fahmi, 2003). Permintaan pasar yang tinggi mengakibatkan meningkatnya aktivitas penangkapan hiu oleh manusia sehingga populasi hiu di alam semakin menurun (Froeschke et al. 2010). Hiu merupakan anggota kelompok ikan

bertulang rawan yang rentan terhadap eksploitasi berlebihan (Liu et al. 2006 dan Dulvy et al. 2014). Penangkapan hiu secara berlebihan dapat menjadi masalah karena sebagian besar hiu memiliki karakteristik pertumbuhan yang lambat, periode matang gonad yang cukup lama serta fekunditas rendah sehingga penangkapan yang berlebihan dapat menyebabkan adanya penurunan populasi yang tinggi (Blaber et al. 2009 dan Graham et al. 2010).

The International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Red List of Threathned Species mencatat beberapa spesies hiu sebagai spesies yang terancam. Disisi lain, perikanan hiu telah memberikan nilai ekonomi dan sudah cukup lama dimanfaatkan oleh masyarakat di beberapa daerah di Indonesia sebagai sumber utama mata pencaharian, mulai dari nelayan, pedagang, pengepul dan eksportir. Melihat kondisi tersebut, sumber daya ikan hiu perlu dikelola dengan baik agar dapat mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat nelayan dan konservasi sumber daya ikan hiu. Beberapa daerah di Indonesia telah menjadi sentra-sentra produksi perikanan hiu yang cukup penting karena menjadi pusat pendaratan hasil tangkapan hiu baik dari wilayah pengelolaan perikanannya maupun sebagai tempat menampung hasil tangkapan dari daerah lain. Salah satu lokasi penyumbang produksi hiu terbesar di Indonesia adalah PPS Cilacap. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap merupakan pelabuhan yang terletak di Teluk Cilacap dan berbatasan langsung dengan perairan Samudera Hindia. Perairan 2 Selatan Indonesia (Samudera Hindia) merupakan wilayah perikanan hiu yang banyak dieksploitasi sumber dayanya. Hampir seluruh wilayah perairan Samudera Hindia merupakan daerah penangkapan potensial untuk perikanan hiu. Hal ini terlihat dari sebagian besar sentra produksi hiu di PPS Cilacap mendapatkan hasil tangkapan hiu di wilayah perairan tersebut.

Related Documents


More Documents from ""