BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu fase yang paling dinantikan oleh rata-rata wanita, sebagai ekspresi rasa perwujudan diri dan identitasnya sebagai wanita. Kehamilan bagi seorang wanita merupakan hal yang penuh kebahagiaan sekaligus kecemasan, cemas mengenai hal-hal buruk yang dapat menimpa dirinya dan janin. Masalah kesehatan pada ibu hamil, baik secara fisik maupun psikis, memiliki dampak terhadap kualitas hidup Ibu. Wanita memiliki suatu keadaan yang dapat meningkatkan risiko selama kehamilan, sekitar 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan risiko tinggi. Salah satu resiko tinggi yang dialami ibu hamil yaitu preeklamsia (Fourianalistyawati, 2017). Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah disertai dengan proteinuria pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengalami hipertensi, biasanya preeklampsia ini muncul pada akhir trimester kedua sampai ketiga kehamilan. Preeklampsia dapat berakibat buruk baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya (Sargowo, 2015). Di seluruh dunia, kejadian preeklampsia adalah 5-14% dari semua kehamilan. Pada negara-negara berkembang preeklampsia terjadi berkisar antara 0,3% sampai 0,7%, sedangkan di negara-negara maju angka preeklampsia lebih kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1% (Bangkele, 2014). Di
1
2
Amerika Serikat, Kanada, dan Eropa Barat preeklampsia terjadi berkisar 2-5% dari semua kehamilan, sedangkan di Indonesia kejadian preeklampsia sekitar 310% dari semua jumlah kehamilan (Warouw, 2016). Berdasarkan penelitian (Kurniasari, 2015) di Indonesia preeklampsia tertinggi ditemukan di Jawa Barat dengan 59 wanita hamil (10,57%). Peningkatan tekanan darah yang tinggi merupakan tanda klinis utama dari preeklampsia, selain itu tanda dan gejala lain yang dapat ditemukan yaitu seperti nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, penglihatan kabur, silau terhadap cahaya, nyeri hebat pada regiohipokondria, muntah hebat, pembengkakan tiba-tiba di wajah, tangan dan kaki (Lalenoh, 2018). Dijumpai berbagai faktor yang mempengaruhi preeklampsia diantaranya yaitu primigravida, terutama primigravida muda, hidramnion, hamil kembar, mola hidatidosa, diabetes mellitus, obesitas, usia ibu lebih dari 35 tahun (Manuaba, 2010). Preeklampsia mewakili komplikasi utama yang terjadi selama kehamilan, menjadikannya sebagai penyebab pertama terjadinya morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil (Sargowo, 2015). Menurut data (Depkes RI, 2017) angka kematian ibu di Indonesia sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan angka yang masih sangat tinggi. Angka kejadian preeklampsia masih cukup tinggi dan jika tidak dilakukan tindakan dengan benar maka akan mengakibatkan buruk pada ibu maupun janinnya. Maka dari itu perlu dilakukan tindakan Sectio Caesarea untuk mencegah hal-hal buruk tersebut. Sectio Caesarea adalah suatu
3
persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Sectio caesarea umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan atau karena adanya indikasi medis maupun nonmedis (Ikhlasiah, 2017). Sectio caesarea berdasarkan indikasi medis terjadi bukan karena niat atau keinginan sendiri, melainkan karena adanya penyulit dalam kehamilan seperti salah satunya adalah preeklampsia. Sehingga harus segera dilakukan tindakan sectio caesarea untuk menyelamatkan ibu maupun janin yang dikandungnya (Katmono, 2019). Sedangkan sectio caesarea dengan indikasi non medis terjadi karena adanya keinginan dari pasien atau kesepakatan suami istri, faktor pengetahuan, faktor sosial, kecemasan persalinan normal, dan faktor ekonomi (Salfariani & Nasution, 2018). Tingkat persalinan dengan sectio caesarea di Indonesia mencapai 15,3%, yaitu sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan di 33 provinsi. Adanya faktor resiko ibu saat melahirkan dengan sectio caesarea salah satunya adalah preeklampsia sebanyak 5,49% (Aprina, 2016). Penangganan pasien post Sectio Caesarea dengan Preeklampsia Berat dapat dilakukan dengan menggunakan Teori Self Care Orem dengan melihat dari sisi kemandirian ibu merawat diri sendiri dan dalam merawat bayinya. Di Kalimantan Timur menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 angka kejadian komplikasi selama kehamilan termasuk kasus pre eklampsia sekitar 5,8 %. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
4
Asuhan Keperawatan pada pasien Post Sectio Casarea dengan Preeklampsia Berat Menurut Teori Self Care Orem di Rumah Sakit dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan Indikasi Preeklampsia Menurut Teori Self Care Orem Di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Post Sectio Caesarea dengan Indikasi Preeklampsi Berat Menurut Teori Self Care Orem di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikapapan. 2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian klien post Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia Berat di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan b. Menegakkan diagnosa keperawatan klien post Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia Berat di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
5
c. Menyusun perencanaan keperawatan klien post Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia Berat di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan d. Melaksanakan intervensi keperawatan klien post Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia Berat di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan e. Mengevaluasi klien post Sectio Caesarea dengan indikasi Preeklampsia Berat di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman belajar dilapangan dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang asuhan keperawatan pada klien post sectio caesarea dengan indikasi preeklampsia berat menurut teori self care orem di RSUD. Dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. 2. Bagi Tempat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukkan dalam meningkatkan kinerja suatu program pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan keperawatan pada klien post sectio caesarea dengan indikasi preeklampsia berat menurut teori self care orem.
6
3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam mengembangkan ilmu keperawatan dan dapat melakukan asuhan keperawatan maternitas keperawatan klien post sectio caesarea dengan indikasi preeklampsia berat menurut teori self care orem.