BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tindakan Sectio Caesarea adalah prosedur bedah seperti kelahiran janin melalui sayatan di dinding perut dan dinding rahim (Lawdermilk, 2013). Dalam 20 tahun terkahir sectio caesarea telah menjadi tren karena berbagai alasan. Peningkatan ini terjadi karena beberapa alasan yaitu adanya hambatan yang dialami oleh janin dan ibu tetapi tidak sedikit SC dilakukan karena permintaan ibu yang tidak mau melahirkan secara normal dengan alasan karena ketakutan. Di Indonesia, sectio caesarea umumnya dilakukan jika ada indikasi medis tertentu sebagai intervensi akhir untuk kehamilan dengan komplikasi. Sectio caesarea juga merupakan pilihan alternatif persalinan tanpa indikasi medis karena dianggap lebih mudah dan lebih nyaman. Sekitar 25% dari jumlah total kelahiran dilakukan sectio caesarea pada wanita yang tidak berisiko tinggi untuk persalinan normal dan komplikasi persalinan lainnya (Depkes, 2013). Pada tahun 2005-2011 kejadian SC di Indonesia 7% dari jumlah total kelahiran, sedangkan pada tahun 2006-2012 kejadian SC meningkat menjadi 12% (WHO, 2014). Salah satu dampak yang ditimbulkan dari pasca tindakan sectio caesarea adalah sakit ditulang belakang, nyeri dibekas jahitan, nyeri dibekas sayatan dan juga mual muntah akibat efek anastesi. Rasa nyeri ini bila tidak diperhatikan dapat memperlambat proses penyembuhan. Nyeri adalah konsep kompleks yang harus didefinisikan dan dipahami. Beberapa penelitian yang berhubungan dalam menurunkan nyeri pada post sectio adalah penelitian oleh Abbaspoor (2013) dengan judul ”Effect of Foot and Hand Massage In Post-Sectioean Section Pain Control” dimana nyeri post operasi dapat dikurangi dengan foot and hand massage sebagai pendukung management nyeri post operasi. Salah satu masalah yang harus diantisipasi dan dipertimbangkan setelah tindakan operasi adalah masalah luka. Insisi sendiri
artinya adalah suatu tindakan yang disengaja dengan membuat luka karena adanya indikasi, luka pada dasarnya akan menyebabkan nyeri dan menurut The International Association for The Study of Pain (IASP), nyeri digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial menyebabkan kerusakan jaringan (Hartwig dalam Price and Wilson, 2006). Secara signifikan, nyeri dapat memperlambat pemulihan pasien menjadi ragu-ragu untuk melakukan batuk, napas dalam, mengganti posisi, ambulasi, atau melakukan latihan-latihan yang diperlukan (Potter and Perry, 2010). Penanganan pada pasien post sectio caesarea salah satunya adalah dengan strategi penatalaksanaan nyeri, mencakup baik pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Pendekatan ini diseleksi berdasarkan pada kebutuhan dan tujuan penanganan nyeri secara individual (Potter and Perry, 2010). Adapun penatalaksanaan secara umum dari nyeri antara lain memberi rasa nyaman dengan menggosok punggung, kompres dingin, pengalihan perhatian, metode pernapasan (Corwin, 2001). Dalam penelitian Abbaspoor, dkk dengan judul ”Effect of Foot and Hand Massage In Post-Sectioean Section Pain” menyebutkan bahwa nyeri dapat diturunkan dengan menggunakan Foot and Hand Massage. Sesuai dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang efektifitas foot and hand massage pada pasien post sectio caesarea. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Melati RSD Gunung Jati Cirebon pada tanggal 29 Januari 2019 pukul 15.00 WIB dengan cara wawancara dengan satu orang bidan ruangan didapatkan keterangan bahwa rata-rata pasien post SC mengalami nyeri dalam rentang skala antara 4-5, sedangkan satu orang pasien mengatakan mengalami nyeri post SC dengan skala 6. Berdasarkan hasil uraian diatas, kelompok tertarik untuk membuat proyek inovasi tentang pengaruh foot and hand massage terhadap nyeri pada pasien post sectio caesarea.
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian Untuk mengetahui efektifitas foot and hand massage terhadap nyeri pada pasien post sectio caesarea. 2. Tujuan Khusus Penelitian a. Untuk mengidentifikasi gambaran sebelum diberikan terapi foot and hand massage terhadap nyeri pada pasien post sectio caesarea. b. Untuk mengidentifikasi gambaran sesudah diberikan terapi foot and hand massage terhadap nyeri pada pasien post sectio caesarea. c. Untuk mengetahui pengaruh foot and hand massage terhadap nyeri pada pasien post sectio caesarea.
C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Diharapkan dengan memberikan perlakuan foot and hand massage pada pasien post sectio caesarea bisa menurunkan nyeri pada luka post sectio caesarea, pasien segera melakukan mobilisasi dini sehingga dapat mempercepat pemulihan pasien, mengurangi biaya pengobatan. b. Diharapkan dengan penelitian ini dapat meningkatkan skill tenaga kesehatan medis dan paramedis dalam management post sectio caesarea dengan perlakuan foot hand massage. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil proyek inovasi ini bisa menambahkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kelompok tentang foot and hand massage dalam menurunkan nyeri sehingga pasien post sectio caesarea segera melaksanakan mobilisasi dini untuk mempercepat penyembuhan. Proyek inovasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam alternatif pelaksanaan nyeri post sectio caesarea dan mempercepat mobilisasi dini.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Foot Hand Massage 1. Pengertian Foot Hand Massage Massage dapat diartikan sebagai pijat yang telah disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis terhadap tubuh manuusia dengan mempergunakan bermacam-macam bentuk pegangan atau tehnik (Trisnowiyanto, 2012:4). Menurut Stillwell S. B Massage disebut juga sebagai refleksologi Foot and hand massage adalah bentuk massage pada kaki atau tangan yang didasarkan pada premis bahwa ketidaknyamanan atau nyeri diarea spesifik kaki atau tangan berhubungan dengan bagian tubuh atau gangguan (Stillwell, 2011). 2. Jenis Pijat a. Pijat berdasar asal Negara Pijat tidak hanya dikenal di Indonesia. Teknik relaksasi asal negara Cina ini juga dikenal di berbagai negara. Meskipun bermanfaat sama, teknik pijat di berbagai negara berbeda-beda. 1) Pijat Tradisional Pijat tradisional atau biasa disebut urut merupakan teknik pijat yang paling dikenal di Indonesia. Pijat tradisional terutama di daerah pedesaan, dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Dalam pijat tradisional, pemijat akan menekan tubuh pasien menggunakan telapak tangan dan ibu jari secara kuat. Teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik kerok dengan menggunakan alat koin. Bahan pelengkap yang sering digunakan untuk urut ataupun kerok ini adalah minyak kelapa. Pijat tradisional dipercaya dapat merelaksasi tubuh dan menyembuhkan masuk angin.
2) Pijat Prancis Sesuai dengan namanya, pijat ini berasal dari Prancis. Pijat ini berfungsi menambah kecantikan. Dalam proses pemijatan digunakan aromaterapi, scrub, dan minyak esensial yang akan membantu menghilangkan lemak pada tubuh dan menambah kebersihan kulit. 3) Pijat Hawai Teknik yang digunakan dalam pijatan ini adalah menekan tubuh dengan siku secara kuat. Pijatan ini cocok untuk menghilangkan pegalpegal setelah beraktivitas. 4) Shiatsu Shiatsu berasal dari Jepang. Teknik yang digunakan dalam pemijatan ini adalah menekan titik-titik tertentu dengan jari atau telapak tangan secara kuat selama 2-8 detik untuk memperbaiki aliran energy dan membantu menyeimbangkan tubuh. Meskipun ditekan secara kuat, biasanya pasien tidak merasa sakit atau nyeri setelah dipijat. 5) Pijat Swedia Pijat swedia diperkenalkan oleh Per Henrik Ling pada awal abad 19. Jenis pijatan ini sudah dikenal di Eropa dan dunia Barat. Dalam pijat swedia, pemijat dengan telapak tangannya akan menekan otot dan tulang dengan lembut. Pijat ini sangat cocok untuk relaksasi tubuh. 6) Pijat Thai Teknik pemijatan dalam pijat ini sama seperti menari. Pemijat akan memijat menggunakan energy tubuh. Tangan pemijat akan menarik bagian tubuh tertentu hingga otot berbunyi. Demikian pula dengan kaki pemijat yang akan memijat bagian tubuh tertentu untuk menambah kelenturan otot. Selain bermanfaat untuk relaksasi, pijat thai juga dapat membangkitkan gairah terhadap pasangan.
b. Pijat berdasarkan teknik Terdapat banyak sekali jenis pijat berdasarkan tekniknya. Ada pijat yang dilakukan menggunakan tangan, kaki, ataupun alat bantu. Tiap teknik memberikan manfaat yang berbeda-beda. Ada pijat yang berfungsi menyembuhkan penyakit, adapula pijat yang berfungsi sekedar melemaskan otot-otot tubuh. 1) Pijat Aroma Terapi Pada terapi ini, terapis menggunakan minyak yang berasal dari ekstrak tumbuhan. Minyak tersebut sangat wangi dan memiliki beberapa fungsi. SAlah satu jenis minyak yang paling sering digunakan adalah minyak lavender. Pijat dengan aroma terapi sangat pas digunakan untuk relaksi. 2) Pijat Batu Panas Pada pijat jenis ini , alat yang digunakan adalah batu vulkanik yang dipanaskan. Batu panas bisa digunakan sebagai alat pijat. Batu pana akan diletakkan dibagian tubuh tertentu selama beberapa waktu, yaitu sampai rasa hangat yang ada dibatu menghilang. Batu panas yang diletakkan ditubuh mengakibatkan pembuluh darah melebar sehingga aliran darah menjadi lancer dan bisa membuat rileks. 3) Totok Aura Aura adalah medan energy elekromagnetik yang tidak hanya terletak di wilayah, tetapi juga diseluruh tubuh. Aura berfungsi melindungi seseorang dari energy negative yang bersifat tak kasat mata. Adapun totok aura adalah penggabungan dua teknik pernapasan. Teknik pernapasan. Teknik pernapasan yang dimaksud merupakan teknik penyaluran hawa murni pada titik yang ada di wajah. Totok aura dipercaya dapat membuat seseorang terlihat tampil lebih cantik dan menarik.
4) Totok Darah Totok darah berperan penting dalam kesehatan tubuh. Beberapa fungsi penting darah dalam tubuh antara lain sebagai transportasi air, oksigen,
dan
sari
makanan.
Darah
juga
bermanfaat
menjaga
keseimbangan temperature tubuh dan mencegah infeksi. Totok darah ditujukan untuk melancarkan peredaran darah dan getah bening. Totok darah dapat pula dilakukan untuk mengurangi zat – zat pelelah yang menggumpal dalam sel sel otot, memperbaiki proses metabolism di dalam tubuh, dan menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh, dan menyempurnakan proses pembagian zat –zat makanan ke seluruh tubuh, dan menyempurnakan proses pembagian zat- zat makanan ke seluruh tubuh. c. Pijat berdasarkan usia Terapi pijat dapat dilakukan oleh bayi hingga orang lanjut usia karena bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah dan memebuat badan sehat. Baik bagi bayi maupun orang dewasa, pijat memerikan manfaat yang berbeda-beda. 1) Pijat untuk Bayi Pijat sangat bermanfaat bagi tubuh bayi. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa
pijat
dapat
meningkatkan
nafsu
makan,
mengendurkan otot dan syaraf yang tegang sehingga menghilangkan kerewelan, mengurangi masalah sulit tidur, meningkatkan fungsi motorik dan memperbaiki fungsi otot lengan dan kaki. Selain itu, pijat bayi juga memberikan makna tersendiri bagi orang tua. Pijat akan mempengaruhi hubungan emosional bayi dan orang tua. Pijatan orang tua dapat dirasakan sebagai sentuhan kasih saying yang sangat berarti bagi pembentukan kepribadiannya kelak.
Sayangnya masih banyak orang tua yang enggan melakukan pemijatan rutin kepada bayinya. Mereka menganggap bahwa bayi tidak boleh sering-sering dipijat karena tubuh bayi masih lemah. Banyak pula orang tua
yang tidak mau memijat bayinya sendiri. Mereka
mempercayakan bayi dipijat oleh tukang pijat. Padahal ada penelitian yang membuktikan bahwa para tukang pijat bayi memijat hanya berdasar pengalaman, bukan berdasar pengetahuan tentang cara pijat bayi yang benar. 2) Pijat untuk Orang Dewasa Bagi orang dewasa, pijat menjadi cara utama untuk mengurangi rasa lelah dan stress. Dengan demikian, pijat dapat member efek relaksasi secara menyeluruh. Baik bagi tubuh, pikiran maupun jiwa. Salah satu penelitian di Universitas Miami mengemukakan bahwa pijatan member dampak positif untuk menanggulangi stress bagi orang yang telah menggunakan kursi pijat selama 15 menit. 3) Pijat untuk Wanita Hamil Bagi wanita hamil, pijat berfungsi untuk mengurangi stress, membantu memperlancar proses kehamilan dengan cara memperlancar aliran darah, limfa, mengurangi edema, dan membantu memaksimalkan kapasitas pernafasan yang diperlukan dalam proses melahirkan serta dapat mengurangi nyeri sendi akibat beban tambahan dan. Namun pijat tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pijat harus dilakukan dengan teknik dan lokasi yang tepat. Bila teknik dan lokasi tidak tepat, pijat berdampak buruk bagi kesehatan janin. Lokasi Pijat wanita hamil akan mengalami perubahan fisik yang drastic. Dengan demikian, teknik pijat yangdigunakan juga harus sesuai dengan perubahan tersebut. Terdapat beberapa bagian tubuh memerlukan perhatian khusus saat dipijat, Perut, otot dan kulit pada dinding perut akan mengalami peregangan. Oleh sebab itu, hindari melakukan pijatan langsung di area perut. Payudara,
akan membesar dan sensitive sehingga sebaiknya pijatan langsung juga dihindari. Kaki, berhati-hatilah saat melakukan pijatan di area kaki karena dapat meningkatkan pengentalan darah. Otot-otot, yang perlu direlakskan adalah otot-otot adductor. Posisi, pijat yang dianjurkan kepada wanita hamil adalah posisi setengah berbaring. Posisi ini mungkin tidak terlalu nyaman, tetapi aman untuk sang bayi. 4) Pijat untuk Lansia Tidak hanya bagi bayi dan orang dewasa, pijat juga bermanfaat bagi orang lanjut usia. Bagi orang lanjut usia, pemijatan secara berkala dapat menekan laju tekanan darah, meningkatkan sirkulasi darah, mengendurkan otot, merangsang otot yang lemah untuk bekerja. d. Pijat berdasarkan titik meridian dan akupunktur Pijat dapat dilakukan berdasarkan titik meridian dan akupuntur yang ada di tubuh. Berdasarkan titik-titiknya, pijat dibagi dalam pijat akupresur untuk seluruh tubuh, pijat wajah, pijat tangan, jaripunktur, dan pijat kaki (refleksi) 1) Pijat Akupresur Menurut ilmu pengobatan tradisional Cina, masih ada system lain yang disebut system meridian. Dalam system meridian inilah mengalir energy vital. Sistem meridian dalam kedokteran barat dianggap sama dengan system saraf. Meridian di dalam tubuh terdiri dari 12 meridian umum dan 8 meridian istimewa yang diajarkan di sini hanya 2 meridian istimewa (meridian Tu dan Ren). Setiap meridian berhubungan dengan organnya masing-masing a) Meridian merupakan penghubung bolak-balik : (1) Antara organ yang satu dengan organ lainnya. (2) Antara oragan dengan panc indra (3) Antara organ dengan jaringan tubuh lainnya
b) Enam pasang meridian dan elemennya : (1) Meridian paru-paru dan usus besar (logam) (2) Meridian lambung dan limpa (tanah) (3) Meridian jantung dan usus kecil (api) (4) Meridian kandung kemih dan ginjal (air) (5) Meridian selaput jantung dan tri pemanas (api) (6) Meridian kandung empedu dan hati (kayu) 2) Pijat Wajah Kita perlu mengetahui bahwa seperti halnya tangan maupun kaki, banyak titik-titik akupuntur yang terdapat di wajah sehingga wajah pun mempunyai potensi sebagai sarana untuk mengatasi atau menyembuhkan suatu penyakit. Ada beberapa pendekatan terhadap muka/wajah dalam menentukan gangguan organ yang bertanggung jawab terhadapnya. a) Berdasarkan Pendekatan Meridian Ada beberapa meridian yang mencapai langsung wilayah wajah. Meridian tersebut yaitu ren, tu, lambung, usus besar, usus kecil, tri pemanas, kandung empedu, dan kantong kemih. b) Berdasarkan Pendekatan Titik Akupuntur Titik yang termasuk dalam titik akupuntur disini yaitu kesembilan titik meridian di atas dan ditambah titik istimewa. 3) Pijat Telinga Telinga
terdiri
atas
banyak
saraf.
Saraf-saraf
tersebut
menghubungkan telinga dengan organ dalam. Dengan melakukan pemijatan di titik-titik tertentu, kita bisa mengatasi berbagai gangguan. 4) Jaripunktur Jaripunktur merupakan salah satu teknik pemijatan yang terfokus pada jari-jari tangan dan kaki. Pada tiap jari, terdapat titik meridian. Titik-titik tersebut berawal di satu jari dan berakhir di jari lainnya. Semua
titik saling berhubungan serta membentuk satu kesatuan dan saling mempengaruhi meridian antar organ. Tekanan pijatan terbagi menjadi tiga, yaitu ringan, sedang dank keras. Jaripunktur tidak melibatkan alat apapun karena cukup menggunakan tangan terapis. Namun jika penekanan tepat di titik sakit, baik laki-laki maupun perempuan bisa menjerit kesakitan. Pemijatan dapat dilakukan di antara batas kuku kiri dan kanan pada jari-jari dengan menekan, memutar tekan dari kiri dan ke kanan, serta menekan gerak dari dalam ke luar. Mungkin terlihat mudah, tetapi kalau dilakukanorang awam, biasanya sedikit meleset dari titik tersebut. Ketika seorang terapis memegang atau menekan berbagai titik pada tubuh dan system otot, itu bertujuan untuk merangsang energy dari tubuh sendiri supaya dapat menyingkirkan sumbatan energy dan rasa lelah. Jika semua jalur energy terbuka dan aliran energy tidak terhalang oleh ketegangan otot atau hambatan lain, energy tubuh akan menjadi seimbang. a) Titik Jaripunktur Melancarkan Ci Meridian Semua Organ b) Cara Pijat Jaripunktur Masing-masing jari-jari tangan maupun kaki dijepit dengan jari telunjuk dan jempol, kemudian lakukan gerakan tekan dan diputar kea rah ke kiri dank e kanan selama 10 detik. Tanyakan kepada pasien setelah semua jari-jari didiagnosis, bagian jari yang paling diarsakan sakit. Tanda sakit nyeri menyatakan bahwa ada keluhan di letak organ jari yang bersangkutan. Bila telah diketahui organ yang memiliki keluhan, dilakukan terapi jari tersebur selama beberapa menit, seperti lima menit dan dapat dilakukan selama tiga kali sehari bahkan lebih tergantung keluhan penyakit. Terapi ini akan mengurangi keluhan setelah beberapa hari diterapi.
c) Manfaat Jaripunktur (1) Menyingkirkan sumbatan energy dan rasa lelah (2) Melancarkan aliran darah dari jari-jari menuju jantung (3) Menghilangkan rasa kaku, ketegangan otot dan nyeri di jari-jari. e. Refleksi Selain jaripunktur di kaki, terdapat juga titik refleksi di telapak kaki. Pijat refleksi adalah cara memijat tangan, kaki dan anggota tubuh yang lain dengan mengarah pada titik usat urat-urat syaraf. Pada tubuh manusia terdapat banyak titik-titik meridian yang berhubungan dengan organ-organ tubuh. Tangan dan kaki kita ikut merasakan ketika tubuh kita terasa pegelpegel. Dengan memijat tangan dan kaki dapat mengurangi beberapa rasa sakit di tubuh. 1) Titik Refleksi 2) Cara Memijat Ada beberapa cara untuk memijat, yaitu menekan dengan kekuatan ringan, sedang dank eras. Beberapa teknik pijat bisa menggunakan jari tangan,beras, ataupun benda tumpul. Memijat juga bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet. Pada daerah refleksi yang berada di kaki, cara untuk memijat bagian dalam setelah dari bawah ke atas dan yang terdapat pada sekitar betis cara memijatnya mengarah ke jantung. Waktu pemberian terapi juga harus diperhatikan yaitu sekitar 30 menit dengan frekuensi 3-6 hari sekali untuk mencegah penyakit dan 2-3 hari sekali untuk mengatasi gangguan penyakit. Kondisi telapak kaki pasien pun tidak dalam keadaan luka. Harus pula diingat, terapi pijat refleksi kaki mesti dilakukan secara menyeluruh. Artinya pemijatan tidak hanya pada satu titik syaraf telapak kaki tertentu saja.
3) Manfaat Pijat Refleksi a) Melancarkan aliran darah dan cairan tubuh b) Melancarkan sirkulasi cing (nutrisi) dan oksigen ke sel-sel tubuh c) Memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota tubuh d) Menghilangkankah rasa kaku, ketegangan otot, nyeri di jari-jari e) Selain menggunakan tangan untuk melakukan pemijatan, juga dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat bantu yang terbuat dari kayu maupun logam, seperti kayu bulat kecil tumpul, koin uang logam (Wong , 2012) 3. Tujuan Massage Adapun tujuan dari massage adalah : a. Melancarkan peredaran darah terutama peredaran darah vena (pembuluh balik) dan peredaran getah bening (air limphe) b. Menghancurkan pengumpulan sisa-sisa pembakaran didalam sel-sel otot yang telah mengeras yang disebut mio-gelosis (asam laktat) c. Menyempurnakan
pertukaran
gas
dan
zat
didalam
jaringan
atau
memperbaiki proses metabolisme d. Menyempurnakan pembagian zat makanan ke seluruh tubuh e. Menyempurnakan proses pencernakan makanan f. Menyempurnakan proses pembuangan sisa pembakaran kea lat-alat pengeluaran atau mengurangi kelelahan g. Merangsang otot-otot yang dipersiapkan untuk bekerja yang lebih berat, menambah tonus otot, efisiensi otot (kemampuan guna otot) dan elsitas otos (kekenyalan otot) h. Merangsang jaringan syaraf, mengaktifkan syaraf sadar dan kerja syaraf otonomi ( syaraf tak sadar) i. Membantu penyerapan (absorbs) pada peradangan bekas luka j. Membantu pembentukan sel baru dalam perkembangan tubuh k. Membersihkan dan menghaluskan kulit
l. Memberikan rasa nyaman, segar dan kehangatan pada tubuh m. Menyembuhkan
atau
meringankan
berbagai
gangguan
penyakit
(Trisnowiyanto B, 2012:18) 4. Manfaat Massage Adapun manfaat massage antara lain : a. Meredakan stress b. Berdasarkan studi oleh Internasional Of Alternative And Complementary Medicine menyatakan bahwa orang yang menderita stress dan depresi merasa ada perbaikan setelah menjalani tepai pijatan selama 30 menit setiap minggu c. Menjadikan tubuh rileks d. Terapi massage bisa membantu tubuh kita menjadi rilek e. Melancarkan sirkulasi darah f. Terapi massage dapat memperlancar aliran darah, tekanan darah bias menggerakkan darah melalui area yang tersumbat g. Menambah aliran QI h. Efek massage secara mekanis memiliki kemampuan untuk melatih saraf dan otot tubuh yang mengarah ke otak sehingga dapat membuat tubuh lebih sehat dan bugar i. Mengurangi rasa sakit atau nyeri j. Pijat membantu mempertahankan relaksasi dalam tahap yang optimal k. Mempercepat pemulihan setelah sakit l. Massage membantu tubuh memompa lebih banyak oksigen dan nutrisi kejaringan dan organ-organ vital dengan meningkatkan sirkulasi dan merelsasikan otot-otot (Alfirdaus I, 2012:17-26). 5. Manfaat Foot Hand Massage a. Menurut Stiwell S. B dalam buku pedoman keperawatan kritis bab terapi complementary menyebutkan bahwa penekanan pada area spesifik kaki atau tangan diduga melepaskan hambatan pada area tersebut dan memungkinkan
energy mengalir bebas melalui bagian tubuh tersebutsehingga pada titik yang tepat pada kaki yang di massage dapat mengatasi gejala nyeri b. Dalam penelitian jurnal ilmiah internasional yang berjudul Effect of Foot and Hand Massage In Post-Sectio sectio caesareaean Section Pain Control A Randomized ControlTrial. menyebutkan “The pain intensity was found to be reduced after intervention compared with the intensity before the intervention (p < .001). Also, there was a significant difference between groups in terms of the pain intensity and requesting for analgesic (p < .001). According to these findings, the foot and hand massage can be considered as a complementary method to reduce the pain of sectio sectio caesareaean section effectively and to decrease the amount of medications and their side effects” (Abbaspoor Z, Akbari M,Najar S, 2013). Menurut hasil penelitian ini Intensitas nyeri post sectio sectio caesarea dapat berkurang setelah dilakukan foot and hand massage dan Menurut temuan ini, pijat kaki dan tangan dapat dianggap sebagai metode pelengkap untuk mengurangi rasa sakit dari operasi caesar secara efektif dan untuk mengurangi jumlah obat dan efek sampingnya. c. Dalam penelitian jurnal ilmiah internasional yang berjudul Effectiveness of foot and hand massage in postsectio sectio caesareaean pain control in a group of Turkish pregnant women “In the light of the results, it was reported that the reduction in pain intensity was significantly meaningful in both intervention groups when compared to the control group. It was also noted that vital findings were measured comparatively higher before the massage in the test groups, and they were found to be relatively lower in the measurements conducted right before and after the massage, which was considered to be statistically meaningful. Foot and hand massage proved useful as an effective nursing intervention in controlling postoperative pain” (Degirmen Net al, 2010).
Dalam hasil penelitian ini bahwa pengurangan intensitas nyeri secara signifikan
bermakna
pada
kedua
kelompok
intervensi
bila
dibandingkandengan kelompok kontrol. Pijat kaki dan tangan terbukti berguna sebagai intervensi keperawatan efektif dalam mengontrol nyeri pasca operasi. d. Dalam penelitian jurnal ilmiah internasional yang berjudul Foot and hand massage as an intervention for postoperative pain “Foot and hand massage appears to be an effective, inexpensive, low-risk, flexible, and easily applied strategy for postoperative pain management” (Wang HL, Keck JF, 2004) Dalam hasil penelitian ini pijat kaki dan tangan menjadi, efektif, murah, strategi berisiko rendah, fleksibel, dan mudah diterapkan untuk manajemen nyeri pasca operasi. 6. Tehnik pemijatan
Gambar 2.1 Tehnik Pemijatan Kaki Dan Tangan Diambil Dari Buku Pijat Relksi (Barbara And Kevin Kunz, 2012)
Gambar 2.2 Tehnik pemijatan kaki diambil dari Buku Pijat Relksi (Barbara And Kevin Kunz, 2012)
B. Konsep Sectio Caesarea 1. Pengertian Sectio Caesarea Sectio caesarea adalah suatu pembedahan untuk melahirkan janinlewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Kusmarjadi, 2008). 2. Jenis Secar a. Seksio sesarea transperitonealis profunda Insisi berada dibawah segmen bawah uterus, keuntungan pembedahan ini adalah perdarahan luka insisi tidak terlalu banyak, bahaya peritonitis tidak besar, parut pada uterus umumnya kua
b. Seksio sesarea lasik atau seksio sesaria korpural Insisi dibuat pada korpus uteri,operasi ini kurang disukai karena resiko terjadinya peritonitis c. Seksio sesarea ekstraperitoneal Dilakukan karena untuk mengurangi bahaya infeksi puerperal, akan tetapi dengan kemajuan pengobatan terhadap infeksi, pembedahan ini sekarang tidak banyak lagi dilakukan (Wiknjosastro H, 2002). 3. Indikasi Secar a. Mengatasi disproporsi sefalo pelvic dan aktivvitas uterus yang abnormal. b. Mempercepat pelahiran untuk keselamatan ibu atau janin. c. Mengurangi trauma janin (misalnya presentasi bokong premature kecil) dan infeksi janin (misalnya risiko tertularinfeksi herpetic atau HIV). d. Mengurangi risiko pada ibu (misalnya gangguan jantung, lesi intracranial atau keganasan pada serviks). e. Memungkinkan ibu untuk menjalankan pilihan sesuai keinginan (David T. Y. Liu, 2008). 4. Efek samping sectio cesarea a. Sakit di tulang belakang b. Rasa nyeri dibekas sayatan c. Mual muntah d. Muncul keloid dibekas jahitan e. Gatal dibekas jahitan f. Luka berpeluang infeksi g. Tidak boleh segera hamil h. Mobilisasi terbatas i. Latihan pernafasan dan batuk j. Kemungkinan sembelit k. Nyeri di bekas sayatan (Nakita,2011) 1) Penatalaksanaan mengurangi nyeri
Strategi penatalaksanaan nyeri mencakup baik pendekatan farmakologis, nonfarmakologis dan secara holistik. a) Penatalaksanaan Farmakologis Penatalaksanaan farmakologis merupakan penanganan nyeri dengan menggunakan agens
farmakologis. Analgesik
merupakan merupakan metode yang banyak digunakan. Walaupun analgesik dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, ternyata penggunaannya tidak semudah dan seefisien yang diharapkan. Petugas medis cendrung tidak memberikan analgesik dalam penanganan nyeri, kecuali untuk kondisi yang mengharuskan. Hal ini karena adanya kekhawatiran akan informasi obat yang tidak benar, adanya kekhawatiran klien akan mengalami ketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam menggunakan analgesik terutama jenis narkotik, dan pemberian obat yang kurang tepat (Potter dan Perry, 2005:1535). Banyaknya efek samping dari penggunaan analgesik seperti gangguan saluran cerna, resiko perdarahan, masking indicators of infection, interaksi obat, reaksi hipersensitivitas, meningkatnya resiko disfungsi hepar dan ginjal, serta terbatasnya lama penggunaan
analgesik
juga
menjadi
alasan
dihindarinya
penggunaan analgesik Selain itu penggunaan analgesik dengan efikasi baik, yang terbukti efektif meredam nyeri dengan efek samping minimal disertai kemudahan dalam pemberiannya, pada sisi lain ternyata menimbulkan biaya yang tinggi, sehingga tidak semua kalangan masyarakat dapat memanfaatkannya (Hawthorn dan Redmond. 2004).
b) Penatalaksanaan Nonfarmakologis Menurut (Potter&Perry,2005) beberapa tindakan untuk menghilangkan nyeri antara lain, mengubah posisi, melakukan tindakan ritual (melangkah, berayun-ayun, menggosok), makan, meditasi, mengompres pada bagian yang nyeri. Penatalaksanaan nonfarmakologis terdiri dari berbagai tindakan penanganan nyeri berdasarkan stimulasi fisik maupun perilaku kognitif seperti foot and hand massage.Penerapan penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis dewasa ini merupakan alternatif
yang
banyak
menjadi
pilihan
dan
digalakkan
penggunaannya. Hal ini antara lain disebabkan karena hampir semua teknik penanganan nyeri nonfarmakologis dapat digunakan oleh setiap orang dan dimana saja, tidak menimbulkan cidera (non invasive), tidak menimbulkan efek samping, mudah dan murah, dan yang paling penting adalah teknik nonfarmakologi dapat meningkatkan kenyamanan sekaligus menurunkan kecemasan (stres emosi), yang tidak diperoleh seperti pada penanganan farmakoterapi (Potter dan Perry, 2005:1531). c) Penatalaksanaan Secara Holistik Penatalaksaanaan
nyeri
secara
holistic
menurut
(Mackey,1995) bisa dilakukan secara : (1) Dengan sentuhan terapeutik Sentuhan terapeutik yang berasal dari praktek kuno dengan meletakkan tangan. Pendekatan ini menyatakan bahwa pada individu yang sehat, terdapat ekuilibrium antara aliran energi didalam dan diluar tubuh, sentuhan terapeutik meliputi penggunaan tangan untuk secara sadarmelakukan pertukaran energi yang dilaksanakan selama 25 menit. Hal ini berdasarkan
penelitian telah menunjukkan sifat analgesic pada sentuhan terapeutik yaitu menciptakan respon relaksasi yang umum. (2) Dengan akupresure Teori
akupresure
mengatakan
bahwa
suatu
kekeuatan
kehidupan, dalam bentuk energi, bersirkulasi diseluruh tubuh dalam siklusyang didefinisikan dengan benar. Akupresure memungkinkan
alur
energi
meningkatkan
kondisi
yang
yangterkongesti lebih
sehat.
untuk
Akupresure
mempelajari alur energi atau meridian tubuh danmemberikan tekanan pada titik-titik tertentu disepanjang alur yang dapat menghilangkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. (3) Dengan Relaksasi Tehnik relaksasi dapat memberikan individu mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Tehnik relaksasi meliputi meditasi, yoga, zen, tehnik imajinasi dan latihan relaksasi progresif. Menurut (Potter & Perry, 2005) mencatat relaksasi dapat mengurangi aktifitas nyeri kepala sampai 50%.
BAB III PEMBAHASAN
A. Standar Operasional Prosedur 1. Pengertian Foot and hand massage adalah atau penekanan yang dilakukan pada titik-titik syaraf yang berada pada kaki dan tangan, kebanyakan titik syaraf tersebut berada pada telapak kaki dan telapak tangan. 2. Tujuan a. Menurunkan nyeri b. Melancarkan peredaran darah c. Membantu mengatasi stress 3. Persiapan Pasien Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan. 4. Persiapan Alat a. Minyak telon b. Lotion / handbody 5. Persiapan Lingkungan a. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman b. Tutup sketsel 6. Prosedur Langkah-langkah prosedur hand massage adalah sebagai berikut : a. Hand massage dilakukan dua kali sehari b. Pijat dilakukan 10-15 menit lalu di evaluasi setelah 30 menit. c. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. d. Lakukan pengukuran Tanda-tanda vital sebelum dan setelah 30 menit setelah dipijat. e. Atur posisi klien senyaman mungkin, dan hand massage dilakukan di ruangan yang tenang dan penerangan yang cukup.
f. Gunakan minyak yang bertekstur halus misalnya minyak zaitun atau minyak yang beraromaterapi karena dapat memberikan kenyamanan pada pasien dan kelembaban pada kulit. g. Jepit tangan klien (posisi supinasi) menggunakan celah antara jari manis dan kelingking. h. Pijat telapak tangan klien secara melingkar dari dalam keluar menggunakan ibu jari sebanyak 30 kali. i. Jepit tangan klien (posisi pronasi) menggunakan celah antara jari manis dan kelingking. j. Pijat punggung tangan klien secara melingkar dari dalam keluar menggunakan ibu jari sebanyak 30 kali. k. Tarik satu persatu jari klien (1 jari 3 kali tarikan). Penarikan tidak boleh mengeluarkan bunyi. l. Remas pergelangan tangan klien sebanyak 5x. m. Tarik satu persatu jari klien (1 jari 3 kali tarikan) menggunakan jepitan dua jari. Penarikan tidak boleh mengeluarkan bunyi. n. Posisikan telapak tangan klien dan perawat seperti bentuk toss tangan perawat yang lain memegang pergelangan tangan klien. o. Gerakkan tangan klien arah memutar ke kanan 5x dan kekiri 5x. p. Dorong pergelangan tangan klien ke depan 5x dan ke belakang 5x . q. Remas dan pijat tangan klien dari bawah ke atas sampai batas siku selama 5x balikan. r. Cuci tangan klien dan keringkan. s. Rapikan pasien dan tempat kembali. Langkah-langkah prosedur foot massage adalah sebagai berikut : a. Waktu pijat refleksi dapat dilakukan selama 10-15 menit. b. Setiap refleksi hanya dipijat 2-3 menit dalam sekali pemijatan. c. Bisa menggunakan minyak agar kulit tidak lecet ketika dipjat.
d. Gerakan pertama disebut dengan euflurrage yaitu memijat dari pergelangan kaki ditarik sampai ke jari-jari. Gerakan dapat dilakukan sekitar 3-4 kali. e. Gerakan kedua ini sama dengan gerakan pertama yaitu menarik dari pergelangan sampai ujung jari melewati pergelangan jari diakhiri dengan tarikan kecil pada jari. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki, dari kelingking hingga jempol. f. Setelah
itu,
dilakukan
seperti
gerakan
pertama
tetapi
dengan
mengungkapkan semua telapak tangan pada atas dan bawah telapak kaki, ditarik lembut dari pergelangan kaki hingga ke jari kaki. Gerakan ini dilakukan 3-4 kali. g. Pegang kaki seperti gambar di atas, lakukan pemijatan pada daerah tumit dengan gerakan melingkar. Penekanan pemijatan dipuasakan pada jempol tangan yang dilakukan seperti gerakan-gerakan memutar kecil secara jarum jam. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4 kali. h. Lakukan pemijatan dengan memfokuskan penekanan pada jempol, jari telunjuk, dan jari tengah dengan membuat gerakan tarikan dari mata kaki kerah tumit. Gerakan ini dilakukan sebanyak 3-4 kali. i. Lakukan pemijatan penekanan yang berfokus pada jempol, mengusap dari telapak kaki bagian atas hingga ke bawah. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali. j. Gerakan ke tujuh hampir sama dengan gerakan ke-6, tetapi gerakan ini dilakukan dengan posisi agak ke tengah dari telapak kaki. Gerakan ini dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali. k. Gerakan selanjutnya yaitu dengan membuat gerakan kecil memutar dengan memberikan sedikit penekanan yang berfokus pada jempol, gerakan ini dilakukan dari bagian atas telapak kaki bawah jempol hingga di bagian tumit tetapi telapak bagian tepi. Gerakan ini tidak dilakukan perulangan, cukup satu kali saja.
l. Gerakan selanjutnya hampir sama dengan gerakan ke-8, hanya bedanya gerakan ke-9 ini lebih di area telapak kaki bagian tengah. gerakan ini juga tidak dilakukan perulangan, cukup satu kali saja. m. Gerakan ke-10 adalah dengan melakukan penekanan pada bawah jari, seperti yang dilakukan gambar di atas. Gerakan ini dilakukan pada semua jari kaki. Gerakan ini dilakukan dengan menekan dan memberikan putaranputaran kecil searah jarum jam. Setiap jari kaki diberikan pijatan 3-4 kali. n. Gerakan selanjutnya yaitu memberikan penekanan dan gerakan memutar kecil pada area tersebut (seperti pada gambar). Gerakan yang dilakukan dapat sebanyak 4-5 kali pada titik ini saja. o. Gerakan selanjutnya dapat dilakukan dengan memutar pergelangan kaki, posisi tangan dapat dilakukan seperti pada gambar. Pemutaran pergelangan kaki dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. p. Setelah itu regangkan kaki, yaitu dengan memegang daerah pergelangan kaki dan memberikan sedikit dorongan keluar pada telapak kaki bagian atas. Gerakan ini dapat dilakukan 3-4 kali. q. Gerakan terakhir yaitu memberi usapan lembut dengan sedikit diberikan penekanan dari pergelangan kaki hingga semua ujung kaki. Gerakan ini dilakukan 3-4 kali, dan ditutup dengan mengusap satu kali dengan lembut dari atas pergelangan kaki hingga ujung kaki tanpa diberikan penekanan. r. Usahakan komunikasi pasien dengan pemijatan terjalin dengan baik, jangan membicarakan segala sesuatu yang dapat memberikan mental pasien khususnya mengenai pasien. s. Cucilah tangan sehabis memijat.
DAFTAR PUSTAKA Lowdermilk. (2013). Keperawatan Komunitas Edisi 8. Singapura : Elseiver. Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Diakses dari http://depkes.go.id pada tanggal 28 Januari 2019. WHO. (2014). Global Survei on Maternal and Perinatal Health. Potter and Perry. (2010.). Keperawatan : Konsep, proses dan praktik. Jakarta : EGC. Hartwig dalam Price, S. A dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Huriawati Hartanto, dkk (Eds), Brahm U. Pendit, dkk (penterjemah), 2006. Ed. 6, Cetakan I. Jakarta : EGC. Corwin.E.J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC. Abbaspoor Z, dkk. (2013). Effect of Foot and Hand Massage In Post-Cesarean Section Pain Control : A Randomized Control Trial. Diakses dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/ pada tanggal 28 Januari 2019. Abbaspoor Z, Akbari M, Najar S. (2013). Effect of Foot and Hand Massage InPost-Cesarean Section Pain Control : A Randomized Control Trial. Al-FirdausI. (2011). Terapi Pijat Untuk Kesehatan Kecerdasan Otak Dan Kekuatan Daya Ingat. Yogyakarta : Buku Biru. Barbara & Kevin Kunz. (2012). Pijar Refleksi Sehat Lewat Pijatan Jari. Jakarta : PT Grafika Multi Warna. David TYL. (2008). Manual Persalinan. Jakarta : EGC. Degirmen N, Ozendogan N, Sayiner D, Kosgeroglu N, Ayrancy U. (2010). Effectiveness of Foot and Hand Massage In Postcesarean Pain Control In Agroup of Turkish Pregnant Women. Hawthorn, Jan dan Redmond, Kathy. (2004). Pain : Causes and Management. First Published Blackwell Science Ltd USA. Kusmarjadi D. (2008). PROM Ketuban Pecah Dini. Diakses dari http://drdidispog. com. Nakita.(2010). Efek samping operasi cesar. Diakse dari http://kiatsehat2010.blogspot.
Potter, Patricia A dan Perry, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Yasmin Asih, dkk (penterjemah) Edisi 4. Vol. 1. Jakarta : EGC . Trisnowiyanto B. (2012). Keterampilan Dasar massage. Jogyakarta : Nuha Medika. Stillwell S.B. (2011). Pedoman Keperawatan Kritis. Jakarta : EGC . Wang HL, Keck JF, (2004) Foot and hand massage as an intervention for post operative pain. Wiknjosastro H. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Wong M F. (2012). Panduan Lengkap Pijat. Jakarta : Penerbar Plus+ .