Bab I, Ii, Iii, Modalitas Kerjasama Tim Paliatif.docx

  • Uploaded by: Safitri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I, Ii, Iii, Modalitas Kerjasama Tim Paliatif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,079
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawatan paliatif merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui upaya pencegahan dan pengelolaan gejala secara holistik, mencakup masalah fisik, psikososial dan spiritual. Dahulu, perawatan paliatif cenderung terpusat pada pasien kanker di setting Rumah Sakit, namun saat ini terjadi perluasan integrasi perawatan di berbagai pelayanan kesehatan (WHO, 2011). Pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menuju penyakit tidak menular dalam beberapa dekade terakhir secara signifikan meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas penyakit. Kematian yang terjadi lebih diakibatkan karena penyakit kronis maupun multiple organ failure (WHO, 2004). Beberapa model perawatan pasien paliatif ditawarkan untuk meningkatkan interaksi antar disiplin profesi kesehatan, salah satunya perawatan berbasis tim. Model ini diasosiasikan dengan peningkatan outcome perawatan terutama dalam perawatan pasien dengan kondisi medis yang kompleks (Wen & Schulman, 2014). Terdapat 7 model perawatan pasien yang berkelanjutan, yaitu bersifat paralel, konsultatif, kolaboratif, terkoordinasi, multidisipliner, interdisipliner, dan terintegrasi.

Kolaborasi

berbagai

perspektif

dalam perawatan kesehatan

memberikan manfaat yang beragam, baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman. Manfaat yang didapatkan tersebut bukan hanya bagi pasien atau caregiver, namun juga bagi praktisi maupun institusi pelayanan kesehatan (Leclerc et al., 2014). Perawatan paliatif merupakan pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif. Pekerja sosial merupakan bagian dari tim perawatan paliatif. Peran pekerja soaial dalam perawatan paliatif adalah untuk membantu pasien dan keluarganya mengatasi masalah pribadi dan sosial akibat dari penyakitnya (Doyle et al. 1998). Tim perawatan kesehatan utama bekerja sangat erat dengan departemen pekerja sosial dan semakin bergantung pada mereka untuk memberikan bantuan

1

perawatan pribadi, penyediaan makanan, dorongan obat-obatan, assessment keuangan dan dukungan pendampingan. B. Tujuan penulisan 1. Untuk mengetahui Definisi dari Tim Perawatan Paliatif 2. Untuk mengetahui Pelaksana Perawatan Paliatif 3. Untuk mengetahui Kekhususan tim paliatif 4. Untuk mengetahui Pendekatan Tim Multidisiplin dan Interdisiplin 5. Untuk mengetahui Peran Masing-Masing Tim Perawatan Paliatif 6. Untuk mengetahui Hambatan-Hambatan Kerja Tim Pada Perawatan Pasien Paliatif

2

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnose ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang kehilangan/berduka. (WHO, 2005) Perawatan paliatif merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui upaya pencegahan dan pengelolaan gejala secara holistik, mencakup masalah fisik, psikososial dan spiritual. (World Health Organization (WHO), 2015). Teamwork atau yang disebut sebagai tim kerja adalah satu kumpulan anggota yang tergabung menjadi satu untuk menjalankan tujuan yang sama. Dalam hal ini teamwork adalah satu kumpilan ahli medis yang bekerja untuk memberikan perawatan paliatif pada klien yang membutuhkan. Tim paliatif terdiri atas tim terintegrasi, antara lain dokter, perawat, psikolog, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, farmasi, ahli gizi, konselor spiritual dan relawan. Tim tersebut harus berpijak pada pola dasar yang digariskan oleh WHO yaitu: 1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal. 2. Tidak mempercepat dan menunda kematian klien 3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang mengganggu. 4. Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual. 5. Berusaha agar klien yang sakit tetap sakit sampai akhir hayatnya. 6. Berusaha mambantu mengatasi suasana duka cita keluarga klien.

B. Pelaksana Perawatan Paliatif 1. Dokter 2. Perawat

3

3. Ahli gizi 4. Farmasi 5. Psycholog 6. Fisioterapist 7. Konselor spiritual 8. Pekerja sosial medis 9. Relawan 10. Keluarga pelaku rawat

C. Kekhususan Tim Paliatif 1. Profesi setiap anggota tim telah dikenal cakupan dan lingkup kerjanya. 2. Para profesional ini bergabung dalam satu kelompok kerja. 3. Secara bersama, mereka manyusun dan merancang tujuan akhir perawatan, melakukan langkah tujuan pendek. 4. Bila perlu, kepemimpinan dapat terbagi di antara anggota tim, bergantung pada kondisi yang paling diperlukan oleh pasien lanjut tua. 5. Tim adalah motor penggerak semua kegiatan pasien. 6. Proses interaksi adalah kunci keberhasilan. Syarat Perawatan Paliatif : a. Menghargai otonomi dan pilihan pasien b. Memberi akses sumber informasi yang adekuat c. Ciptakan hubungan saling menghargai dan mempercayai antara pasien dengan pemberi perawatan d. Berikan dukungan bagi keluarga, anak, petugas sosial yang memberikan perawatan. e. Hormati dan terapkan nilai-nilai budaya setempat, kepercayaan / agama, dan adat istiadat Tim harus mampu mengupayakan dan menjamin agar pasien paliatif mendapat pelayanan seutuhnya yang mencakup bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual. Artinya, tidak ada anggota tim yang menjadi primadona.

4

Pemimpin tim dibantu anggotanya harus berusaha keras untuk mencapai tujuan perawatan. Kerjasama yang erat antara anggota tim perawatan paliatif dengan keluarga pasien dirasakan sebagai kebutuhan utama yang saling mendukung kelancaran perawatan, Dukungan keluarga saat masa sulit sangat penting yaitu:  Pada saat perawatan  Pada saat mendekati kematian  Pada saat kematian  Pada saat masa duka

D. Pendekatan Tim Multidisiplin dan Interdisiplin Istilah tim multidisiplin dan interdisiplin telah digunakan dalam perawatan kesehatan sejak dahulu (Fergusson, 2014). Tim multidisiplin terdiri atas praktisi dari berbagai disiplin ilmu, masing-masing mengembangkan rencana perawatan, namun bersifat independen (Lecrerc et.al., 2014) sedangkan praktik interdisipliner didefinisikan sebagai suatu kemitraan antara tim profesional kesehatan dan pasien dalam bentuk perawatan partisipatif, kolaboratif dan terkoordinasi dalam proses pengambilan keputusan bersama terhadap masalah kesehatan pasien (Orchard, Curran, & Kabene, 2005). Pendekatan tim multidisiplin dan interdisiplin memiliki kesamaan, yaitu seluruh intervensi yang dilakukan memberikan efek yang positif seperti penurunan gejala penyakit, komorbiditas, dan biaya pengobatan. Adanya kolaborasi interprofesi dari beberapa disiplin ilmu seperti dokter, perawat, fisioterapis, ahli gizi, bahkan pekerja sosial di masyarakat juga mampu meningkatkan kualitas hidup dan kepuasan pasien maupun tenaga kesehatan. Perbedaannya terletak pada tingkat interaksi, komunikasi, dan integrasi rencana perawatan pasien yang disusun oleh tim. Pada pendekatan multidisiplin, rencana perawatan yang disusun cenderung terfragmentasi karena masing-masing anggota tim merumuskan tujuan yang terpisah untuk pasien. Perawatan yang terfragmentasi dapat merugikan pasien karena dikaitkan dengan penundaan intervesi akibat buruknya koordinasi tim, duplikasi intervensi, meningkatkan biaya perawatan yang tidak perlu, dan ketidakjelasan pengobatan (Tang, 2009).

5

 Keberhasilan tim Kerjasama efektif & pendekatan interdisipliner 1.

Kerja sama efektif dan pendekatan interdisipliner

2.

Setiap anggota tim memahami peran & fungsinya

3.

Menyusun dan merancang tujuan akhir perawatan secara bersama

4.

Tidak ada anggota tim yang primadona

5.

Tim adalah motor penggerak semua kegiatan pasien

6.

Proses interaksi antar tim merupakan kunci keberhasilan utama

E. Peran Masing-Masing Tim Perawatan Paliatif 1. Dokter Dokter memainkan peran penting dalam pelayanan paliatif interdisipliner, harus kompeten di kedokteran umum, kompeten dalam pengendalian rasa sakit dan gejala lain, dan juga harus akrab dengan prinsip-prinsip pengelolaan penyakit pasien. Dokter yang bekerja di pelayanan paliatif mungkin bertanggung jawab untuk penilaian, pengawasan dan pengelolaan dari banyak dilema pengobatan sulit. 2. Perawat Merupakan anggota tim yang biasanya akan memiliki kontak terlama dengan pasien sehingga memberikan kesempatan unik untuk mengetahui pasien dan pengasuh, menilai secara mendalam apa yang terjadi dan apa yang penting bagi pasien, dan untuk membantu pasien mengatasi dampak kemajuan penyakit. Perawat dapat bekerja sama dengan pasien dan keluarganya dalam membuat rujukan sesuai dengan disiplin ilmu lain dan pelayanan kesehatan. Peran & fungsi perawat pada asuhan paliatif : a. Pelaksana perawatan : pemberi asuhan, pendidik kesehatan, kordinator, advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan b. Pengelola : manajer kasus , konsultan, kordinasi c. Pendidik : di pendidikan / di pelayanan d. Peneliti

6

7 peran utama perawat paliatif : (Degner dkk, 1991) 1) Memberikan rasa nyaman 2) Responsif selama proses kematian 3) Respon terhadap rasa marah ps / kel 4) Memberikan support perkembangan individu 5) Respon terhadap sejawat 6) Meningkatkan kualitas hidup / kualitas meninggal dengan damai 7) Respon terhadap keluarga 3. Ahli gizi a. Penyediaan, pengelolaan dan penyaluran makanan bagi penderita, baik makanan biasa maupun makanan diet b. Pelayanan gizi di ruang perawatan, terutama untuk melayani pasien yang memerlukan makanan khusus atau diet khusus c. Pelayanan konsultasi gizi d. Berbagai

kegiatan

penelitian

untuk

mengembangkan

teknologi

penyembuhan penyakit melalui pengaturan makanan dan aspek-aspek lain dari pelayanan gizi; dan e. Pendidikan bagi tenaga paramedis terutama yang bertugas di ruang perawatan bertalian dengan kegiatan pelayanan gizi di ruang perawatan (Moehji, 2003). 4. Farmasi Terapi obat merupakan komponen utama dari manajemen gejala dalam pelayanan paliatif, sehingga apoteker memainkan peranan penting. Apoteker memastikan bahwa pasien dan keluarga memiliki akses penting ke obat-obatan untuk pelayanan paliatif. Keahlian apoteker juga dibutuhkan untuk mendukung tim kesehatan dengan memberikan informasi mengenai dosis obat, interaksi obat, formulasi yang tepat, rute administrasi, dan alternatif pendekatan.

7

5. Psycholog Perannya membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial, penyakit dan kecacatan, serta memberikan dukungan emosional" konseling selama perkembangan penyakit dan proses berkabung. Masalah pribadi biasanya akibat disfungsi keuangan, terutama karena keluarga mulai merencanakan masa depan. 6. Konselor spiritual Konselor spiritual harus menjadi pendengar yang terampil dan tidak menghakimi, mampu menangani pertanyaan yang berkaitan dengan makna kehidupan. Sering juga berfungsi sebagai orang yang dipercaya sekaligus sebagai sumber dukungan terkait tradisi keagamaan, pengorganisasian ritual keagamaan dan sakramen yang berarti bagi pasien paliatif. Sehingga konselor spiritual perlu dilatih dalam perawatan akhir kehidupan (AAFP, 2011). 7. Pekerja sosial medis Perannya membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah pribadi dan sosial, penyakit dan kecacatan, serta memberikan dukungan emosional/konseling selama perkembangan penyakit dan proses berkabung. Masalah pribadi biasanya akibat disfungsi keuangan, terutama karena keluarga mulai merencanakan masa depan (Ferrell, 2007). 8. Relawan Peran relawan dalam tim perawatan paliatif akan bervariasi sesuai dengan pengaturan. Relawan datang dari semua sektor masyarakat, dan sering menyediakan link antara institusi layanan kesehatan dan pasien. Dengan pelatihan dan dukungan tepat, relawan dapat memberikan pelayanan langsung kepada pasien dan keluarga, membantu tugas-tugas administratif, atau bahkan bekerja sebagai konselor. Selain itu, dapat berperan membantu meningkatkan kesadaran, memberikan pendidikan kesehatan, menghasilkan dana, membantu rehabilitasi, atau bahkan memberikan beberapa jenis perawatan medis.

8

9.

Keluarga pelaku rawat a. Masalah keluhan fisik dalam perawatan paliatif banyak cara yang dapat dilakukan, oleh keluarga untuk membantu mengurangi keluhan yang ada, misalnya dengan relaksasi, pengaturan posisi, penyesuaian lingkungan dll. Hal tersebut dapat dilakukan keluarga dengan bimbingan dan tenaga kesehatan tim paliatif. b. Masalah perawatan pasien memandikan, melakukan perawatan mulut,kulit, membantu buang air kecil/besar pada mereka yang mengalami kelumpuhan, melakukan pembalutan pada bagian tubuh yang membengkak karena adanya sumbatan aliran getah bening adalah hal hal lain yang perlu dilakukan oleh keluarga. Pemakaian alat kedokteran misalnya oksigen nebulizer (penguap) tertentu dan perawatan stoma (lubang pada bagian tubuh tertentu untuk tujuan sesuai lokasinya), kateter, selang yang dimasukkan melalui hidung dengan berbagai tujuan juga menjadi tugas keluarga jika pasien berada di rumah. c. Masalah gangguan psikologis komunikasi yang baik antara pasien, keluarga dan tim paliatif lain akan sangat membantu mengurangi stress psikologis pasien. Selain komunikasi, menciptakan suasanan keterbukaan anggota keluarga, dan melibatkan pasien dalam mengambil keputusan terhadap tindakan yang akan dilakukan juga sangat bermanfaat. d. Masalah kesulitan sosial bagaimana keluarga bereaksi terhadap kondisi pasien akan mempengaruhi bagaimana pasien menerima keadaannya dan bagaimana berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Jadi keluarga mempunyai peran besar dalam membantu pasien. e. Masalah spiritual pasien kanker mungkin menyalahkan diri sendiri karena kondisi saat ini dianggap akibat atau hukuman dosa yang pernah dilakukan di masa lampau dan muncul ketakutan akan kematian. Anggapan bahwa dirinya tidak memiliki lagi arti dalam keluarga dan menjadi beban keluarga serta penyesalan belum dapat memenuhi keinginan keluarga sering dialami pasien kanker stadium lanjut. Keluarga sangat berperan dalam mengatasi hal ini dibantu oleh rohaniawan.

9

F. Hambatan-Hambatan Kerja Tim Pada Perawatan Pasien Paliatif 1. Pelayanan paliatif belum mendapat perhatian khusus, umumnya hanya dilakukan oleh dokter saja 2. Sulit membentuk tim, karena keterbatasan SDM 3. Faktor kerahasiaan membatasi upaya perawatan paliatif di rumah oleh anggota keluarganya 4. Kesulitan mendapatkan obat analgesik golongan opioid karena masalah hukum 5. Perawatan paliatif masih diberikan pada menjelang ajal 6. Pola pikir tenaga medis, khususnya dokter, telah dibentuk sejak masih dalam pendidikan, yakni tugas tenaga medis ialah menyembuhkan penyakit. Jadi kalau berhubung dengan keadaan penderita harus menghentikan pengobatan kuratif dan mulai dengan perawatan paliatif, ia akan merasa gagal dalam tugasnya. 7. Program-program yang tidak menghasilkan seperti Perawatan Paliatif ini, tidak menarik untuk dikerjakan. 8. Masih belum teratasinya penyakit-penyakit infeksi, kematian ibu dan anak, dan lain-lain yang masih menjadi prioritas, sehingga Perawatan Paliatif yang mulai dikembangkan untuk penyakit-penyakit keganasan belum mendapat prioritas.

10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perawatan paliatif merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui upaya pencegahan dan pengelolaan gejala secara holistik, mencakup masalah fisik, psikososial dan spiritual. (World Health Organization (WHO), 2015). Teamwork atau yang disebut sebagai tim kerja adalah satu kumpulan anggota yang tergabung menjadi satu untuk menjalankan tujuan yang sama. Dalam hal ini teamwork adalah satu kumpilan ahli medis yang bekerja untuk memberikan perawatan paliatif pada klien yang membutuhkan. Tim paliatif terdiri atas tim terintegrasi, antara lain dokter, perawat, psikolog, farmasi, ahli fisioterapi, pekerja sosial medis, ahli gizi, rohaniawan dan relawan.

11

Related Documents


More Documents from "rikakaka"